Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DESIGN MANAJEMEN KONSTRUKSI

(DMK)

MANAJEMEN USAHA DI BIDANG KONSTRUKSI

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH

RIZKY ELVINA AYUNANDA

(1731310027 / 23 / 1E)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PRODI DIII – TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2017
DAFTAR ISI

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab III : Pembahasan

Bab IV : Penutup

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Produk rak buku gantung adalah produk yang memiliki jangkauan
pasar yang cukup luas. Pemilihan desain merupakan faktor penting untuk
meraih peluang pasar. Produk ini tidak hanya dapat untuk menyimpan
buku saja, namun dapat berfungsi sebgagai hiasan dinding pula. Di
pasaran telah beredar produk sejenis denganinovasi bentuk yang berbeda-
beda. Hal tersebut merupakan indikator bahwa produk tersebut diterima
dan disukai oleh pasar.
Rak buku gantung ini tentu sangat efisien, tidak terlalu memakan
tempat, serta dapat berfungsi sebagai hiasan dinding juga. Jadi kostumer
bisa dengan mudah memindah-mindahkan karena rak buku ini tidak terlalu
berat. Karena bahan dasar rak buku ini terbuat dari kayu, maka perlu
dibutuhkan perawatan agar tetap terjaganya kualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut,
1.2.1 Bagaimana mengelola usaha furniture yang telah
direncanakan agar lebih diminati konsumen?
1.2.2 Bagaimana manajemen usaha furniture yang telah
direncanakan agar bisa berjalan dengan baik?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh tujuan penulisan sebagai
berikut :
1.3.1 Untuk mengelola usaha furniture khususnya, dan di bidang
sipil pada umunya.
1.3.2 Untuk referensi cara memanage suatu usaha furniture dalam
menarik konsumen
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan diatas diperoleh manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Sebagai teori atau pengetahuan baru untuk mengelola dan
memanage usaha di bidang sipil maupun yang bersangkutan
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga
yang berfungsi  sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat
tidur, tempat mengerjakan sesuatu  dalam bentuk meja atau tempat
menaruh barang di permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat
penyimpan biasanya dilengkapi dengan pintu, laci dan rak, contoh lemari
pakaian, lemari buku dll. Furniture dapat terbuat dari kayu, bambu,logam,
plastik dan lain sebagainya.
2.2 Industri Furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau
bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya
menjadi produk barang jadi furniture yang mempunyai nilai tambah dan
manfaat yang lebih tinggi. Pada saat iniindustri furniture terutama dari
bahan dasar kayu sangat diminati. Salah satu faktor karena memang sangat
ramah lingkungan.
BAB III

PE MBAHASAN

3.1 Metode Pengelolaan Usaha Furniture


3.1.1 Penelitan dan Pengembangan
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif,
yaitu dengan mendeskrifsikan rak buku secara
keseluruhan. Dengan desain yang simple dan unik sehingga dapat
menarik minat para konsumen.
3.1.2 Perumusan Rekayasa dan Inovasi Produk
Dari penelitian deskriptif kuantitatif yang telah
dilakukan, rak buku yang dimaksud harus lebih inovatif dari pada
rak buku yang telah ada. Maka dari itu, fungsi dari rak buku itu
sendiri yang awalnya berguna untuk menyimpan buku maupun
majalah, pada rak buku ini dapat dijadikan sekaligus sebagai hiasan
dinding. Dengan bahan dasar dari kayu, maka akan menciptakan
suasana alami didalam rumah.
3.1.3 Rencana Operasional
a) Spesifikasi Produk
Bahan utama adalah kayu jati yang dikerjakan oleh
para tenaga ahli sehingga menjadikan rak buku gantung
unik.
b) Spesifikasi Kinerja
Pekerjaan pembuatan rak buku gantung ini ini
menggunakan mesin pemotong kayu sehingga, pekerjaan
bisa cepat diselesaikan. Mesin pemotong kayu dapat
menghasilkan 15 potong / menit. Sedangkan untuk rak
buku gantung ini kira-kira dapat memproduksi 3 buah /
hari. Agar hasil yang lebih bagus sehingga dapat menarik
konsumen.
3.1.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan usaha ini melalui beberapa prosedur
yang dijabarkan sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan Produksi
Tahapan ini dilakukan sebelum masuk dalam tahap
produksi, terdapat beberapa persiapan-persiapan yang harus
dilakukan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan
efisien serta mampu mempertahankan mutu produk secara optimal.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
a. Survey pasar
Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat
pemesanan bahan baku dan bahan pengemas yang
paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara
kontinue dengan standar kualitas yang sesuai dengan
permintaan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan analisa
terhadap tempat-tempat potensial untuk pemasaran hasil
produksi.
b. Pembuatan desain produk
Pembuatan desain produk dilakukan untuk
mendapatkan produk akhir yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Desain produk dilakukan dengan
pembuatan desain kemasan yang menarik dan unik.
c. Pembelian alat-alat pendukung produksi
Dilakukan pembeliaan alat-alat yang akan digunakan
sebagai penunjang terlaksananya kegiatan usaha.
d. Perancangan sistem produksi
Dilakukan perancangan sistem produksi dengan
pembuatan jadwal produksi, perancangan tata letak alat
produksi dan sistem penyimpangan produk agar proses
produksi dapat berjalan secara efektif dan efesien.
e.   Uji coba produksi
Uji coba produksi dilakukan untuk menentukan apakah
proses produksi sudah efektif dan efisien.
f. Pemesanan bahan baku dan bahan pengemas
Pemesanan bahan baku dilakukan setelah melakukan
survey pasar dan dilakukan secara kontinue sesuai
dengan jadwal produksi serta memiliki spesifikasi yang
sesuai dengan standar kualitas permintaan.
2) Tahap Produksi
Tahap produksi furniture kayu secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
a) Proses pembuatan dilakukan melalui beberapa tahapan
yaitu pemotongan kayu gelondongan menjadi bentuk kaso,
papan dan balok yang dilakukan di tempat penjual kayu.
Selanjutnya bahan tersebut dilakukan pemotongan sesuai
dengan ukuran produk, pembentukan model-model produk
dengan mesin bubut, pengukiran bentukan produk jadi,
pengampelasan, pewarnaan dan finishing.
b) Pewarnaan umumnya memanfaatkan warna alami kayu jati
yang sangat digemari oleh konsumen. Penguatan warna
sesuai selera konsumen, biasanya cenderung kepada warna
terang kuning sampai kecoklatan, atau warna agak gelap,
yaitu coklat sampai kehitaman. Tetapi beberapa konsumen
juga ada yang menginginkan warna lain seperti warna
keemasan atau perak. Bahan pelarut warna dan perekat
warna dapat dipilih antara politur dan melamine.
3) Tahap Pemasaran
Berkenaan dengan pemasaran produk rak buku gantung ini,
konsumen yang dituju adalah orang-orang yang berada pada
tingkat menengah keatas karena memang harga produk ini
disesuaikan dengan kualitas dan bahan baku utama yang
digunakan.
3.2 Manajemen Rencana Usaha dalam Pangsa Pasar
3.2.1 Gambaran Sumber Daya Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha furniture kayu
terdiri dari tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah
pekerja produksi yang memiliki keahlian dalam kategori tukang
kayu, tukang politur untuk pekerjaan finishing, serta tukang
amplas. Pada lokasi penelitian diperoleh informasi bahwa
umumnya pengusaha furniture kayu bersama tenaga kerjanya
menerapkan 7–8 jam kerja perhari. Pada saat permintaan pesanan
meningkat pengusaha furniture kayu dapat menambah tenaga
kerja produksi.
Tingkat keterampilan tenaga kerja sangat menentukan
kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, kreatifitas
perancang dan keahlian pekerja merupakan aset penting bagi
kelangsungan usaha furniture kayu, mengingat produk yang
diproduksi lebih mengedepankan nilai seni.
Tenaga kerja untuk pelaksanaan rak buku gantung ini
adalah orang-orang yang berpengalam dalam bidang pembuatan
furniture kayu. Diharapkan dengan adanya bantuan dari
lembaga pengembang kegiatan usaha agar dapat berjalan dengan
baik.
3.2.2 Gambaran Sumber Bahan Baku
Kayu merupakan bahan umum untuk sebuah properti.
Berbagai jenis kayu yang digunakan memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Pada produk ini produsen
manggunakan kayu jati yang memiliki kualitas lebih dalam hal
ketahanan serta keindahannya.
3.2.3 Gambaran Potensi Pasar
Produk rak buku gantung adalah produk yang memiliki
jangkauan pasar yang cukup luas. Pemilihan desain merupakan
faktor penting untuk meraih peluang pasar. Produk ini tidak hanya
dapat untuk menyimpan buku saja, namun dapat berfungsi
sebgagai hiasan dinding pula. Di pasaran telah beredar produk
sejenis denganinovasi bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut
merupakan indikator bahwa produk tersebut diterima dan disukai
oleh pasar.
Sasaran pasar utama untuk  adalah  rumah tempat tinggal,
hotel, maupun resort. Mengingat produk yang memiliki fungsi
ganda seperti rak buku ini banyak digunakan di tempat-tempat
tersebut.
Rak buku gantung ini dengan penampilan yang etnic dan
menarik dapat ditempatkan diberbagai ruangan agar menampilkan
kesan natural. Dengan melihat sasaran pasar yang cukup
menjanjikan bukan tidak mungkin produk ini akan berkembang
menjadi produk yang diminati oleh masyarakat sasaran.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Teknologi proses produksi dalam usaha furniture kayu umumnya
termasuk kategori semi mekanik. Hal ini karena selain masih
banyak yang mengandalkan tenaga para pekerja dan peralatan
sederhana, juga dilengkapi dengan penggunaan mesin dalam proses
pengerjaan kayu, pengecatan dan finishing.
4.1.2 Penjualan produk umumnya melalui pesanan dari konsumen dan
penjualan langsung kepada konsumen.
4.1.3 Harga yang ditetapkan untuk setiap produk yang dihasilkan adalah
harga di lokasi usaha ditambah dengan biaya transportasi. Harga
jual dari setiap produk ditentukan dari biaya produk terjual yang
tergantung dari jenis dan harga bahan baku serta kualitas produk.
Persaingan pasar, lokasi showroom dan tempat tinggal konsumen
juga mempengaruhi harga jual.
4.2 Saran
4.2.1 Jika yang mengalami peningkatan permintaan yang tinggi perlu
mempertimbangkan untuk pengadaan mesin baru menggantikan
mesin yang sudah tua. Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
produksi agar mampu memproduksi secara lebih cepat dan presisi.
4.2.2   Risiko kenaikan harga bahan bahan baku disarankan untuk
diantisipasi melalui penyediaan cadangan bahan baku oleh
koperasi/asosiasi pengusaha sejenis, guna menurunkan risiko
kerugian jika harga bahan baku naik. Pembelian bahan baku secara
kolektif juga dapat menurunkan biaya bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmudiplomasipil.blogspot.co.id/2017/02/proposal-kewirausahaan-teknik-
sipil.html

Anda mungkin juga menyukai