Anda di halaman 1dari 9

 PENYIMPANGAN

ORDE LAMA
Orde Lama adalah era pemerintahan yang membawa Indonesia semakin maju dari
belenggu penjajahan sebelum kemerdekaan, tetapi pada periode ini juga banyak
penyimpangan yang dilakukan dalam pemerintahannya. Penyimpangan – penyimpangan ini
juga tidak luput dari sejarah NKRI dan perlu kita ketahui sebagai bagian dari sejarah
Indonesia yang turut memberi makna proklamasi kemerdekaan Indonesia. Beberapa bentuk
penyimpangan pada masa orde lama di era Presiden Soekarno terjadi pada beberapa bidang
seperti berikut ini.
Penyimpangan UUD 1945
Undang – undang Dasar 1945 yang dibentuk dan diresmikan sebagai dasar negara kesatuan
RI pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI,
menjadi dasar hukum yang mengatur tentang tata cara kehidupan berbangsa dan bernegara
di tanah air Indonesia. Sayangnya di era Orde Lama terdapat berbagai penyimpangan
terhadap UUD 1945 yang dibuktikan dengan:
1. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
Bunyi maklumat ini adalah “Sebelum MPR, DPR, dan DPA terbentuk, maka
segala kekuasaan dilaksanakan oleh Presiden dengan bantuan komite nasional”.
Maka Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk menjadi lembaga pembantu
presiden mengalami perubahan fungsi, melalui maklumat ini KNIP diberi kekuasaan
dan kewenangan secara legislatif untuk berpartisipasi menerapkan Garis Besar
Haluan Negara (GBHN). Padahal tugas ini seharusnya dilakukan oleh DPR dan
penetapan GBHN seharusnya dilakukan oleh MPR. Ketahui mengenai sejarah pemilu
pada masa orde lama , sejarah pemilu 1955 dan sejarah singkat pemilu di Indonesia.

2. Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945


Maklumat yang dikeluarkan oleh Presiden ini merupakan penyimpangan
pada masa orde lama terutama pada konstitusi yang ada pada waktu itu. Dalam
maklumat ini dinyatakan perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia. Sistem
pemerintahan yang tadinya berbentuk kabinet presidensiil berubah menjadi sistem
pemerintahan kabinet parlementer. Perubahan sistem pemerintahan ini berdasarkan
usulan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP). Perubahan sistem
pemerintahan seperti yang diketahui seharusnya tidak bisa dilakukan hanya melalui
maklumat presiden saja, melainkan harus melalui tahapan – tahapan yang lebih
kompleks dan melibatkan berbagai unsur pendukung sistem pemerintahan.

3. Perubahan Bentuk Negara


Masa ini Indonesia mengalami perubahan bentuk dari negara kesatuan
menjadi negara serikat. Perubahan ini diberlakukan mulai 27 Desember 1949 sebagai
hasil dari Kesepakatan Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan Belanda.
Hasilnya membuat Indonesia terpecah menjadi 16 negara bagian. Ini adalah salah
satu bentuk pelanggaran terhadap konstitusi karena negara Indonesia dibentuk
untuk menjadi suatu kesatuan. Akan tetapi dengan perubahan bentuk negara ini
menjadi penyimpangan masa orde lama yang memecah bangsa karena adanya
banyak perbedaan yang sulit disatukan.

4. Pelanggaran Pada Aturan Legislatif

Penyimpangan pada masa orde lama di era RIS terjadi pada bidang legislatif
berupa kekuasaan bersama yang dilakukan oleh DPR dan Senat. Senat adalah
perwakilan daerah yang ditunjuk untuk mewakili negara bagian dalam sistem
pemerintahan pusat. Bentuk kerjasama dalam mengatur kekuasaan tersebut tidak
membuat sistem pemerintahan menjadi lebih baik tetapi memecah belah karena
adanya perbedaan pendapat antara DPR dan Senat. Sudah pasti akan terjadi
dualisme pendapat dan pandangan ketika berlangsungnya musyawarah tingkat
pusat.

5. Penyimpangan UUDS
UUDS mulai diberlakukan sejak tanggal 17 Agustus 1950 setelah konstitusi
RIS dianggap gagal dalam mempersatukan bangsa dan menjaga kedaulatan negara.
Maka sejak itu UUD Sementara diberlakukan pada tanggal 17 Agustus 1950 sambil
menunggu hasil pemilihan umum yang tujuannya untuk menyusun konstitusi baru.
Namun keberadaan UUDS tidak juga berjalan lancar. Masih ada banyak
penyimpangan yang dilakukan pemerintah dalam menerapkannya, antara lain
berupa penetapan presiden yang berbentuk Undang – Undang. Pada masa ini
presiden memiliki hak untuk mengeluarkan dan menetapkan satu produk di bidang
legislatif tanpa persetujuan DPR lebih dulu. Ini adalah pelanggaran konstitusi dan
penyimpangan masa orde lama karena aturannya untuk membuat Undang – undang
harus melibatkan DPR.

6. Presiden Membubarkan DPR


Berikutnya penyimpangan pada masa orde lama dalam sejarah DPR dan
sejarah MPR adalah bahwa presiden membubarkan DPR yang dibentuk di era
berlakunya UUDS. Setelah itu dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPRGR) dan anggotanya dipilih untuk membantu kerja presiden serta melaksanakan
Demokrasi Terpimpin.

7. Perubahan Aturan Pembentukan MPRS


Presiden membentuk MPRS dengan penetapan dan pemberhentiannya
dilakukan juga oleh presiden berdasarkan wewenangnya yang dimiliki pada saat itu
berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Hal ini tentu saja menjadi suatu
penyimpangan masa orde lama lagi karena bertentangan dengan UUD 1945 yang
mengatur pemilihan umum sebagai syarat memilih anggota legislatif. MPR juga
tunduk kepada Presiden yang memiliki kekuasaan besar terhadap MPR sehingga
setiap keputusan MPR berasal dari Presiden. Padahal sesuai UUD 1945, MPR dan
Presiden memiliki kedudukan yang sejajar dengan tugas masing – masing dan harus
saling berkoordinasi.

8. Perubahan Ideologi
Penyimpangan pada masa orde lama ini terjadi dengan mengganti Pancasila
menjadi Nasakom, yang merupakan akronim dari Nasionalisme, Agama dan
Komunisme yang dikeluarkan oleh Presiden untuk menghubungkan tuntutan
kelompok utama dalam politik yang berlangsung di Indonesia pada saat itu.
Kelompok utama tersebut adalah nasionalisme dari PNI, agama dari NU, dan
Komunisme dari PKI. Hal ini tentu saja menyimpang dari sejarah lahirnya Pancasila
yang awalnya diniatkan untuk menjadi ideologi negara satu – satunya.

9. Politik Mercusuar

Politik ini adalah cara berpolitik yang tujuannya untuk menaikkan nama
Indonesia di forum Internasional. Tujuannya agar Indonesia dapat menjadi
mercusuar bagi New Emerging Forces, yaitu suatu blok baru yang berisi para negara
berkembang yang ingin menyaingi blok barat dan timur. Untuk itu Soekarno
membangun banyak sekali ikon atau landmark seperti Gelora Bung Karno, Monumen
Nasional (Monas), Jakarta Bypass, Jembatan Ampera. Akan tetapi cara ini tidak
berhasil mencapai tujuannya, dianggap sebagai pemborosan dan mendatangkan
banyak kerugian berupa pendapatan ekspor serta devisa yang menurun, inflasi dan
korupsi yang memicu demonstrasi massal.

10. Poros Jakarta Peking


Ini adalah kerjasama antara Indonesia dan Cina yang merupakan negara
berpaham Komunis, yang dilakukan oleh Soekarno karena mengalami desakan
konfrontasi dengan Malaysia. Bantuan negara besar diperlukan maka pemerintah
menjalin kerjasama dengan Cina, juga karena Indonesia baru merdeka dan posisinya
memerlukan banyak suara di PBB yang dikuasai oleh negara – negara kapitalis. Poros
Jakarta Peking telah memperkuat prinsip komunis di Indonesia yang bertentangan
dengan dasar negara Pancasila, yang dikemukakan sendiri oleh Soekarno.

Penyimpangan masa orde lama juga terjadi ketika diputuskan bahwa


Soekarno menjadi presiden seumur hidup, tidak sesuai dengan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa masa jabatan Presiden hanya lima tahun dan bisa dipilih
kembali. Penetapan MPRS no. 3 Tahun 1963 mengukuhkan penetapannya menjadi
Presiden seumur hidup, yang bertujuan untuk menghalangi ideologi komunis untuk
berkuasa di Indonesia. Puncak penyimpangan pada masa orde lama adalah peristiwa
G30S PKI, yang terjadi karena peningkatan paham komunis dan PKI karena adanya
paham Nasakom.
ORDE BARU

Pada masa orde baru tahun 1966-1998 untuk menggantikan demokrasi Orde Lama,
Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. Beliau berasal dari kalangan militer yang tegas
dalam memimpin pemeintahannya. Sejak pertama kali Soeharto maju menggantikan Ir.
Soekarno, beliau mengatakan akan melaksanakan nilai-nilai luhur pancasila dan UUD I945
secara murni sebagai bentuk kritikan pada orde lama melalui P4 (Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Namun, seiring
perkembangannya,  kelebihan dan kekurangan orde baru mulai terasa, pemerintahan
dibawah Soeharto malah dianggap melakukan banyak pelanggaran yang bertentangan
dengan Pancasila hingga disebut pemimpin dengan sistem politik komunis.
Bentuk Penyimpangan Pancasila pada Masa Orde Baru
Adapun bentuk-bentuk penyimpangan Pancasila yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde
Baru, diantaranya adalah :

1. Pancasila sebagai dasar negara malah diredusir, disalahartikan bahkan


disalahgunakan oleh Soeharto sebagai simbol kekuasaanya.
2. Pancasila dijadikan sebagai alat untuk menguasai rakyat sehingga pemerintah Orde
Baru dapat melegitimasi kelanggengan masa jabatannya.
3. Pancasila sebagai sumber nilai dibuat seakan kabur (blurred) oleh banyaknya praktik
penyimpangan dan segala bentuk kebijakan yang belindung di balik fungsi pokok
Pancasila. Jadi siapapun yang menentang kebijakan tersebut dianggap telah
menentang Pancasila.
4. Penyimpangan terhadap asas kekeluagaan yang terkandung di dalam kelima sila
Pancasila, yakni Soeharto hanya mempercayakan orang-orang terdekatnya untuk
menguasai perusahaan besar negara dan pengelolaan sumber daya alam di
Indonesia hingga menjadi ajang praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
5. Soeharto memimpin negara dalam bentuk keotoritarian padahal Indonesia adalah
negara demokrasi yang mengutamakan rakyat, dari, untuk dan oleh rakyat.
6. Fungsi Pancasila digunakan sebagai alat meleburkan heterogenitas sehingga
membuat kelompok-kelompok minoritas tersingkir. Kemudian timbulah masalah
SARA oleh kelompok etnis Tionghoa yang berada di Indonesia.
7. Seluruh bentuk organisasi, sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan
lainnya harus menerapkan Pancasila. Padahal hal itu hanya bagian dari agenda
tersembunyi untuk melanggengkan pemerintahan Orde Baru pada masa itu.
Pancasila hanya sebagai indoktrinasi masal.
8. Penyimpangan Pancasila lainnya adalah stabilisasi Soeharto yang melarang adanya
kritikan-kritikan untuk menjatuhkan pemerintah. Kritikan tersebut dianggap
menggangu ketidakstabilan negara sehingga Soeharto sering melakukan kekuatan
militer bagi siapapun yang berani mengkritik pemerintah.
9. Berbeda dengan ciri-ciri demokrasi orde lama, dalam masa orde baru, diterapkannya
demokrasi sentralistik yaitu demokrasi yang berpusat pada pemerintah, lembaga
legislatif, eksekutif dan yudikatif dipegang kendalinya oleh Presiden.
Sebab adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila tersebut, timbulah
masalah-masalah yang berakibat dari penyimpangan itu, diantaranya adalah:

1. Merajalelanya praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)


2. Pembangunan yang tidak merata sebab terlalu fokus di daerah pusat
3. Kesenjangan pembangunan terjadi di beberapa daerah, salah satunya adalah Aceh
dan Papua
4. Timbulnya jenis jenis pelanggaran HAM
5. Kebebasan PERS sangat terbatas
6. Bertambahnya kesenjangan ekonomi (pendapatan) antara warga miskin dan kaya
7. Kebebasan masyrakat untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat tidak dipenuhi
8. Beberapa lembaga kenegaraan tidak befungsi semestinya
9. Pemilu hanya menjadi sarana untuk melanjutkan kekuaasaan Soeharto
10. Pemerintah ikut campur terhadap kekuasaan kehakiman, pengangkatan pejabat dan
elit politik
11. Memiliki sumber daya keuangan yang sangat besar
12. Munculah penindasan secara fisik, seperti pembunuhan orang di Timor-Timur, Aceh,
Irian Jaya dan kasus lainnya
13. Banyak kasus yang tidak menceminkan keadilan, salah satunya adalah kasus
Marsinah, kasus Kedung Ombo, kasus Jamsostek dan lainnya

MASA REFORMASI
Masa Reformasi di Indonesia dimulai pada runtuhnya rezim Orde Baru yaitu sejak
tanggal 21 Mei 1998. Presiden pertama pada era reformasi adalah B.J. Habibie, presiden ke-
3 RI. Masa Reformasi terus berlangsung hingga sekarang. Selama proses reformasi
berlangsung, banyak peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam sejarah. Salah satunya adalah
peristiwa Trisakti yang menyebabkan empat mahasiswa tertembak, dan menimbulkan
gelombang demonstrasi dimana-mana. Selain itu, proses reformasi ini juga menyebabkan
Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, dan digantikan oleh Presiden B.J.Habibie.
Peristiwa tersebutlah melahirkan masa reformasi di Indonesia. Setidaknya dari proses
reformasi yang terjadi, ada tiga tuntutan gerakan reformasi yang diajukan pada masa itu,
diantaranya adalah:

 Berantas KKN
 Turunkan Presiden Soeharto dari kursi pemerintahan
 Hapuskan dwifungsi ABRI

Jika dilihat dari peristiwa reformasi yang terjadi di Indonesia tersebut, sudah
menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga merugikan
rakyat maupun negara. Dimana jika dilihat dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
masa reformasi yang berlangsung di Indonesia dimulai sejak runtuhnya orde lama dibawah
kepemimpinan Presiden Soeharto, dan dipimpinnya Indonesia oleh Presiden Habibie. Pada
masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu di
interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai
dengan kenyataan pada zaman saat itu.
Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah
sosial-ekonomi yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun
dipertanyakan. Pancasila di masa reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila di masa
orde lama dan orde baru. Karena saat ini debat tentang masih relevan atau tidaknya
Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan
mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa
lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian dari pengalaman buruk di
masa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran.
Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa orde
baru dan orde lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus di hadapi. Tantangan itu adalah
KKN yang merupakan masalah yang sangat besar dan sulit untuk di tuntaskan. Pada masa ini
korupsi benar-benar merajalela. Para pejabat negara yang melakukan korupsi sudah tidak
malu lagi. Mereka justru merasa bangga, ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung
KPK dengan melambaikan tangan serta tersenyum seperti artis yang baru terkenal. Selain
KKN, globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia Karen semakin lama ideologI Pancasila
tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada masa ini bersifat
terbuka, lebih bebas, dan nyata. Menjadikan Pancasila sebagai ideologi tanpa
memperhatikan kerelevannya. Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang
reformasi ini guna meraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak terjadi
perbenturan kepentingan politik, pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum,
menurunnya rasa persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di beberapa
daerah, pergantian presiden secara singkat di era reformasi. Diantara nya bukti-bukti
penyimpangan dari era reformasi, yaitu :

1. Organisasi Gerakan Papua Merdeka


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun
1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari
pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua
dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang
lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun
1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda
menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang
merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari
tangan satu penjajah kepada yang lain.
2. Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme
Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme
Indonesia yang sebelumnya telah ada.
3. Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering kali
para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan
suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di
depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi
dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu
adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya
dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang
ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil
dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada
rakyat.
4. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan
alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini
sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang
masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya
adalah ketidak merataan pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di
Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka
kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan
sosial masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.
5. Ketimpangan dalam Pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan
banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program
untuk mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya
Operasional Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih belum merata diseluruh
wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu program
sekolah gratis 9 tahun yang berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum bisa meratakan
pendidikan di wilayah DKI Jakarta.
6. Ketimpangan dalam Pelayanan Kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia.
Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan
kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin)
sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang sakit” karena biaya berobat di
Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas.

Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, 2012, Pancasila Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani, Kencana, Jakarta
P.J Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, penerbit Kanisius, 2008

 PLAKSANAAN
MASA ORDE LAMA
Masa orde lama terjadi selama 20 tahun lamanya, dimulai sejak proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 hingga berakhir di tahun 1966.
Dalam masa orde lama ini terdiri atas 3 periode penerapan Pancasila:

 Tahun 1945-1950
 Tahun 1950-1959
 Tahun 1956-1965

Tahun 1945-1950
Pada awal-awal kemerdekaan, terdapat beberapa oknum yang sengaja ingin
mengubah ideologi Pancasila sebagai dasar hidup bangsa Indonesia melalui beberapa
pemberontakan. Salah satunya adalah pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
(DI/TIII) yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
Ia membentuk NII. Tujuan utama didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) adalah untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syariat islam. Namun, akhirnya usaha
penggantian tersebut dapat digagalkan.

Tahun 1950-1959
Masa Orde baru terjadi pada tahun 1955 hingga 1960. Pada periode ini dasar negara
tetap Pancasila, akan tetapi penerapannya lebih diarahkan kepada ideologi liberal. Hal
tersebut dapat dilihat dalam penerapan sila keempat yang tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan menggunakan suara terbanyak (voting).
Pada periode ini persatuan dan kesatuan NKRI mendapat tantangan yang berat
dengan munculnya beberapa pemberontakan, diantaranya Republik Maluku Selatan (RMS),
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta) yang ingin berusaha melepaskan diri dari NKRI.
Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah
Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas
pemerintahan.

Tahun 1956-1965
Terjadi beberapa kasus yang cukup mencekam. Lagi-lagi, PKI berusaha untuk
menggeser ideologi Indonesia yang akan digantikan dengan ideologi komunis. Hingga
meletuslah tragedi G30S/PKI yang dipimpin oleh D.N Aidit.

MASA ORDE BARU


Masa Orde Baru dalam pemerintahan dimulai dengan masa transisi yang singkat
yaitu pada tahun 1966-1968. Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.
Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan mengusung konsep Demokrasi
Pancasila. Soeharto dikenal sebagai tokoh utama Masa Orde Baru, prestasinya mampu
membubarkan PKI dari kancah politik Indonesia yang cukup mengancam stabilitas nasional.
Soeharto memberikan secercah harapan kepada masyarakat akan penerapan
Pancasila sesuai dengan semestinya. Namun pada kenyataannya, antara masa order lama
dan baru tetap sama saja. Sistem pemerintah pun tetap bersifat diktator.

MASA REFORMASI
Pada masa ini, keinginan untuk mengubah Ideologi Pancasila sudah menipis.
Masyarakat lebih dihadapkan dengan gaya hidup bebas mengikuti perkembangan zaman
disertai dengan munculnya globalisasi.
Masyarakat terutama generasi muda tidak terlalu memperdulikan penerapan
Pancasila dalam kehidupannya. Hal yang cukup dikhawatirkan adalah jika muncul kehadiran
ideologi lain yang berhasil disusupi oleh kemajuan teknologi saat ini dan berhasil menaruh
hati kepada generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai