Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat
rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum
Proses Produksi dengan judul “GERINDA”.
1. Orang tua yang telah memberi dorongan baik dari segi moral maupun
material.
2. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, MT. IPM. Asean Eng. Selaku ketua Depatemen
Teknik Mesin
3. Bapak Ir,Alfian Hamsi,M.Sc selaku kepala laboratorium Teknologi
Mekanik.
4. Bapak Achmad Husein Siregar,ST,M.Sc selaku dosen pembimbing
laboratorium Teknologi Mekanik.
5. Asisten laboratorium yang membantu penulis dalam menyelesaikan
praktikum ini.
6. Teman-teman stambuk 2018 yang selalu berjuang Bersama.
Riojuan Tambunan
NIM.180401073
i
DAFTAR ISI
ii
2.5.2 Sistem Referensi Pahat .................................................................... 28
3.1.2 Bahan............................................................................................... 46
iii
5.2.2 Saran Untuk Asisten ........................................................................ 54
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Gerinda
Mesin gerinda pada prinsipnya adalah salah satu mesin perkakas yang
dipergunakan untuk mengasah maupun memotong benda kerja dengan tujuan
mempermudah pekerjan maupun untuk mendapatkan hasil yang lebih rapih serta
bagus. Pada prinsip cara kerja mesin gerinda ini adalah batu gerinda yang berputar
serta bersentuhan dengan obyek atau bahan yang ingin dibentuk maupun diubah
sesuai dengan keperluan maupun yang dibutuhkan. Jadi mesin gerinda ini akan
berfungsi cara kerja diputar manual maupun dengan mesin sehingga terjadi Maksud
Mesin gerinda duduk yaitu mesin gerinda yang bekerja memutar roda
abrasif[2]. Berbeda dengan mesin gerinda tangan, cara penggunaan mesin ini
dengan mendekatkan benda kerja ke roda abrasif yang duduk berputar tersebut.
2
Sehingga permukaan benda kerja yang menyentuh dan bergesekan dengan roda
abrasif yang kemudian akan terpotong atau terkikis. Mesin ini biasanya digunakan
untuk mengasah alat potong seperti mata bor dan pahat bubut.
1.2 Manfaat
Sebagaimana alat bantu lainnya yang digunakan karena dapat berfungsi dan
memperingan pekerjaan mata gerinda juga demikian. Adapun fungsi gerinda antara
lain ialah:
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jadi mesin gerinda ini merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata
potong jamak, atau lebih adari satu yang mana digunakan untuk mengasah maupun
sebagai alat potong benda kerja.
Sejarah awal penggunaan batu gerinda yang digunakan sebagai alat pengikis
yaitu sejak zaman besi dan perunggu. Pada zaman itulah mata gerinda sudah dibuat
lebih lebih baik dan bagus untuk proses penajaman alat buru maupun alat perkakas.
Berdasarkan prinsip kerja mesin gerinda yang telah disebutkan di atas, maka
akan menghasilkan beberapa fungsimesin gerinda berupa memotong benda kerja,
menghaluskan dan meratakan benda kerja, pembentukan profil pada sudut-sudut
benda kerja seperti tirus dan lengkungan, pembuatan alur pada benda kerja, dan
sebagai langkah finishing pengerjaan benda. Dengan begitu fungsi mesin gerinda
ini sangat membantu dan memudahkan dalam menyempurnakan bentuk dan fungsi
pada sebuah benda.
Secara umum, prinsip kerja mesin gerinda dibagi menjadi dua, yaitu semi
otomatis dan full otomatis. Cara kerja semi otomatis yaitu dimana proses
penggerendaan bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan atau pun dengan
5
mesin secara otomatis. Sedangkan untuk full otomatis yaitu pengoperasian mesin
gerinda secara otomatis penuh menggunakan program komputer.
Dan berikut ini adalah jenis-jenis mesin gerinda yang memiliki cara kerja
berbeda, tetapi dasar prinsip kerja yang digunakan sama, yaitu batu gerinda berputar
dan menyentuh benda kerja.
Mesin gerinda permukaan horizontal ini masih dibagi menjadi dua lagi, yaitu
gerakan meja bolak-balik dan gerakan meja berputar. Gerakan meja bolak-balik
digunakan untuk menggerinda benda dengan permukaan rata dan menyudut.
Sedangkan gerakan meja berputar digunakan unutk permukaan rata poros.
Mesin gerinda permukaan vertikal ini juga memiliki gerakan meja bolak-balik
dan meja berputar. Fungsinya juga sama dengan mesin gerinda permukaan
horizontal, yaitu untuk menggerinda benda permukaan rata dan bersudut untuk jenis
meja bolak-balik dan untuk menggerinda permukaan rata poros pada gerakan meja
berputar.
Mesin gerinda duduk merupakan jenis mesin gerinda yang memiliki dua batu
gerinda yang dapat dipasang berbeda jenis. Misalnya batu gerinda potong di sebelah
kiri dan batu gerinda halus di sebelah kanan. Hal itu bertujuan agar dapat memiliki
multifungsi. Sehingga dapar digunakan untuk memotong maupun menghaluskan
benda kerja secara bersamaan.
6
1. Proses Abrasif
1. Pengasah (honing),
2. Pengasah halus (lapping),
3. Pengasah super halus (superfinishing),
4. Pemolesan (polishing), dan
5. Pengkilapan (buffing).
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah atau memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan. Mesin gerinda biasa
digunakan pada mata bor, pahat, penggores, penitik, endmill, pahat bubut, dan
pengerjaan finishing lainnya.
Perbedaannya :
1. Butir abrasif pada roda gerinda jauh lebih kecil dibandingkan dengan gigi pemotong
frais.
2. Kecepatan potong pada penggerindaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kecepatan potong frais.
3. Butiran partikel abrasif pada gerinda arahnya acak, sedang gigi frais
mempunyai sudut garuk tertentu
Roda gerinda melakukan penajaman sendiri (bila terjadi keausan pada roda
maka partikel abrasif menjadi tumpul dan terpecah sehingga membentuk sudut
potong yang baru, atau partikel terlepas dari permukaan roda dan muncul butir-butir
yang baru), sedang gigi frais biasanya ditajamkan dengan menggunakan gerinda.
Tombol switch atau saklar adalah bagian dari mesin gerinda duduk yang
berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan putaran mesin. Tombol switch ini
berada di bagian depan mesin, dimaksudkan agar memudahkan dalam
mengoperasikan mesin gerinda duduk tersebut.
2. Dinamo Penggerak
Sumber penggerak dari mesin gerinda duduk yaitu dinamo atau eletromotor.
Pada dinamo penggerak tersebur biasanya dilengkapi dengan adanya kapasitor
8
starting yang berfungsi sebagai pengangkat awal putaran mesin gerinda duduk
tersebut.
3. As Dudukan Mata Gerinda
Dudukan mata gerinda pada mesin gerinda duduk sebenarnya juga merupakan
as dinamo yang melebar keluar. Pada kedua ujung as tersebut berupa ulir yang
bertujuan untuk memudahkan dalam pemasangan mata gerinda. Dan juga
dilengkapi dengan mur pengencang pada setiap ujung as dudukan tersebut.
4. Mika Pelindung
Pada area dudukan mata gerinda, akan terpasang penutup dan mika (kaca
plastik). Mika tersebut berfungsi sebagai pelindung dari percikan gesekan mata
gerinda dengan benda kerja ketika mesin gerinda duduk tersebut dihidupkan.
5. Mata Gerinda
Mata gerinda merupakan bagian paling utama dari mesin gerinda duduk.
Dengan mata gerinda inilah kita dapat mengasah, membentuk, mengkilapkan, dan
membersihkan sisa cetakan pada besi tuang. Jenis dari mata gerinda duduk ini
sangat beragam sesuai dengan kebutuhannya. Dan contoh dari jenis mata gerinda
duduk, antara lain :
Mata gerinda asah ini terbuat dari serbuk pasir yang melekat pada setiap roda
mata gerinda. Mata gerinda asah ini digunakan untuk membentuk, mengasah, dan
membersihkan bram (sisa cetakan besi).
Mata gerinda serat ini terbuat dari serat-serat kayu yang memiliki permukaan
halus. Jenis mata gerinda ini biasanya dipakai untuk mengkilapkan permukaan
benda kerja yang memiliki permukaan rata.
Jenis berikutnya yaitu mata gerinda kain. Sesuai dengan namanya, mata
gerinda ini terbuat dari setumpukan kain yang didesain khusus untuk menghaluskan
dan mengkilapkan benda kerja yang permukaannya tidak rata (bergelombang).
9
Mesin gerinda datar adalah mesin gerinda yang mengacu pada pembuatan
benda dengan bentuk datar yang berada di bawah batu gerinda yang berputar[4].
Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin perkakas yang berfungsi untuk
menghaluskan/ memfinising permukaan benda kerja pada bidang datar/ rata. Pada
mesin gerinda datar, benda dicekam pada meja magnet. Letak benda kerja
diusahakan sejajar memanjang meja mesin. Mesin gerinda datar dapat dioperasikan
secara manual dan otomatis.
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/
Meja magnet listrik. Berfungsi sebagai pencekam benda kerja akibat adanya
medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik.
Ragum mesin presisi. Ragum ini digunakan pada beda kerja yang memiliki
bidang saling tegak lurus dan sejajar.Meja sinus.
Mesin gerinda datar otomatis adalah adalah salah satu jenis mesin gerinda datar
yang pelayanan pengoperasiaannya dapat dilakukan secara otomatis.
10
Mesin gerinda datar computer numerical control adalah salah satu jenis mesin
gerinda datar yang pelayanan pengoperasiaannya dapat dilakukan melalui komando
atau perintah berupa kode-kode dan angka yang sudah distandarkan.
Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/mengatur meja arah memanjang
maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda dan besar
pemakanan dapat dilakukan secara otomatis melalui pemograman dari komputer,
karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi pengopersiaannya melalui
system computerisasi.
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/2016/11/16/gerinda-alat/
11
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/2016/11/16/gerinda-alat/
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/2016/11/16/gerinda-alat/
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/2016/11/16/gerinda-alat/
Batu gerinda digunakan sebagai alat potong dengan cara menjepit benda kerja
pada ragum mesin gerinda potong. Kapasitas pemotongan terbatas dengan profil
tertentu, diantaranya pipa, pelat strip, besi siku, pipa stalbuis, dan sebagainya.
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/
14
Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan untuk membuat bentuk silindris,
silindris bertingkat, dan sebagainya.
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/
Sumber:https://bellarukmana.wordpress.com/
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geramdan
sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan berbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki. Untuk sementara,dapat diklasifikasikan dua jenis
pahat yaitu pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) dan pahat
bermata potong jamak (multiple points cutting tools).Gerak relatif dari pahat
terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam komponen gerakan
yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement).
16
Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan maka proses
pemesinan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses berlainan, yaitu: 1. Proses
membubut (Turning) 2. Proses menggurdi (Drilling) 3. Proses mengefreis (Milling)
4. Proses menggerinda rata (Surface Grinding) 5. Proses menggerinda silindris
(Cylindrical Grinding) 6. Proses menyekrap (Shaping, Planning) 7. Proses
menggergaji atau memarut (Sawing, Broaching)
Selain dari kalsifikasi menurut gerak relatif pahat terhadap benda kerja, yang
menghasilkan tujuh macam proses seperti diatas, secara lebih terperinci proses
pemesinan dapat diklasifikasikan menurut tujuan dan cara pengerjaan atau mesin
perkakas yang digunakan sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel 2.1 tersebut
menggambarkan jenis proses pemesinan dan mesin perkakas yang biasanya
digunakan untuk melakukannya. Beberapa jenis proses mungkin dapat dilakukan
pada satu mesin perkakas. Misalnya, mesin bubut tidak selalu digunakan untuk
membubut saja melainkan dapat pula digunakan untuk menggurdi, memotong dan
melebarkan lubang (mengkoter) dengan cara menggantikan pahat yang sesuai, atau
bahkan dapat digunakan untuk mengefreis, menggerinda, atau mengasah halus pada
mesin bubut yang bersangkutan dapat dipasangkan peralatan tambahan
(attaclments) yang khusus. (Rochim, 1985).
Seperti yang kita ketahui, kegiatan menggerinda sudah lazim kita temui dalam
berbagai kebutuhan dan untuk tujuan tertentu. Dalam mendukung kerja mesin
gerinda, diperlukan sebuah komponen utama kerja mesin tersebut yaitu batu
gerinda. Batu gerinda atau yang biasa disebut juga dengan mata gerinda digunakan
sebagai pengasah, pengikis, pemotong, maupun mengamplas objek yang akan kita
kerjakan.Dari berbagai macam mesin gerinda yang telah kita bahas sebelumnya,
batu gerinda pun memiliki jenis-jenis tersendiri sesuai dengan kegunaan ataupun
fungsi yang kita inginkan.
Yang termasuk kedalam jenis jenis batu gerinda berikut kita simak jenis – jenis
batu gerinda :
17
Sumber:https://megaperkakas.com/
Batu gerinda asah atau grinding wheel ini adalah batu gerinda yang paling
umum dipakai dalam pengerjaan logam. Digunakan untuk mengikis permukaan
logam besi, baja dan stainless steel. Batu gerinda ini memiliki spesifikasi khusus
sesuai jenis logam peruntukkannya.
Sumber:https://megaperkakas.com/
Mata batu gerinda ini biasanya digunakan untuk mengikis permukaan logam
khusus pada area-area yang terbatas/sempit. Mata Gerinda Fleksibel ini juga dapat
digunakan untuk memotong logam, namun kelemahannya yang dihasilkan dari
18
fungsi ini yaitu area yang terpotong akan lebih banyak atau lebar daripada dengan
menggunakan batu gerinda potong.
Sumber:https://megaperkakas.com/
Mata gerinda amplas susun ini berfungsi untuk mengikis permukaan, baik pada
permukaan logam maupun pada permukaan kayu yang bertujuan untuk
menghasikan finishing permukaan yang rata dan halus. Sesuai namanya, mata Mata
gerinda amplas susun ini berfungsi untuk mengikis permukaan, baik pada
permukaan logam maupun pada permukaan kayu yang bertujuan untuk
menghasikan finishing permukaan yang rata dan halus gerinda amplas susun ini dan
19
Sumber:https://megaperkakas.com/
Sumber:https://megaperkakas.com/
Hampir sama dengan Flap Disc, mata gerinda ini memiliki fungsi untuk
mengikis permukaan, baik pada permukaan logam maupun pada permukaan kayu
yang bertujuan untuk menghasikan finishing permukaan yang rata dan halus.
Berbentuk piringan dari susunan lembaran kertas amplas. Berbentuk piringan
amplas datar. Digunakan bersama rubber pad supaya penekanannya sempurna
untuk menghasilkan finishing yang lebih halus.Sehingga lebih baik digunakan
dalam menggerinda.
20
Sumber:https://megaperkakas.com/
Pisau potong keramik ini memiliki dua jenis, yaitu jenis basah yang
pengerjaannya diperlukan air sebagai pelumasan, dan jenis kering yang tidak perlu
dilumasi air. Sesuai dengan namanya pisau ini berfungsi untuk memotong keramik.
Sumber:https://megaperkakas.com/
1. Identitas
Identitas memuat jenis bahan asah, ukuran butiran bahan asah, tingkat
kekerasan susunan butiran bahan asah, jenis bahan perekat.
Contoh : A 24 S BF
2. Spesifikasi
C – Diamond (intan)
22
Untuk mengetahui spesifikasi dari batu gerinda, maka Anda dapat melihat kode
yang tertera pada permukaan batu gerinda tersebut. Dibawah ini adalah beberapa
macam kode untuk memudahkan Anda membaca spesifikasi batu gerinda[6]:
Kode huruf yang menandakan bahan dan kandungan material batu gerinda:
Kode huruf yang menandakan tingkat kekerasan dan kekuatan perekatan material
batu gerinda:
Kode spesifikasi batu gerinda terdiri dari paduan huruf dan angka, untuk itu
pengertian terhadap kode-kode tersebut merupakan hal yang signifikan bagi
para grinders.
Untuk itu, berikut adalah tata cara membaca spesifikasi batu gerinda:
Sebagai contoh, batu gerinda A memiliki kode tertera A30RBF , dan batu gerinda
B memiliki kode spesifikasi A24SBF.
Hal pertama yang perlu kalian pahami sebagai cara merawat gerinda agar tidak
cepat rusak yaitu dengan cara jangan langsung mematikan gerinda anda saat selesai
menggunakannya. Apa sih alasannya?? Tentunya kalian tau cara kerja dari gerinda
ini. Gerinda memiliki kepala yang ujungnya akan berputar saat mesin gerinda
tersebut dinyalakan. Dan ujung dari kepala gerinda ini berputar karena adanya
putaran dari armature yang digerakkan oleh listrik.
Dengan kita mematikan langsung mesin gerinda saat anda selesai melakukan
gerinda, maka mesin gerinda tersebut masih dalam keadaan panas dan dapat
merusak bagian-bagian gerinda yang menempel pada mesinnya. Sedangkan jika
24
kita tidak langsung mematikan mesin gerinda tersebut, maka mesin akan
mengalami pendinginan akibat sirkulasi angin yang ada pada mesin gerinda
tersebut. Sirkulasi angin ini adalah sirkulasi angin tanpa hawa panas dari mesin
karena motor berputar tanpa beban. Dan saat itu terjadi, mesin akan cepat dingin
dan tentunya tidak akan merusak bagian-bagian gerinda yang menempel atau dekat
dengan mesinnya.
Tentunya sebuah motor yang berotasi pasti diberikan semacam pelumas untuk
merawat gerigi-gerigi rotasinya. Jadi saat anda lupa atau tidak mengganti grease /
gemuk pada mesin gerinda anda, maka gerigi-gerigi mesin rotasinya akan cepat
terkikis dan lama kelamaan akan runcing dan tipis. Tetapi jika anda mengganti
grease atau gemuknya secara rutin, maka gerigi-gerigi rotasi mesin gerinda anda
akan tetap terjaga dan tidak cepat terkikis.
Secara umum, pengertian dari chisel yaitu suatu alat pertukangan yang
umumnya terbuat dari logam besi dan mempunyai ujung yang tajam. Dengan ujung
yang cukup tajam tersebut dapat melubangi serta mengukir berbagai macam benda
keras seperti logam, kayu maupun batu.
Berdasarkan bentuk, chisel dibagi menjadi 8 jenis antara lain sebagai berikut
ini :
A. Chisel screw.
Alat chisel ini digunakan untuk membuat suatu ukiran, baik itu ukiran tunggal
maupun ganda. Pada alat ini memiliki aturan khusus untuk menggunakannya, yaitu
dengan cara dimiringkan. Lalu alat ini juga memiliki suatu perawatan khusus untuk
25
diasah secara rutin. Bahkan ketika hendak digunakan alat ukir ini harus diasah
terlebih dahulu.
Carving chisel.Untuk chisel jenis ini terbagi ke dalam 2 buah jenis yaitu rata
kiri dan rata kanan. Fungsi dari carving rata kiri untuk membuat pemakaman pisau
memanjang dari arah kiri hingga ke kanan sehingga mendekati posisi kepala seperti
lepas. Carving ini memiliki sudut baji sebesar 55 derajat.Sedangkan untuk carving
rata kanan digunakan untuk memanjangkan pemakaman pisau dari arah kiri menuju
ke kanan, namun untuk mencapai posisi cekam. Untuk besar sudut carving rata
kanan jauh lebih besar daripada rata kiri. Besarnya sudut yaitu 80 derajat dan tidak
terbatas.
B. Drill.
Drill atau lebih dikenal sebagai alat bor juga termasuk ke dalam jenis chisel.
Fungsi dari alat ini adalah melubangi suatu benda.Drill / alat bor ini memiliki 3
buah macam yang dibagi berdasarkan jenis mata bor. Drill pertama memiliki mata
bor khusus untuk batu lunak. Ciri dari drill ini mempunyai bentuk gigi ramping dan
panjang.Untuk drill kedua dengan mata bor batuan sedang. Cirinya memiliki gigi
tebal dan berukuran pendek. Drill terakhir adalah drill dengan mata bor batuan
keras. Bentuk dari gigi pada drill ini memiliki ukuran pendek dan sangat tebal.
B. Cutting chisel.
Untuk alat chisel ini memiliki fungsi yang cukup simple. Sesuai dengan
namanya, cutting chisel hanya digunakan untuk memotong benda.
C. Champion chisel.
Chisel yang satu ini memiliki fungsi yang cukup unik, yaitu untuk membuat
afek kerut pada permukaan. Jadi dengan alat ini dapat menghasilkan suatu pahatan
dengan efek kerutan. Sudut dari alat ini sebesar 45 derajat.
Alat ini berfungsi untuk membuat suatu alur profil pada suatu permukaan
benda. Bentuk dari alur profil yang hendak dibuat dapat menyesuaikan dengan
benda..Lathe chisel side berfungsi membubut suatu permukaan dengan posisi
26
melintang. Prinsip kerja dari alat ini dengan menyayat dari ujung luar menuju ke
titik pusat benda dan sebaliknya. Hal itu tergantung dengan arah putaran dari mesin
spindel.
Dengan menentukan sudut- sudut pahat yang cocok bagi suatu pekerjaan yang
spesifik maka proses pemesinnan dapat di optimumkan. Untuk menganalisa
geometri pahat diperlukan suatu sistim bidang referensi dimana sudut dapat
ditentukan harganya. Geometri pahat yang dibahas hanya pada pahat bermata
potong tunggal (single point cutting tools). Sudut-sudut yang terdapat pada mata
pahat disebut sudut utama pahat (basic tool angel).
Sudut ini berpengaruh pada saat pembentukan geram. Jika sudut ini diperbesar maka
akan menaikan umur pahat dan menurunkan gaya potong yang dibutuhkan selama proses
pemotongan.
Sudut ini dapat mengurangi gesekan yang terjadi antara bidang utama dan benda
kerja. Sudut ini sebaiknya tidak terlalu besar karena jika terlalu besar akan mengurangi
kekuatan dari pahat.
Sudut pahat ini terletak diantara sudut bebas dan sudut geram, sudut ini
merupakan sudut penampang pahat.
Pahat potong yang menurut definisinya dapat diartikan sebagai alat untuk
memotong dan membentuk logam sampai ukuran dan sifatnya permukaan ( tingkat
kekasaran) yang direncanakan dapat tercapai.
Elemen pahat :
Bagian potong (cutting part) yaitu bagian pahat yang dibentuk menjadi mata
potong atau tempat untuk sisipan pahat ( dari karbida atau keramik)
Pemegang (Shank) yaitu bagian pahat untuk dipasang pada mesin perkakas ,
bilke bagian ini tidak ada maka fungsinya diganti oleh lubang pahat.
Sumbu pahat (Tool Axis) yiatu garis maju yang digunakan untuk
mendefinisikan geometri pahat . Umumnya merupakan garis tengah dari pemegang
atau lubang pahat.
Dasar (Base) yaitu bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat
sehingga mempermudah proses pembuatan, pengukuran ataupun pengasahan pahat.
Bidang Pahat :
Merupakan tepi dari bidang geram yang aktif memotong, ada 2 jenis mata
potong yaitu:
Mata potong utama bertemu dengan mata potong bantu pada pojok pahat (Tool
Corner). Untuk memperkuat pahat maka pojok dibuat melingkar dengan jari-jari
tertentu tersebut radius pojok (Corner Radius/Nose Radius) atau dipenggal
sehingga pojok pahat berupa garis dengan panjang tertentu disebut panjang
pemenggalan pojok (Chamfered Corner Length.
Mata potong pahat tebentuk karena perpotongan dua bidang pahat. Orientasi
kedua bidang yang berpotongan tersebut ditentukan oleh sudut yang terbentuk yang
dapat diukur pada bidang ketiga. Karena orientasi/posisi dari bidang ketiga relatif
terhadap kedua biidang pahat yang saling berpotongan dapat ditentukan sembarang,
maka arga sudut pahat akan bermacam-macam pula. Lihat gambar 2.6 orientasi dari
bidang 𝐴ɣ terahadap bidang 𝑃r dapat ditentukan dengan pasti melalui sudut ɣg yang
diukur pada bidang ketiga yang tegak lurus garis perpotongan 𝑃r , dengan 𝐴ɣ yaitu
bidang 𝑃g . Jika tidak melalui bidang 𝑃g ini, maka paling sedikit diperlukan 2
bidang ketiga yang tidak saling berimpit dengan 2 harga sudut (misalnya ɣf dan ɣp)
untuk menetapkan orientasi 𝐴ɣ terhadap 𝑃r.
1. Pahat (tool) harus lebih keras dan tahan aus disbanding dengan benda kerja.
29
2. Harus ada bagaian pahat yang makan ke benda kerja sesuai dengan pemakanan
dan kedalaman potong yang direncanakan.
3. Harus ada gerakan relatif atau kecepatan potong (cutting speed) antara pahat
dengan benda kerja dengan gaya potong yang cukup untuk mengalami tahanan
spesifik dari material benda kerja.
Teori tentang terjadinya geram dapat dilihat pada gambar. Logam yang
biasanya bersifat ulet, apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan (stress)
didaerah sekitar konsentrasi gaya penekanan dari mata potong pahat, tegangan pada
benda kerja tersebut mempunyai orientasi yang kompleks dan pada salah satu arah
akan terjadi tegangan geser (shear stess) yang maksimum. Apabila tegangan geser
itu melebihi kekuatan logam yang bersangkutan, maka akan terjadi perubahan
bentuk yang menggeser dan memutuskan logam atau benda kerja diujung pahat
pada suatu bidang geser. Bidang mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut
terhadap vektor kecepatan dan dinamakan sudut geser (shear angle)
Sumber:http://kedepankanpena.blogspot.com/
Maka temperatur menjadi sangat tinggi, terutama pada bidang geram dan
bidang utama (Jaroslav Mackerle, 1999). Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
terdapat pengaruh yang cukup besar dari perubahan kecepatan potong yang ada
terhadap temperatur yang terukur. Denganmenaikan kecepatan putar spindel maka
temperatur pahat bubut mengalami peningkatan. Pada putaran spindel 750 rpm
diperoleh pengukuran temperatur rata-rata 65 oC dan pada putaran lebih besar 1500
rpm diperoleh hasil pengukuran rata-rata 126,3 oC. Semakin tinggi putaran spindel
mesin bubut maka kecepatan gerak makan pahat semakin tinggi yang menyebabkan
tekanan pahat bubut pada benda kerja semakin keras sehingga gesekan yang terjadi
31
antara geram dengan pahat semakin besar yang akhirnya akan berpengaruh
terhadap timbulnya panas pada proses pemotongan.
Geram kontiyu adalah geram yang umumnya ikut bersama – sama pahat yang
kemudian terpisah, tetapi geramnya sendiri ikut terus tersambung membentuk
gulungan geram yang panjang. Gulungannya sering seperti spiral atau lurus
memanjang. Geram ini terjadi pada proses permesinan pada mesin perkakas dengan
kecepatan potong tinggi dengan menggunakan material yang ulet.
Geram tak kontiyu adalah yang bentuknya terputus – putus dimana segmen –
segmennya tidak terikat satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena
distorsi pada logam yang berdekatan dengan pahat menghasilkan crack (retak) dan
terlempar dari pahat. Geram ini didapatkan dalam proses pemesinan bahan yang
rapuh seperti besi cor. Geram tak kontiyu dapat juga terbentuk pada beberapa bahan
yang ulet kalau koefisien geseknya tinggi, tetapi geram ini pada bahan ulet
menunjukkan kondisi pemotongan yang buruk.
Geram ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang ulet dan
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Pada saat pemotongan , geram mengalir
diatas bidang geram pahat, karena koefisien gesek yang tinggi maka terdapat geram
yang menempel pada ujung pahat yang ikut mendorong bagaian belakang geram.
Karena pada tool dan benda kerja terjadi panas yang berlebihan maka geram
tersebut meleleh dan melekan pada ujung pahat potong yang makin banyak. Geram
jenis ini dapat menyababkan benda kerja yang dipotong menjadi kasar. Biasanya
karena pemakanan yang besar dengan kecepatan potong rendah.
Sumber:http://kedepankanpena.blogspot.com/
Umur pahat merupakan salahsatu faktor yang penting dalam proses produksi,
karena waktu yang diperlukan untuk penggantian pahat dan penyetelan kembali
menyebabkan berkurangnya kemampuan pahat. Umur pahat adalah ukuran
lamanya suatu pahat yang mampu memotong dengan baik. Umur pahat dapat
diukur dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
1. Pada sisi pahat , yaitu suatu tepi yang kecil menonjol dari ujungnyabterampelas
hilang. Kerusakan pahat terjadi jika tepi ini telah aus 1,58mm dan pada pahat HSS
dan 0,76mm pada pahat karbida.
34
2. Pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil di belakang ujungnya. Depresi
disebabkan oleh adanya aksi pengampelasan dari serpihan sewaktu melewati
permukaan pahat.
Umur pahat didefinisikan sebagai umur pahat dalam menit terhadap kecepatan
memotong dalam meter tiap menit atau dalam cm3 dari logam yang dipotong ,
karena umur pahat akan berkurang seiring dengan meningkatnya kecepatan
memotong pahat.
Semakin besar keausankerusakan yang diderita pahat maka kondisi pahat akan
semakin kritis. Jikalau pahat tersebut masih tetap digunakan maka pertumbuhan
keausan akan semakin cepat dan pada suatu saat ujung pahat akan sama sekali
rusak. Kerusakan fatal seperti ini tidak boleh terjadi sebab gaya pemotongan akan
semakin tinggi sehingga dapat merusakkan seluruh pahat, mesin perkakas dan
benda kerja, serta dapat membahayakan operator yang melayani mesin tersebut.
commit to user Oleh sebab itu, untuk menghindari hal tersebut ditetapkan batas
harga keausan dimensi dari keausan tepi atau keausan kawah yang dianggap sebagai
batas kritis dimana pahat tidak boleh digunakan. Sebagai contoh, berdasarkan
pengalaman, batas keausan yang diijinkan bagi suatu jenis pahat yang digunakan
untuk memotong suatu jenis benda kerja adalah seperti tabel 2.1. Tabel 2.1. Batas
Keausan Kritis VB = harga keausan tepi K = rasio kawah crater ratio = KTKM
Sumber : Teori dan Teknologi Proses Permesinan Taufiq rochim,1993. Tabel 2.1.
tersebut merupakan petujuk umum batas keausan dimana harganya tergantung pada
jenis pahat dan benda kerja. Semakin keras pahat yang digunakan atau semakin
35
tinggi gaya potong spesifik maka diperlukan batas keausan yang rendah.
Pengukuran dimensi keausan kawah dan keausan tepi secara langsung memerlukan
penghentianinterupsi proses permesinan, pengambilan pahat, pengukuran keausan
dengan microskop dan pemasangan kembali. Dalam praktek hal ini tidak selalu
mudah untuk dilakukan, terutama dalam proses permesinan yang sesungguhnya
dimana gangguan atas kelancaran proses produksi tidaklah diizinkan. Keausan
pahat akan menimbulkan efek samping yaitu: Kenaikan gaya
potong,Getaranchatter, Penurunan kehalusan permukaan hasil permesinan,atau
Perubahan dimensigeometri produk.
Pahat bubut merupakan alat potong yang digunakan untuk menyayat benda
kerja yang dilaksanakan pada mesin bubut. Pahat bubut dipasang di dalam rumah
pahat (tool post) pada mesin bubut.
Ada berbagai jenis material yang biasanya digunakan untuk membuat pahat
bubut. Material alat potong yang ideal harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
▪ Lebih keras 30% sampai 50% daripada material benda kerja yang dipotong.
▪ Memiliki ketahanan aus yang tinggi.
▪ Tidak bereaksi secara kimia dengan material benda kerja dan cairan pendingin.
▪ Murah dan mudah dalam pembuatannya..
1. Baja Karbon
Baja karbon merupakan material yang telah lama digunakan sebagai material
alat potong. Alat potong baja karbon mengandung sekitar 0,8% - 1,3% karbon,
sekitar 1% mangan, dan 0,1% - 0,4% silikon.Karena mengandung karbon yang
tinggi, material baja karbon untuk alat potong ini dapat dikeraskan melalui
perlakuan panas (heat treatmen) dan kekerasannya bisa mencapai 62 RC. Tetapi
36
material baja karbon akan mulai melunak pada suhu 180°C. Pahat bubut baja
karbon memiliki kecepatan potong yang rendah, yaitu sekitar 5 meter/menit. Pahat
bubut merupakan alat potong yang digunakan untuk menyayat benda kerja yang
dilaksanakan pada mesin bubut. Pahat bubut dipasang di dalam rumah pahat (tool
post) pada mesin bubut.
Sumber : www.alibaba.com
Pahat bubut yang terbuat dari baja kecepatan tinggi atau high speed steel (HSS)
bisa dikatakan sebagai pahat pengganti pahat bubut baja karbon.
Pahat bubut HSS memiliki kecepatan potong sekitar 4 kali lebih cepat dibandingkan
pahat bubut baja karbon.Unsur-unsur paduan yang umum digunakan untuk
membuat material HSS adalah wolfram/tungsten (W), kromium (Cr), vanadium
(V), molibdenum (Mo), dan kobalt (Co). Unsur-unsur paduan ini akan memberikan
sifat-sifat tertentu yang diinginkan, seperti meningkatkan sifat kekerasan panas,
ketahanan aus dan kekuatan pada HSS. Karakteristik ini memungkinkan HSS
memiliki kecepatan potong yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik daripada
baja karbon. Kecepatan potong pahat bubut HSS berkisar antara 10 - 60 m/menit.
37
Sumber : www.axminster.co.uk
Unsur-unsur paduan pada material HSS, seperti kobalt, kromium, dan tungsten
dapat memperbaiki sifat-sifat pemotongan sehingga para akhli metalurgi
mengembangkan suatu paduan tuang bukan besi (non ferro). Komposisi khas dari
paduan tuang ini adalah kobalt 40% - 50%, kromium 27% - 32%, tungsten 14% -
29% dan karbon 2% -
Sumber : www.conradhoffman.com
38
4. Karbida
Pada masa sekarang ini alat potong karbida telah banyak menggantikan alat
potong HSS. Pahat karbida memiliki kecepatan potong 3 sampai 5 kali lebih cepat
daripada kecepatan potong HSS.
Sumber : www.instructab
5. Keramik
Alat potong keramik merupakan bahan bukan logam yang keras, dan dapat
mempertahankan kekerasannya pada suhu tinggi, ketahanan aus abrasif dan aus
kawah yang sangat baik, konduktivitas termal rendah serta memiliki kecepatan
potong yang tinggi, yaitu sekitar 150 - 650 m/menit.
Pahat keramik sangat cocok untuk memotong besi tuang, baja yang keras, dan
paduan-paduan super.
Sumber :www.ntkcuttingtools.com
39
Kwalitas bahan pahat bubut harus memililki siafat keras, ulet, tahan gesek,
tahan aus dan tahan beban kejut.
Makin tinggi kecepatan potong yang ditetapkan, alat potong harus mempunyai
sifat tahan panas yang baik.
4. Frekuensi penggunaan
Semakin sering digunakan, alat potong harus mempunyai sifat tahan terhadap
keausan.
5. Ekonomis
2. Soluble oils.
Minyak murni (straight oils) adalah minyak yang tidak dapat diemulsikan dan
digunakan pada proses pemesinan dalam bentuk sudah diencerkan. Minyak ini
terdiri dari bahan minyak mineral dasar atau minyak bumi, kadang mengandung
pelumas yang lain seperti lemak, minyak tumbuhan, dan ester. Selain itu, bisa juga
ditambahkan aditif tekanan tinggi seperti Chlorine, Sulphur, dan Phosporus.
Minyak murni ini berasal salah satu atau kombinasi dari minyak bumi (naphthenic,
paraffinic), minyak binatang, minyak ikan atau minyak nabati.
Minyak sintetik (synthetic fluids) tidak mengandung minyak bumi atau minyak
mineral dan sebagai gantinya dibuat dari campuran organik dan anorganik alkaline
bersama-sama dengan bahan penambah (additive) untuk penangkal korosi. Minyak
ini biasanya digunakan dalam bentuk sudah diencerkan (biasanya dengan rasio 3
sampai 10%). Minyak sintetik menghasilkan unjuk kerja pendinginan terbaik di
antara semua cairan pendingin. Cairan ini merupakan larutan murni (true solutions)
atau larutan permukaan aktif (surface active).
2. Harga
Pelindung mesin yang memadai harus dipasang pada mesin atau peralatan yang
memiliki komponen berputar atau bergerak, dimana terdapat kemungkinan pekerja
secara tidak sengaja menyentuh komponen tersebut, yang bisa mengakibatkan
cedera serius.Tangan, kaki, rambut, jari atau bagian tubuh lainnya bisa saja terjepit,
terpotong, tertarik, atau terlilit secara tidak sengaja saat mengoperasikan mesin
bergerak atau berputar. Di Ontario, Kanada, mayoritas pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja akibat mesin bergerak atau berputar disebabkan oleh kesalahan
manusia (human error) dan tidak terpasangnya pelindung mesin yang memadai.
Pada mesin bergerak atau berputar umumnya bagian mesin yang berbahaya,
seperti roda gigi sudah dipasang pelindung berupa tutup pengaman yang dirancang
sedemikian rupa oleh produsen, namun tidak sedikit para pekerja atau operator yang
sengaja membuka tutup pengaman tersebut dengan alasan untuk efisiensi kerja
tanpa mempertimbangkan faktor risiko.
43
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
A. Mesin gerinda duduk ( bench grinder)
Sumber:https://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/
B.Toolkit/Kunci-kunci
Gambar 3 2 :Toolkit/Kunci-kunci
Sumber:https://www.google.com/
44
C. Venier Caliver
Vernier Caliper atau Sigmat atau Jangka Sorong memiliki dua skala
pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier, dan digunakan untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam dan kedalaman. Skala utama dan skala vernier
digunakan untuk mengukur jarak kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua
tanda. Metode ini disebut prinsip pengukuran vernier.
Sumber:https://henduino.github.io/
a. Outside Jaws; Atau disebut Rahang Luar. Bagian ini digunakan untuk
mengukur jarak bagian luar suatu benda, dan atau pada umumnya digunakan
untuk mengukur diameter luar pada benda yang berbentuk silinder.
b. Inside Jaws; Atau disebut Rahang Dalam. Bagian ini digunakan untuk
mengukur jarak bagian dalam suatu benda, dan atau pada umumnya digunakan
untuk mengukur diameter dalam pada benda yang berbentuk tabung silinder.
c. Depth Probe; Atau disebut juga Depth Bar atau Batang Kedalaman. Bagian ini
digunakan untuk mengukur jarak kedalaman suatu benda yang berbentuk
rongga yang tidak memungkinkan diukur menggunakan bagian Outside Jaws
maupun Inside Jaws.
d. Main Scale Milimeter; Atau Skala Utama Milimeter. Bagian ini digunakan
untuk membaca hasil pengukuran suatu benda. Hasil pembacaan pengukuran
45
pada Main Scale masih belum detail dan pada skala utama ini hasil pengukuran
dinyatakan dalam satuan Milimeter (mm).
e. Main Scale Inch; Atau Skala Utama Inch. Bagian ini digunakan untuk
membaca hasil pengukuran suatu benda. Hasil pembacaan pengukuran pada
Main Scale masih belum detail dan pada skala utama ini hasil pengukuran
dinyatakan dalam satuan Inch.
f. Vernier Scale Milimeter; Atau Skala Vernier Milimeter. Bagian ini digunakan
untuk membaca hasil pengukuran suatu benda. Bagian Vernier Scale
merupakan skala detail yang menunjukan nilai desimal dibelakang koma
setelah pembacaan hasil pengukuran pada Main Scale. Pada skala vernier ini
hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Milimeter (mm).
g. Vernier Scale Inch; Atau Skala Vernier Inch. Bagian ini digunakan untuk
membaca hasil pengukuran suatu benda. Bagian Vernier Scale merupakan
skala detail yang menunjukan nilai desimal dibelakang koma setelah
pembacaan hasil pengukuran pada Main Scale. Pada skala vernier ini hasil
pengukuran dinyatakan dalam satuan Inch.
D. Busur
Gambar 3 4 : Busur
Sumber:https://www.mikirbae.com/
46
E. Tipex
Gambar 3 5 : Tipex
Sumber:http://bercerita-unik.blogspot.com/
3.1.2 Bahan
1. Besi tuang
Sumber:https://www.google.com/
47
Berikut adalah beberapa material pembuat dari mata gerinda yang dibedakan
dari jenis mata gerindanya sendiri :
1. Mata Gerinda Potong Besi terbuat dari material serbuk alumunium oxide
2. Mata Gerinda Potong Batu, Semen, Dsb terbuat dari material Silikon
Carbide
Kedua jenis mata gerinda potong ini nantinya akan diberikan campuran dari
serbuk besi ( Iron Oxide ) yang kemudian diaduk atau dicampur bersamaan
dengan bubuk seperti tepung dan resin khusus. Setelah diaduk dengan rata,
nantinya campuran material tadi akan diproses lagi dengan menggunakan perekat.
Perekat yang digunakan untuk proses pembuatan mata gerinda ini terbuat dari
bahan Mineral Cryolite.
Terus langkah-langkah proses pembuatan mata gerinda ini seperti apa ya?
Ternyata bukan langsung semua dicampur aduk gitu guys bahan-bahan yang udah
kami sebutin tadi. Jadi adalah tahapan langkah-langkah saat menyatukan keempat
bahan pembuat mata gerinda tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya :
Setelah sudah didapatkan hasil yang halus dan konsisten, selanjutnya butiran
tadi akan disiapkan pada cetakan bulat agar nantinya dipress menjadi bentuk mata
gerinda seperti yang kalian ketahui bersama.Seperti yang bisa kalian lihat pada
gambar diatas ya. Nantinya butiran tadi akan dimasukkan pada cetakan tersebut.
Nah dari tumpukan lempengan mata gerinda tersebut nantinya akan diambil
satu-persatu dengan mesin juga agar dapat dipasang dengan ring galvanis tadi. Ring
ini nantinya digunakan untuk melindungi lempengan dari gesekan pada ring
pengunci mesin gerinda.
Kemudian untuk proses akhirnya, mata gerinda yang tadi sudah dicetak dan
sudah dipasangi ring akan dimasukkan pada oven berukuran sangat besar. Yang
fungsi agar dapat menampung banyak mata gerinda sekaligus. Jadi nantinya pabrik
tersebut akan dapat menghasilkan banyak produk dalam sekali proses pemanasan
atau finishing ini.
5. Spesimen atau benda kerja digengam dengan kuat dan seimbang menggunakan
kedua tangan.
6. Benda kerja didekatkan dengan batu gerinda agar diperbaiki sudut yang kita
inginkan.
7. Pemotongan benda kerja diatur secara perlahan untuk mendapatkan sudut yang
diinginkan dan lakukan pemakanan.
9. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan ulangi lagi langkah 5 sampai 7 agar
mendapatkan hasil yang kita inginkan.
BAB 4
HASIL PRAKTIKUM
Terlampir
51
Proses penggerindaan harus dilakukan satu arah agar tidak banyak bidang
pada bagian yang digerinda.Pada proses penggerindaan posisi benda kerja harus
dimiringkan agar sisi bagian yang tidak boleh digerinda tidak tersayat. Sebelum
dilakukan proses penggerindaan harus terlebih dahulu disediakan cairan
pendingin. Cairan pendingin sebagai pelumas permukaan benda kerja akibat
gesekan dengan batu gerinda. Panas pada benda kerja akibat gesekan dengan batu
gerinda sehingga menimbulkan efek thermal pada dengan temperature tinggi
pada permukaan benda kerja.
Bagian sisi benda kerja tidak boleh hitam sehingga pada saat proses
penggerindaan atau pengasahan dilakukan tidak boleh menggunakan sarung
tangan, hal itu dimaksudkan agar tangan dapat merasakan panas pada benda kerja
sehingga benda kerja dapat segera dicelupkan kedalam cairan pendingin
sehingga bagian sisi atau permukaan benda kerja tidak hitam. Berikut merupakan
nilai persen ralat pada praktikum atau percobaan yang dilakukan adalah :
1. Sudut geram : 0%
2. Sudut bebas : 0%
3. Sudut miring : 0%
Sudut miring adalah sudut yang membantu atau mempunyai aliran geram dan
juga mempunyai aliran arah. Sudut potong utama merupakan sudut yang dapat
mempengaruhi atau sebagai penentuan untuk geram sebelum pengamatan.
Sudut potong bantu adalah sudut yang berfungsi untuk memperluas yang
dipahat sedangkan radius pojok merupakan bagian yang berfungsi untuk bagian
yang akan dipahat. Bagian ini juga berguna untuk dapat memperkakas atau
memperkuat pertemuan pahat yang merusak.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ketajaman dan sudut pada hasil permukaan benda kerja sangat berpengaruh
pada hasil permukaan benda kreja karena akan menghasilkan permukaan
yang kasar.
DAFTAR PUSTAKA
[8] “Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida untuk Membubut Baja Paduan
(ASSAB 760) dengan Metoda Variable Speed Machining Test,” J. Tek.
Mesin, 2007, doi: 10.9744/jtm.9.1.pp.31-39.