KOTA MALANG
KELAS : 2E
1731310073
Menyetujui
NIP. 196650421990031008
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat serta Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas laporan mata kuliah
Geometri Jalan raya dengan sebaik-baiknya. Tugas ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas laporan pasca melakukan Perencanaan Pembangunan Geometri Jalan
Raya serta untuk memperdalam pengetahuan mengenai geometri jalan raya.
Dalam penyusunan tugas laporan ini, kami mendapat arahan, bimbingan,
koreksi, dan saran pihak dari dalam Politeknik Negeri Malang maupun luar Politeknik
Negeri Malang. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Udi Subagyo, ST., MT selaku dosen
Pembimbing Geometri jalan Raya.
Meskipun telah disusun sebaik-baiknya, kami mengakui bahwa tugas ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk bahan evaluasi kedepannya.
Demikian yang kami bisa sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari tugas laporan Perencanaan Geometri Jalan Raya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2.9.1 Alignment Horisontal ............................................................................ 18
2.9.2 Alignment Vertikal ................................................................................ 18
2.9.3 Potongan Melintang .............................................................................. 19
2.9.4 Pemilihan Alignment yang Optimal ...................................................... 19
2.10 Penyajian Rencana Geometrik .................................................................. 20
BAB III ....................................................................................................................... 21
METODOLOGI .......................................................................................................... 21
3.1 Lingkup Pengerjaan Perencanaan Geometrik .............................................. 21
3.2 Data Dasar .................................................................................................... 21
3.3 Identifikasi Lokasi Jalan ............................................................................... 21
3.4 Kriteria Perencanaan .................................................................................... 22
BAB IV ....................................................................................................................... 23
ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 23
4.1 Analisa dan Pembahasan Trase Jalan dan Medan Jalan ............................... 23
4.1.1 Gambar Perbesaran Peta ....................................................................... 23
4.1.2 Penentuan Koordinat ............................................................................. 23
4.1.3 Analisa Pembahasan Trase Jalan .......................................................... 24
4.2 Penentuan Medan Jalan ................................................................................ 24
4.3 Analisa dan Pembahasan Perencanaan Lebar Jalan ..................................... 26
4.3.1 Nilai Titik Pertumbuhan (r) ................................................................... 26
4.3.2 Data Jumlah Kendaraan ........................................................................ 28
4.3.3 Volume Lalu Lintas............................................................................... 29
4.3.4 Rumaja, Rumija Ruwasja ...................................................................... 32
4.4 Alinyemen Horizontal .................................................................................. 33
4.4.1 Mencari koefisien geser melintang (fmax) ........................................... 33
4.4.2 Menentukan Rmin ................................................................................. 34
4.4.3 Menentukan 𝒆𝒏, Ls, dan D ................................................................... 35
4.4.4 Mencari Derajar Maximum (Dmax) ..................................................... 35
4.4.5 Mencari Panjang Lengkung Spiral ........................................................ 35
4.5 Alinyemen Vertikal ...................................................................................... 38
v
4.5.1 Kelandaian Maksimum, Jarak Pandang Henti, Jarak Pandang
Mendahului ......................................................................................................... 38
4.5.2 Lengkung Vertikal ................................................................................ 39
4.6 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan ................................................. 44
4.6.1 Perhitungan Luas Penampang Jalan ...................................................... 44
4.6.2 Perhitungan Volume Galian/Timbunan ................................................ 45
BAB V........................................................................................................................ 54
PENUTUP ................................................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 54
5.2 Saran ............................................................................................................. 57
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Damaja, Damija, dan Dawasja di lingkungan jalan antar kota. ..... 7
Gambar 2. 2 Grafik nilai f untuk emax = 6%, 8%, dan 10% .............................. 10
Gambar 2. 3 Lengkung Busur Lingkaran Sederhana (Full Circle) .................... 12
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 4. 17 Penentuan Faktor Penampilan Kenyamanan (Y) .............................. 41
Tabel 4. 18 Panjang minimum Lengkung Vertikal................................................ 42
Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan Lengkung Vertikal ................................................ 43
Tabel 4. 20 Tabel Volume Galian dan Timbunan .................................................. 46
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pulau di Indonesia yaitu pulau Jawa, dimana pulai ini sangat
bergantung sekali pada infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut lebih
ditekankan pada pembangunan jalan.Melalui pembangunan tersebut diharapkan dapat
menguhubungkan masyarakat antar suatu daerah di pulau jawa. Didalam pulau jawa
sendiri terdapat berbagai provinsi, sehingga jalan sangat dibutuhkan untuk
menghubungkan antar satu provinsi dengan provinsi lain. Khususnya pada Provinsi
Jawa Timur, yang merupakan provinsi cukup besar, dengan mempunyai penduduk
yang cukup banyak dengan segala kesibukan masyarakatnya sangat tinggi.
Kesibukan masyarakat tersebut sangat bergantung pada insfrastruktur jalan, dimana
penduduk Provinsi Jawa Timur akan lebih mudah melakukan kegiatannya dengan
adanya jalan raya. Jalan raya itu sendiri harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, sehinga masyarakat Jawa Timur aman dalam berkendara
di jalan raya.
Dewasa ini, Kota Malang sebagai kota terbesar ke dua di Jawa Timur juga
sangat tergantung dengan infrastruktur jalan untuk menghubungkan suatu daerah di
1
Kota Malang. Perlu diketahui Kota Malang mempunyai beragam destinasi wisata
yang sangat banyak, sehingga jalan menuju tempat wisata tersebut sangat dibutuhkan
oleh masyarakat Kota Malang sendiri, maupun wisatawan yang datang ke Kota
Malang. Kota malang sendiri merupakan kota Pendidikan sehingga infrastruktur jalan
sangat penting sekali dalam kebutuhan warga Kota Malang. Pada Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang, lalu lintas pada daerah tersebut sangat padat,
mengingat pada daerah tersebut sangat padat penduduknya, sehingga lalu lintas pada
Kecamatan Kedungkandang tersebut sangat ramai dan padat. Oleh karena hal tersebut
akan dibangun jalan arteri baru yang menguhubungkan Jalan Kalisari sampai dengan
Jalan Dukuh Baran Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur.
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk trase pada perencanaan geomtrik jalan arteri
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
2. Mengetahui kondisi medan pada perencanaan geomtrik jalan arteri
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
3. Mengetahui lebar jalan pada perencanaan geometrik jalan arteri
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
4. Mengetahui perencanaan geometrik jalan pada alignmen horizontal jalan
arteri Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
5. Mengetahui perencanaan geometrik jalan pada alignmen vertikal jalan
arteri Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
6. Mengetahui perhitungan material jalan dan menghitung volume galian dan
timbunan alternative pada perencanaan geometrik jalan arteri Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Jalan Penguhubung : Untuk keperluan aktivitas daerah yang juga
dipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang
sama atau berlainan
1. Arteri Primer
Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan antar kota
jenjang kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang kedua (R. Desutama. 2007)
2. Arteri Sekunder
5
garis trase pada elevasi muka tanah yang tidak terlalu jauh perbedaan ketinggian antara
awal dengan akhir.
1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3-25
3. Pegunungan G < 25
> 25
Keseragaman kondisi medan jalan yang diproyeksikan harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan
tersebut.
6
3. Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka jalan.
7
6. Komposisi Penampang Melintang
7. Penampang melintang jalan terdiri atas bagian-bagian sebagau berikut (
lihat Gambar 3.2 sampai dengan Gambar 3.3 )
a. Jalur
b. Median dan jalur tepian (kalau ada)
c. Bahu
d. Jalan pejalan kaki
e. Selokan, dan
f. Lereng
8
2.7 Alignment Horizontal
2.7.1 Pengertian
Alignmenet Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang
horizontal. Alignment horizontal dikenal juga dengan nama “ situasi jalan “
atau “ trase jalan “ , yang terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan
garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran
ditambah busur peralihan, busur peralihan saja atau busur lingkaran saja
(Sukirman, 1994). Perencanaan geometrik pada bagian lengkungan dimaksud
untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang
berjalan dengan kecepatan VR.
𝑉𝑅2 25
Rmin = Dmax = x 360˚
127 (𝑒𝑚𝑎𝑥 + 𝑓𝑚𝑎𝑥 ) 2𝜋𝑅
Dimana:
9
Gambar 2. 2 Grafik nilai f untuk emax = 6%, 8%, dan 10%
(Sumber ; AASHTO)
Kecepatan Rencana
(mph) 20 30 40 50 60 70 80
(km/jam)
Koefisien 0,17 0,16 0,15 0,14 0,12 0,10 0,08
10
Tabel 2. 5 Panjang Jari-jari Minimum
11
Gambar 2. 3 Lengkung Busur Lingkaran Sederhana (Full Circle)
Sumber : Buku Teknik Sipil, Ir. Sunggono KH.
12
Tabel 2. 6 Batasan-Batasan Dalam Bentuk Full Circle
120 2500
100 1500
80 900
60 500
50 350
40 250
30 130
20 60
13
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
(em − en )
Ls = VR .............................rumus 2.5
3,6.T
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
14
3) Bentuk Tikungan Spiral-Spiral (S-S)
Lengkung Horizontal berbentuk spiral-spiral adalah lengkung tanpa
busur lingkaran, sehingga titik SC berimpit dengan titik CS. Panjang busur
lingkaran Lc = 0 dan θs = ½β. Rc yang dipilih harus sedemikian rupa
sehingga Ls yang dibutuhkan lebih besar dari Ls yang menghasilkan landai
relatif minimum yang disyaratkan. Jadi dalam hal ini tabel 3.7 s/d tabel 3.10
hanya dipergunakan untuk menentukan besarnya superelevasi yang
dibutuhkan saja. Panjang lengkung peralihan Ls yang dipergunakan
haruslah diperoleh dari persamaan , sehingga bentuk lengkung adalah spiral
dengan sudut θs = ½β
15
∆C = 0 ∆ = 2 θs
Lc = 0
Lc = 0 L = 2 Ls
2π∆R θs.R
L= Ls = …………………..................... Rumus 2.6
360 0 28,6
16
Dengan mengambil harga P* dan K* dari tabel J.Barnett untuk Ls = 1
diperoleh harga :
P = P*x Ls…………………………………………………………Rumus
2.7
K= K*x Ls
Ts = (R+P) ½ ∆+K
Es = {(R+P)/ 0,5∆ }-R
Apabila Lc < 20 m, maka bentuk tikungannya adalah spiral-spiral (S-S)
2.8 Superelevasi
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang
berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan
pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan rencana (Clarkson
H.Oglesby,1999).
Diagram superelevasi adalah suatu diagram yang dimaksudkan sebagai
cara untuk menggambarkan pencapaian kemiringan melintang penuh
(superelevasi). Superelevasi maksimum yanag digunakan pada jalan raya
dipengaruhi oleh empat faktor antara lain :kondisi iklim (yaitu: frekuensi
dan jumlah salju dan es), kondisi medan (misalnya: datar, bukit, atau
pegunungan),jenis wilayah (yaitu:pedesaan atau perkotaan), dan frekuensi
kendaraan yang bergerak sangat lambat (AASHTO 2001). Pada diagram
superelevasi dapat kita bedakan antara diagram kemiringan melintang untuk
jalan raya tanpa median dan jalan raya yang median.
17
2.9 Penetapan Alignment Jalan
Alignmen jalan yang optimal diperoleh dari satu proses iterasi pemilihan
alinemen.
1. Dengan menggunakan data dasar, dibuat beberapa alternatif alignment
horizontal (lebih dari satu) yang dipandang dapat memenuhi kriteria
perencanaan (III.5.1).
2. Setiap alternatif alignment horizontal dibuat alignment vertikal dan
potongannmelintangnya (III.5.2 dan III.5.3).
3. Semua alternatif alignment dievaluasi (III.5.4) untuk memilih alternatif
yang paling efisien.
2.9.1 Alignment Horisontal
1. Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:
- Jari-jari minimum lengkung horizontal
- Kelandaian jalan maksimum
- Panjang maksimum bagian jalan yang lurus
- Jarak pandang henti dan jarak pandang mendahului
1. Dengan memperhatikan kriteria perrencanaan dan Rumija, pada peta dasar
perencanaan merencanakan alinemen horizontal jalan untuk beberapa
alternative lintasan.
2. Pada setiap gambar alternative alinemen, bubuhkan “nomor station”,
disingkat Sta dan ditulis Sta.XXX+YYY, dimana XXX adalah satuan
kilometer dan YYY satuan meter. Penomoran Sta ditetapkan sbb:
a. Pada bagian jalan yang lurus Sta. dibubuhkan untuk setiap 50
meter.
b. Pada bagian jalan yang lengkung Sta. dibubuhkan umtuk setiap
20 meter.
c. Penulisan Sta. pada gambar dilakukan di sebelah kiri dari arah
kilometer kecil ke kilometer besar.
2.9.2 Alignment Vertikal
Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:
18
a. Jari jari lengkung vertikal minimum;
b. Kelandaian jalan maksimum;
c. Panjang jalan dengan kelandaian tertentu yang membutuhkan lajur
pendakian;
d. Jarak pandang henti dan jarak pandang mendahului.
1. Dengan memperhatikan kriteria perencanaan, rencanakan
gambar alinemen vertical untuk semua alternatif alinemen
horizontal. Gambar alinemen vertical berskala panjang 1:1.000
dan skala vertikal 1:100.
2. Setiap alinemen perlu diuji terhadap pemenuhan jarak pandang
sesuai ketentuan yang diuraikan pada bagian II.5.
2.9.3 Potongan Melintang
1. Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:
a. Lebar lajur, lebar jalur, dan lebar bahu jalan
b. Pelebaran jalan di tikungan untuk setiap tikungan dan
c. Rumaja, Rumija, dan Ruwasja
2. Rencanakan gambar potongan melintang jalan dengan skala
horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:10. Gambar potongan
melintang dibuat untuk setiap titik Sta.
3. Potongan melintang jalan beserta alinemen horizontal serta
alinemen vertical digunakan untuk menghitung volume galian,
timbunan, dan pemindahan material galian dan timbunan.
2.9.4 Pemilihan Alignment yang Optimal
1. Perencanaan untuk beberapa alternatif bertujuan mencari alinemen
jalan yang paling efisien yaitu alinemen dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Alignment terpendek;
b. Semua kriteria perencanaan harus dipenuhi. Jika tidak ada
alternatif alignment yang memenuhi kriteria perencanaan, maka
kriteria perencanaan harus dirubah;
19
c. Memiliki pekerjaan tanah yang paling sedikit atau paling
murah. Yang dimaksud pekerjaan tanah di sini melingkupi
volume galian, volume timbunan, dan volume perpindahan
serta pengoperasian tanah galian dan timbunan
d. Memiliki jumlah dan panjang jembatan paling sedikit atau
paling pendek atau paling murah.
2. Pada alternatif yang paling efisien, perlu dievaluasi koordinasi
antara alignment horizontal dan alignment vertikal (II.7.5).
Perubahan kecil pada alinemen terpilih ini dapat dilakukan, tetapi
jika perubahan alignment tersebut menyebabkan penambahan
pekerjaan tanah yang besar maka proses seleksi alinemen perlu
diulang.
20
BAB III
METODOLOGI
21
3.4 Kriteria Perencanaan
Menetapkan:
3 Untuk perencanaan geometrik, perlu ditetapkan klasifikasi menurut fungsi jalan
(Tabel 3.1)
Tabel 3. 1 Klasifikasi menurut kelas jalan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga, 1997.
4 Kendaraan rencana
5 Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) dan Volume Jam Rencana (VJR)
6 Kecepatan rencana (VR)
Kriteria perencanaan tersebut di atas ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kecenderungan perkembangan transportasi di masa yang akan dating sehingga jalan
yang dibangun dapat memenuhi fungsinya selama umur rencana yang diinginkan.
22
BAB IV
23
4.1.3 Analisa Pembahasan Trase Jalan
Tabel 4. 1 Tabel STA
Titik X Y Z
Awal 682024,1 9112976 467,01
PI1 682149,4 9113691 490,35
PI2 682651,6 9114015 535,34
PI3 682879,7 9113565 570,47
Akhir 683344,8 9113105 565,52
Perencanaan jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Kalisari
(STA 0+000,00) sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34)
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur memili jarak sepanjang
2400,34 meter dengan jumlah titik perpotongan (PI = point of intersection)
tiga.
24
Dari hasil perencanaan trase jalan, dicari kondisi medan mulai STA awal
hinga STA akhir seperti pada tabel 4.3
25
Dari tabel hasil perhitungan kemiringan jalan alternatif Jalan Kalisari
(STA 0+000,00) sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34)
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur memiliki nilai
kemiringan 5,8%. Maka perencanaan jalan ini dikategorikan termasuk jalan
berbukit berdasarkan tabel kondisi medan jalan.
F = P (1+r)n
318
(1+i) = √282
26
(1+i) = 1.062
i = 0.62
Cara diatas merupakan contoh cara menghitung nilai titik
pertumbuhan kendaraan penumpang pribadi. Maka cara tersebut juga dipakai
untuk mencari nilai titik pertumbuhan kendaraan yang lainnya.
Tabel 4. 5 Data Lalu Lintas Jumlah Kendaraan/ Hari
r = 0,410
27
Tabel 4. 6 Tabel Nilai Titik Pertumbuhan
Jenis Kendaraan r
= 512,989 ≈ 513
28
Tabel 4. 7 Tabel Jumlah Kendaraan Tahun 2018, 2019, dan 2029
Total kendaraan pada tahun 2018 adalah 713, pada tahun 2019 adalah
954 dan pada tahun 2029 adalah 23759
Dari data LHR pada tabel 4.7 dikelompokan jenis kendaraan pada
tabel 4.8
29
Tabel 4. 8 Tabel SMP pada tahun 2018,2019, dan 2029
30
Tabel 4. 9 Pengelompokan Jenis Kendaraan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
Dari hasil perhitungan VLHR pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 dapat
diketahui VLHR pada perencanaan jalan tahun 2029 adalah berjumlah
26306,766 sehingga >25000. Maka berdasarkan tabel diatas lebar jalan yang
ideal adalah 14 meter dan lebar bahu jalan yang digunakan adalah 2,5 meter.
31
4.3.4 Rumaja, Rumija Ruwasja
Tabel 4. 10 Tabel Ketentuan Rumaja, Rumija, Ruwasja
32
b. Kelas Jalan : Arteri Primer
c. Spesifikasi jalan : Jalan Raya
• Jumlah jalur :1m
• Jumlah lajur :2m
• Lebar jalur : 14 m
• Lebar lajur :7m
• Lebar bahu jalan : 2,5 m
• Bagian-bagian jalan :
RUMAJA : 22 meter
RUMIJA : 25 meter
RUWASJA : 25 meter
33
4.4.2 Menentukan Rmin
𝑉𝑅 2 802
Rmin = = 127 (0,1+ 0.14)
127 (𝑒𝑚𝑎𝑥 + 𝑓𝑚𝑎𝑥 )
= 209,97 meter
34
4.4.3 Menentukan 𝒆𝒏 , Ls, dan D
Tabel 4. 11 Tabel Menentukan Ls melalui Vr dan emax
35
= 58,1 m
Titik Keterangan PI 1 PI 2 PI 3
𝛥 47,3 95,872 18,391
Ls1 Waktu tempuh 66,67 50 66,67
Ls2 Rumus Short 58,1 58,095 58,1
Ls3 Kelandaian 71,11 53,332 71,11
Ls4 Tabel 80 60 80
Ls Dipilih 80 60 80
Terbesar
Xs 88,197 75,042 88,197
Ys 4,267 5 4,267
𝜃𝑠 9,17 14,324 9,17
Radian 0,160 0,250 0,160
𝜃𝑠
P 4,266 4,998 4,266
K 79,097 59,101 87,499
Ts 190,447 197,614 128,661
Es 27,579 260,616 28,754
Lc Lc<25 126,361 140,794 0,223
Lc>25 S-C-S S-C-S S-S
Lt 286,361 260,794 160,223
Sumber : Hasil Perhitungan
36
Dari hasil perencanaan alinyemen horizontal diperoleh 2 tipe tikungan, yaitu ;
- S-C-S
Tikungan tipe ini pada jalan yang akan direncanakan memiliki 2 tikungan
yaitu :
a. Tikungan 1
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 0+726,77 dengan titik
koordinat 682651,62;9114014,71
• TS yang berada pada STA 0+576,85
• SC yang berada pada STA 0+656,85
• CS yang berada pada STA 0+783,24
• ST yang berada pada STA 0+863,24
b. Tikungan 2
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 1+324,00 dengan titik
koordinat 682149,44;9113691,44
• TS yang berada pada STA 1+146,26
• SC yang berada pada STA 1+206,26
• CS yang berada pada STA 1+347,05
• ST yang berada pada STA 1+407,05
- S-S
Tikungan tipe ini pada jalan yang akan direncanakan memiliki 1 tikungan,
yaitu :
a. Tikungan 3
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 1+828,18 dengan titik
koordinat 682879,72;9113565,09
• TS yang berada pada STA 1+666,45
• SS yang berada pada STA 1+746,45
• ST yang berada pada STA 1+826,45
37
4.5 Alinyemen Vertikal
4.5.1 Kelandaian Maksimum, Jarak Pandang Henti, Jarak Pandang
Mendahului
Tabel 4. 13 Kelandaian Maksimum yang Diijinkan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
38
jarak pandang henti minimum (Jh) sebesar 120 m, dan Panjang jarak pandang
mendahului (Jd) sebesar 550 m
1. Kelandaian Rencana
504,395 − 471.048
𝑔1 = = 4,13%
808,40
Tabel 4. 16 Profil Geometri Alignmen Vertikal Rencana
39
lengkung cembung, yang pertama terletak pada STA 1+152,90
sampai dengan STA 1+747,10 dengan LVC:594,20 dan lengkung
cembung yang kedua terletak pada STA 1+955,60 sampai dengan
STA 2+187,03 dengan LVC:231,44. Penjelasan secara detail
sebagai berikut:
a. Lengkung Cekung 1
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 0+808,40 dan Elevasi
504,39 m dan LVC 37,75 m.
b. Lengkung Cembung 1
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 1+450 dan Elevasi
548 m dan LVC 594,20 m.
c. Lengkung Cembung 2
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 2+071,32 dan Elevasi
580 m dan LVC 231,44 m.
𝐴. 𝐽ℎ2
𝐽ℎ < 𝐿, 𝑚𝑎𝑘𝑎: 𝐿 =
120 + 3,5 𝐽ℎ
2,67 . 1202
= = 71,2𝑚
120 + 3,5(120)
= Tidak Memenuhi
120+3,5 𝐽ℎ
𝐽ℎ > 𝐿, 𝑚𝑎𝑘𝑎: 𝐿 = 2𝐽ℎ − 𝐴
120+3,5 (120)
= 2.120 − = 37,573
2,67
= Memenuhi
b. Berdasarkan jarak pandang mendahului
40
𝐴. 𝐽𝑑2
𝐽𝑑 < 𝐿, 𝑚𝑎𝑘𝑎: 𝐿 =
840
2,67. 5502
= = 961,518
840
= Memenuhi
840
𝐽𝑑 < 𝐿, 𝑚𝑎𝑘𝑎: 𝐿 = 2𝐽𝑑−
𝐴
840
= 2 . 550 − = 785,393
2,67
= Tidak memenuhi
c. Berdasarkan jarak kenyamanan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
L = A.Y
= 2,67.8
= 21,36
41
d. Berdasarkan jarak dari tabel
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga 1997
Data hasil perhitungan lengkung vertikal dapat dilihat pada tabel 4.19
42
Tabel 4. 19 Hasil Perhitungan Lengkung Vertikal
43
4.6 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
4.6.1 Perhitungan Luas Penampang Jalan
1. STA 1+419.05
• L.kiri
=½[{(0x544,47)+(0x544,24)+(11,36x546,21)+(17,28x545,76)
}-{(545,76x0)+(544,47x11,36)+(544,24x17,28)+(546,21x0)}]
=23,016
• L. kanan
=½[{(0x544,47)+(0x544,24)+(11,36x545,49)+(15,11x545,76)}-
(545,76x0)+(544,47x11,36)+(544,24x15,11)+(545,49x0)}]
=17,2772
• L. Total = 77,72235+ 73,6098 = 40,2932
44
2. STA 1+450.00
• L.kiri
=½[{(20x550,40)+(0x546,33)+(0,02x546,11)+(11,37x548,98)
+(20x550,96)}-
{(550,40x0,02)+(546,33x11,37)+(546,11x20)+(548,98x20)+(55
0,96x0)}]
=77,72235
• L. kanan
=½[{(0x546,33)+(0,02x546,09)+(11,36x548,98)+(20x550,53)+
(20x550,40)} –
{(550,40x0,02)+(546,33x11,36)+(546,09x20)+(548,98x20)+(55
0,53x0)}]
=73,6098
• L. Total = 77,72235+ 73,6098 = 151,33215
4.6.2 Perhitungan Volume Galian/Timbunan
Ve = ½ (Luas Total 1 + Luas Total 2)
= 2945,402291 𝑚3
45
Tabel 4. 20 Tabel Volume Galian dan Timbunan
0+000.000 0.00 0.00 0.00 122.37 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0+050.000 0.00 0.00 0.00 106.80 5729.19 0.00 0.00 5729.19 -5729.19
-
0+100.000 0.00 0.00 0.00 150.75 6438.73 0.00 0.00 12167.92
12167.92
-
0+150.000 0.00 0.00 0.00 201.64 8809.71 0.00 0.00 20977.64
20977.64
-
0+200.000 0.00 0.00 0.00 213.68 10382.83 0.00 0.00 31360.47
31360.47
-
0+250.000 0.00 0.00 0.00 239.18 11321.34 0.00 0.00 42681.81
42681.81
-
0+300.000 0.00 0.00 0.00 255.24 12360.40 0.00 0.00 55042.21
55042.21
-
0+350.000 0.00 0.00 0.00 241.88 12428.11 0.00 0.00 67470.32
67470.32
-
0+400.000 0.00 0.00 0.00 271.40 12832.16 0.00 0.00 80302.47
80302.47
46
-
0+450.000 0.00 0.00 0.00 286.82 13955.46 0.00 0.00 94257.93
94257.93
-
110311.0
0+500.000 0.00 0.00 0.00 355.31 16053.09 0.00 0.00 110311.0
2
2
-
125445.9
0+550.000 0.00 0.00 0.00 250.09 15134.96 0.00 0.00 125445.9
8
8
-
129897.6
0+571.362 0.00 0.00 0.00 166.70 4451.69 0.00 0.00 129897.6
7
7
-
130752.9
0+576.851 0.00 0.00 0.00 144.87 855.24 0.00 0.00 130752.9
1
1
-
131912.9
0+585.851 0.00 0.00 0.00 112.92 1160.07 0.00 0.00 131912.9
7
7
-
133401.8
0+600.000 0.00 0.00 0.00 97.54 1488.87 0.00 0.00 133401.8
4
4
-
133435.0
0+600.341 0.00 0.00 0.00 97.24 33.23 0.00 0.00 133435.0
7
7
-
137756.7
0+650.000 0.00 0.00 0.00 74.39 4321.72 0.00 0.00 137756.7
9
9
47
-
138292.8
0+656.851 0.00 0.00 0.00 78.34 536.06 0.00 0.00 138292.8
6
6
-
143768.4
0+700.000 0.00 0.00 0.00 169.99 5475.60 0.00 0.00 143768.4
5
5
-
147621.5
0+720.044 0.00 0.00 0.00 206.93 3853.07 0.00 0.00 147621.5
2
2
-
155020.4
0+750.000 0.00 0.00 0.00 279.37 7398.92 0.00 0.00 155020.4
4
4
-
165841.4
0+783.236 0.00 0.00 0.00 364.54 10821.02 0.00 0.00 165841.4
6
6
-
172146.2
0+800.000 0.00 0.00 0.00 381.15 6304.76 0.00 0.00 172146.2
2
2
-
185358.7
0+839.746 0.00 0.00 0.00 280.60 13212.49 0.00 0.00 185358.7
1
1
-
188069.1
0+850.000 0.00 0.00 0.00 248.08 2710.42 0.00 0.00 188069.1
3
3
-
189093.5
0+854.236 0.00 0.00 0.00 235.54 1024.37 0.00 0.00 189093.5
0
0
48
-
191075.6
0+863.236 0.00 0.00 0.00 204.93 1982.13 0.00 0.00 191075.6
3
3
-
192137.0
0+868.726 0.00 0.00 0.00 181.76 1061.41 0.00 0.00 192137.0
4
4
-
195947.5
0+900.000 0.00 0.00 0.00 61.93 3810.49 0.00 0.00 195947.5
3
3
-
197630.1
0+950.000 9.99 249.83 249.83 5.38 1682.62 249.83 249.83 197380.3
4
1
-
197764.5
1+000.000 63.21 1830.12 1830.12 0.00 134.42 2079.96 2079.96 195684.6
6
0
-
129.6 197764.5
1+050.000 4820.70 4820.70 0.00 0.00 6900.66 6900.66 190863.9
2 6
0
-
104.6 12758.3 12758.3 197764.5
1+100.000 5857.69 5857.69 0.00 0.00 185006.2
9 5 5 6
1
-
181.9 17667.9 17667.9 197764.5
1+134.259 4909.56 4909.56 0.00 0.00 180096.6
2 1 1 6
5
-
229.7 20137.7 20137.7 197764.5
1+146.259 2469.87 2469.87 0.00 0.00 177626.7
2 8 8 6
8
49
-
244.9 21025.5 21025.5 197764.5
1+150.000 887.76 887.76 0.00 0.00 176739.0
3 3 3 6
3
-
282.4 23203.4 23203.4 197764.5
1+158.259 2177.89 2177.89 0.00 0.00 174561.1
5 2 2 6
4
-
510.3 16401.9 39605.3 39605.3 197764.5
1+200.000 16401.97 0.00 0.00 158159.1
0 7 9 9 6
7
-
522.9 42798.3 42798.3 197764.5
1+206.259 3192.93 3192.93 0.00 0.00 154966.2
1 2 2 6
4
-
462.3 21254.3 64052.6 64052.6 197764.5
1+250.000 21254.30 0.00 0.00 133711.9
7 0 3 3 6
4
-
280.8 73752.4 73752.4 197764.5
1+276.656 9699.78 9699.78 0.00 0.00 124012.1
2 1 1 6
5
-
153.0 78631.5 78631.5 197764.5
1+300.000 4879.18 4879.18 0.00 0.00 119132.9
6 9 9 6
7
-
82082.4 82082.4 198766.0
1+347.053 1.34 3450.84 3450.84 39.65 1001.48 116683.6
3 3 4
2
-
82084.7 82084.7 198901.8
1+350.000 0.41 2.35 2.35 46.54 135.83 116817.1
8 8 7
0
50
-
82093.5 82093.5 200829.9
1+395.053 0.00 8.76 8.76 36.97 1928.03 118736.3
3 3 0
7
-
82093.5 82093.5 200977.7
1+400.000 0.00 0.00 0.00 22.82 147.88 118884.2
3 3 9
5
-
82095.1 82095.1 201069.4
1+407.053 0.46 1.62 1.62 3.17 91.66 118974.2
5 5 4
9
-
82336.5 82336.5 201088.4
1+419.053 39.77 241.35 241.35 0.00 19.04 118751.9
0 0 9
9
-
150.6 85282.4 85282.4 201088.4
1+450.000 2945.98 2945.98 0.00 0.00 115806.0
2 9 9 9
0
-
108.3 91755.8 91755.8 201088.4
1+500.000 6473.40 6473.40 0.00 0.00 109332.6
1 8 8 9
0
-
96444.2 96444.2 201088.4
1+550.000 79.22 4688.32 4688.32 0.00 0.00 104644.2
0 0 9
9
51
346.8 120630. 120630. 201088.4 -
1+666.451 5445.97 5445.97 0.00 0.00
1 28 28 9 80458.21
52
185403. 185403. 221992.7 -
2+150.000 0.00 0.00 0.00 115.61 6963.39
82 82 0 36588.88
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Perencanaan jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Kalisari (STA
0+000,00) sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34) Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur memili jarak sepanjang
2400,34 meter dengan jumlah titik perpotongan (PI = point of intersection)
tiga.
2. Dari tabel hasil perhitungan kemiringan jalan alternatif Jalan Kalisari
(STA 0+000,00) sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34)
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur memiliki nilai
kemiringan 5,8%. Maka perencanaan jalan ini dikategorikan termasuk
jalan berbukit berdasarkan tabel kondisi medan jalan.
3. Pada perencanaan Jalan Kalisari (STA 0+000,00) sampai dengan Jalan
Dukuh Baran (STA 2+400,34) Kecamatan Kedungkandang Kota Malang
Jawa Tmur, dari hasil perhitugan perencanaan lebar dan fngsi jalan
didapatkan perencanaan jalan sebagai berikut :
d. Klasifikasi jalan : Jalan Umum
e. Sistem jalan : Jaringan Jalan Primer
f. Fungsi jalan : Arteri Primer
g. Status jalan : Kota
h. Kelas jalan : II
i. Spesifikasi jalan : Jalan Raya
• Jumlah jalur :1m
• Jumlah lajur :2m
54
• Lebar jalur : 14 m
• Lebar lajur :7m
• Lebar bahu jalan : 2,5 m
• Bagian-bagian jalan :
RUMAJA : 22
RUMIJA : 25
RUWASJA : 25
4. Alignmen Horizontal
Pada perencanaan alignmen horizontal Jalan Kalisari (STA 0+000,00)
sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34) Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur, direncanakan terdapat 2 jenis
tikungan sebagai berikut :
- S-C-S
Tikungan tipe ini pada jalan yang akan direncanakan memiliki 2
tikungan yaitu :
a. Tikungan 1
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 0+726,77 dengan titik
koordinat 682651,62;9114014,71
• TS yang berada pada STA 0+576,85
• SC yang berada pada STA 0+656,85
• CS yang berada pada STA 0+783,24
• ST yang berada pada STA 0+863,24
b. Tikungan 2
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 1+324,00 dengan titik
koordinat 682149,44;9113691,44
• TS yang berada pada STA 1+146,26
• SC yang berada pada STA 1+206,26
• CS yang berada pada STA 1+347,05
• ST yang berada pada STA 1+407,05
55
- S-S
Tikungan tipe ini pada jalan yang akan direncanakan memiliki 1
tikungan, yaitu :
a. Tikungan 3
Tikungan ini memiliki PI berada pada STA 1+828,18 dengan titik
koordinat 682879,72;9113565,09
• TS yang berada pada STA 1+666,45
• SS yang berada pada STA 1+746,45
• ST yang berada pada STA 1+826,45
5. Alignmen vertikal
a. Lengkung Cekung 1
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 0+808,40 dan Elevasi 504,39
m dan LVC 37,75 m.
b. Lengkung Cembung 1
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 1+450 dan Elevasi 548 m dan
LVC 594,20 m.
c. Lengkung Cembung 2
Lengkung ini memiliki PVI pada STA 2+071,32 dan Elevasi 580 m
dan LVC 231,44 m.
56
6. Dari perhitungan pada perencanaan alignmen horizontal Jalan Kalisari
(STA 0+000,00) sampai dengan Jalan Dukuh Baran (STA 2+400,34)
Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Jawa Timur volume galian dan
timbunan diperoleh volume galian sebesar 216096,70 m3 dan volume
timbunan sebesar 224883.00 m3 . Tanah hasil pekerjaan galian dapat
digunakan kembali untuk pekerjaan timbunan, tetapi karena volume galian
lebih kecil daripada volume timbunan (volume netto) kurang sebesar
8786.30 m3 .
5.2 Saran
1. Pada saat membuat trase jalan usahan pada elevasi yang sama agar
besarnya galian dan timbunan seimbang
2. Perencanaan lebar jalan harus disesuaikan dengan volume lalu lintas pada
daerah tersebut.
3. Perencanaan tikungan harus disesuaikan dengan kondisi dan panjang jalan
demi kenyamanan pengguna jalan
57