Anda di halaman 1dari 30

TUGAS 1

MAKALAH PENGENALAN JEMBATAN

Oleh :

IVANNY ZERLINA PUTRI

KELAS 4H (4MRK T1)

PROGRAM STUDI D-V MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
A. Definisi Jembatan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari
jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan
menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan
jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga
pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para
pengguna jembatan.

B. Macam-Macam Jembatan
1. Berdasarkan Fungsinya
a. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi


jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta apiataupun jalan raya.
Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau
kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari
infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan
(traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas
jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati
ruas jalan tersebut.
b. Jembatan jalan kereta api (railway bridge)

Jembatan Cikubang adalah jembatan kereta api yang


menghubungkan kota Bandung dengan kota Jakarta. Jembatan ini terletak
di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jembatan ini
memiliki empat pilar baja seberat sekitar 110 ton.[1] Jembatan Cikubang
merupakan jembatan kereta api terpanjang di Indonesia dengan panjang
300 meter. Jembatan Cikubang mulai digunakan sejak tahun 1906 dan
masih saat ini masih kukuh berdiri dengan tinggi 80 meter dari dasar
sungai Cikubang. Pembangunan jembatan ini berkaitan dengan
pembangunan jalur kereta api Cikampek-Purwakarta-Bandung yang
dimulai antara tahun 1881 – 1884 oleh perusahaan kereta api Staats
Spoorwegen (SS).
Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan
kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau
menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan,
sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bus (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk
memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda,
tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu.
2. Berdasarkan Material yang Digunakan
a. Jembatan Kayu (Log Bridge)

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi


konstruksi yang sangat mudah, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat
dari material kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat
dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern.
b. Jembatan Baja (Steel Bridge)

Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan


sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan
penggantung kabel, pada jembatan baja saya akan menerangkan jembatan
rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang
membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk
mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang
tersebut terdiri dari batang tarik dan batang tekan.
c. Jembatan Beton (Concrete Bridge)

Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan


pada abad ke 19, industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton
banyak digunakan untuk jembatan lengkung dan konstruksi bagian bawah,
jembatan beton bertulang pertama kali dibangun setelah ditemukannya
teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada
tahun 1875.
Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk
jembatan dengan bentang pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan
semakin meningkat pada abad ke 20. Slab dan gelagar jembatan beton
bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek untuk
beberapa dekade.
d. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)

Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang


bentang 800 ft yaitu 250 meter atau bentang seri 1000 ft yaitu 300 meter.
Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak bentang dapat mencapai
1500 ft yaitu 450 meter.
e. Jembatan Komposit (Compossite Bridge)

jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan


sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga
menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi
antara bahan konstruksi baja dengan beton bertuang, yaitu dengan
mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang
sebagai plat lantai jembatan.
f. Jembatan Bambu

Merupakan jembatan sederhana yang materialnya terbuat dari


bamboo, seperti yang sudah saya tulis pada jembatan dengan material
kayu, jembatan ini cukup dikenal oleh manusia dan banyak dijumpai,
pembuatanya juga tidak memerlukan perlatan modern sehingga mudah
dirancang oleh manusia dengan peralatan yang seadanya contohnya dibuat
seperti anyaman, jembatan dengan material bambu digunakan pada
jembatan pendek dan tidak terlalu panjang.
g. Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata

Jembatan jenis ini seluruh struktur baik srtuktur atas dan struktur
bawah dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan jenis
jembatan dengan system gravitasi yang kekuatanyamengandalkan dari berat
struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung
dibagian bentang yang harus menahan beban utama.
3. Berdasarkan Lokasinya
- Jembatan di atas sungai atau danau,

- Jembatan di atas lembah,


- Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),

-
- Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),

- Jembatan di dermaga (jetty).

4. Berdasarkan Tipe Strukturnya


- Jembatan plat (slab bridge),
Elemen struktur horizontal yang berfungsi untuk menyalurkan beban mati
ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem
struktur.
- Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
Plat beton prategang yang biasa digunakan untuk bentangan yang lebih
panjang pada jembatan.
- Jembatan gelagar (girder bridge),
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat
dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan
menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku dengan pelat
yang merupakan lantai lalu lintas. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 5 – 40 meter.
- Jembatan Rangka

Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar


berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya
sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan tertua dan dapat dibuat dalam
beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung atau kantilever.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 – 100 meter.
- Jembatan pelengkung (arch bridge),

Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai


kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang
membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk – bentuk lainnya adalah
bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan tidak
diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan lengkung
hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe
lengkung lebih efisien digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100
– 300 meter.
- Jembatan gantung (suspension bridge),

kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak
terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak
pada kabel. Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat
ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi
kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung
dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian
dari struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan untuk panjang
bentang sampai 1400 meter.
- Jembatan kabel (cable stayed bridge),

Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai


lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan
cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang
terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang. Jembatan cable-
stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga
jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan
digunakan untuk variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
- Jembatan cantilever (cantilever bridge).

.
C. KOMPONEN JEMBATAN
1. Struktur Bangunan Pengaman
• Krib/Pengarah Arus Sungai (Groynes)
Krib adalah suatu konstruksi timbunan yang dibangun guna mengarahkan
aliran air dari daerah yang dapat terkena erosi dan konstruksi ini biasanya
terbuat dari batu. Krib dapat mengalami erosi dan rusak akibat hilangnya batu-
batu. Berpindahnya aliran air dapat mengakibatkan krib ini tidak efektif.
• Bronjong
Bronjong dan matras batu digunakan untuk menstabilkan badan jalan dan
untuk pengaman tebing pada jembatan. Bronjong atau matras adalah keranjang
kawat yang diisi padat dengan batu. Dengan berat sendiri bronjong akan
bertahan pada tempatnya. Keranjang kawat tersebut berguna untuk mencegah
terlepasnya batu yang berukuran kecil. Penggerusan di sekitar bronjong dan
karat pada kawat merupakan masalah utama bronjong. Ada kalanya bronjong
ditumpuk-tumpuk satu diatas yang lainnya untuk membangun dinding dan jika
hal tersebut tidak dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi
maka akan timbul masalah seperti penggembungan atau terguling.

• Dinding Beton (Concrete lining)


Dinding beton digunakan untuk mengamankan tebing sungai dan timbunan,
tetapi hal ini cukup mahal. Hal tersebut sering mengalami penurunan yang
menyebabkan retak dan runtuh.

• Pasangan Batu Kosong (Beaching)


Pasangan batu kosong ini terbuat dari pasangan batu yang beragam dan berat.
Batu-batu tersebut berat dan saling mengikat sehingga tebing dapat bertahan
terhadap erosi.

Batu-batu tersebut mungkin hanya ditaruh.di atas tanah, atau mungkin juga
diperkuat dengan adukan untuk menjaga terhadap penggerusan pada bagian
bawah. Pada beberapa hal mungkin juga digunakan geotextile di bawah
lapisan batuan tadi guna menjaga material halus tidak terbawa oleh adanya
pusaran air.
• Turap Baja
Turap baja adalah suatu jenis tiang pancang khusus yang digunakan untuk
menahan tanah isian atau untuk pengamanan terhadap gerusan. Jenis turap
baja yang banyak digunakan iaiah jenis baja dengan bentuk tiang pancang
yang dapat saling mengikat.

• Sistem Fender
Fender digunakan pada sekeliling pilar guna melindungi pilar dari
sampah/kotoran atau tumbukan kapal. Fender dapat berupa satu buah
Pemeriksaan Elemen-Elemen Jembatan 33 tiang yang dipasang pada bagian
hulu pilar maupun dipasang mengelilingi pilar. Adakalanya di sekeliling tiang-
tiang dipasang papan untuk mengarahkan arus seperti pada gambar 9. Dengan
papan ini biasanya sampah/kotoran tersangkut pada pilar akan berkurang.
• Dinding Penahan Tanah
Pada aliran sungai banyak yang menggunakan dinding penahan tanah dari
pasangan batu di sepanjang tebing sungai sebagai pengaman terhadap gerusan
(scouring).

• Pengamanan Dasar Sungai


Pengamanan dasar sungai ini diperlukan apabila dasar sungai mengalami
degradasi atau terjadinya gerusan pada daerah pilar. Apabila terjadi degradasi
dasar sungai maka akan dibuat suatu bangunan pengatur, yang berfungsi
menaikkan kembali dasar sungai yaitu dengan membangun suatu check dam
yang disebut controller pada daerah sebelah hilir jembatan. Bila terjadi
gerusan setempat pada daerah pilar maka akan dibangun juga suatu bangunan
pengaman yang berupa bronjong yang disusun sedemikian rupa untuk
menghindari terjadinya gerusan setempat yang berkelanjutan.

2. Struktur Bangunan Bawah


Pondasi
• Tiang Pancang
Konstruksi ini dapat berupa tiang pancang, bor atau ulir. Tiang pancang dapat
berupa tiang pancang baja, beton, pipa baja atau tiang pancang kayu berbentuk
bundar maupun persegi.

• Pondasi Sumuran
Terdapat banyak Pondasi sumuran. Pada umumnya penggalian pada Pondasi
sumuran ini dilakukan dengan tenaga manusia. Pondasi sumuran ikut turun
sejalan dengan penggalian. Diameter Pondasi sumuran berkisar antara 250 cm
sampai 450 cm. Pemeriksaan Elemen-Elemen Jembatan 39 Biasanya terdapat
2 Pondasi sumuran untuk setiap kepala jembatan atau pilar.

• Pondasi Langsung
Pondasi langsung umumnya digunakan apabila lapisan tanah pendukung
mempunyai kualitas yang cukup baik, misalnya lapisan batuan,. Pondasi
langsung ini meneruskan beban jembatan ke tanah dasar Pondasi secara
merata. Oleh sebab itu, seluruh bidang kontak Pondasi dengan permukaan
tanah dasar harus terpelihara dan tidak terkena erosi.

• Angker
Angker biasanya digunakan sebagai penghubung kabel atau bagian yang
menghubungkan struktur dengan tanah. Hal ini selalu berhubungan dengan
jembatan gantung dan jembatan kabel. Juga dapat ditemui pada 40 Prosedur
Identifikasi Elemen-Elemen Jembatan jembatan-jembatan yang mempunyai
goyangan arah horisontal yang besar dan kabel serta angker digunakan untuk
mengurangi goyangan yang terjadi.

• Pondasi Balok Pelengkung


Pada jembatan balok pelengkung pada umumnya mempunyai Pondasi yang
terpisah dari kepala jembatan.
Kepala Jembatan
• Kepala Tiang
Kepala tiang ini adalah elemen yang mengikat tiang-tiang Pondasi
pada/sekitar permukaan air atau permukaan tanah.
• Dinding atau Kolom Pilar
Kolom atau dinding pada pilar berfungsi untuk meneruskan beban ke kepala
tiang. Tinggi kolom maupun dinding dapat mencapai 40 meter pada jembatan
yang tinggi. Kolom atau dinding dapat berupa konstruksi pasangan batu,
beton, kayu atau baja.
• Dinding Penahan Tanah (Kepala Jembatan)
Dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tanah isian/timbunan, selain
itu digunakan juga untuk pencegah penggerusan. Dinding penahan dapat
dibuat dari kayu, pasangan batu, beton dan dapat diperkuat dengan tiang-tiang
baja.
• Tembok Sayap
Tembok sayap adalah sama dengan dinding penahan tanah dan berfungsi
untuk menahan tanah isian/timbunan pada kepala jembatan.
• Balok Kepala
Balok kepala adalah komponen bagian atas dari bangunan bawah jembatan
yang berfungsi untuk meneruskan beban bangunan atas jembatan ke kolom
atau dinding bangunan bawah jembatan. Balok kepala dapat dibuat dari beton,
baja atau kayu.

• Balok Penahan Gempa


Balok penahan gempa ini bisanya dijumpai pada rangka baja Australia yang
fungsinya menahan gaya gempa arah lateral.
• Penunjang / Pengaku
Sistem pengaku umumnya dipakai pada konstruksi kayu atau baja. Akan tetapi
ada beberapa jembatan beton yang menggunakan sistem pengaku dari beton
bertulang

• Penunjang Sementara
Penunjang sementara ini kadang-kadang digunakan untuk memperkuat
jembatan yang berada dalam kondisi jelek. Penunjang sementara ini
dipertimbangkan sebagai bagian dari jembatan, yang memerlukan
pemeriksaan seperti elemen lainnya.
• Drainase Dinding (suling-suling)
Drainase dinding atau suling-suling digunakan pada kepala jembatan atau
dinding penahan tanah untuk mengurangi tekanan air dalam tanah di belakang
dinding.
3. Struktur Bangunan Atas
a. Sistem Gelagar
• Gelagar (Utama)
Gelagar utama adalah gelagar yang membentang antara pilar dan kepala
jembatan. Gelagar dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang atau beton
pratekan. Kerusakan-kerusakan pada gelagar harus diperiksa dengan teliti
karena keruntuhan gelagar sangat bebahaya. Jumlah gelagar pada setiap
bentang bervariasi dari dua sampai delapan atau lebih.
• Gelagar Melintang
Gelagar melintang kadang-kadang digunakan untuk meneruskan beban dari
lantai ke gelagar utama.
• Diafragma
Diafragma memberikan kestabilan dan kekakuan pada gelagar.

• Sambungan pada Gelagar


Ikatan Angin
Ikatan angin mengurangi goyangan ke samping pada jembatan, dengan cara
mengikat gelagar menjadi satu dan kaku.
b. Jembatan Pelat
• Pelat
Pada jembatan yang mempunyai bentang sampai 16 meter, dan tidak
mempergunakan gelagar atau rangka tersendiri. Kekuatan pelat lantai sendiri
sudah cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban lalulintas. Pelat
lantai ini dapat berupa pelat lantai yang dicor setempat atau pracetak seperti
tampak pada gambar.

c. Pelengkung
Pelengkung adalah tipe konstruksi khusus yang merupakan gabungan antara
bangunan atas dan bangunan bawah. Sampai saat ini masih banyak didapati
jembatan tipe pelengkung dan sebagian besar dibangun sebelum tahun 1940.
Kekuatan konstruksi ini tergantung pada gaya pelengkung dari dindingnya. Di
bagian atas pelengkung biasanya diisi tanah atau kerikil dan kemudian diberi
perkerasan untuk jalur lalulintas. Agar tidak terjadi tekanan air maka perlu
dibuatkan lubang-lubang pembuangan pada dinding samping dan pada
pelengkungnya. Ini berguna untuk menjaga supaya tekanan tanah timbunan
pada dinding tidak menjadi besar. Tepi-tepi timbunan biasanya ditahan oleh
dinding yang sejajar dengan as jalan. Dinding tersebut disebut dinding
spandrel. Konstruksi pelengkung, Pondasi dan dinding spandrel merupakan
hal yang penting terhadap stabilitas jembatan. Bagian-bagian yang perlu
diperiksa pada jembatan pelengkung adalah : • penggerusan dan stabilitas
Pondasi • bentuk pelengkung secara umum • tempat-tempat tertentu dimana
terdapat retakan atau penggembungan pada pelengkung maupun pada dinding
spandrel. • berfungsinya saluran drainase dan lubang pembuangan • tanaman
yang tumbuh pada siar muai maupun pada retakan-retakan yang mana akan
memperlemah bangunan pelengkung. Pelengkung dapat dibuat dari bahan
pasangan batu, beton atau baja. Pemeriksaan Elemen-Elemen Jembatan 47
Pelengkung beton mempunyai prinsip yang sama dengan pelengkung dari
pasangan bata, kecuali satu hal yaitu adanya batu kunci pada pelengkung
pasangan bata. Pelengkung baja dan gorong-gorong memerlukan pemeriksaan
khusus sebagai berikut : • karat pada baja • kencangnya baut dan tertekuknya
pelat. Jika karat cukup parah, maka perlu diambil contoh air untuk diperiksa,
apabila perlu adanya tindakan selanjutnya (sebagai contoh, memberi lapisan
beton pada bagian lubang masuk). Ini biasanya merupakan pemeriksaan
khusus.
• Bagian Lengkung (Barrel)
• Dinding Tegak Pelengkung (Spandrel Wall)

d. Balok Pelengkung
Kekuatan struktur balok pelengkung tergantung pada lengkungannya dan pada
baloknya. Jembatan balok pelengkung ini dapat mempunyai balok di bawah
lantainya seperti pada Gambar

e. Jembatan Rangka
Terdapat bermacam-macam jembatan rangka, yang berasal dari sumbersumber
yang berlainan seperti dari Inggris, Belanda, Australia., Austria dan lain
sebagainya. Jembatan rangka mempunyai beberapa macam tipe. Pada gambar
terlihat beberapa tipe jembatan sebagai berikut : • Tipe lantai di bawah dengan
ikatan angin atas (Through Type) • Tipe lantai di bawah tanpa ikatan angin
atas (pony Truss type ) • Tipe lantai di atas (Deck Type) • Tipe lantai di
tengah (Half Through Type)

Ada bermacam-macam bagian Jembatan rangka, termasuk diantaranya batang


memanjang atas dan bawah, batang pengaku, batang rangka. Gambar 34
menunjukkan berbagai bagian jembatan rangka secara umum pada level 4/5.
Walaupun demikian seorang pemeriksa akan menemukan kesulitan untuk
mengklasifikasikannya atau menerangkannya. Jika hal ini terjadi, maka
pemeriksa harus membuat sketsa dari rangka tersebut dan menggaris-bawahi
persoalannya dalam laporan.

Jembatan rangka Acrow/Bailey adalah salah tipe khusus dari jembatan rangka.
Jembatan ini biasanya dipakai sebagai jembatan sementara. Ada panduan
khusus yang menjelaskan bagian-bagian dari jembatan ini. Gambar 35
memperlihatkan bagian-bagian utamanya.
f. Panel Rangka
Pada umumnya panel rangka adalah salah satu dari jembatan Acrow/Bailey
atau transpanel Australia.

• Gelagar Penguat
Gelagar penguat digunakan pada jembatan jenis Acrow/Bailey untuk
meningkatkan kemampuan daya dukung jembatan.
• Rangka Pengaku
Rangka pengaku digunakan dimana lebih dari satu Acrow/Bailey digunakan
pada setiap sisi dari jalur kendaraan. Pengaku mengikat panel-panel menjadi
satu.
• Raker- Penyokong
• Pin Paried/Surclip
Pin dan surclip didapatkan disemua jembatan rangka Acrow/Bailey dan
Transpanel Australia.
• Clamp
• Batang Tepi Atas
• Batang Tepi Bawah
• Batang Diagonal
• Batang Vertikal
• Ikatan Angin Atas
• Ikatan Angin Bawah
• Diafragma

• Gelagar Melintang/Transom
Gelagar Melintang terdapat pada setiap jembatan rangka dan pada beberapa
jembatan kayu yang mempunyai lantai kendaraan dengan balok arah
rnemaniang. Gelagar Melintang ini berfungsi meneruskan beban kepada
gelagar utama atau rangka.
• Sambungan

g. Jembatan Gantung
Jembatan Gantung adalah jembatan khusus yang bergantung pada kekuatan
kabel baja untuk memikul sistem lantai melalui penggantung dan balok
melintang. Elemen level 4/5 dapat dilihat pada gambar Catatan : jika pada
jembatan gantung mempunyai rangka panel berupa pengaku sebagai penahan
beban.

• Kabel Pemikul
Kabel Pemikul dibuat dari baja sehingga rawan terhadap serangan karat. Kabel
Pemikul tersebut dapat berupa satu buah tali baja saja atau banyak tali baja
yang membentuk kabel pemikul utama.
• Kabel Penggantung
Penggantung dapat dibuat dari kabel ataupun batang baja. Penggantung
meneruskan beban dari lantai jembatan dan balok melintang ke kabel pemikul.
• Kabel Penahan Ayun
Kabel ini dibuat dari baja dan diikatkan pada jembatan dekat dengan lantai
pada kira-kira 1/3 dari bentang utama.
• Sadel Pilon
Di sebelah atas pilon terdapat sadel tempat kabel penggantung. Elemen ini
digunakan untuk memperkecil geseran pada kabel dan secara perlahan
merubah arah dari kabel di atas pilon

• Balok Melintang
Balok melintang digunakan untuk meneruskan beban dari lantai ke tepi
jembatan dimana beban diterima oleh kabel penggantung.
• Ikatan Angin Bawah
Hampir semua jembatan gantung mempunyai ikatan angin bawah (pandangan
dari atas) dibawah sistem lantai untuk memberikan kestabilan.
• Sambungan
h. Sistem Lantai
• Gelagar Memanjang
Balok memanjang di bawah lantai umumnya dijumpai pada jembatan rangka
baja. Balok-balok ini digunakan untuk memperkecil bentangan pelat lantai
apabila jarak antar gelagar melintang terlalu besar.

• Lantai
Lantai terdiri dari : • Pelat beton yang terbentang antara gelagar atau balok
melintang • Lantai kayu • Pelat baja

• Pelat Baja Gelombang


Pelat baja gelombang menjadi makin populer dan digunakan pada jembatan-
jembatan. Pelat Baja gelombang ini bermanfaat untuk memberi kekuatan
tambahan pada lantai dan juga sebagai acuan yang kuat bagi lantai beton.
• Balok Tepi
Beberapa jembatan dengan lantai beton mengurangi jumlah gelagar dengan
menambah besar ukuran kerb menjadi balok tepi. Hal ini terdapat pada
jembatan rangka Callendar Hamilton tipe lantai bawah.

• Jalur Roda Kendaraan


Jalur Roda Kendaraan berupa : • lapisan aspal diatas lantai jembatan • lantai
kayu untuk jalur roda

• Trotoar/Tempat Pejalan Kaki dan Kerb


Selain lalu-lintas kendaraan, jembatan digunakan juga untuk lalu-lintas pejalan
kaki. Banyak jembatan di Indonesia dilengkapi dengan trotoar dan kerb untuk
maksud tersebut. Pemeriksa harus memeriksa elemen-elemen ini untuk
meyakinkan bahwa para pejalan kaki tidak berada dalam keadaan bahaya yang
disebabkan Pemeriksaan Elemen-Elemen Jembatan 59 oleh papan lantai yang
hilang, permukaan yang kasar dll. Juga harus diperiksa bahwa tidak ada
halangan diatas trotoar sehingga para pejalan kaki tidak perlu berjalan di
dalam jalur lalu lintas.
• Pipa Cucuran (Drainase Lantai)
Drainase yang baik pada lantai jembatan sangat penting artinya. Drainase yang
baik akan menjamin : • tidak akan ada genangan air diatas lantai jembatan
yang dapat mengakibatkan kecelakaan • menjamin air agar tidak secara
langsung mengenai bagian dari struktur seperti jalan pendekat yang dapat
rusak akibat air, atau terhadap gelagar yang berada di bawahnya. Pipa cucuran
adalah suatu pipa yang ada pada sepanjang lantai untuk membuang air dari
lantai tanpa mengenai elemen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai