Assalamualaikum Wr.Wb.
kehadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan
meyediakan fasilitas demi kelancaran Studio Perencanaan Ruang DAS kami, serta
ucapan terimakasih kepada tim yang telah berpartisipasi dalam membuat dan
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini. Saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
1.3.2 Sasaran.................................................................................................................... 13
2.1.2.6 Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Pole dan Growth Center) ........... 34
4.4.7 Ketenagakerjaan................................................................................................132
Tabel 1.1 Kecamatan yang Terdapat di Sub DAS Tapung Kiri .............................. 15
Tabel 2.1 Penetapan Sistem Perkotaan atau Pusat Pelayanan Kabupaten
Kampar Tahun 2011-2031 ............................................................................... 40
Tabel 2.2 Rencana Struktur Jaringan Jalan di Kabupaten Kampar Tahun 2011
- 2031 ...................................................................................................................... 43
Tabel 3.1 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Kelerengan Tanah ............................... 62
Tabel 3.2 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah ............................................ 63
Tabel 3.3 Klasifikasi Curah Hujan ..................................................................................... 63
Tabel 3.4 Desain Survey Perencanaan Ruang Sub DAS Tapung Kiri .................. 80
Tabel 4.1 Luas Daerah Penelitian di Sub DAS Tapung Kiri ................................... 108
Tabel 4.2 Topografi di Sub DAS Tapung Kiri .............................................................111
Tabel 4.3 Kelerengan di Sub DAS Tapung Kiri ..........................................................113
Tabel 4.4 Curah Hujan di Sub DAS Tapung Kiri ........................................................115
Tabel 4.5 Geologi di Sub DAS Tapung Kiri .................................................................119
Tabel 4.6 Penggunaan Lahan Wilayah Perencanaan Sub DAS Tapung Kiri ...121
Tabel 4.7 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bangkinang Tahun
2022 .......................................................................................................................124
Tabel 4.8 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tapung Tahun
2022 .......................................................................................................................124
Tabel 4.9 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tapung Hulu
Tahun 2022 .........................................................................................................126
Tabel 4.10 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bangkinang 2018-2022 ........127
Tabel 4.11 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tapung 2018-2022 .................128
Tabel 4.12 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tapung Hulu 2018-2022 ......128
Tabel 4.13 Jumlah Pelajar di Wilayah Sub DAS Tapung Kiri Tahun 2022 ..........132
Tabel 4.14 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis
Kelamin .................................................................................................................133
Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Menurut Lapangan Pekerjaan ...133
Tabel 4.16 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar
Rupiah), 2020-2022 ..........................................................................................141
Tabel 4.17 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Milyar
Rupiah), 2020-2022 ..........................................................................................142
Tabel 4.18 Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Sub DAS Tapung Kiri Tahun
2022 .......................................................................................................................144
wilayah yang dibatasi oleh batas alam, seperti punggung bukit – bukit atau
gunung, maupun batas batuan, seperti jalan atau tanggul, dimana air hujan turun
air tertangkap (berasal dari curah hujan), dan akan mengalir dari
Tangkapan Air (DTA). Dalam bahasa inggris ada beberapa macam istilah yaitu
Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu, maka sistem hidrologi akan
berkurang, atau memiliki aliran permukaan (run off) yang tinggi. Vegetasi
penutup dan tipe penggunaan lahan akan kuat mempengaruhi aliran sungai,
sungai. Fluktuasi debit sungai yang sangat berbeda antara musim hujan dan
kemarau, menandakan fungsi DAS yang tidak bekerja dengan baik. Indikator
tingginya frekuensi kejadian banjir (puncak aliran) dan meningkatnya proses erosi
dan sedimentasi serta menurunnya kualitas air (Mawardi, 2010). Sucipto (2008)
Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) merupakan bagian dari DAS dimana air hujan
habis menjadi wilayah yang lebih kecil yaitu Sub DAS-Sub DAS, dan apabila
diperlukan maka dapat dipisahkan lagi menjadi Sub-Sub DAS, demikian untuk
Oleh karena itu, untuk menyusun strategi pengelolaan DAS secara komprehensif
diperlukan suatu model hidrologi yang dapat mewakili siklus hidrologi DAS.
Perubahan tutupan lahan dari lahan non terbangun (vegetasi) menjadi lahan
system sungai. Jika telah melebihi kapasitas dari sungai maka aliran permukaan
ini akan meningkatkan potensi terjadinya banjir. Salah satu penyebab utama
lahan maka kondisi penutupan vegetasi di setiap kelas penggunaan lahan akan
berubah.
resapan air sehingga kandungan air tanah menjadi berkurang yang pada akhirnya
dilakukan mengenai dampak perubahan tata guna lahan (Pizzaro et al. 2006, Dow
2007, Ferijal 2012, Sandhyavitri et al. 2014 dan Iqbal 2015) menunjukkan bahwa
perubahan tata guna lahan berdampak sangat besar terhadap aliran permukaan
sumber daya air pada suatu DAS dalam jangka panjang. Maka dari itu untuk
DAS. Pemodelan hidrologi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan salah satu
system (GIS).
Sub daerah aliran sungai Tapung Kiri merupakan bagian dari daerah
aliran sungai Siak yang dikategorikan sebagai daerah aliran sungai kritis dan
tingginya curah hujan diwilayah tengah, hulu dan di sepanjang daerah aliran
sungai yang telah mengalami perubahan tata guna lahan. Jasa Ekosistem dapat
Tapung dan Kecamatan Tapung Hulu. Pada sarana dan prasarana terdapat
Drainase diartikan sebagai serangkaian bangunan air yang memiliki fungsi untuk
mengurangi atau membuang air yang berlebihan di suatu Kawasan agar Kawasan
tersebut dapat berfungsi dengan baik. Karena itulah, drainase menjadi salah satu
sumber daya air ini tentunya mempunyai manfaat yakni dapat mengetahui
tersedia, menjadi bagian dari pola dan rencana pengelolaan Sumber Daya Air
serta alokasi air dan lain sebaginya. Sebaliknya apabila tidak mempertimbangkan
Neraca Penatagunaan Sumber Daya Air ini maka akan dapat menimbulkan resiko,
pasokan air.
ini terjadi dalam wujud perubahan penutup lahan dari lahan non
Kawasan.
6. Aspek Neraca Air, terjadinya banjir di subdas Tapung Kiri akibat curah
menjadi bagian dari pola dan rencana pengelolaan Sumber Daya Air
wilayah studi dalam mengatasi permasalahan alih fungsi lahan Sub DAS Tapung
Tapung Kiri.
Ha atau 12,26% dari luas Provinsi Riau yang terletak pada koordinat antara
Kabupaten ini dikenal juga dengan julukan Bumi Sarimadu dan Serambi Mekkah
di Provinsi Riau.
bertetangga dengan Provinsi Sumatera Barat dan dilalui oleh jalur lintas Riau-
adat istiadat suatu daerah. Kabupaten Kampar sendiri memiliki banyak sungai,
sebagai sumber air bersih, budidaya ikan, dan sebagai sumber energi listrik (PLTA
Koto Panjang).
dan Kecamatan Tapung Hulu. Setiap Kecamatan memiliki luas yaitu Kecamatan
Bangkinang sebesar 13. 088 Ha, Kecamatan Tapung sebesar 150. 240 Ha, dan
Pulau Lawas
Desa
Muara Uwai
Pulau
Kelurahan
Pasir Sialang
Laboi Jaya
Bukit Payung
Binuang
Petapahan
Kinantan
Sibuak
Pantai Cermin
Sei Putih
Pegaruyung
Air Terbit
Sari Galuh
Tri Manunggal
Mukti Sari
Indrapuri
Gading Sari
Tanjung Sawit
Sumber Makmmur
Petapahan Jaya
Pelambaian
Indra Sakti
Sungai Agung
Karya Indah
Kijang Rejo
Bencah Kelubi
Batu Gajah
Kasikan
Rimba Beringin
Senama Nenek
Bukit Kemuning
Danau Lancang
Suka Ramai
Kusau Makmur
3 Tapung Hulu Desa
Sumber Sari
Talang Danto
Muara Intan
Intan Jaya
Tanah Datar
Rimba Makmur
Rimba Jaya
Sumber: BPS Kecamatan dalam Angka, 2022
dalam pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, sungai, dan lahan
pertanian.
konflik sosial.
non spasial.
1.4.3 Ruang Lingkup Kerjasama
Studio perencanaan wilayah ini dilaksanakan oleh Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Universitas Islam Riau (UIR)
berada di wilayah Tapung Kiri (Sub DAS Tapung Kiri). Dalam Kerjasama ini, pihak
dalam mengatasi permasalahan alih fungsi lahan Sub Daerah Aliran Sungai (DAS)
masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup, kerangka berfikir dan
sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang definisi Daerah Aliran Sungai (DAS), definisi
desain survei.
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kondisi lahan dan tata ruang wilayah DAS, sosial kependudukan,
dilaui sistem aliran air yang bermula di bagian hulu (upstream) dan berakhir di
bagian hilir (downstream) pada suatu titik yang disebut outlet. Definisi lebih rinci
dapat ditemukan dalam Pasal 1 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah No. 37
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
(DAS) adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dengan manusia di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
Sungai (DAS) bukan sekedar batas-batas topografis atau unit hidrologis semata,
tetapi juga merupakan unit-unit politik dan sosial-ekonomi dimana sumber daya
sosial, secara seimbang, selaras, dan berkelanjutan. Selain itu, Daerah Aliran
daya alam, sebab DAS merupakan lanskap kawasan dengan heterogenitas spasial
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan suatu
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami. Batas DAS di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai
Menurut (Rahayu dkk, 2009), DAS adalah daerah tertentu yang bentuk
dan sifat alaminya merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungai yang melaluinya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta
sumber air lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata
tersebut. DAS dapat terdiri dari sub DAS atau sub-sub DAS. Sub DAS adalah
bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak
sungai ke sungai utama dan merupakan bagian wilayah dari suatu DAS yang
dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di
dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi.
Ekosistem DAS terdiri dari beberapa komponen, yaitu: manusia, hewan, vegetasi,
tanah, iklim, dan air. Masing-masing komponen tersebut memiliki sifat yang khas
Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu, maka sistem hidrologi akan
berkurang, atau memiliki aliran permukaan (run off) yang tinggi. Vegetasi
hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS
pemerintah. Pengelolaan DAS juga menuntut adanya kerja sama dari pihak yang
sampaihilir suatu DAS, perlu adanya beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu:
Aktifitas pengelolaan di bagian hulu DAS akan menimbulkan dampak yang nyata
pada lingkungan biofisik dan/atau sosial ekonomi di bagian hilir dari DAS yang
bagian hulu dan hilir sebagai satu kesatuan perencanaan dan pengelolaan.
Aktifitas pengelolaan di bagian hulu DAS akan menimbulkan dampak yang nyata
pada lingkungan biofisik dan/atau sosial ekonomi di bagian hilir dari DAS yang
bagian hulu dan hilir sebagai satu kesatuan perencanaan dan pengelolaan.
kegiatan (spatial externalities), (b) masyarakat yang tinggal pada periode waktu
externalities).
alam dapat dikatakan baik apabila keseluruhan biaya dan keuntungan yang
dan pihak yang akan mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan tersebut.
produktif secara ramah lingkungan, agar kuantitas, kualitas, dan kelestarian air
kebutuhan dan mengubah pola permintaan akan tanah dan air. Sejalan dengan
itu,muncul sejumlah problem kritis pada DAS yang meliputi: alih fungsi lahan,
deforestasi, banjir fluvial, krisis area tangkapan air, dan sebagainya (Halengkara et
lingkungan yang baik. Pengelolaan DAS adalah bentuk upaya manajemen yang
keseluruhan (Benson & Jordan, 2012). Pada prinsipnya, pengelolaan DAS harus
sumber daya seperti: biofisik tanah dan air, penggunaan lahan (land use),
hubungan antara pengelolaan daerah hulu dan hilir sungai. Secara singkat dapat
keberlanjutan sumber daya tanah, air, dan hayati (Wang et al. , 2016). Prinsip
sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima, geologi dan bentuk
terhadap longsor). Berdasarkan fungsinya, DAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. DAS bagian hulu
DAS bagian hulu dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi
lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. DAS
bagian hulu dicirikan sebagai daerah dengan lanskap pegunungan dengan variasi
topografi, mempunyai curah hujan yang tinggi dan sebagai daerah konservasi
bagian hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata
dampak di daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan transport
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan
ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada
dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi,
air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih,
serta pengelolaan air limbah. Bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan yang
menjadi dua kategori, yaitu faktor Lahan (ground factor), yang meliputi topografi,
tanah, geologi, geomorfologi dan faktor vegetasi serta penggunaan lahan. Peran
vegetasi mempunyai arti yang sangat penting dalam proses hidrologi suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama intercepting hujan yang jatuh dan
transpirating air yang terabsorpsi oleh akarnya. Tipe dan distribusi tanah dalam
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) penting untuk mengontrol aliran bawah
permukaan (sub surface flow) melalui proses infiltrasi. Variasi dalam tipe tanah
Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
sosial ekonomi budaya dan kelembagaan, yang secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
kelembagaan DAS.
bulu burung. Bentuk ini biasanya menghasilkan aliran banjir yang relatif
kecil karena saluran air banjir berbeda dengan anak-anak sungai. Tapi
Bentuk ini karena arah aliran sepertinya berpusat pada suatu titik, jadi
atau lingkaran. Karena modul ini, dibutuhkan waktu yang hampir lama
banjir besar.
DAS ini dibentuk oleh dua garis DAS yang menghubungkan hilir. Ketika
dimana terjadi mewakili antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
Fenomena disparitas ini memberi dampak yang negatif bagi perkembangan suatu
wilayah baik itu dampak untuk wilayah itu sendiri (dampak ke dalam) ataupun
untuk wilayah yang ada disekitarnya (dampak keluar). Menurut Rustiadi (2011)
adalah pembangunan antar wilayah yang tidak merata satu sama lainnya. Pada
banyak negara fenomena ini melahirkan masalah – masalah sosial, ekonomi, dan
politik.
tingkat pertumbuhan yang seimbang antar wilayah sesuai dengan kapasitas dan
variabel fisik dan sosial ekonomi wilayah, antara lain: geografi, sejarah, politik,
Selain itu akibat trickledown effect yang tidak terjadi secara efektif dan justru
berkelanjutan.
dan dua diantaranya adalah backwash effect dan spread effect. Dua istilah ini
adalah efek dari pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh ekonom Swedia
Gunnar Myrdal. Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa jika satu wilayah
mesin dll) dari bagian lain negara itu untuk tertarik masuk ke dalam pusat
tarif impor yang tinggi, kuota impor, atau subsidi untuk industri domestik.
perdagangan internasional.
2.1.2.2 Trickle Down Effect
Trickle down effect bermakna menetes ke bawah. Namun secara istilah,
Albert Otto Hirschman pada 1954. Hirschman menyebutkan bahwa dalam suatu
perusahaan tersebut akan merekrut lebih banyak pegawai dan meningkatkan gaji
menengah dan menengah ke bawah juga akan terkena dampak dari kelonggaran
tersebut.
menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomi yang pada gilirannya
pertumbuhan ekonomi akan diikuti oleh aliran vertikal dari penduduk kaya ke
dimana aliran penduduk, modal, serta barang dan jasa dari wilayah maju ke
wilayah terbelakang dan sebaliknya akan memberikan pengaruh positif satu sama
tidak mampu mengurangi kesenjangan antar wilayah tetapi perlu intervensi dari
terjadi dua efek mekanisme pokok, yaitu efek sebar dan efek serap. Contoh efek
dari sumber lain, seperti tenaga kerja , tenaga ahli,listrik, transportasi ke daerah
(pedalaman). Ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor
pengaruh suatu pusat kegiatan ekonomi jika digantikan oleh pusat kegiatan
ekonomi lainya. Struktur dari wilayah nodal dapat digambarkan berupa suatu sel
kehidupan dengan adanya inti dan plasma yang saling melengkapi. Intergrasi
didefinisikan berdasarkan kriteria tertentu, seperti kota dna desa, yang secara
fungsional saling berkaitan. Wilayah nodal merupakan wilayah yang paling ideal
wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa
pusat kegiatan ekonomi (Sukirno, 1976 dalam Prisyarsono & Sahara). Batas
wilayah nodal ditentukan sejauh mana pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi
bila digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Struktur
barang- barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja kepada daerah inti,
region), wilayah nodal (nodal region) dan wilayah perencanaan (planning region
region menjadi:
antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah pengembangan
bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu
berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling
Quotiens) dalam analisis ini disebut sebagai perangkat analisis, namun secara
Center) merupakan dua istilah yang sering digunakan dalam kaitannya dengan
ekonomi.
depan (forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward linkage) yang kuat
merupakan wilayah yang kurang berkembang atau tidak berkembang sama sekali
daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat
yang disebut pusat pertumbuhan. Inti dari teori Pusat Pertumbuhan adalah
pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah
gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (industri unggulan) dengan
industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri
yang relatif pasif. Adanya pusat pertumbuhan (growth pole), akan menimbulkan
Hirschman (1958). Ia berpendapat bahwa karena potensi sumber daya yang tidak
seragam dan tidak merata antara wilayah satu dengan wilayah lainnya maka
wilayah dalam sebuah negara akan tumbuh tidak sama dan tidak seragam. Untuk
dapat tumbuh dengan cepat, suatu negara perlu memilih satu atau lebih pusat-
effects), yaitu adanya pertumbuhan wilayah yang kuat dan menyerap potensi
tenaga kerja di wilayah yang lemah yang masih menganggur atau mungkin
produk wilayah yang lebih kuat. Sedangkan dampak negatif (polarization effect)
terjadi kalau kegiatan produksi di wilayah yang kuat bersifat kompetitif dengan
bumi. Suatu wilayah yang memiliki industri yang memiliki pengaruh yang besar
wilayah lain di sekitarnya. Sebagai contoh, kota Jakarta sebagai ibukota negara
cepat, secara langsung maupun tidak telah memengaruhi kota-kota satelit yang
dengan prinsip-prinsip tata ruang yang ditetapkan dalam peraturan tata ruang
lingkungan.
ekosistem adalah dasar dari semua jenis pembangunan, dan kita memiliki
berkelanjutan.
utama, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan dari pembangunan ini
secara berkualitas.
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Kampar
Berdasarkan fungsi dan kriteria penyusunan kebijakan dan strategi
mengikuti kekhasan fungsi dan peran ekosistem yang dimiliki oleh masing-
kawasan tersebut.
deforestasi.
peringatan dini.
2.1.3.2 Rencana Sistem Perkotaan/Pusat Pelayanan Wilayah Kabupaten
Kampar
Rencana Sistem Perkotaan atau Pusat Pelayanan Wilayah Kabupaten
Pemerintahan Kabupaten
Pendidikan
Bangkinang PKW
Kesehatan
Kebudayaan
Pariwisata
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Industri agro
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Wisata
Kebudayaan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Fasilitas Transit
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Kebudayaan Pariwisata
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Pariwisata
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Kebudayaan
Pemerintahan Kecamatan
Pantai Raja PPL
Perdagangan & Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Pemerintahan Kecamatan
Permukiman perkotaan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Kebudayaan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Pemerintahan Kecamatan
Pendidikan
Sinama Nenek PPL
Kesehatan
Industri agro
Pertambangan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Kebudayaan
Pemerintahan Kecamatan
Air Tiris PPL
Perdagangan & Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Kebudayaan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
Pemerintahan Kecamatan
Kesehatan
lahan atau ruang dalam suatu wilayah tertentu. Ini mencakup perencanaan dan
komersial, industri, pertanian, lindung, atau rekreasi. Pola ruang bertujuan untuk
karakteristik dan kebutuhan wilayah tertentu. Pola ruang sering menjadi bagian
dari perencanaan tata ruang untuk memastikan penggunaan lahan yang efisien
yang belum ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana
tata ruang wilayah provinsi. Pola ruang wilayah kabupaten harus dikembangkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah
tersebut.
1. Kawasan Lindung
a. Kecamatan Salo
(seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi;
waduk.
Cagar Alam Bukit Bungkuk dengan luas lebih kurang 12. 808,82 Ha.
ini meliputi:
b. Kecamatan Salo,
c. Kecamatan Bangkinang,
e. Kecamatan Kampar,
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada bidang penataan ruang. Peraturan ini
kepentingan lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan yang
Struktur Ruang dan Pola Ruang, penyelarasan antara kehidupan manusia dengan
sedikit mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak
yang memiliki fungsi utama kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan
dalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1:5. 000 dan paling sedikit memuat
kabupaten/kota juga diatur dalam peraturan ini (Ma’sura & Suparji, 2023).
ruang di Indonesia. Salah satu ketentuan yang diatur adalah penyusunan dan
yang memiliki fungsi utama kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan
dalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1:5. 000 dan paling sedikit memuat
peraturan ini.
Rencana Tata Ruang, pemaduserasian antara Struktur Ruang dan Pola Ruang,
mata air. Namun, tidak ada keterkaitan langsung antara Peraturan Pemerintah
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana
Tata Ruang, penyusunan rancangan peraturan tentang Rencana Tata Ruang, dan
tingkat kabupaten/kota.
kebencanaan, serta peta dasar dan peta tematik yang dibutuhkan. Tahapan
pengolahan data dan analisis meliputi analisis daya dukung dan daya tampung
Rencana Tata Ruang meliputi perumusan konsepsi Rencana Tata Ruang wilayah
penyusunan Rencana Tata Ruang juga diatur dalam peraturan ini. Selain itu,
peraturan ini juga mengatur persyaratan dan tata cara peninjauan kembali, revisi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang. Persyaratan tersebut meliputi
2021).
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
ini memberikan panduan dan tata cara yang jelas dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang,
Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten,
dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten / Kota merupakan
peraturan yang mengatur pedoman penyusunan basis data dan penyajian peta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana
data dan penyajian peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dilakukan secara
konsisten dan akurat. Pedoman ini mencakup berbagai aspek, seperti persyaratan
teknis, format data, dan tata cara penyusunan peta. Pedoman ini mengatur
persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam penyusunan basis data dan
penyajian peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta
meliputi persyaratan terkait format data, skala peta, jenis peta, dan tata cara
Selain itu, pedoman ini juga mengatur tata cara penyusunan peta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi peta, dan
penyusunan rancangan peta. Pedoman ini juga mengatur format data yang harus
digunakan dalam penyusunan basis data dan penyajian peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota. Format data yang digunakan harus sesuai dengan standar yang
Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
pedoman ini juga mengatur persyaratan terkait skala peta yang harus digunakan.
Skala peta yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pedoman ini juga mengatur persyaratan terkait jenis peta yang harus
Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Jenis peta yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Dalam hal penyusunan peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
pedoman ini juga mengatur tata cara penyusunan peta yang harus dilakukan.
dan Rencana Detail Tata Ruang (Ridho, 2020). Berikut adalah beberapa poin
penting yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2020 Tentang
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Tata Ruang Wilayah Provinsi. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar
dan fungsi ruang untuk investasi. Untuk dapat menjadi acuan, maka Rencana Tata
ketelitian skala 1:5. 000 dan paling sedikit memuat Tujuan Penataan Wilayah
pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi Rencana Tata Ruang, dan
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar juga mengatur tentang
ruang di Kabupaten Kampar. Peraturan ini memberikan panduan dan tata cara
yang jelas dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar,
kebijakan yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2020 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar (Heriyanti & Zikri, 2020).
Kebijakan ini bertujuan untuk menata ruang di Kabupaten Kampar agar dapat
berjalan secara teratur dan terencana. Berikut adalah beberapa poin penting yang
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan terhitung sejak dimulainya
Kabupaten Kampar paling sedikit mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
yang memiliki fungsi utama kegiatan ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan
antarsektor, serta penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. Untuk dapat
menjadi acuan, maka RDTR Kab/Kota dituangkan ke dalam peta dengan tingkat
ketelitian skala 1:5. 000 dan paling sedikit memuat Tujuan Penataan Wilayah
wilayah Kabupaten Kampar juga mengatur tentang tata cara peninjauan kembali,
kebijakan yang penting dalam menata ruang di Kabupaten Kampar. Kebijakan ini
memberikan panduan dan tata cara yang jelas dalam penyusunan RDTR
Kabupaten Kampar dapat memiliki tata ruang yang terencana dan teratur,
kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan deduktif adalah salah satu pendekatan yang berdasarkan dari aturan-
aturan yang telah disepakati. Cara berfikir dari pendekatan ini yaitu bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
ini dilakukan untuk melihat kondisi, pengaruh dan hubungan antara karakteristik
kebijakan dan kelembagaan, serta neraca air dalam pengelolaan Sub DAS Tapung
menganalisis, dan menampilkan data yang sifatnya non numerik (bukan angka).
fenomena dan nantinya akan menjelaskan suatu teori yang berkaitan dengan
langsung di lapangan.
menganalisis, dan menampilkan data yang sifatnya numerik (angka). Metode ini
peneliti melakukan metode ini untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
3.2 Kerangka Kajian
Penyusunan laporan studio ini bertujuan untuk melakukan kajian
terhadap wilayah studi dalam mengatasi permasalahan alih fungsi lahan Sub DAS
Tapung Kiri. Keluaran dari penyusunan laporan studio ini adalah Dokumen
Untuk isu yang akan diambil dari wilayah studi tersebut adalah
kelembagaan, serta neraca air. Hal tersebut dilihat dari kondisi eksisting dari Sub
mengumpulkan data terhadap kajian di Sub DAS Tapung Kiri, dapat dilakukan
tertulis yang dapat mendukung dalam proses perencanaan. Data tersebut dapat
diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya seperti buku,
literatur, dokumen dan lain sebagainya. Adapun dokumen yang digunakan yaitu
BPS Kabupaten Dalam Angka, BPS Kecamatan Dalam Angka, Rencana Tata Ruang
lapangan atau lokasi studi yang dapat berupa wawancara, kuisioner dan lain
sebagainya. Survey data primer ini dilakukan sebagai bahan tambahan untuk
melengkapi data dan informasi yang telah diperoleh melalui proses survey data
sekunder. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi
eksisting Sub DAS Tapung Kiri dengan cara melihat dan mencatat
ada di wilayah studi Sub DAS Tapung Kiri. Salah satu observasi yang
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Kiri.
kerentanan resiko dari permasalahan lingkungan di Sub DAS Tapung Kiri. Selain
itu dapat juga untuk mengetahui potensi dari sumber daya alam yang ada di
wilayah studi sebagai upaya pengelolaan dan pengembangan wilayah. Data yang
digunakan untuk analisis aspek ini dapat diperoleh melalui survey data sekunder
lahan terhadap penggunaan tertentu di wilayah Sub DAS Tapung Kiri sehingga
dapat ditentukan kebijakan atau keputusan yang tepat dalam pengelolaan dan
data, yaitu data geologi, kemiringan lereng, topografi, klimatologi, dan hidrologi
metode tumpang tindih (overlay) antara peta curah hujan, peta jenis tanah, dan
1. Kelerengan
I 0–8% Datar 20
II 8 – 15 % Landai 40
IV 25 – 45 % Curam 80
terhadap erosi.
Tabel 3.2 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah
III Brown Forest Soil, Non Calcic Brown, Mediteran Agak Peka 45
3. Curah Hujan
lahan. Dalam analisis kesesuaian lahan terdapat klasifikasi peruntukan lahan yang
kemampuan lahan adalah sama atau lebih dari 175 (>175) atau
Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah regosol, latosol,
b. Kawasan Penyangga
kriteria, yaitu:
secara ekonomis
penyangga
c. Kawasan Budidaya
pertanian, hasil sumber daya laut dan sungai, data ekowisata kawasan mangrove,
dan persebaran lahan yang dapat diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas
Maka dari itu dalam upaya pengembangan suatu wilayah tentunya membutuhkan
sebagai berikut:
pembangunan.
Tapung Kiri.
3.4.2.1 Analisis Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan
proyeksi penduduk yang akan digunakan berdasarkan dari nilai R square paling
Pt = P0 (1 + r. t)
Pt = P0 (1 + r) t
Keterangan:
terjadi secara terus menerus setiap hari dengan jumlah angka yang
sama. Hasil proyeksi metode ini berbentuk seperti garis lengkung yang
Pt = P0 (2,7182818) r. t
Keterangan:
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian
prediktor (X). Metode ini dapat memprediksi nilai variabel respon dari
Pn = a + bx
Keterangan:
a dan b = Konstanta
tingkatan yang dimulai dari tingkat kepadatan sangat rendah hingga kepadatan
pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan
huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak
kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita
hidup layak.
Manusia (IPM):
1. Dimensi Kesehatan
AHH - AHHmin
Ikesehatan =
AHHmaks - AHHmin
Keterangan:
I = Indeks Komponen
2. Dimensi Pendidikan
1HLS+1RLS
Ipendidikan=
2
Keterangan:
I = Indeks Komponen
In (Pengeluaran) - In (Pengeluaranmin)
Ipengeluaran =
In (Pengeluaranmaks) - In (Pengeluaranmin)
Keterangan:
I = Indeks Komponen
In = Indeks Komponen
dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur
tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Sektor yang dominan
sebagian besar penduduk, menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar, dan
basis dan non basis perekonomian, yaitu sebagai indikator yang menunjukkan
kekuatan peranan sektor dalam suatu wilayah dengan peranan sektor yang sama
di daerah acuan yang lebih luas. Teknik analisis ini dilakukan dengan cara
sektoral) terhadap nilai tambah total wilayah (PDRB) dengan peranan relatif
sektor atau sub sektor yang sama pada wilayah yang lebih luas. Berikut formula
analisis LQ:
𝑋𝑖𝑗
𝑅𝑉𝑗
LQij = 𝑋𝑖
𝑅𝑉
Keterangan:
di daerahnya saja.
3.4.3.2 Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)
Teknik analisis LQ dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu LQ statis (Static
statis yang hanya memberikan gambaran pada satu waktu tertentu. Analisis DLQ
sektoral maupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-
Keterangan:
referensi
2. Jika DLQ < 1 maka sektor ekonomi tersebut tidak memiliki potensi
atau komoditi prioritas suatu wilayah. Selain itu analisis ini digunakan untuk
masing daerah. Melalui analisis ini, dapat diperoleh empat karakteristik pola dan
2. Daerah maju tapi tertekan adalah daerah yang relatif maju, tapi
sektor pada perekonomian wilayah. Metode analisis ini bertitik tolak dari
anggapan dasar bahwa pertumbuhan ekonomi atau nilai tambah suatu daerah
(Dij) dipengaruhi oleh tiga komponen utama yang saling berhubungan satu sama
lainnya yaitu:
dari sektor yang sama di wilayah yang lebih besar yang digunakan
Keterangan:
acuan
acuan
wilayah acuan
3.4.4 Aspek Infrastruktur
Suatu perkembangan wilayah yang dikatakan baik dapat dilihat dari
berkembangnya sistem infrastruktur yang baik pula. Adanya sarana dan prasarana
kegiatan tersebut. Tidak hanya untuk satu wilayah saja, namun infrastruktur dapat
serta apa saja sarana yang ada di wilayah studi Sub DAS Tapung Kiri. Dalam
analisis ini informasi disajikan dalam bentuk tabulasi, sehingga dapat menjelaskan
Jumlah Penduduk
Jumlah Standar Sarana = Standar Minimum
berikut:
sarana:
Sementara (TPS), persebaran jalan umum, persebaran tempat dan jalur evakuasi
kebijakan atau peraturan yang terkait dengan perencanaan wilayah dan penataan
strategis yang diperoleh melalui survey sekunder dari instansi terkait, seperti
berupa tugas pokok dan fungsi setiap kelembagaan daerah dan data lainnya.
Dapat disimpulkan tujuan dari dilakukannya analisis ini yaitu sebagai berikut:
pengelolaan DAS.
jumlah air yang tersedia. Analisis aspek ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang di wilayah Sub DAS
Tapung Kiri yang dilakukan dengan cara menghitung ketersediaan air dan
kebutuhan airnya.
3.4.6.1 Analisis Ketersediaan Air
Analisis yang dilakukan yaitu ketersediaan terkait cadangan air
membutuhkan data berupa debit air permukaan (sungai, danau, dan rawa).
Sedangkan untuk kapasitas air tanah membutuhkan data berupa intensitas curah
hujan selama 5 (lima) tahun dan suhu rata-rata harian yang dimana data tersebut
terkait lainnya.
3.4.6.2 Analisis Kebutuhan Air
Analisis yang dilakukan yaitu analisis kebutuhan air domestik dan
kebutuhan air non domestik. Pada kebutuhan air domestik membutuhkan data
Kecamatan Tapung, dan Kecamatan Tapung Hulu) yang dapat diperoleh melalui
survey sekunder dari instansi terkait, seperti Dokumen BPS, Dokumen Monografi
perikanan, dan peternakan yang dapat diperoleh melalui survey primer berupa
kebutuhan air dari tiap daerah layanan (kebutuhan air tanah domestik dan non
Δs = Qketersediaan - Qkebutuhan
Keterangan:
lain-lain)
- Jumlah dan sebaran objek wisata
Soft File dan
berdasarkan jenis
Dokumentasi
- Jumlah pengunjung objek (JPEG)
Dinas Pariwisata
pariwisata
dan Kebudayaan
Karakteristik Wisata Time series
Pariwisata Kabupaten Kampar
Prioritas/Unggulan: ( 10 tahun)
dan Instansi Terkait
- Jumlah Pengunjung Lainnya
- Atraksi yang Ditawarkan
- Fasilitas Wisata
- Kondisi Objek Wisata
- Luas Permukiman
- Luas Perkebunan
- Luas Industri
- Luas
11 Status Kondisi Hidrologi - Koefisien regim sungai (KRS) Pengamatan langsung dari - Analisis debit maksimum Paramaeternya berkaitan
DAS - Debit maksimum lapangan wilayah DAS - Analisis debit minimum dengan curah hujan, luas
- Debit minimum - Analisis koefisien regim aliran penampang sungai dan
- Koefisien aliran - Analisis koefisien aliran limpasan air (Run off)
14 Memperkirakan - Data curah hujan Pusat Database BMKG/ Peta Analisis neraca air pada Daerah Parameternya luas penampang
besarnya aliran sungai - Data vegetasi penutupan lahan Rupa Bumi Indonesia Aliran Sungai sungai, iklim, kondisi lahan dan
DAS - Data suhu udara karateristik tanah.
- Data sifat fisik tanah
20 Kondisi Tata Air - Data tinggi muka air Hasil pencatatan alat Analisis dalam pengamatan kondisi -
- Data curah hujan pengukur tinggi muka air tata air wilayah DAS
- Data ukuran penampang AWLR (Automatic Water
sungai Level Recorder), Pusat BMKG
- Kecepatan Aliran , berdasarkan hasil
- Pengukuran Sedimentasi pengamatan langsung
- Lengkung Aliran Lengkungan berdasarkan analisis yang
- Lengkung Sedimen sesuai dengan kebutuhan
data tersebut
21 Kondisi Alat dan Data kondisi alat dan bangunan Pengamatan langsung di Analisis bangunan SPAS -
bangunan SPAS SPAS lapangan dibantu dengan
alat dokumentasi.
Sumber: Hasil Analisis, 2023
di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar mempunyai luas wilayah 1. 128. 928 Ha,
yang terletak antara 01°00’40” lintang utara sampai 00°27’00” lintang selatan
sebagai berikut:
Kabupaten Siak.
Kabupaten Siak
yang terdiri dari tiga Sub DAS, yaitu Sub DAS Tapung, Sub DAS Kampar Kiri,
dan Sub DAS Kampar Kanan. Sub DAS Tapung Kiri melewati beberapa
Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk lebih jelasnya, berikut luas
Kecamatan Bangkinang yaitu 35. 281 jiwa. Kecamatan Bangkinang terdiri dari
9 Desa/ Kelurahan, 7 Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa, dan 2 Kelurahan
Bangkinang Seberang
4.1.3 Kecamatan Tapung Hulu
Kecamatan Tapung Hulu memiliki wilayah 366. 236 Ha,
Nenek. Jumlah Penduduk di Kecamatan Tapung Hulu 81. 777 Jiwa. Batas
Kecamatan Tapung
dilewati Sub DAS Tapung kiri berarti wilayah – wilayah tersebut datar. Berikut
Topografi (Ha)
No Kecamatan
0 - 150 METER Total
1 Bangkinang 15.213,10 15.213,10
2 Tapung 92.194,01 92.194,01
3 Tapung Hulu 19.356,54 19.356,54
Total 126.763,65 126.763,65
Sumber: Hasil Analisis, 2023
Kelerengan (Ha)
No Kecamatan
0-2% 15 - 40 % 2- 5% 5 - 15 % Total
1 Bangkinang 743,03 - 13.818,65 658,25 15.219,93
2 Tapung 59.026,81 7.340,86 25.783,02 99,93 92.250,62
3 Tapung Hulu 1.152,59 1.552,03 16.712,67 - 19.417,29
Total 60.922,44 8.892,89 56.314,33 758,18 126.887,84
Sumber: Hasil Analisis, 2023
rata 270C – 330C. Suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember
yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35 °C.
pertahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September dan Desember
memiliki curah hujan dari 1500-3000 mm, Kondisi iklim demikian amat cocok
Tapung Hulu memiliki curah masing – masing dari 2000-3000 mm dan 1500-2500
mm.
Tabel 4.4 Curah Hujan di Sub DAS Tapung Kiri
permukaan dan air tanah. Berdasarkan Satuan Wilayah Sungai (SWS), Kabupaten
Kampar terbagi atas dua Satuan Wilayah Sungai, yaitu SWS Kampar dan SWS
Siak. Dari dua SWS tersebut telah mengalami perubahan kondisi neraca air di
wilayah tangkapan air di hulu sungai yang terletak dipunggung timur Bukit
terdahulu. Kabupaten Kampar terbagi menjadi 3 (tiga) Sub Daerah Aliran Sungai
(DAS) yaitu Sub DAS Tapung, Sub DAS Kampar Kanan dan Sub DAS Kampar Kiri.
Wilayah Perencanaan.
sinklim yang tersesarkan. Sesar yang berkembang adalah sesar geser dan sesar
turun, antiklin dan sinklin memiliki arah sumbu lipatan tenggara – barat laut,
antiklin dan sinklin dipotong oleh sesar geser dengan arah timur laut – barat
daya, sedangkan sesar turun umumnya memiliki arah searah dengan sumbu
lipatan.
geologi berupa Alluvium, Alluvium Tua, Formasi Minas, Formasi Petani, dan
Formasi Telisa. Dari kelima jenis formasi geologi tersebut, yang dominan di
Geologi (Ha)
No Kecamatan Alluvium Formasi Formasi Formasi
Alluvium Total
Tua Minas Petani Telisa
1 Bangkinang 664,98 - 13.733,28 - 821,68 15.219,93
2 Tapung 20.222,11 26.675,55 34.482,18 8.216,25 2.654,52 92.250,62
3 Tapung Hulu 161,33 188,44 1.545,79 10.232,56 7.289,17 19.417,29
Total 21.048,42 26.863,99 49.761,25 18.448,82 10.765,36 126.887,84
Sumber: Hasil Analisis, 2023
penggunaan lahan perkebunan yang memiliki luasan 581. 559,03 ha atau sekitar
57,32% dari luas keseluruhan dari kabupaten Kampar. Perkebunan yang ada di
Kabupaten Kampar berupa kelapa sawit dan pohon karet yang menjadi jenis
perkebunan terbanyak atau paling luas yang tersebar di Kabupaten Kampar ini.
Wilayah didominasi oleh penggunaan lahan perkebunan yang memiliki luas 70.
903,83 Ha dari luas keseluruhan Wilayah Perencanaan Sub DAS Tapung Kiri.
Tabel 4.6 Penggunaan Lahan Wilayah Perencanaan Sub DAS Tapung Kiri
Luas (Ha)
No Penggunaan Lahan
Bangkinang Tapung Tapung Hulu Total
jumlah, jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian dan lain-
lain hingga ketahanan yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, budaya serta
politik. Sedangkan yang dimaksud dengan penduduk yaitu warga negara dan
orang asing yang tinggal di negara tersebut. Misalnya seperti warga negara
Republik Indonesia dan juga warga negara asing yang tinggal di Republik
Indonesia.
secara berkelanjutan.
4.4.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Penduduk suatu negara atau daerah didefinisikan sebagai orang yang
tinggal di daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di
daerah tersebut atau orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di sana.
Bangkinang Pada Tahun 2021 yang berjumlah 35. 281 jiwa. Kepadatan penduduk
penduduknya tertinggi terdapat di Kelurahan Pulau Lawas yaitu 516,85 Km2 dan
terdapat di Kelurahan Karya Indah yaitu 784,33 Km2 dan Kelurahan yang
Km2.
Tabel 4.9 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tapung Hulu
Tahun 2022
Hulu Pada Tahun 2021 yang berjumlah 3. 662,4 jiwa. Kepadatan penduduk di
36.000
35.500
35.000
34.500
34.000
33.500
33.000
32.500
2018 2019 2020 2021 2022
106.000
104.000
102.000
100.000
98.000
96.000
94.000
92.000
90.000
88.000
86.000
2018 2019 2020 2021 2022
4.4.3 Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk
alam dan ketidak berdayaan dalam menetukan harga produk yang dihasilkan.
yang tidak terlalu besar, memiliki beberapa subsuku seperti suku piliang, domo,
rumpun bahasa melayu. Hanya saja bahasa Ocu diperkirakan lebih tua
dibandingkan bahasa melayu Daratan. Jadi, selain meruju pada nama suku istilah
Ocu juga merujuk pada bahasa. Daerah penelitian yang diambil ada beberapa
dipakai untuk keramas yang berisi beberapa jenis bunga tertentu, daun-daunan
yang wangi, dan jeruk limau. Balimau kasai dipercaya dapat membersihkan diri
dari sifat-sifat buruk sebelum melakukan ibadah puasa. Acara ini dilakukan sehari
sebelum mamasuki bulan puasa dan juga dilakukannya acara ini sebagai
berlangsung berabad-abad yang lalu, sejak daerah ini masih berbentuk kerajaan.
Tradisi ini dipercaya bermula dari kebiasaan raja pelalawan dalam menyambut
pencampuran dari Hindu-Islam yang telah ada sejak kerajaan muara takus
tersebut. Dan sebelum ritual tersebut dimulai diawali dengan makan bersama
Hutan Adat Imbo Putui dahulu dikenal dengan Hutan Larangan Imbo
mewarisi sistem hukum adat Tali Bapilin Tigo, Tigo Tungku Sajoghangan, sistem
hukum ini mengakui adanya tiga sistem hukum (sistem hukum tritunggal) yaitu
kesatuan yang kokoh, harmonis dan seimbang. Sistem hukum Tungku Nan Tigo
ini menjadi dasar konsep berfikir lahirnya falsafah “Adat bersendikan Syara’,
hukum dimana bila suatu situasi terdapat dua atau lebih sistem hukum bekerja
secara berdampingan dalam suatu bidang kehidupan sosial yang sama, atau
apabila terdapat keberadaan dua atau lebih sistem pengendalian sosial dalam
yang hidup (the living law) dalam kehidupan dan prilaku masyarakat hukum
adatnya.
Kampar. Berbagai jenis makanan yang ada di Desa Danau Lancang dan menjadi
hidangan atau santapan pada acara-acara seperti acara adat atau acara hari
jenis makanan tradisional yang masih ada di Desa Danau Lancang. Makanan ini
berbahan baku tepung beras putih dan juga air manis dari tebu serta madu. Tebu
dan madu inilah yang menjadi khas makanan Kalamai Kucuong di Desa Danau
berbangsa, bernegara, dan beragama. Hal ini terlihat dari Pembangunan sekolah
yang ada di lokasi yang menjadi tempat penelitian. Karena dengan adanya
Pendidikan ini, maka dapat dilihat maju mundurnya suatu abngsa, negara atau
agama. Pelayanan public yang prima bukan hanya sekedar mengikuti trend
Jumlah Murid
Kecamatan
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Tapung 1. 185 807 11. 841 1. 347 4. 023 1. 948 2. 519 1. 071 818
Tapung Hulu 965 240 10. 382 604 3. 305 627 1. 727 1. 044 261
Sumber: Kabupaten Kampar dalam Angka, 2022
4.4.7 Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas.
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yag bekerja, atau
dalam seminggu yang lalu (temasuk pekerja keluarga tanpa upah yang
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama
Laki-laki perempuan Jumlah
Angkatan Kerja
Pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
1. Umur Panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan
PAD dan investasi seringkali menjadi komoditas politik. Kendatipun hal tersebut
non basis. Penjumlahan pendapatan basis dan non basis merupakan pendapatan
total dari daerah/wilayah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008 dalam Endang, 2010).
Implikasi dari aktifitas sektor basis adalah dengan bertambahnya aktifitas sektor
basis dalam suatu daerah makan akan menambah arus pendapatan sebagai
angka pendapatan regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil
dari seluruh kegiatan ekonomi dalam suatau wilayah pada periode waktu
tertentu. PDRB juga menunjukkan waktu tertentu. PDRB juga dapat menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten
Kabupaten Kampar.
2. Produk Domestik
produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri,
daerah tersebut ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di
luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di
daerah ini (termasuk juga dari da ke luar negeri) yang pada umumnya
3. Produk Regional
tersebut;
musiman saja;
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah
nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,
pasar.
Perbedaan antara konsep neto di sini dan konsep bruto di atas, ialah
dimaksud di atas.
Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di
unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea
ekspor dan impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan
kalau pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak
langsung neto. Kalau Produk DOmestik Regional Neto atas dasar harga
8. Pendapatan Regional
Produk DOmestik Regional Neto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya
berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul
perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar yaitu milik
Perkapita.
Tabel 4.16 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(Milyar Rupiah), 2020-2022
ekonomi pada suatu wilayah dapat dilihat pada komposisi masing – masing
industri. Jika terjadi pergeseran dalam komposisi masing – masing industri, maka
struktur perekonomiannya juga akan berubah. Salah satu indikator yang sering
presentase dari nilai tambah bruto lapangan usaha. Struktur ekonomi ini salah
dari besarnya peranan masing – masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB
Kampar.
Tabel 4.17 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(Milyar Rupiah), 2020-2022
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Meja dan kursi anak,
papan tulis, alat peraga, almari, buku-buku, media Pendidikan. Menurut Daryanto
dan Farid, Sarana Pendidikan diklasifikan menjadi tiga macam, yaitu habis
pendidikan, baik formal maupun non formal, serta usaha-usaha lain yang
Jumlah
No Jenis Tingkat Pendidikan
Bangkinang Tapung Tapung Hulu
4 Madrasah Ibtidaiyah - - -
6 Madrasah Tsanawiyah 4 13 6
Kecamatan
No Jenis Sarana Kesehatan
Bangkinang Tapung Tapung Hulu
1 Rumah Sakit - - 1
3 Poliklinik 2 8 5
6 Apotek 3 11 4
Jumlah 6 23 14
Sumber: Kabupaten Kampar Dalam Angka,2022
yang terendah sebanyak 6 Sarana Kesehatan dan juga tidak memiliki Rumah
terdapat Agama yang merupakan suatu pegangan yang harus dijadikan landasan
bagi seorang muslim maupun non muslim. Agama juga merupakan suatu
kekuatan yang bersifat non empiris yang di percayakan dan di gunakan untuk
suku yang berbeda-beda tentunya juga memiliki agama yang berbeda-beda pula
Konghucu, dan Agama lainnya. Berikut ini merupakan tabel jumlah sarana
Jumlah Peribadatan
No Tempat Peribadatan
Bangkinang Tapung Tapung Hulu
3 Gereja Protestan 2 43 75
4 Gereja Katholik 1 9 37
5 Pura - - -
6 Vihara - - -
Pada wilayah Kecamatan Tapung terdapat banyak sekali tempat indah yang di
pembayaran dan mekanisme transfer dana. Sarana ini merupakan sarana yang
Tapung
No Lembaga Keuangan Bangkinang Tapung
Hulu
Jumlah 7 42 21
Sumber: Kabupaten Kampar Dalam Angka,2022
nonsistem resi gudang, dan pusat distribusi, untuk mendukung kelancararan arus
distribusi barang. salah satu indikator penataan perdagangan dalam negeri yang
Kabupaten Kampar adalah dari segi daya saing ekonominya di dalam sarana
Kecamatan
No Perdagangan
Bangkinang Tapung Tapung Hulu
1 Pertokoan - 29 15
5 Minimarket/Swalayan 8 27 16
6 Restoran/Rumah Makan - 5 3
Jumlah 13 88 49
Sumber: Kabupaten Kampar Dalam Angka,2022
meninagkat sampai akhir tahun Perencanaan 2030. Listrik adalah sumber energi
kebutuhan energi listrik untuk Wilayah Kabupaten Kampar sampai akhir tahun
jumlah Prasarana Listrik yang ada di Wilayah Sub DAS Tapung tahun 2022.
Tabel 4.23 Jumlah Prasarana Listrik di Wilayah Sub DAS Tapung tahun
2022
bentuk, mulai dari panggilan suara, panggilan video, dan saling menyapa di
media sosial. Jaringan internet dapat dibangun dengan jaringan fiber optik,
jaringan kabel tembaga, dan jaringan kabel koaksil. Namun, biasanya pada
internet yang berbasis WiFi dan memiliki kuota yang tak terbatas memakai
jaringan fiber optik. pada daerah terpencil, biasanya jaringan internet juga
dibantu oleh tower untuk menguatkan sinyal. Prasarana yang sudah ada sejak
menjangkau fasilitas jaringan telepon adalah telepon rumah dan berbagai gawai
BTS ( Menara) baru terutama pada setiap Pusat Pelayanan dan sekitarnya. Berikut
Bangkinang 14 21 35
Tapung 61 82 143
Tapung Hilir 33 35 68
Sumber: Kabupaten Kampar Dalam Angka, 2022
pengelolaan tata ruang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
lembaga lainnya dalam suatu forum yang disebut forum penataan ruang. Selain
itu dalam kegiatan perencanaan terdapat tiga elemen dasar yang mencakup
jawab.
seketariat daerah, seketariat DPRD, dinas daerah dan lembaga daerah. Berikut
daerah;
fungsinya.
kesehatan
Membantu bupati menjalankan
2. Menyelengarakan pelayanan umum dan
Dinas Kesehatan urusan pemerintahan di bidang
penyelengaraan dibidang kesehatan
kesehatan
3. Pembinaan pelaksanaan tugas
1. Pengkoordinasian pelaksanaan
dan fungsinya.
1. Kepala dinas
Miskin;
Dinas Sosial;
2. Seketaris
dinas;
Dinas (UPTD);
d. Pelaksanaan pembinaan,
kelembagaan;
beban kerja;
g. Pengoordinasian penyusunan
dinas;
Rehabilitasi Sosial;
Sosial;
Rehabilitasi Sosial;
g. Pelaksanaan pembinaan,
Miskin;
Miskin;
g. Pelaksanaan pembinaan,
Miskin;
1. Kepala Dinas
daerah;
daerah;
kewenangan daerah;
2. Seketaris
dinas;
Dinas (UPTD)
d. Pelaksanaan pembinaan,
kelembagaan;
beban kerja;
g. Pengoordinasian penyusunan
dinas;
Lalu Lintas
lintas;
Perkeretaapian
perkeretaapian;
dan penyeberangan;
dan penyeberangan;
pembangunan;
1. Kepala Badan
daerah;
fungsional;
e. Pemberian laporan
2. Sekretaris
Badan;
d. Pelaksanaan pembinaan,
kelembagaan;
beban kerja;
g. Pengoordinasian penyusunan
Badan;
3. Bidang Pembiayaan
dan perubahan
e. APBD;
daerah;
h. Perencanaan, pelaksanaan,
Pembiayaan;
pengendalian anggaran;
fungsinya
1. Pengkajian, penyusunan
dibidang statistik;
2. Pengkoordinasian
1. Pengkajian, penyusunan dan perumusan
kegiatan statistik nasional dan
kebijakan dibidang statistik;
regional;
nasional; dasar;
statistik; dan
statistik; dan
6. Penyelenggaraan 6. Penyelenggaraan pembinaan dan
pembinaan dan pelayanan pelayanan administrasi umum dibidang
administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan,
perencanaan umum, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
ketatausahaan, organisasi dan keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum,
tatalaksana, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
keuangan, kearsipan, Kewenangan :
kehumasan, hukum, 1. Penyusunan rencana nasional secara
perlengkapan dan rumah makro di bidangnya
tangga. 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk
nasional
berlaku
Struktur Organisasi :
1. Kepala
2. Subbagian Umum
1. Mengkoordinasikan
dan olahraga
2. Melaksanakan pengendalian
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
terhadap pelaksanaan program
dan pelayanan umum dibidang kepemudaan
dan kegiatan di bidang pemuda
dan olahraga
dan olahrga
3. Melaksanakan pembinaan
kabupaten siak
4. Melaksanakan pembinaan
5. Memonitoring serta
mengevaluasi pelaksanaan
yang berlaku
Pemuda
Kepemudaan
4. Bidang Olahraga
Prasarana Olahraga
fungsinya
Struktur Organisasi:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, membawahi:
Umum; dan
Kepegawaian.
Kemitraan.
Menengah, membawahi:
Menengah;
Struktur Organisasi:
1. Kepala Dinas
2. Seketaris, membawahi:
umum;
kepegawaian.
Masyarakat Kampung;
Kampung
Pendidikan Untuk Semua (PUS) lisan sesuai dengan wewenang serta bidang
Kepegawaian;
membawahi :
Kepramukaan;
membawahi :
Kelembagaan SD;
membawahi :
SMP;
Kependidikan SD;
Kependidikan SMP.
Permuseuman;
b. Kasi Kesenian;
unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Dengan adanya stuktur organisasi, tim
dapat berjalan lancar sesuai dengan maksud, tujuan, dan sasaran serta jadwal
Bagan Struktur Organisasi Kerja Studio Perencanaan Sub DAS Tapung Kiri.
Ketua Sub DAS Kampar Kanan: Ketua Sub DAS Kampar Kiri: Sri Ketua Sub DAS Tapung Kiri:
Herla Martia Ningsih Kumayawati Vebrianthi Dwi Kirana
Anggota: Anggota: Anggota:
1. Mahyu Danil Siregar 1. Abdillah 1. Edyllia Shalsabila
2. Mohammad Hafiizh 2. Erika Dwi Nerry Banurea
2. Aisyah Azzahra Putri
3. Muhammad Al Fazri 3. Fauzi Ramadhan Syaputra
3. Ananda Salsabila
4. Muhammad Bildhan Rafsa 4. Jefri Mukhlis
4. Diva Cahyaning Sediro
5. Muhammad Fikri 5. Junisya Putri
5. Isfihana Meisya
6. Muhammad Ilham 6. Khoirunnisa Siregar
7. Muhammad Zuhri 6. M. Daffa Luthfi
7. Rezi Hardian Nofa
Syakbani 7. M. Randi Wardana
8. Syahrozy Firjatullah
8. Pooja Ikramullah 8. Ramadhani Satria
9. Syarah Al Assroha Nur
9. Revin Rahmadi 9. Ridho Putra Zain
10. Salsabilla Putri Kesuma 10. Rionaldi Silaen 10. Syarah Kurnia Gustianita
11. Suhardi 11. Rivansyah 11. Syefia Missyfestilia Sefit
12. Triantoro Muzaki 12. Ryesma Zulmay Putri 12. Triska Nursintia
13. Wildan Al Fayed Yahya
keanggotaan dapat berasal dari internal satuan kerja perangkat dalam sektor
(eksternal).
DAS di Kabupaten Kampar, tim penyusun kajian ini terdiri dari Tim Pelaksana dan
Tim Pendamping Teknis. Tim pelaksana kajian ini merupakan tim yang telah di
lebih rinci. Jadwal pelaksanaan ini melibatkan semua aspek bagian kerja/tugas
pekerjaan ini. Sebagaimana telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja, waktu
memandang bahwa waktu yang disediakan akan sangat bergantung dari progres
(seratus dua puluh) hari kalender atau jangka waktu yang telah ditetapkan sesuai
digunakan, rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan lain-lain sesuai dengan yang
disyaratkan dalam KAK dan hasil masukan, kajian-kajian dan pemahaman dari
lainnya.
Laporan Fakta dan Analisis
Konsep laporan akhir ini berisikan: Rekapitulasi data dan informasi, Proses
menjabarkan tentang rencana struktur ruang, polar uang, tujuan, kebijakan, strategi
dilakukan.