PENGELOLAAN PERANGKUTAN
Semester Ganjil 2019/2020
Anggota Kelompok:
M Rangga Kumar 24-2012-018
Rizki Agung Gumelar 24-2017-081
Shafira Khoirinnisa Nur Rizqia 24-2017-091
Gemilang Faindra 24-2017-103
Feby Nurlayyina Ats-Tsauri 24-2017-106
Segala puji bagi Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam
Semesta, berkat Ridha Nya, Kami akhirnya mampu menyelesaikan Laporan
Pengelolaan Perangkutan yang telah diberikan.
Dalam menyelesaikan tugas ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
Kami alami, namun berkat dukungan, dorongan, dan semangat dari orang terdekat,
sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Dalam penulisan laporan ini Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang
dipaparkan jauh dari kata sempurna, tetapi Kami mencoba untuk dapat memberikan
yang terbaik, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca dan pihak yang
bersangkutan sangat diharapkan.
Semoga laporan mengenai “Dampak Lalu Lintas Kawasan Perdagangan Di
Kota Bandung dengan Studi Kasus di Baltos, Jl. Tamansari, Bandung” ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi Kami dan umumnya bagi semua pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
2.5. Analisis Dampak Lalu Lintas......................................................................... 21
2.5.1. Fenomena Dampak Lalu Lintas ............................................................ 21
2.5.2. Sasaran Ananlisis Dampak Lalu Lintas................................................ 22
2.5.3. Analisa Dampak Lalu Lintas ................................................................. 24
BAB III............................................................................................................................. 25
GAMBARAN UMUM WILAYAH ............................................................................... 25
3.1. Baltos (Balubur Town Square) ...................................................................... 25
3.2. Geometrik Jalan .............................................................................................. 26
3.3. Pengumpulan Data Hasil Survei .................................................................... 27
3.3.1. Balubur Town Square (Baltos) .............................................................. 27
3.3.2. Perhitungan Lalu-lintas sekitarnya (Hasil Survei Traffic Counting) . 27
BAB IV ............................................................................................................................. 32
DAMPAK LALU LINTAS............................................................................................. 32
4.1. Traffic Counting (Kondisi Transportasi di Balubur Town Square (Baltos))
32
4.1.1. Analisis Bangkitan dan Tarikan ............................................................ 32
4.1.2. Analisis Kondisi Lalu Lintas/ Sirkulasi Lalu Lintas ............................ 33
4.1.3. Analisis Angkutan ................................................................................... 34
4.2. Perhitungan Kinerja Ruas Jalan ................................................................... 35
4.2.1. Volume Jalan ........................................................................................... 35
4.2.2. Kapasitas Jalan ....................................................................................... 39
4.2.3. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan........................................................ 40
4.2.4. LOS (Tingkat Pelayanan Jalan) ............................................................ 42
4.2.5. Hambatan Samping ................................................................................ 45
4.3. Analisis Kebutuhan Parkir ............................................................................ 47
4.3.1. Durasi Parkir ........................................................................................... 47
4.3.2. Kapasitas Parkir ..................................................................................... 48
4.3.3. Kebutuhan Luas Lahan Parkir ............................................................. 48
BAB V .............................................................................................................................. 50
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...................................................................... 50
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 50
5.2. Rekomendasi ................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................vi
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah Peneltian Balubur Town Square
(Baltos) ....................................................................................................................4
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel IV.1 Bangkitan dan Tarikan Pintu Depan (Jl. Taman Sari) ................ 32
Tabel IV.2 Bangkitan dan Tarikan Pintu Belakang (Jl. Kebon Kembang) .. 33
Tabel IV.3 EMP berdasarkan Tipe Jalan ......................................................... 35
Tabel IV.4 Volume Jalan di Jl. Tamansari (Depan Baltos) – Bundaran ....... 36
Tabel IV.5 Volume Jalan di Bundaran - Jl. Tamansari (depan Baltos) ........ 36
Tabel IV.6 Volume Jalan di Bundaran - Jl. Kebon Kembang ........................ 37
Tabel IV.7 Volume Jalan di Jl. Sulanjana – Bundaran ................................... 38
Tabel IV.8 Identifikasi Kapasitas Jalan Tamansari dan Jalan Kebon Kembang
............................................................................................................................... 39
Tabel IV.9 Tingkat Pelayanan Jl. Tamansari .................................................. 43
Tabel IV.10 Tingkat Pelayanan Jl. Kebon Kembang ...................................... 45
Tabel IV.11 Analisis Hambatan Samping Jl. Tamansari ................................ 46
Tabel IV.12 Analisis Hambatan Samping Jl. Kebon Kembang ..................... 46
Tabel IV.13 Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Kendaraan Ringan
(LV) di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang ............................................... 40
Tabel IV.14 Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Kendaraan Berat
(HV) di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang .............................................. 41
Tabel IV.15 Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Sepeda Motor (MC)
di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang ........................................................ 41
Tabel IV 16Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Semua Kendaraan
(rata-rata) di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang ..................................... 42
Tabel IV.17 Tabel Rekaputulasi Jumlah Kendaraan Berdasarkan 3 Waktu 47
Tabel IV.18 Perhitungan Luas Lahan Parkir Kendaraan Roda Dua ............ 48
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Binatang Bandung, serta dapat ditunjang oleh banyaknya angkutan umum yang
melewati area Tamansari ini.
1.3.1. Tujuan
Tujuan dari laporan analisis dampak lalu lintas dengan bangkitan Baltos
(Balubur Town Square) yaitu untuk memberikan rekomendasi dan identifikasi dari
permasalahan lalu lintas yang terjadi di Jalan Tamansari akibat adanya tarikan dan
bangkitan dari Baltos (Balubur Town Square) yang memicu kemacetan
1.3.2. Sasaran
Setelah terdapat tujuan dari laporan analisis dampak lalu lintas dengan
bangkitan Baltos (Balubur Town Square), adapun sasaran yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai berikut:
Gambar I.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah Peneltian Balubur Town Square (Baltos)
5
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang
lingkup studi dan sistematika penulisan laporan.
Bab ini mengkaji tentang pemahaman terhadap materi, teori maupun rumus
perhitungan yang digunakan dalam penyusunan laporan.
6
Bab ini menjelaskan tentang alur dan sistematika proses analisis suatu output
yang akan dijadikan sebagai pertimbangan untuk rekomendasi.
Pada Bab ini memberikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan dan
akan diperoleh hasil untuk arahan dan rekomendasi lalu lintas yang baik di ruas
Jalan Van Deventer.
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
8
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik
atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan data pencacahan
volume lalu lintas adalah informasi yang di perlukan untuk fase perencanaan
desain manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). Jenis
kendaraaan dalam perhitungan ini di klasifikasikan dalam 3 macan kendaraan
yaitu:
A. Kapasitas dasar
Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi
suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan
jalan dan lalu lintas yang mendekati ideal dapat dicapai.
Tabel II.1 Nilai Kapasitas Dasar
Kapasitas dasar
Tipe Jalan Catatan
(smp/jam)
Empat-lajur terbagi atau
1650 Per lajur
Jalan satu-arah
Empat-lajur tak-terbagi 1500 Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi 2900 Total dua arah
Sumber: MKJI, 1997
11
Dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVw = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam) (penjumlahan)
FFVsf = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping (perkalian)
FFVcs = Faktor penyesuaian ukuran kota (perkalian)
Tabel II.6 Kecepatan Arus Bebas Dasar (FVo) Untuk Jalan Perkotaan
Kecepatan Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Semua
Tipe Jalan
Ringan Berat MC Kendaraan
LV HV (rata-rata)
Enam-lajur
terbagi
(6/2 D) atau
61 52 48 57
Tiga-lajur satu-
arah
(3/1)
Empat-lajur
terbagi
(4/2 D) atau
57 50 47 55
Dua-lajur satu-
arah
(2/1)
Empat-lajur
tak-terbagi (4/2 53 46 43 51
UD
Dua-lajur tak-
terbagi 44 40 40 42
(2/2 UD)
Sumber: MKJI,1997
Tabel II.7 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Pengaruh Lebar Jalur
Lalu-Lintas (FVw)
Lebar Jalur Lalu-Lintas
Tipe Jalan Efektif (Wc) FVw (Km/Jam)
(m)
Empat Lajur Terbagi Atau Per lajur
Jalan Satu-Arah 3,00 -4
14
Tabel II.9 Tabel Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran
Kota (FFVcs)
Keterangan :
VCR : Volume kapasitas ratio (nilai tingkat pelayanan)
V : Volume lalu lintas (smp/jam)
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Gambar II.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)
2.3.2. Karakteristik Parkir
Karakteristik parkir berkaitan dengan besarnya jumlah kebutuhan parkir yang harus
disediakan. Menurut Hobbs (1995), karakteristik parkir meliputi:
Kapasitas parkir
Kapasitas parkir adalah jumlah kendaraan yang dapat ditampung oleh suatu
area parkir atau jumlah petak parkir yang tersedia pada suatu area parkir
Akumulasi parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di area parkir pada
waktu tertentu. Satuanya dalam kendaraan jam (vehicle hours). Pada akumulasi
parkir dengan interval waktu tertentu untuk menghitung akumulasi parkir
digunakan persamaan (1):
Akumulasi = Ei – E0............................(1)
Keterangan :
Ei = Jumlah (kendaraan yang masuk ke lokasi)
Eo = Jumlah (kendaraan yang keluar dari lokasi)
Jika sebelum diadakan pengamatan, sudah ada kendaraan yang parkir di lokasi
survei, maka jumlah kendaraan yang ada tersebut dijumlahkan dalam harga
akumulasi yang sudah dibuat.
Akumulasi = Ei – E0 + X ....................(2)
Keterangan :
X = Jumlah kendaraan yang sudah ada di lokasi parker
2.3.3. Durasi Parkir
Durasi parkir adalah rentang waktu parkir sebuah kendaraan di suatu tempat
dalam satu satuan waktu. Durasi parkir rata-rata dapat dihitumg dengan
menggunakan rumus:
20
25
26
rumah sakit, juga tak jauh dari lokasi ini, antara lain RS Borromeus (1,1 km), Bumi
Medika Ganesha (750 m), dan Bandung Adventist Hospital (950 m).
3.2. Geometrik Jalan
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan dimana bentuk
dan ukuran yang nyata dari suatu jalan yang direncanakan beserta bagian-bagiannya
disesuaikan dengan kebutuhan serta sifat lalu lintas yang ada. Dalam perencanaan
jalan raya, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian sehingga jalan yang
bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai
dengan fungsinya (PPGJR No.13/1970). Tujuan dari perencanaan geometrik ini
adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanakan geometrik jalan
antar kota, guna menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran,
keamanan, dan kenyamanan bagi pemakai jalan. Geometrik jalan pada wilayah
studi Baltos di Jl. Tamansari dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Volume Kendaraan
Dalam mengitung volume kendaraan ini, Kami menetapkan 4 segmen yang
akan terpengaruhi dampak lalu lintas yang disebabkan oleh pusat perbelanjaan
Baltos. Diantaranya:
Volume kendaraan Jl. Tamansari (depan Baltos) - Bundaran
Volume kendaraan Bundaran - Jl. Tamansari (depan Baltos)
Volume kendaraan Bundaran – Jl. Kebon Kembang
Volume kendaraan Sulanjana – Bundaran
Berdasarkan data pada Tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kendaraan
yang melewati Jl. Tamansari (Depan Baltos) - Bundaran lebih banyak pada pukul
16.00-17.00 dengan jenis kendaraan berupa sepeda motor sebanyak 2.414 unit.
Berdasarkan data pada Tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kendaraan
yang melewati Bundaran - Jl. Tamansari (Depan Baltos) lebih banyak pada pukul
16.00-17.00 dengan jenis kendaraan berupa sepeda motor sebanyak 6.307 unit
Berdasarkan data pada Tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kendaraan
yang melewati Kendaraan Bundaran – Jl. Kebon Kembang lebih banyak pada pukul
16.00-17.00 dengan jenis kendaraan berupa sepeda motor sebanyak 4.069 unit.
Berdasarkan data pada Tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kendaraan
yang melewati Jl. Sulanjana – Bundaran lebih banyak pada pukul 16.00-17.00
dengan jenis kendaraan berupa sepeda motor sebanyak 2.895 unit.
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam ke 3
waktu untuk jenis hambatan terbanyak yaitu kendaraan lambat dengan jumlah 277
kendaraan, yang artinya arus lalu lintas di Jl. Tamansari terhambat dikarenakan
jumlah hambatan samping berupa kendaraan lambat sebagai faktor utamanya.
Jenis Hambatan
Kenda
Kendaraan Parkir
Waktu Pejalan Penyebrang raan
Keluar Masuk Berhenti Liar (On PKL
Kaki Jalan Lamba
Sembarang Street)
t
16.00 – 124 98 109 173 8 7 1 8
17.00
Total 271 284 292 498 16 17 4 14
Sumber: Hasil Pengolahan, 2019
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dalam ke 3
waktu untuk jenis hambatan terbanyak yaitu kendaraan yang memasuki Baltos
dengan jumlah 498 kendaraan, yang artinya arus lalu lintas di Jl. Kebon Kembang
terhambat dikarenakan jumlah hambatan samping berupa kendaraan yang masuk
ke Baltos sebagai faktor utamanya.
BAB IV
DAMPAK LALU LINTAS
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih
banyak kendaraan dengan jenis kendaraan roda dua yang masuk yaitu sebanyak 428
unit dibandingkan dengan yang keluar sebanyak 415 unit. Hal ini dikarenakan
lokasi studi menyediakan parkir kendaraan roda dua lebih luas dibandingkan
kendaraan roda empat, selain itu kendaraan roda empat yang masuk melalui pintu
depan tidak semuanya masuk untuk parkir melainkan hanya melawati saja.
B. Analisis Bangkitan dan Tarikan Pintu Belakang (Jl. Kebon Kembang)
Analisis bangkitan dan tarikan pada pintu belakang Baltos ini dilakukan
dalam 3 waktu yang merupakan jam sibuk di lokasi studi.
32
33
Tabel IV.2 Bangkitan dan Tarikan Pintu Belakang (Jl. Kebon Kembang)
Selisih Kendaraan
Kendaraan Masuk dan Keluar
Masuk dan keluar
Jam Masuk Keluar
Mobil Motor
Mobil Motor Mobil Motor
08.00-09.00 34 118 33 85 1 33
12.00-13.00 46 127 51 98 -5 29
16.00-17.00 40 133 81 109 -41 24
Total 120 278 165 292
Sumber: Hasil Pengolahan, 2019
Berdasarkan data yang dijelaskan dalam tabel diatas jumlah mobil keluar
lebih banyak yaitu 165 unit dibandingkan dengan jumlah mobil masuk yaitu 120
unit, hal ini dikarenakan banyaknya mobil yang hanya melewati Baltos saja tidak
untuk parkir. Adapun untuk kedaraan roda dua lebih banyak keluar di sore hari.
4.1.2. Analisis Kondisi Lalu Lintas/ Sirkulasi Lalu Lintas
Analisis kondisi lalu lintas/sirkulasi lalu lintas merupakan salah satu analisis
untuk mengetahui kondisi atau pergerakan lalu lintas yang terjadi pada Kawasan
studi. Berikut merupakan peta kondisi lalu lintas/sirkulasi lalu lintas di sekitaran
Balubur Town Square, sebagai lokasi studi.
Dilihat dari peta diatas, Balubur Town Square (Baltos) dapat ditempuh dari
beberapa arah lalu lintas, yang pertama dari arah Jl.Cikapayang – menuju Baltos,
lalu dari Jl.. Tamansari – menuju Baltos, dan Jl. Sulanjana menuju Baltos. Secara
umum, jalan yang mempengaruhi lalu lintas Baltos terdapat 3 jalan, yaitu Jl.
Tamansari, Jl. Kebon Kembang, dan Jl. Sulanjana. Jl.Tamansari merupakan jalan 4
Lajur dengan 2 Jalur tak terbagi sedangkan Jl. Kebon kembang dan Jl. Sulanjana
merupakan jalan 2 Lajur dengan 2 Jalur tak terbagi.
Sirkulasi lalu lintas Jl. Tamansari, Jl. Kebon Kembang, dan Jl. Sulanjana pada
lokasi studi Balubur Town Square terganggu oleh tarikan dari kegiatan Balubur
Town Square itu sendiri. Banyak kendaraan yang berhenti serta adanya kegiatan
menyebrang jalan tidak pada tempatnya menjadi penghambat sirkulasi jalan pada
ketiga jalan tersebut. Adapun beberapa akses masuk menuju Baltos dengan
menyesuaikan kondisi lalu lintas yang berada disekitar Kawasan tersebut,
diantaranya terdapat 3 pintu masuk dan pintu keluar yang terdiri dari pintu masuk
dan pintu keluar satu arah, juga ada kendaraan yang masuk dan keluar secara
terpisah. Sehingga apabila pintu masuk dan pintu keluar dalam area yang sama
dapat menyebabkan penumpukan kendaraan pada lalu lintas sekitar.
Gambar IV.2 Angkutan Umum Yang Dapat Melewati Balubur Town Square
4.2. Perhitungan Kinerja Ruas Jalan
4.2.1. Volume Jalan
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau
garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu
lintas adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen
sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). Untuk mengetahui nilai Emp yaitu:
Tabel IV.3 EMP berdasarkan Tipe Jalan
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa total volume
kendaraan (smp/jam) terbanyak dalam 3 waktu ada pada rentang waktu pukul
08.00-09.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 693,6 smp/jam.
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa total volume
kendaraan (smp/jam) terbanyak dalam 3 waktu ada pada rentang waktu pukul
16.00-17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 1954 smp/jam.
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa total volume
kendaraan (smp/jam) terbanyak dalam 3 waktu ada pada rentang waktu pukul
16.00-17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 1007 smp/jam.
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa total volume
kendaraan (smp/jam) terbanyak dalam 3 waktu ada pada rentang waktu pukul
16.00-17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 951,2 smp/jam.
39
Jenis Jl. Tamansari terdiri dari 4 Lajur yang tidak terbagi sehingga kapasitas
dasarnya 1.500 smp/jam. Lebar jalur lalu-lintas efektif (WC) JL. Tamansari adalah
4 meter sehingga nilai score FCW-nya adalah 1,09. Untuk pembagian arah jalan
arus lalu lintas dari kedua arah jalan dengan persentase 60:40 sehingga nilai score
FCwb-nya adalah 0,97. Untuk kelas hambatan samping (FCsf) Jl. Tamansari
dikategorikan sangat tinggi (VH) dalam kondisi waktu siang, sore, maupun malam
dengan lebar bahu jalan kurang dari 0,5 meter sehingga nilai FCsf-nya adalah 0,80.
Untuk ukuran kota berdasarkan jumlah penduduknya, Kabupaten Bandung
memiliki jumlah penduduk 3,7 juta jiwa sehingga nilai FCCS-nya adalah 1,04.
Perhitungan kapasitas (C) Jl. Tamansari adalah sebagai berikut.
C = CO x FCW x FCWB x FCSF x FCCS
= 1.500 x 1,09 x 0,97 x 0,80 x 1,04
= 1.319,51 smp/jam.
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai skor faktor penyesuaian kapasitas
yang telah dijelaskan diatas, kapasitas Jalan Tamansari adalah sebesar 1.319,51
smp/jam.
Adapun untuk jenis Jl. Kebon Kembang terdiri dari 2 Lajur yang tidak terbagi
sehingga kapasitas dasarnya 2.900 smp/jam. Lebar total jalur lalu-lintas efektif
(WC) Jl. Kebon Kembang 8 meter sehingga nilai score FCW-nya adalah 1,14.
Untuk pembagian arah jalan arus lalu lintas dari kedua arah jalan dengan persentase
50:50 sehingga nilai score FCwb-nya adalah 1,00. Untuk kelas hambatan samping
(FCsf) Jl. Kebon Kembang dikategorikan sangat tinggi (VH) dalam kondisi waktu
40
siang, sore, maupun malam dengan lebar bahu jalan kurang dari 0,5 meter sehingga
nilai FCsf-nya adalah 0,80. Untuk ukuran kota berdasarkan jumlah penduduknya,
Kabupaten Bandung memiliki jumlah penduduk 3,7 juta jiwa sehingga nilai FCCS-
nya adalah 1,04. Perhitungan kapasitas (C) Jl. Kebon Kembang adalah sebagai
berikut.
C = CO x FCW x FCWB x FCSF x FCCS
= 2.900 x 1,14 x 1,00 x 0,80 x 1,04
= 2.720,59 smp/jam.
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai skor faktor penyesuaian kapasitas
yang telah dijelaskan diatas, kapasitas Jalan Kebon Kembang adalah sebesar
2.720,59 smp/jam.
4.2.3. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan
Berikut merupakan perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan di Jl. Tamansari
Denga rumus :
FV = (FVo+FVw) x FVsf x FFVcs
Dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam) (penjumlahan)
FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping (perkalian)
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota (perkalian)
Tabel IV.9 Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Kendaraan Ringan
(LV) di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang
sore dan malam yaitu 45,2 km/jam, namun berdasarkan kondisi dilapangan pada
waktu siang hari yaitu 32 km/jam dan untuk sore hari yaitu 24 km/jam. Dan untuk
kecepatan arus bebas kendaraan ringan di Jl. Kebon Kembang pada waktu siang,
sore dan malam yaitu 37,27 km/jam, namun berdasarkan kondisi dilapangan pada
wktu siang hari yaitu 35 km/jam dan untuk sore hari yaitu 29 km/jam.
Tabel IV.11 Perhitungan Kecepatan Arus Bebas Untuk Sepeda Motor (MC)
di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang
Keterangan: Nilai volume lalu lintas didapatkan berdasarkan penjumlahan dari volume total kendaran di
Jl. Tamansari (Depan Baltos) – Bundaran dengan Bundaran – Jl. Tamansari (Depan Blatos) dalam setiap
1 jam nya.
44
Terdapat perbedaan dalam Grafik LOS Jl. Kebon Kembang dengan hasil
perhitungan pada Tabel Tingkat Pelayanan Jl. Kebon Kembang. Dimana pada
Grafik dijelaskan untuk rentang waktu 08.00-09.00 berada pada tingkat pelayanan
jalan yaitu B dengan karakteristiknya adalah arus stabil dan kecepatan dapat
dikontrol oleh lalu lintas, adapun untuk rentang waktu 12.00-13.00 dan 16.00-17.00
berada pada tingkat pelayanan jalan yaitu C dengan karakteristiknya adalah arus
stabil dan kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas. Sedangkan berdasarkan data
pada Tabel Tingkat Pelayanan Jl. Kebon Kembang, dapat diketahui bahwa tingkat
pelayanan di Jl. Kebon Kembang berdasarkan ke 3 waktu memiliki tingkat
pelayanan jalan yang sama yaitu A, dengan karakteristiknya adalah arus bebas,
volume rendah dan kecepatan tinggi, serta pengemudi dapat memilih kecepatan
yang dikehendaki.
4.2.5. Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari aktivitas
samping segmen jalan, seperti pejalan kaki (bobot=0,5) kendaraan
umum/kendaraan lain berhenti (bobot=1,0), kendaraan masuk/keluar sisi jalan
(bobot=0,7) dan kendaraan lambat (bobot=0,4). Tujuan dari perhitungan analisis
hambatan samping ini adalah untuk mengetahui jenis hambatan samping mana yang
46
paling mempengaruhi arus lalu lintas di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang.
Berikut adalah hasil perhitungan hambatan samping di Baltos.
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk lahan
parkir di Baltos tidak memerlukan lahan tambahan lagi, dikarenakan lahan parkir
saat ini masih dapat menampung unit kendaraan maksimal. Dimana dengan luas
49
2.460 m2 kapasitas parkir untuk kendaraan beroda dua adalah 1.640 unit sedangkan
jumlah kendaraan parkir maksimal perharinya sebanyak 800 kendaraan, maka
masih terdapat sisa lahan untuk menampung kendaraan beroda dua. Adapun untuk
luas lahan 5.800 m2 kapasitas parkir beroda empat adalah 504 unit sedangkan
jumlah kendaraan parkir maksimal perharinya sebanyak 200 unit, maka masih
terdapat sisa lahan untuk menampung kendaraan beroda dua.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan mengenai dampak lalu lintas kawasan
perdagangan di Kota Bandung yaitu di Baltos (Balubur Town Square) serta hasil
perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat 3 jalan yang berada di sekitaran Baltos yaitu Jl. Tamansari, Jl.
Kebon Kembang, dan Jl. Sulanjana. Berdasarkan fungsinya Jl. Tamansari dan
Jl. Sulanjana termasuk kedalam klasifikasi jalan kolektor sekunder,
sedangkan Jl.Kebon Kembang termasuk kedalam klasifikasi jalan lokal.
2. Berdasarkan hasil analisis untuk bangkitan dan tarikan di Jl. Tamansari, dapat
diketahui bahwa jumlah mobil keluar lebih banyak yaitu 165 unit
dibandingkan dengan jumlah mobil masuk yaitu 120 unit, hal ini dikarenakan
banyaknya mobil yang hanya melewati Baltos saja tidak untuk parkir.
Adapun untuk kedaraan roda dua lebih banyak keluar di sore hari.
3. Berdasarkan hasil analisis untuk bangkitan dan tarikan di Jl. Kebon Kembang,
dapat diketahui bahwa mobil keluar lebih banyak yaitu 165 unit dibandingkan
dengan jumlah mobil masuk yaitu 120 unit, hal ini dikarenakan banyaknya
mobil yang hanya melewati Baltos saja tidak untuk parkir. Adapun untuk
kedaraan roda dua lebih banyak keluar di sore hari.
4. Untuk mencapai lokasi studi Balubur Town Square dapat ditempuh
menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat baik kendaraan
pribadi ataupun kendaraan umum. Adapun beberapa angkutan umum yang
dapat melewati Balubur Town Square, diantaranya angkot No 05 Cicaheum
– Ledeng, angkot No 34 Sadang Serang – Caringin, angkot No 18 Panghegar
Permai – Dipatiukur.
5. Volume lalu lintas terbanyak di Jl. Tamansari (depan baltos) – Budaran
terdapat pada rentang waktu 08.00-09.00 WIB dengan jumlah volume
kendaraan 693,6 smp/jam. Volume lalu lintas lalu lintas terbanyak di
Bundaran - Jl. Tamansari (depan Baltos) pada rentang waktu pukul 16.00-
17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 1954 smp/jam. Volume lalu
50
51
lintas terbanyak di Bundaran – Jl. Kebon Kembang pada rentang waktu pukul
16.00-17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 1007 smp/jam. Volume
lalu lintas terbanyak di Sulanjana – Bundaran pada rentang waktu pukul
16.00-17.00 WIB dengan jumlah volume kendaraan 951,2 smp/jam.
6. Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai skor faktor penyesuaian kapasitas
jalan, kapasitas Jalan Tamansari adalah sebesar 1.319,51 smp/jam dan
kapasitas Jalan Kebon Kembang adalah sebesar 2.720,59 smp/jam.
7. Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat pelayanan jalan, Jl. Tamansari dan
Jl. Kebon Kembang berdasarkan ke 3 waktu memiliki tingkat pelayanan jalan
yang sama yaitu A, dengan karakteristiknya adalah arus bebas, volume rendah
dan kecepatan tinggi, serta pengemudi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki
8. Berdasarkan hasil perhitungan hambatan samping baik di Jl. Tamansari
maupun Jl. Kebon Kembang, dapat diketahui termasuk kedalam klasifikasi
kelas yaitu sangat tinggi untuk ketiga waktunya, hal ini dikarenakan nilai
total hasil pembobotan melibihi nilai ketetapan kelas hambatan samping
(MKJI,1997) yaitu angka 33,2, yang mana Baltos merupakan daerah kegiatan
aktifitas pasar
9. Dari total lahan parkir yang disediakan oleh Baltos, sebesar 2.460 m2 untuk
kendaraan roda dua dan sebesar 5.800 m2 untuk kendaraan roda empat.
Berdasarkan hasil perhitungan, kedua jenis kendaraan tidak membutuhkan
lahan parkir tambahan dikarenakan masih dapat menampung jumlah
kendaraan maksimum.
5.2. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang Kami berikan terkait permasalahan
dampak lalu lintas di Baltos, sebagai berikut:
1. Diperlukan pemberian tanda larangan kendaraan berhenti atau larangan parkir
di sepanjang ruas jalan yang berada di Jl. Tamansari tepatnya di depan Baltos
dan jalan Kebon Kembang. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengolahan data
pada Hasil perhitungan hambatan samping berdasarkan kelasnya, dapat
diketahui bahwa Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang termasuk kedalam
klasifikasi kelas sangat tinggi untuk ketiga waktunya, dimana jumlah
52
vi