DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 PALEMBANG
Nabilah Tsabithazahra 03011382025098
Mafaza Maghfirah 03011382025107
Delia Nuralifia Syachputri 03011382025116
DOSEN PENGASUH:
DR. EDI KADARSA, S.T., M.T.
MIRKA PATARAS, S.T., M.T.
DR. YULINDASARI, ST., MENG.
CITRA INDRIYATI, S.T., M.T.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah – Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Besar Perancangan Lapangan
Terbang ini tepat pada waktunya. Terima kasih banyak saya ucapkan kepada
dosen pengasuh saya Bapak Dr. Edi Kadarsa, S.T., M.T , Bapak Mirka Pataras,
S.T., M.T , Ibu Yulindasari, ST., MENG. dan Ibu Citra Indriyanti, S.T.,M.T.
yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengerjakan tugas besar ini.
Semoga tugas ini nantinya bermanfaat untuk kedepan dan semoga kami
para mahasiswa/i yang mengerjakan tugas ini bisa mempelajari dan memahami
ilmu tentang lapangan terbang dengan lebih baik lagi.
Sebagai manusia, saya tidak luput dari dosa dan kekhilafan dan juga jauh
dari kesempurnaan atas apa yang dituliskan disini. Sebelumnya saya meminta
maaf jika ada tulisan yang kurang tepat di tugas besar ini dan kepada Allah
SWT. saya memohon ampun. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ vi
BAB 6 PENUTUP................................................................................................. 99
LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Tugas Besar Perancangan Lapangan Terbang ini adalah
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan, dan sistematika
penulisan laporan.
Pada bab ini membahas mengenai teori apa saja yang digunakan untuk
merencanakan dan menghitung perancangan lapangan terbang.
BAB 3 METODOLOGI
Pada bab ini membahas mengenai tahapan pengerjaan yang dikemukakan dalam
diagram alir seperti langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
merancang lapangan terbang, serta menjelaskan data apa saja yang digunakan.
Bab ini berisikan rekapan data – data yang digunakan untuk perancangan
lapangan terbang.
3
Pada bab ini membahas mengenai rumus perhitungan yang dilengkapi dengan
analisis untuk perancangan lapangan terbang.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Pada bab ini berisi semua daftar referensi yang digunakan dalam penulisan
Laporan Tugas Besar Perancangan Lapangan Terbang.
BAB II
TEORI PENDUKUNG
4
5
A < 91
B 91 – 120
C 121 – 140
D 141 – 165
E >166
c. Fasilitas Navigasi
d. Fasilitas Komunikasi
Baik fasilitas sisi udara, sisi darat navigasi serta komunikasi tentunya
memiliki fungsi masing–masing dan penting dalam penyelenggaraan suatu
bandar udara. Adapun salah satu fasilitas yang memegang peranan sangat penting
dari segenap fasilitas yang terdapat dalam suatu bandar udara adalah landasan
pacu yang merupakan bagian dari sisi udara yang difungsikan sebagai tempat
dimana pesawat melakukan tinggal landas dan pendaratan.
Keterangan :
a. Perkerasan struktur berfungsi untuk mendukung beban akibat pesawat.
b. Bahu landasan terletak dipinggir perkerasan struktur yang berfungsi untuk
menahan erosi hembusan jet dan menampung peralaan untu pemeliharaan
dan keadaan darurat.
c. Daerah aman landasan pacu adalah daerah yang bersih tanpa benda-benda
yang mengganggu, berdrainase, dan rata.
d. Bantalan hembusan dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang
berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang menerima hembusan
jet yang terus menerus atau berulang.
Menurut Basuki (1985), landas pacu memiliki konfigurasi yang bermacam-
macam, sebagian konfigurasi merupakan kombinasi dari konfigurasi dasar.
Konfigurasi dasar terdiri dari:
1. Landasan tunggal
Landasan tunggal adalah konfigurasi yang sederhana. Sebagian besar bandar
udara di Indonesia menggunakan konfigurasi ini. Kapasitas landasan tunggal
dalam kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam,
sedangkan dalam kondisi Instrumen Flight Rule ( IFR ) kapasitas berkurang
menjadi 40-50 gerakan tergantung pada komposisi pesawat campuran beserta
tersedianya alat bantu navigasi.
10
4. Landasan bersilang
Landasasan bersilangan diperlukan apabila angin bertiup keras dari satu
arah, yang akan menghasilkan tiupan angin yang berlebihan bila landasan
mengarah pada satu arah angin. Bila angin bertiup lemah ( kurang dari 20 knot
atau 13 knot ) maka kedua landasan bisa dipakai bersama – sama. Kapasitas dua
landasan yang bersilangan bergantung sepenuhnya dibagian mana landasan ini
bersilangan (ditengah, diujung) serta cara operasi penerbangan yaitu strategi
pendaratan dan lepas landas.
L TO L TO
L TO
Keterangan:
L : Landing
TO : Take off
12
5. Landasan V terbuka
Landasasan V terbuka dibentuk karena arah angin keras dari banyak arah,
sehingga harus membuat landasan dengan dua arah. Bila angin bertiup kencang
dari satu arah saja, sedangkan pada keadaan angin bertiup lembut kedua landasan
bias dipakai bersama – sama.
L TO TO L
Keterangan:
L : Landing
TO : Take off
Keterangan :
T = Temperatur petunjuk lapangan
Ta = Temperatur rata – rata sehari dari rata – rata sebulam untuk belan
terpanas dalam setahun
Tm = Temperatur rata – rata harian maksimum dari rata – rata sebulan
pada bulan terpanas dalam saru tahun.
Keterangan :
S = Kemiringan landasan
Sumber : SKEP/77/VI/2005
16
2.5.2 Taxiway
Taxiway adalah suatu jalan pada suatu bandar udara yang terpilih atau
disiapkan untuk digunakan suatu pesawat terbang yang sedang berjalan. Jadi
fungsi utama adalah untuk jalan keluar masuk pesawat dari landas pacu ke
bangunan terminal atau landas pacu ke hanggar pemeliharaan.
Di bandar udara yang sibuk dimana lalu lintas pesawat diperkirakan
bergerak sama banyak dari dua arah, harus dibuat pararel taxiway terhadap
landasan, untuk taxiway satu arah, rutenya dipilih jarak yang terpendek dari
bangunan terminal menuju ujung landasan yang dipakai awal lepas landas.
Hindarkan sejauh mungkin membuat taxiway dengan rute melintas landasan.
Kebanyakan taxiway dibuat siku – siku atau sudut 90° dengan landasan, maka
pesawat yang akan mendarat harus diperlambat sampai kecepatan yang sangat
rendah sebelum belok masuk taxiway, bila direncanakan penggunaannya bagi
pesawat yang harus cepat keluar maka taxiway mempunyai sudut 30° terhadap
landasan. Pesawat terbang yang bergerak diatas taxiway kecepatannya relatif lebih
kecil dibandingkan dengan pada waktu pesawat bergerak diatas runway, maka
lebar di taxiway dapat lebih kecil dibandingkan dengan lebar runway. Oleh karena
itu adanya standar ukuran taxiway yang dapat digunakan dalam perencanaan (lihat
tabel berikut ini).
A I 7.5 1.5
B II 10.5 2.25
C III 15 A 3A
18 B 4.5 B
18
18 C
D IV 4.5
23 D
E V 25 4.5
F VI 30 4.5
Sumber : SKEP/77/VI/2005
Tabel 2.9 Ketentuan Panjang Landasan Pacu Secara Pendekatan Untuk
Berbagai Klasifikasi Bandar Udara
No Klasifikasi Bandar Udara Panjang Landasan Pacu, kaki
Bandar udara utilitas
1 Tahap utilitas dasar I 2000
2 Tahap utilitas dasar II 2500
3 Tahap utilitas umum I 3000
4 Tahap utilitas umum II 3500
Bandar udara transport
1 Kelompok rancangan pesawat I dan II 5000
2 Kelompok rancangan pesawat III - VI 7000 – 12.000
Sumber : Horonjeff, 1988
Tabel 2.10 Standar-Standar Ukuran Landasan Hubung Menurut ICAO
No Keterangan A B C D E
Lebar, Kaki
1 Perkerasan 25 35 50 60 75
2 Keamanan 45 65 95 140 155
3 Bahu landasan 16 33 38
Gradien, %
1 Perkerasan memanjang maksimum 3,0 3,0 1,5 1,5 1,5
Kategori pendekatan A, B,
Utilitas Ketegori pendekatan C, D, E,
No Keterangan
Visual dan transport
Presisi
takpresisi
Lebar, kaki I II I II I II III IV V VI
1 Perkerasan 25 35 25 35 25 35 50 75 75 100
2 Keamanan 50 80 50 80 49 79 118 171 197 262
3 Bahu landasan 10 10 20 25 35 40
Kategori pendekatan A, B,
Utilitas Ketegori pendekatan C, D, E,
No Keterangan
Visual dan transport
Presisi
Takpresisi
Gradien, %
1 Perkerasan memanjang
maskimum 2,0 2,0 2,0 2,0 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
2 Perubahan 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
maksimum
3 Tingkat kurva
peralihan dari
perubahan 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
kemiringan per 100
kaki
4 Perkerasan melintang 2,0 2,0 2,0 2,0 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
maksimum
5 Daerah aman
maksimum 2,0 2,0 2,0 2,0
memanjang
6 Daerah aman 5,0 5,0 5,0 5,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
maksimum melintang
Sumber : Horonjeff, 1988
20
2.5.3 Apron
Apron adalah bagian dari bandar udara yang disediakan untuk keperluan
menaikan dan menurunkan penumpang, muatan pengambilan barang, parkir atau
pemeliharaan pesawat terbang. Apron ini direncanakan untuk dua sampai tiga
pesawat dari ukuran terbesar yang diramalkan akan mendarat di lapangan, dengan
jalan cukup lebar bagi pesawat lain yang melintas. Dalam menentukan ukuran
dari apron – gates tergantung pada 3 (tiga) faktor, yaitu :
1. Jumlah pintu hubung ke pesawat (gates)
Jumlah dari gates tergantung dari jumlah pesawat yang akan dilayani
berdasakan waktu yang direncanakan sesuai dengan jenis pesawat. Setiap jenis
pesawat mempunyai waktu yang berbeda baik waktu pesawat yang akan datang
untuk parkir maupun sebaliknya, waktu menaikan atau menurunkan penumpang,
maupun waktu pengisian bahan bakar.
2. Ukuran dari gates
Ukuran dari gates tergantung pada ukuran pesawat dan sistem parkir
pesawat yang akan digunakan, karena ukuran pesawat menentukan luasan tempat
parkir terutama dalam gerak bebas untuk parkir ataupun berangkat.
3. Cara menempatkan pesawat parkir
Jenis parkir pesawat mempengaruhi ukuran gates, karena area yang
dibutuhkan untuk manuver menuju atau keluar gates bervariasi tergantung cara
pesawat diparkir. Beberapa tipe pakir pesawat adalah sebagai berikut :
a. Nose-in parking
Kepala pesawat menghadap ke arah terminal, dimana pada waktu
menuju ke tempat parkir dilakukan dengan gerakan pesawat itu sendiri
sedangkan untuk berangkat harus dibantu dengan alat bantu. (Lihat Gambar
3.9) Keuntungan nose-in parking yaitu membutuhkan gates area yang paling
kecil, tingkat kebisingan rendah karena tidak ada gerakan belok, tidak
ada jet blast terhadap gedung terminal (akibat manuver parkir), loading dan
unloading penumpang melalui jembatan yang pendek. Sedangkan kerugian
nose-in parking yaitumembutuhkan peralatan untuk menarik pesawat, pintu
pesawat bagian belakang relatif tidak dapat digunakan karena terlalu jauh
dari gedung terminal, proses penarikan pesawat memakan waktu sampai 2
21
menit, dimana selama waktu tersebut gates tidak dapat digunakan untuk
pesawat lain.
b. Nose-out parking
Dalam hal ini kepala pesawat mengarah kelandasan dimana gerak
pesawat untuk parkir maupun berangkat dilakukan oleh gerak pesawat itu
sendiri. (lihat Gambar 3. 9)
e. Parallel parking
Kedudukan pesawat adalah sejajar dengan terminal, semua gerakan
parkir maupun berangkat dilakukan oleh pesawat itu sendiri, namun posisi
ini memerlukan tempat yang luas (lihat Gambar 3. 12). Keuntungan parallel
parking yaitu pintu depan dan belakang pesawat dapat digunakan untuk
loading atau unloading, kebisingan dan jet blast minimal karena pesawat
tidak perlu manuver atau gerak membelok yang tajam. Sedangkan kerugian
parallel parking yaitu membutuhkan area gates yang lebih besar.
23
( 2R × X ) + ( X – 1 ) x C ......................................................................... (2.5)
Keterangan :
R = Maksimum turning radius
X = Jumlah pesawat parkir
c. Konfigurasi apron
Mengingat cukup besar penumpang yang akan dilayani maka digunakan
sistem gates untuk semua jenis pesawat. Perhitungan jumlah gates dapat
dipergunakan rumus :
....................................................................................................................
G = 𝑉×𝑇 (2.7)
𝑈
Keterangan :
G = Jumlah gates
V = Volume rencana dari pesawat yang datang / berangkat tiap jam
Keterangan :
F = Kapasitas gates
G = Jumlah gates yang ada
I = Kelas pesawat i
Disebutkan pada standar ICAO bahwa analisis angin adalah hal yang
mendasar dalam perencanaan landasan pacu. Dimana kondisi angin tersebut
didapat dari pengukuran di lapangan terhadap arah angin dominan pada suatu
lokasi bandar udara . Landasan pacu harus sedapat mungkin searah dengan arah
angin yang paling dominan. Dalam standar ICAO disebutkan setidaknya landasan
pacu harus diorientasikan pada arah angin yang tidak lebih kecil dari 95%, dengan
kepesatan komponen angin 37 km/jamatau 20 knot pada landasan pacu dengan
panjang lebih besar dari 1500 meter. Sedangkan untuk landasan pacu dengan
25
panjang 1200 hingga 1500 meter kepesatan komponen angin yang disyaratkan
adalah 24 km/jam atau 13 knot, dan untuk landasan pacu sepanjang kurang dari
1200 meter disyaratkan kepesatan angin sebesar 19 km/jam atau setara dengan 10
knot. Setelah didapatkannya data angin di lapangan, maka data tersebut
diplotkan pada mawar angin atau wind rose guna mengetahui arah landasan
pacu yang sesuai dan melakukan penomoran pada landasan pacu. Contoh:
landasan pacu pacu pada bandar udara Husein Sastranegara , Bandung
bernomorkan 11-29 yang artinya landasan pacu tersebut mengarah pada 110o
sampai 290o arah mata angin.
pesawat untuk melakukan pendaratan dan tinggal landas. Setiap kode baik kode
huruf maupun angka dalam Aerodrome References Code memiliki pengaruh
yang cukup banyak dalam desain geometrik landasan pacu, diantaranya adalah
pada perencanaan panjang , lebar dankemiringan landasan pacu.
2.9 Lingkungan
Angka A B C D E F
1 18 m 18 m 23 m - - -
2 23 m 23 m 30 m - - -
3 30 m 30 m 30 m 45 m - -
4 - - 45 m 45 m 45 m 60 m
j. dan E untuk lebar adalah perpanjangan 60 meter dari garis tengah untuk
setiap sisinya. Adapun khusus untuk kode huruf F, besarnya perpanjangan
adalah 75 meter.
k. Sedangkan untuk panjang bahu landasan sendiri sama dengan panjang
landasan pacu. Adapun kemiringan melintang dari bahu landasan pacu
adalah 2,5%.
l. Perhitungan Runway Strips berdasarkan Aerodrome References Code
pesawat rencana, yang meliputi perhitungan panjang, lebar serta
kemiringan.
m. Panjang Runway Strips dapat direncanakan berdasarkan kode angka dari
pesawat rencana yang ditentukan. Strips harus diperpanjang diluar ujung
landasan pacu atau stopway.
Sama halnya dengan landasan pacu, runway strips pun memiliki kemiringan baik
arah melintang maupun memanjang. Besarnya kemiringan ini ditentukan atas
dasar Aerodrome References Code dari pesawat rencana.
Clearway atau daerah bebas disediakan di ujung take off run available
(TORA) dengan panjang tidak lebih dari setengah kali panjang TORA , dan lebar
merupakan perpanjangan arah melintang sebesar 75 meter dari garis tengah
landasan pacu untuk setiap sisinya. Sedangkan daerah henti atau stopway
disediakan dengan lebar sama dengan lebar landasan pacu.
31
A1+A2
Volume = x d ..................................................................................... (2.18)
2
Keterangan :
A1 : Luas penampang 1
A2 : Luas penampang 2
d: Jarak antara penampang 1 dan 2
tc = t0 + td ......................................................................................... (2.19)
Dimana :
tc = Waktu konsentrasi (jam)
t0 = Waktu masuk (jam)
................................................................................................................... (2.20)
.................................................................................................................. (2.21)
...................................................................................... (2.22)
Dimana :
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
tc = Waktu konsentrasi (jam)
................................................................................................................... (2.24)
Q = V . A ........................................................................................................ (2.25)
33
Dengan :
......................................................................................... (2.26)
Dimana :
Q = Kapasitas saluran (m3 /detik)
V = Kecepatan aliran di saluran (m/detik)
A = Luas penampang basah (m2 )
P = Keliling basah saluran (m)
S = Kemiringan dasar saluran
n = Koefisien kekasaran Manning
Bila Q kapasitas saluran > Q yang mengalir, maka dimensi saluran sudah
memenuhi.
37
38
(CALM) 574
U 467 98 120 12 1
TL 447 244 75 0 1
T 354 273 87 12 1
S 434 270 74 7 1
SBD 414 95 46 7 1
BD 337 297 19 3 0
B 288 133 11 15 1
BBL 375 96 99 8 1
BL 270 270 98 14 0
40
41
Arah <1 knots 1-6 knots 6-10 knots 10-16 knots 16-22 knots > 22 knots Jumlah
(CALM) 574 574
U 467 98 120 12 1 698
UTL 423 168 38 12 0 641
TL 447 244 75 0 1 767
TTL 523 263 10 10 0 806
T 354 273 87 12 1 727
TTG 398 135 70 5 1 609
TG 219 284 114 9 0 626
STG 457 128 21 13 0 619
S 434 270 74 7 1 786
SBD 414 95 46 7 1 563
BD 337 297 19 3 0 656
BBD 539 289 72 8 1 909
B 288 133 11 15 1 448
BBL 375 96 99 8 1 579
BL 270 270 98 14 0 652
UBL 362 232 57 9 0 660
Jumlah 574 6307 3275 1011 144 9 11320
Code Letter
Uraian
1 2 3 4
Panjang runway strip
c. Instrument runway 60 m 60 m 60 m 60 m
d. Non-instrument runway 30 m 60 m 60 m 60 m
Lebar runway strip
d. Instrument precision
150 m 150 m 300 m 300 m
approach runway
e. Instrument non-precision 90 m 90 m 150 m* 300 m**
43
approach runway
f. Non-instrument runway 60 m 80 m 150 m* 150 m
Kemiringan Transverse
3% 3% 2.50% 2.50%
Runway Strip
Kemiringan Longitudinal
2% 2% 1.75% 1.50%
Runway Strip
BAB V
PERHITUNGAN DAN ANALISIS
Diketahui :
Kemiringan efektif = 1%
Temperatur udara = 31°C
(CALM) 574
U 467 98 120 12 1
TL 447 244 75 0 1
T 354 273 87 12 1
S 434 270 74 7 1
SBD 414 95 46 7 1
BD 337 297 19 3 0
B 288 133 11 15 1
BBL 375 96 99 8 1
BL 270 270 98 14 0
44
45
Arah <1 knots 1-6 knots 6-10 knots 10-16 knots 16-22 knots > 22 knots Jumlah
(CALM) 574 574
U 467 98 120 12 1 698
UTL 423 168 38 12 0 641
TL 447 244 75 0 1 767
TTL 523 263 10 10 0 806
T 354 273 87 12 1 727
TTG 398 135 70 5 1 609
TG 219 284 114 9 0 626
STG 457 128 21 13 0 619
S 434 270 74 7 1 786
SBD 414 95 46 7 1 563
BD 337 297 19 3 0 656
BBD 539 289 72 8 1 909
B 288 133 11 15 1 448
BBL 375 96 99 8 1 579
BL 270 270 98 14 0 652
UBL 362 232 57 9 0 660
Jumlah 574 6307 3275 1011 144 9 11320
Data angin yang sudah didapat lalu diubah ke dalam bentuk persentase
seperti pada tabel dibawah. Berikut dengan membagi banyaknya kecepatan angin
pada masing – masing arah dan kecepatan angin (knots) dengan total jumlah
keseluruhan data angin.
Arah <1 knots 1-6 knots 6-10 knots 10-16 knots 16-22 knots > 22 knots Jumlah
(CALM) 5,071 5,071
U 4,125 0,866 1,060 0,106 0,009 6,166
UTL 3,737 1,484 0,336 0,106 5,663
TL 3,949 2,155 0,663 0,009 6,776
TTL 4,620 2,323 0,088 0,088 7,120
T 3,127 2,412 0,769 0,106 6,413
TTG 3,516 1,193 0,618 0,044 5,371
TG 1,935 2,509 1,007 0,080 5,530
STG 4,037 1,131 0,186 0,115 5,468
S 3,834 2,385 0,654 0,009 6,882
SBD 3,657 0,839 0,406 0,009 4,912
BD 2,977 2,624 0,168 0,027 0,000 5,795
BBD 4,761 2,553 0,636 0,071 0,009 8,030
B 2,544 1,175 0,097 0,009 3,825
BBL 3,313 0,848 0,875 0,071 5,106
BL 2,385 2,385 0,866 0,124 0,000 5,760
UBL 3,198 2,049 0,504 0,080 0,000 5,830
Jumlah 5,071 55,716 28,931 8,931 1,016 0,053 99,717
Selanjutnya setelah data angin diubah kedalam bentuk persen maka dilakukan
wind rose analysis seperti pada perhitungan dibawah ini:
46
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106*0.552)+(0,106*0,939)+0,088+0,106+0,044+0,080+(
0.115*0,939)+0,027+0,071+0,071+0,124+(0,080*0,939)]+[(0.009*0,416)+(0.009
*0,416)] = 100% > 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat – Timur mendapatkan wind
coverage sebesar 100 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+(0,939*0,088)+(0.552*0,106)+(0,044*0,939)
+0,080+0,115+0,027+0,071*0,939+(0,071*0,939)+0,124+0,080)]+[(0.009+0.009
+0.009+0.009+0.000+(0.009*0,552)+0.009+0.009)] = 99.626% > 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Utara - Selatan mendapatkan wind
coverage sebesar 99,626 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+(0,088*0.552)+(0,106*0.939)+0,044+0,080+
0,115+(0,027*0.8992)+(0,071*0.552)+0,071+0,124+0.080)]+[(0.009+(0.009*0,4
16)+0.009+0.009+(0.000*0,416)+(0.009*0,416)+0.009+0.000)] = 99,597% >
95%
48
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Utara Barat Laut – Selatan
Tenggara mendapatkan wind coverage sebesar 99,597 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+0,088+(0,939*0,106)+(0,044*0.552)+(0,080*
0,939)+0,115+0,027+0,071+(0.071*0.552)+(0,124*0,939)+0,080)]+[(0.009+0.00
9+0.009+0.009+0.000+0.009+(0.009*0,416)+(0.000*0,416)+0.000)] = 99,651 %
> 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Selatan Barat Daya – Utara Timur
Laut mendapatkan wind coverage sebesar 99,651 %.
49
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,939*0,106)+0,106+0,088+0,106+0,044+(0,080*0,939)+(
0,115*0.552)+0,027+0,071+0,071+(0,124*0,939)+(0.080*0.552)]+[(0.009*0,416
)+0.009+(0.009*0,416)+0.009+0.000+0.009+0.000+(0.000*0,416)] =99,610 % >
95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Barat Daya – Timur Timur
Laut mendapatkan wind coverage sebesar 99,610 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,939*0,106)+(0,106*0.552)+0,088+0,106+0,044+0,080+0,
115+(0,027*0,939)+0,071+0,071+0,124+0,080)]+[(0.009*0,416)+(0.009*0,416)+
(0.009*0,416)+0.009+(0.000*0,416)+0.009+0.009+0.000+0.000)] = 99,665% >
95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Barat Laut – Timur Tenggara
mendapatkan wind coverage sebesar 99,665 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+0,088+0,106+(0,044*0,939)+(0,080*0.552)+(
0,115*0,939)+0,027+0,071+(0,071*0,939)+(0,124*0.552)+(0,080*0,939)]+[0.00
9+0.009+0.009+0.000+0.009+0.009+(0.000*0,416)] = 99,617%> 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Daya –Timur Laut
mendapatkan wind coverage sebesar 99,617 %.
51
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+0,088+0,106+(0,044*0,939)+(0,080*0.552)+(
0,115*0,939)+0,027+0,071+(0,071*0,939)+(0,124*0.552)+(0,080*0,939)]+[0.00
9+0.009+0.009+0.000+0.009+0.009+(0.000*0,416)] = 99,617%> 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Daya –Timur Laut
mendapatkan wind coverage sebesar 99,617 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+0,088+0,106+(0,044*0,939)+(0,080*0.552)+(
0,115*0,939)+0,027+0,071+(0,071*0,939)+(0,124*0.552)+(0,080*0,939)]+[0.00
9+0.009+0.009+0.000+0.009+0.009+(0.000*0,416)] = 99,617%> 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Daya –Timur Laut
mendapatkan wind coverage sebesar 99,617 %.
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[(0,106+0,106+0,088+0,106+(0,044*0,939)+(0,080*0.552)+(
0,115*0,939)+0,027+0,071+(0,071*0,939)+(0,124*0.552)+(0,080*0,939)]+[0.00
9+0.009+0.009+0.000+0.009+0.009+(0.000*0,416)] = 99,617%> 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Daya –Timur Laut
mendapatkan wind coverage sebesar 99,617 %.
53
5,071+[4,125+3,737+3,949+4,620+3,127+3,516+1,935+4,037+3,848+3,657+2,97
7+4,761+2,544+3,313+2,385+3,198]+[0,866+1,484+2,155+2,323+2,412+1,193+
2,509+1,131+2,385+0,839+2,624+2,553+1,175+0,848+2,385+2,049]+[1,060+0,3
36+0,663+0,088+0,769+0,618+1,007+0,186+0,654+0,406+0,168+0,636+0,097+0
,875+0,866+0,504]+[0,106+(0,106*0,939)+(0,088*0,939)+0,106+0,044+0,080+0,
115+(0,027*0.552)+(0,071*0,939)+0,071+0,124+0,080]+[0.009+0.009+(0.009*0
,416)+0.009+(0.000*0,416)+0.009+0.009+0.000] =99,702% > 95%
Dari hasil perhitungan diatas untuk arah Barat Laut - Tenggara
mendapatkan wind coverage sebesar 99,702 %. Dari hasil perhitungan analisa
angin dari seluruh penjuru arah didapat usability dari tiap-tiap arah angin sebagai
berikut :
B–T = 100 %
U–S = 99,626 %
UBL – STG = 99,597 %
SBD – UTL = 99,651 %
BBD – TTL = 99,610 %
BBL – TTG = 99,665 %
BD – TL = 99,617 %
54
BL – TG = 99,702 %
Koreksi kemiringan
Fs = 1 + 0.01 × S
56
1
=1 + 0,01 x 100
= 1,0001
Kondisi landing
ARFL = ARFL standar × Fe
= 3400 × 1,00653
= 3422 ≈ 3423 m
Dari hasil yang didapatkan, panjang runway perencanaan adalah 3977 m. Didapat
dari ARFL terpanjang antara kondisi take off dan kondisi landing.
Data Spesifikasi :
Lebar runway = 45 m
Pada tabel Code Lettern diatas mendapat lebar runway = 45m. Karena kode
elemen pesawat rencana yang didapat adalah 4D.
Bahu runway = 7,5 m
Lebar bahu untuk kode D dan E paling kurang 60 m, dimana lebar runway
sebesar 45 m dan lebar bahu 7,5 m pada kedua sisi landasan (dari buku
Annex 14).
Runway strip
Panjang runway strip = 60 m
Lebar runway strip = 300 m
Tipe runway = Tipe precision dengan instrument runway
Code Letter
Uraian
1 2 3 4
Panjang runway strip
c. Instrument runway 60 m 60 m 60 m 60 m
d. Non-instrument runway 30 m 60 m 60 m 60 m
Lebar runway strip
d. Instrument precision
150 m 150 m 300 m 300 m
approach runway
e. Instrument non-precision
90 m 90 m 150 m* 300 m**
approach runway
f. Non-instrument runway 60 m 80 m 150 m* 150 m
Kemiringan Transverse
3% 3% 2.50% 2.50%
Runway Strip
Kemiringan Longitudinal
2% 2% 1.75% 1.50%
Runway Strip
Stopway
Panjang stopway = 60 m
58
Code
Lebar Taxiway Minimum (Bagian Lurus)
Letter
A 7,5 m
B 10,5 m
15 m bila taxiway akan digunakan untuk dengan dasar roda kurang dari 18 m.
C 18 m bila taxiway akan digunakan untuk pesawat dengan dasar roda lebih besar atau sama
dengan 18 m.
18 m bila taxiway akan digunakan untuk dengan OMGWS kurang dari 9 m.
D 23 m bila taxiway akan digunakan untuk dengan OMGWS lebih besar atau sama dengan
9 m.
E 23 m.
F 25 .
26
Berdasarkan tabel diatas, maka lebar taxiway untuk code letter D dan dengan
outer main gear wheel span 10,8 m adalah sebesar 23 m.
Berdasarkan tabel diatas, maka JarakBebas Tepi Taxiway (Clearance) untuk code
letter D adalah sebesar 4,5 m.
60
Berdasarkan tabel jarak pandang minimum taxiway untuk kode runway 4D adalah
300 m dari 3 m di atas taxiway.
E - - - 182.5 - - - 107.5
F - - - 190 - - - 115
= √125 × 45 𝑚 × 0.13
= 27.042 m
64
Dari tabel diatas, untuk kode huruf D menggunakan jarak pemisah minimum
sebagai berikut:
• Dari garis tengah aircraft parking position taxilane ke objek : 36,0 m
• Dari garis tengah apron ke objek : 40,5 m
• Dari ujung sayap pesawat udara pada aircraft parking position ke objek : 7,5
m
Dari tabel diatas,dapat diketahui bahwa jumlah pesawat dalam satu hari
sebanyak 32 pesawat, sedangkan jumlah pesawat pada jam sibuk
sebanyak 24 pesawat dan jumlah parking stand yang dibutuhkan
sebanyak 8 buah.
• Wingspan : 51,9 m
• Panjang : 61,4 m
• Ref. Code : 4D
Panjang Apron
a) Panjang Apron = Wingspan Pesawat Rencana + (2 × Clearance Minimum)
= 51,9 m + (2 × 7,5 m)
= 66,9 m ≈ 67 m
b) Total Panjang Apron = Panjang Apron × Jumlah Parking Stand
= 67 m × 8
= 536 m
Lebar Apron
a) Lebar Apron = Lebar Apron + (2 × Clearance Minimum)
= 61,4 m + (2 × 7,5 m)
= 76,4 m ≈ 77 m
b) Total Lebar Apron = Lebar Apron × Wingspan
= 77 m + 51,9
= 128,9 m ≈ 129 m
Luas Apron
Luas Apron = Total Panjang Apron × Total Lebar Apron
= 536 m x 129 m
= 69.144 m2
Maka didapat, Luas Apron yang dibutuhkan adalah 69.144 m
68
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
70
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
71
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
72
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
73
M.Arya Kusumajaya
Riki Oktariza
Muhammad Naafi
M.Adean Yasin
Muhammad Rasyid Nurdin
Naufal Rahmatullah
stabilisasi. Bahan stabilisasi ini dapat berupa fly ash, semen ,HCl, NaCl, dan
NaOH serta bahan kimia lainnya.
Dari klasifikasi tanah . Untuk tanah kelas A – 7 – 6 di atas termasuk jenis tanah
lempung.
Tabel 5.16 Hasil Uji CBR Unsoaked untuk Tanah Asli A7.
Dari Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa nilai CBR untuk tanah asli A7
pada kondisi air optimum pada umur 1,7, 14, dan 28 hari tidak mengalami
kenaikan maupun penurunan karena kadar air pada tanah asli tidak mengalami
perubahan sehingga kekuatan tanah relatif sama. Nilai CBR tanah A7 asli sebesar
3,01 %.
Jadi, dari hasil penelitian ini untuk tanah A7 (jenis tanah lempung) yang
distabilisasi dengan semen terjadi peningkatan nilai CBR dengan bertambahnya
prosentase semen. Nilai CBR maksimum didapat dari prosentase semen 10%
sebesar 7%. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui juga bahwa terjadi
peningkatan nilai CBR dari Tanah asli A7 sebesar 3,01% menjadi 7%
Berdasarkan tabel maka pesawat rencana yang akan digunakan adalah Boeing
B767-400.
b. Wheel Load(W2)
Untuk menentukan beban roda pendaratan utama pesawat (W2) digunakan
rumus:
1 1
W2 = P × MTOW × ×
A 1 B1
▪ McDonnell Douglas MD11 = 0,95×602499,112
×2×4
= 71546,77
1 1
▪ Boeing B767-400ER = 0,95 ×450007,570
×2×2
= 106876,8
80
1 1
▪ Boeing B737-900 = 0,95 ×145505,093
×2×2
= 34557,46
1 1
▪ Airbus A319= 0,95 ×141095,848
×2×2
= 33510,26
1 1
▪ Boeing B737-500 = 0,95 ×133511,946
×2×2
= 31709,09
c. Equivalent Annual Departure Pesawat Rencana (R1)
= 3243,606
106876,8 1/2
( ) ×( ) )
▪ Boeing B767-400ER = (Log11686
106876,8
10
= 11686
1/2
( (Log13808) ×(34557,46
) )
▪ Boeing B737-900 = 10 106876,8
= 226,04
1/2
( (Log13882) ×(33510,26
) )
▪ Airbus A319 = 10 106876,8
= 208,715
1/2
( (Log13972) ×(31709,09
) )
▪ Boeing B737-500 = 10 106876,8
= 181,086
Equivalent
Dual Wheel Load Annual
Wheel Load
Tipe Pesawat Gear Pesawat Departure
(W2) (lbs)
Departure Rencana (W1) Pesawat
(R2) Rencana
(R1)
McDonnell
19553,4 71546,77 106876,8 3243,606
Douglas MD11
Boeing B767-
11686 106876,8 106876,8 11686
400ER
Jumlah 15545,47
R1
Grafik 5.1 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat dengan Roda
Pendaratan Dual Wheel
• Dari grafik rencana perkerasan tipe dual wheel gear dengan CBR 5% dan
MTOW 450007,570 lbs didapatkan tebal total = 43 inch = 109,22 cm
• Dari grafik yang sama dengan CBR SUBBASE 20% didapat tebal surface
dan base = 15 inch = 38,1 cm
• Maka tebal Subbase (Tsb) = 43-15 = 28 inch = 71,12cm
• Tebal Lapisan aspal = 4 inch = 10,16 cm
• Tebal Lapis Pondasi (Tbc) = 38,01 – 10,16 = 27,85 cm
• Selanjutnya tebal Tbc dikontrol terhadap tbc minimum dari grafik dibawah,
dengan CBR 5 % sebagai berikut :
83
Langkah perhitungan :
1) Mendapatkan nilai K On Top of Subbase (lb/in)3
Plot besar tebal lapisan subbase rencana (6inchi) pada Grafik ketebalan
subbase, tarik garis vertical keatas hingga bertemu dengan nilai K=200. Titik
pertemuannya ditarik garis horizontal kekiri sehingga mendapatkan nilai K on
Top Of Subbase sebesar 325 lb/in3
87
Grafik 5.4 Kurva Tebal Slab Beton Dual Tandem Boeing B767-400ER
89
Nilai annual departures yang digunakan adalah 11686 pergerakan maka, maka
digunakan tebal slab beton dengan cara menginterpolasi annual departure 6.000
dengan 15.000 pergerakan, didapat hasil interpolasi sebagai berikut:
Slab Thickness Ann.dep 6.000 = 19,2 in
Slab Thickness Ann.dep 15.000 = 20,2 in
Interpolasi :
𝑥 − 19,2 11.686 − 6.000
=
20,2 − 19,2 15.000 − 6.000
𝑥 − 19,2 5686
=
1 9.000
(x – 9,2) 9.000 = 1 (5686)
5686+82800
x=
9000
x = 9,831 in
= 24,97074 cm ≈ 30 cm
sehingga tebal slab beton adalah 9,831 inchi = 24,97074 cm ≈ 30 cm, dan
tebal subbase 6 inchi.
Jika diketahui bahwa intensitas hujan yang turun pada daerah perencanaan
adalah sebesar 1800 mm/tahun dengan perkiraan turun hujan selama 150 hari,
maka direncanakan sistem jaringan drainase sebagai berikut :
1800
Hujan rata-rata satu hari = ( ) 𝑥150 = 750 𝑚𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
360
90
750
Hujan rata-rata satu jam = ( ) 𝑋1 = 31,25 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
24
𝑄 = 0,287𝑥𝐶𝑥𝐼𝑥𝐴
= 0,000013021𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Berikut ini adalah beberapa koefisien aliran permukaan berdasarkan tipe dari
permukaan catchment area :
91
0,081180557
=
0,11929
= 0,680528263 = 0,681
Untuk perhitungan koefisien pengaliran saluran selanjutnya bisa dilihat pada tabel
dibawah ini.
Jenis Dinding K
Saluran lama dengan tebing baik tak teratur 36
Saluran lama dengan tebing teratur 38
Saluran buang bertanggul dan saluran besar 40
Saluran buang tak bertanggul 43,5
Saluran induk dan sekunder 45 - 47,5
Saluran yang terpelihara 50
Saluran dari batu kosong 50
Dindimg pasangan batu bata, batu kali,
60
plester
Dinding beton yang halus 90
93
Direncanakan bahwa saluran dengan kemiringan talud (m) : 0,5 , berikut ini
contoh perhitungan dari saluran drainase trapesium :
Saluran A
Diketahui :
Nilai C = 0,48
= 0,2539 m3/detik
94
𝑄
Tinggi basah (h) =√ , dengan penjabaran :
𝑣
b = 0,5 h
A = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ
= (0,5ℎ + 0,5ℎ)ℎ
= ℎ2
0,2539
=√
0,5
= 0,712 m
= 1,112 m
= 0,5069 m2
= 0,356 + 2𝑥0,712√0,52 + 1
= 1,948 m
0,5069
=
1,948
= 0,260 m
95
𝑣
Kemiringan dasar saluran (I) = ( 2 )2
𝐾 𝑥 𝑅3
0,5
=( 2 )2
90 𝑥 0,260 3
= 0,0001859
Untuk perhitungan debit dan dimensi saluran selanjutnya bisa dilihat pada
tabel dibawah ini :
v h h
Q renca (basa (salura B A P R I
Salura
na h) n) m K (Kemiring
n
m3/det m/deti an)
M M M m2 m m
ik k
Salura
0,694 0, 1,92 3,80 0,50 0,0000763
n 0,9659 0,5 1,389 0,789 90
5 5 9 0 7 44
Utama
Debit Aliran (Q) = Debit yang terjadi pada saluran sebelum gorong-
gorong (Q saluran A)
= 0,2539 m3/detik
Saluran direncanakan memiliki kecepatan aliran sebesar 0,5 m/detik dengan tinggi
jagaan 0,4 m , berikut perhitungan dimensi saluran :
𝑄
tinggi basah (h) =√ , dengan penjabaran :
𝑣 𝑥 0,5
b = 0,5 h
A =𝑏ℎ
= 0,5ℎ 𝑥ℎ
= 0,5ℎ2
0,2539
=√
0,5 𝑥 0,5
= 1,007 m
= 1,407 m
= 0,7035 x 1,007
= 0,7084 m2
= 0,7084 + 2𝑥1,0077
= 2,7224 m
0,7084
=
2,7224
=0,260 m
𝑣
Kemiringan dasar saluran (I) = ( 2 )2
𝐾 𝑥 𝑅3
0,5
=( 2 )2
90 𝑥 0,2603
= 0,00018599
ANALISA VOLUME
Data Pengukuran
NO Analisa Pekerjaan/Volume Jumlah Luas Volume Total Bobot (Vol) Satuan
p l t
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Mobilisasi 1,00 Ls
2. Pembuatan Papan Nama Proyek 1,00 Ls
II PEKERJAAN TANAH
1. Pengupasan (stripping)
a. Runway 0,3 238620 71586 M3
b. Taxiway 0,3 109175 32752,5 M3
c. Apron 0,3 69144 20743,2 M3
Total 125081,70 M3
2. Perataan (Land Grading)
GALIAN (Cut)
a. Runway M3
b. Taxiway 14068,658 M3
c. Apron M3
Total 14068,658 M3
TIMBUNAN (Fill)
a. Runway M3
b. Taxiway 16546,847 M3
c. Apron M3
Total 16546,847 M3
2. Pemadatan Tanah (Kompaksi)
a. Runway 355782,42 M3
b. Taxiway 86892,383 M3
c. Apron 265761,878 M3
Total 708436,68 M3
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
99
100
5. Biaya total untuk perancangan fasilitas sisi udara bandar udara Soekarno
Hatta adalah sebesar Rp. 1.004.639.728.967,190 (Satu Triliun, Empat
Miliar, Enam Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta, Tujuh Ratus Dua Puluh
Delapan Ribu, Sembilan Ratus Enam Puluh Tujuh Rupiah). Biaya total
tersebut kemudian ditambahkan dengan biaya overhead dan contingency
sebesar 10% dari biaya total. Setelah melakukan perhitungan terhadap
overhead dan contingency, maka didapatkan total biayanya sebesar Rp.
1.105.103.701.863, 910 (Satu Triliun, Seratus Lima Miliar, Seratus Tiga
Juta, Tujuh Ratus Satu Ribu, Delapan Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah).
6.2 Saran
1. Dalam tugas besar ini, tidak menggunakan data asli di lapangan, hanya
melakukan asumsi yang sesuai dengan perkiraan dilapangan. Namun
sebaiknya menggunakan data asli agar perencanaan fasilisitas sisi udara
lebih akurat.
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
DETAIL C
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
R 40
DETAfL D
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Nabilah Tsabithazahra
Mafaza Maghfirah
Delia Nuralifia S
Daftar Pustaka
Anonim. Laporan Bandara. studylibid.com.
Thoengsal,james.https://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_28.html.