Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN DEMOKRASI DI INDONESIA DAN MALAYSIA

Demokratisasi di seluruh Negara di dunia sedang buming-bumingnya di jalankan dan di


pelajari oleh Negara-negara yang menginginkan kehidupan yang demokratis. Demokrasi
memang pada awalnya diusung oleh negara-negara barat. Mereka mengklaim kehidupan di
negara-negara barat jauh lebih demokratis dibanding kehidupan di negara-negara lain karena
mereka lebih memahami, menghormati, dan menerima suara yang berbeda. Semakin
pesatnya perkembangan zaman yang kemudian menuntut perubahan di segala bidang
kehidupan akhirnya demokratisasi diinginkan oleh seluruh Negara di dunia. Sebuah negara
dapat dikatakan demokratis apabila mengedepankan keterbukaan, kebebasan tetapi yang
bertanggung jawab dalam segala bidang kehidupan manusia, penghormatan terhadap kaum
minoritas di negara tersebut. Dan masih banyak indikator yang lain yang bisa digunakan
untuk melihat isu demokrasi di suatu Negara.
Berlanjut dengan hal diatas kita bisa membandingkan suatu Negara dengan Negara lain
didalam menjalankan demokratisasi dinegaranya masing-masing. Seperti yang saya akan
bicarakan di bawah ini yaitu perbandingan demokratisasi di Indonesia
dan Malaysia. Tapi sebelum itu saya akan menjelaskan terlebih dahulu istilah  dari kata
demokrasi.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke5
SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejakabad ke 18, bersamaan
dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos yang
berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih
kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.1
Perkembangan demokrasi di Indonesia
Demokrasi secara utuh di Indonesia berjalan pada tahun 1999 dimana rakyat Indonesia baru
untuk pertama kalinya boleh menentukan hak pilihnya secara demoktratis setelah lebih dari
40 tahun sejak 1955 Indonesia mengadakan pemilihan anggota parlemen. Indonesia
setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai versi, yaitu:
 Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan.
 Kedua adalah demokrasi terpimpin, ketika Presiden Soekarno membubarkan
konstituante dan mendeklarasikan demokrasi terpimpin.
 Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden
Soeharto.
 Keempat yaitu demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi
Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa
memberikan pelajaran berharga bagi kita.
Dan di tahun Tahun 1999 ini lah rakyat Indonesia baru merasakan adanya pemilihan yang
transparan dan bebas. Dimana Spanduk-spanduk yang terpancang di berbagai tempat umum
dan propaganda melalui media umum, sepert radio, televisi, pemerintah mempropagandakan
janji-janjinya yaitu: " Pemilihan parlemen musti dijalankan secara aman, langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil".
Ditahun ini pula masyarakat mulai berani berbicara secara lantang tentang masa depan negeri
ini. Masyarakat Indonesia mulai menyadari bahwa kedepan nanti negeri ini akan bisa lebih
dewasa untuk memahami arti dari demokrasi seperti Negara-negara yang sudah menerapkan
system demokrasi ini terlebih dahulu.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama
lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga
lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks
and balances.2
Satu hal yang paling krusial dalam konteks penerapan demokrasi di Indonesia adalah,
kehadiran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai sebuah lembaga legislasi baru yang
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi wajah demokrasi, khususnya
keterwakilan rakyat yang berada di daerah untuk sama-sama merasakan keadilan dan
pemerataan dalam pembangunan. Dalam konteks demokrasi, mekanisme pemilihan anggota
DPD yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentunya menjadikan anggota DPD
adalah orang-orang yang mendapat legitimasi secara utuh dari masyarakat. Dan hal ini
tentunya menjadi wajar apabila sebagai sebuah lembaga, DPD memiliki suatu otomomi
dalam menjalankan fungsi legilasinya.
Tetapipada realitasnya, anggota DPD ternyata berada dalam ketidakberdayaan dikarenakan
sistem dan perundang-undangan yang membatasi mereka untuk memberikan kontribusi lebih
bagi daerah. Mungkin ini adalah suatu bagian dari rekayasa demokrasi yang tidak utuh.
Sehingga kehadiran DPD sebagai sebuah lembaga tinggi negara dibuat tidak berdaya didalam
statusnya yang penuh dengan nilai prestisius.
Setelah berlangsung cukup lama yaitu dari tahun 1999 sampai tahun ini secara umum proses
demokrasi di Indonesia memang masih lebih condong pada suatu pembentukan dari atas ke
bawah (tergantung dari elite politik). Karena proses demokrasi di Indonesia dalam kehidupan
politik masih sangat situasional, seperti dalam momentum pemilu nasional ataupun daerah,
dimana otoritas dan hak masyarakat didalam menyampaikan suara benar-benar diakui, da
itupun jika tidak ada manipulasi atau kecurangan dalam pemilu.
Oleh karena itu proses pendewasaan demokrasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih
sangat dipengaruhi oleh peranan kelembagaan, baik dalam organisasi, partai politik hingga
lembaga negara. Dalam situasi seperti ini, maka yang harus menjadi perhatian adalah
pembagian wewenang yang proporsional didalam lembaga-lembaga tersebut. Sehingga
meminimalisir terjadinya monopoli dan penyalahgunaan otoritas didalam mengambil sebuah
kebijakan.
Perkembangan demokrasi di Indonesia juga membawa hal yang negatif bagi Negara kita,
yaitu melemahnya perekonomian di republik Indonesia. Hal seperti ini umum terjadi di suatu
Negara ketika demokrasinya sedang berkembang. Tapi di satu sisi seluruh rakyat Indonesia
mendapatkan medali demokrasi dari International Association for Political Consultant
(IAPC) karena Indonesia dinilai telah berhasil dalam mengembangkan dan mempraktikkan
demokrasi seperti terbukti dengan terselenggarakannya pemilihan umum parlemen dan dan
pemilihan presiden secara damai.3
Ini membuktikan bahwa Indonesia telah bersungguh-sungguh menjalankan dan memahami
tentang Demokrasi.
Perkembangan demokrasi di Malaysia
Malaysia sebagai Negara tetangga Indonesia yang memiliki dominasi penduduk yang
beragama islam sama dengan Indonesia memiliki perbedaan system demokrasi dengan
Indonesia. Malaysia mengamalkan sistem Demokrasi Berparlemen di bawah Raja
Berperlembagaan dengan Seri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agung sebagai Ketua
Negara. Perlembagaan negara telah dirubah dengan mengadakan syarat-syarat untuk
pengamanan sistem ini. Salah satu syarat sistem Demokrasi Berparlemen adalah pembagian
kuasa kepada tiga bagian di dalam pemerintahan, yaitu Perundangan, Kehakiman dan
Eksekutif.
Malaysia juga merupakan sebuah negara yang mengamalkan sistem Demokrasi berasaskan
kepada sistem Persekutuan. Sehubungan dengan itu, beberapa provinsi yang ada di Malaysia
seperti Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak , Selangor, Negeri Sembilan, Melaka, Johor,
Pahang, Terengganu, Kelantan, Sarawak dan Sabah telah menyetujui konsep perubahan
Negara Malaysia. Setiap provinsi yang terlibat telah menyerahkan sebahagian kuasa masing-
masing, seperti keuangan, pertahanan, pendidikan, dan lain-lain. Kepada perlembagaan
Malaysia yang sudah di atur oleh kerajaan pusat. Dan ada beberapa perkara-perkara yang
harus ditangani sendiri oleh masing-masing provinsi-provinsi yang ada di Malaysia.
Sebagai sebuah negara Raja yang memiliki lembaga, maka diperlukan perlembagaan institusi
Yang Di-Pertuan Agung seperti Raja-raja melayu di sembilan provinsi dan majelis Raja-raja
tetapi Baginda tetap diberi kuasa untuk memelihara adat istiadat orang Melayu dan
Pentadbiran Agama Islam di negeri masing-masing.
Kedudukan Parlemen Malaysia terdiri daripada tiga komponen yaitu :
1.      Yang Di-Pertuan Agong
2.      Dewan Negara
3.      Dewan Rakyat
Setelah perkembangan politik yang di alami Malaysia akhirnya pada pemilihan umum tahun
ini banyak kemajuan demokrasi yang telah di tunjukkan Malaysia kepada dunia.
Salah satu aspek penyelenggaraan pemilihan umum. Malaysia, ternyata sudah memiliki
sistem yang baku, sehingga pemilihan umum dapat dianggap sebagai rutinitas
penyelenggaraan negara. Tidak perlu UU baru dan tidak ada masalah dengan peserta Pemilu.
Meskipun mendadak, Pemilu bisa diselenggarakan. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi di
Indonesia. Babak baru bagi kehidupan demokrasi Malaysia pun lahir. Demokrasi yang
menekankan sebuah metodologis untuk menghasilkan rotasi kekuasaan dan fungsi
recruitment politik tercermin dalam pemilu kali ini. Barisan Nasional menjalankan fungsi alat
politik cukup superior memimpin Malaysia. Barisan Nasional sebagai koalisi yang
memerintah Malaysia sejak merdeka pada 1957 akhirnya akan mengalami kesulitan karena
akan berhadapan dengan kelompok oposan di parlemen. Artinya terbuka keran lebar bagi
kelompok oposan untuk masuk dalam jabatan politik dan menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya. Perkembangan ini sangat membagakan Malaysia karena didalam sistem demokrasi
yang di jalankan Malaysia tidak mempengaruhi perekonomiannya. Melainkan Malaysia dapat
menikmati kemajuan ekonomi di atas rata-rata Negara lain.
Malaysia juga berada di jajaran terdepan dalam proses industrialisasi. Selain itu, sebagai
dampak dari tingginya pertumbuhan ekonomi jumlah kelas menengah Malaysia meningkat
tajam. Meski dapat mewujudkan kesejahteraan, sistem politik yang ada saat ini dianggap
tidak populer.
PERBEDAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DAN MALAYSIA
Masing-masing Negara diatas memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yaitu:
 Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak partai (multi partai) didalam
menjalankan demokrasi harus lebih banyak belajar lagi, karena didalam menjalankan
pemilihan umum Indonesia harus mempunyai banyak waktu untuk mematangkan dan
mempersiapkan pemilihan umum tersebut. Beda dengan Malaysia yang sewaktu-waktu bisa
mempercepat pemilihan umumnya tanpa berpikir ribet.
 Didalam menjalankan serta mengembangkan demokrasi di Indonesia, pemerintah
tidak bisa menyelaraskan dengan pengembangan perekonomian dimana Indonesia Cuma bisa
mengonsentrasikan diri pada pengembangan demokrasi saja dan akhirnya perekonomian
tidak begitu berjalan dengan baik. Lain dengan Malaysia yang bias memusatkan perhatiannya
dalam dua tersebut.
 Dilain hal Indonesia mendapatkan satu penghargaan yang sangat berarti bagi
pengembangan demokrasi di Indonesia yaitu perolehan medali demokrasi dari IAPC atas
kesuksesan telah mempraktekkan demokrasi di Indonesia dan hal ini tidak diperoleh oleh
Malaysia.
 Perbedaan Demokrasi paling nyata yang membedakan Indonesia dan Malaysia adalah
Malaysia bermuara pada sistem politik monarkhis (kerajaan) dan pengaruh islam yang sangat
kuat. Peran yang masih kuat dari kerajaan turut mempengaruhi proses demokratis di
Malaysia.
KESIMPULAN
Saya bisa menarik kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa demokrasi belum bisa berjalan
secara beriringan dengan keadaan perekonomian. Kita bisa liat di antara kedua Negara di
atas. Dengan sistem demokrasi yang berbeda menempatkan kedua Negara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan seperti yang tertuang diatas. Apapun bentuk demokrasi yang
di jalankan masing-masing Negara, tetap hal utama yang harus di lihat agar demokrasi
tersebut berjalan dengan lancar adalah kerjasama dan hubungan masyarakat dengan
pemerintah harus sejalan.

DAFTAR PUSTAKA
 www.google.com, Harian Umum Pelita, Pemilihan Umum Di Malaysia, 7 Mei 2008
 www.republika.co.id, Demokrasi Malaysia Tak Mengenal Kabinet Pelangi, diakses  1
Mei 2008
 www.google.com, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Malaysia, diakses 1 Mei
2008
 www.google.com, Perkembangan Demokrasi Hambat Pertumbuhan Ekonomi RI,
diakses 1 Mei 2008
         http://gungbayou.blog.friendster.com/2008/05/teori-perbandingan-politik/
1Google.com, sejarah dan perkembangan demokrasi, diakses tanggal 1 Mei 2008
2 Google.com, sejarah dan perkembangan demokrasi, diakses tanggal 1 Mei 2008
3 Harian Umum Sore Sinar Harapan, Rakyat Indonesia Peroleh Medali Demokrasi, Senin 12
November 2007

Anda mungkin juga menyukai