Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI INDONESIA”

Eva Sapfitri Sulung 1731310016


Ivanny Zerlina Putri 1731310073
M. Rojil Ghufron 1731310071
M. Yopie Eka Primadana 1731310024

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2017
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Di dalam makalah yang berjudul DEMOKRASI INDONESIA
ini akan dibahas bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia.
Saya juga mengucapkan trimakasih kepada ibu karena telah mengarahkan saya dalam penyusunan
makalah melalui penyampaian materi tentang demokrasi.
Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan,untuk itu saya mohon maaf atas
kesalahan dalam penyusunan makalah ini.Dan demi menghasilkan makalah yang lebih baik,saya
mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dalam mempelajari perkembngan demokrasi di
Indonesia.
Terimakasih

Malang, November 2017

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
Type chapter title (level 1) 1
Type chapter title (level 2) 2
Type chapter title (level 3) 3
Type chapter title (level 1) 4
Type chapter title (level 2) 5
Type chapter title (level 3) 6

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengaku menjadi penganut paham demokrasi.
Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Konsep
demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia. Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh
keyakinanmereka bahwa konsep ini merupakan tata pemerintahan yang paling unggul menganut sistem
demokrasi, demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu
dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk membangun
sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945. Sebagai
sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di
Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negaramasyarakat telah diatur dalam
UUD 1945.
Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang melindungi bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Semua itu merupakan gagasan-gagasan dasar yang melandasi kehidupan negara yang
demokratis.
Sebagai bentuk kesungguhan negara Indonesia, landasan tentang demokrasi telah tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 maupun Batang Tubuh UUD 1945. Seluruh pernyataan dalam UUD 1945
dilandasi oleh jiwa dan semangat demokrasi. Penyusunan naskah UUD 1945 itu sendiri juga dilakukan
secara demokratis. UUD 1945 merangkum semua golongan dan kepentingan dalam masyarakat
Indonesia. Dengan demikian, demokrasi bagi bangsa Indonesia adalah konsep yang tidak dapat
dipisahkan.Budaya demokrasi di Indonesia perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta hendaknya mengacu kepada akar budaya nasionalisme yang memiliki nilai
gotong royong atau kebersamaan dan mementingkan kepentingan umum. Namun, budaya individualisme

2
dan budaya liberal yang masuk melanda masyarakat dengan melalui arus globalisasi tidak mungkin bisa
dibendung karena kemajuan teknologi.

B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas,maka dapat di identifikasikan beberapa masalah
berikut
1. Kurangnya pemahaman masyatrakat Indonesia terhadap demokrasi
2. Kurangnya pemahaman masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi;
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi di pemerintahan;
4. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang tidak sempurna berjalan sebagaimana mestinya.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?
2. Apa sajakah ciri-ciri demokrasi ?
3. Apa saja jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia ?
4. Bagaimana perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia ?

D. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan prinsip demokrasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui perkembangan serta pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Arti Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat menenentukan.
Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara
dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara,
beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya
pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi
peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a. Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.
b. Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos (rakyat) dan
kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara memerintah dari rakyat.
c. Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
d. Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh
rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan negara.
e. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat pada
rakyat.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari
rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung makna (Mas’oed, 1997)
adalah partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan, yaitu;
Penduduk ikut pemilu;

2
Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;
Penduduk ikut kampanye pemilu;
Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;
Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.
Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda tergantung dari
kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.

2. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan
Negara yang demokratis, yaitu:
a. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;
b. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam
pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;
c. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah yang
berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan bagi
pemerintah yang sedang berkuasa;
d. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang diharapkan
dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu;
e. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota
masyarakat lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis,
pertemuan, media elektronik dan media cetak, dsb);
f. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum.

3. Prinsip Demokrasi di Indonesia


Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif,yudikatif,dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling
lepas (independen ) dalam berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and balances.
Ketiga lembaga negara tersebut adalah lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk
mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif , lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan rakyat (DPR,untuk Indonesia) yang
memiliki kewenangan menjalankan kekuasan legislatif .Di bawah sistem ini,keputusan legislatif
dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai dengan aspirasi

2
masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilian umum
legislatif,selain sesuai dengan hukum dan peraturan.
Selain pemlihan umum legislatif , banyak keputusan atau hasil- hasil penting,misalnya pemilihan
presiden suatu negara ,diperoleh melalui pemilihan umum.Di Indonesia , hak pilih hanya diberikan
kepada warga negara yang telah melewati umur tertentu ,misalnya umur 18 tahun , dan yang tidak
memiliki catatan criminal (misalnya,narapidana atau bekas narapidana).Pada dasarnya prinsip
demokrasi itu sebagai berikut:
A. Kedaulatan di tangan rakyat
Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Ini berarti
kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Apabila setiap warga negara mampu
memahami arti dan makna dari prinsip demokrasi
B. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama, dengan tidak
membeda-bedakan baik atas jenis kelamin, agama, suku dan sebagainya. Pengakuan akan hak
asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang
sebenarnya terlebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada
tanggal 24 Desember 1945. Peraturan tentang hak asasi manusia dimuat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea pertama dan empat, Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945, Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia Indonesia telah tertuang dalam ketetapan
MPR No.XVII/MPR/1998. Setelah itu, dibentuk Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang
hak asasi manusia, Undang-Undang yang mengatur dan menjadi hak asasi manusia di
Indonesia adalah Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
C. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi)
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh
ketentuan konstitusi.
D. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di depan hukum,
pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan jenis kelamin, ras, suku, agama, kekayaan,
pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan
perlakuan dan tidak memihak si kaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika
merekabersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan hukuman sesuai dengan
kesalahannya.
E. Pengambilan keputusan atas musyawarah

2
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai keputusan
bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.
F. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial politik ini berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
G. Pemilu yang demkratis
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada
bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggunakan demokrasi.
Demokrasi merupakan pilihan satu-satunya bagi bangsa Indonesia karena memang tidak ada
bentuk pemerintahan atau sistem politik lainnya yang lebih baik yang dapat dipakai untuk
menggantikan sistem politik Orde Baru yang otoriter. Oleh karena itu ada konsensus nasional tentang
perlunya digunakan demokrasi setelah Orde Baru tumbang. Gerakan demokratisasi setelah Orde Baru
dimulai dengan gerakan yang dilakukan oleh massa rakyat secara spontan. Segera setelah Soeharto
menyatakan pengunduran dirinya, para tokoh masyarakat membentuk sejumlah partai politik dan
melaksanakan kebebasan berbicara danberserikat/berkumpul sesuai dengan nilai-nilai demokrasi
tanpa mendapat halangan dari pemerintah. Pemerintah tidak melarang demokratisasi tersebut
meskipun peraturan perundangan yang berlaku bias digunakan untuk itu. Pemerintah bisa saja,
umpamanya, melarang pembentukan partai politik karena bertentangan dengan UU Partai Politik dan
Golongan Karya yang hanya mengakui dua partai politik dan satu Golongan Karya. Tentu saja
pemerintah tidak mau mengambil resiko bertentangan dengan rakyat sehingga pemerintah
membiarkan demokratisasi bergerak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk melakukan demokratisasi dengan
mengeluarkan tiga UU politik baru yang lebih demokratis pada awal 1999. Langkah selanjutnya
adalah amandemen UUD 1945 yang bertujuan untuk menegakkan demokrasi secara nyata dalam
sistem politik Indonesia.Demokratisasi pada tingkat pemerintah pusat dilakukan bersamaan dengan
demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah (provinsi,kabupaten, dan kota). Tidak lama setelah UU
Politik dikeluarkan,diterbitkan pula UU Pemerintahan Daerah yang memberikan otonomi yang luas
kepada daerah-daerah.Suasana bebebasan dan keterbukaan yang terbentuk pada tingkat pusat dengan
segera diikuti oleh daerahdaerah.
Oleh karena itu beralasan untuk mengatakan, demokratisasi di Indonesia semenjak 1998 juga telah
menghasilkan demokratisasi pada tingkat pemerintah daerah.Sesuai dengan perkembangan
demokratisasi di tingkat pusat, di tingkat provinsi (juga di tingkat kabupaten dan kota) dilakukan

2
penguatan kedudukan dan fungsi tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan gubernur.
Gubernur tidak lagi merupakan “penguasa tunggal” seperti yang disebutkan dalam UU Pemda yang
dihasilkan selama masa Orde Baru.DPRD telah mendapatkan perannya sebagai lembaga legislatif
daerah yang bersama-sama dengan gubernur sebagai kepala eksekutif membuat peraturan daerah
(perda). DPRD Provinsi menjadi lebih mandiri karena dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang
demokratis. Melalui pemilu tersebut, para pemilih mempunyai kesempatan menggunakan hak politik
mereka untuk menentukan partai politik yang akan duduk di DPRD.
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari demokratisasi juga tercipta di
daerah. Partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan tuntutan mereka dan mengawasi jalannya
pemerintahan telah menjadi gejala umum di seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai demonstrasi
dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di
pelosok-pelosok desa di Indonesia.Rakyat semakin menyadari hak-hak mereka sehingga mereka
semakin peka terhadap praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang tidak benar dan
merugikan rakyat.Hal ini mengharuskan pemerintah bersikap lebih peka terhadap aspirasi yang
berkembang di dalam masyarakat. Demokratisasi telah membawa perubahan-perubahan politik baik
di tingkat pusat maupun daerah. Apa yang terjadi di tingkat pusat dengan cepat ditiru oleh
daerahdaerah. Demokratisasi merupakan sarana untuk membentuk system politik demokratis yang
memberikan hak-hak yang luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi dibagi dalam beberapa periode
berikut:
1. Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950,Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke
Indonesia.Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik karena masih
adanya revolusi fisik.Pada awalnya kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal
itu terlihat pada pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum MPR,
DPR dan DPA dibentuk menurut UU ini ,segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan
dibantu oleh KNIP.Untuk menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut,
pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,KNIP berubah menjadi
lembaga legislative
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn Partai Politik;
c. Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahan presidensial menjadi parlementer .
2. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama
a. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959

2
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen ,akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai
gagal disebabkan :
1. Dominannya partai politik ;
2. Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3. Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli 1959 yanag isinya:
a. Bubarkan konstituante
b. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
c. Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di antara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom.Ciri-cirinya
adalah:
1. Tingginya dominasi presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antaara lain:
1. Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan;
2. Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
presiden membentuk DPRGR ;
3. Jaminan HAM lemah;
4. Terbatasnya peran pers;
5. Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu
terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S PKI .
3. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru (1966-1998)
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 maret
1996.Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru kepada rakyat pemnbangunan di segala
bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umun tahun 1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997. Meskipun demikian
pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan alsan:
a. Tidak adanya rotasi kekuaan eksekutif;

2
b. Rekrutmen politik yang tertutup;
c. Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
d. Pengakuan HAM yang terbatas;
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4. Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang
Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan demokrasi dengan
pernbaikan peraturan yang tidak demokratis,dengan meningkatkan peran lembaga tinggi dan
tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,wewenang,dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif,legislative,dan yudikatif. Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang
demokratis antara lain dengan:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum;
3. Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN;
4. Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang ppembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI;
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.
Disisi lain ada jugak ahli yang berpendapat tentang pelaksanaaan demokrasi di Indonesia yaitu
Menurut Azyumardi Azra (2000: 130-141) Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat
dibagi dalam empat periode, yaitu :
1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem
parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini
kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di
beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri
dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahan.
2. Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Dalam demokrasi
terpimpin ditandai oleh tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan
Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi terpimpin terdapat ciri-ciri yaitu adanya dominasi
dari Presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang

2
sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat. Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat
Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu, terjadi penyelewengan dibidang
perundang-undangan dimana pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber hukum, dan sebagainya.
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila dalam
rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau
penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,rezim ini sangat tidak
memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru
ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan
politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan
partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi
lembaga nonpemerintah
4. Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya
presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap
pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase
krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan
dibangun.

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan
dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan
negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.
2. Ciri – Ciri Demokrasi
a. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;
b. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam
pemerintahan untuk masa jabatan tertentu
c. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah
yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan
d. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang
diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu
e. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota
masyarakat lain
f. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum
3. Prinsip Demokrasi di Indonesia
a. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;
b. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam
pemerintahan untuk masa jabatan tertentu
c. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokoh-tokoh yang sah
yang berjuang mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan
d. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang
diharapkan dapat mewakili kepentingan rakyat tertentu
e. Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota
masyarakat lain
f. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum
4. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan
pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggunakan
2
demokrasi. Segera setelah Soeharto menyatakan pengunduran dirinya, para tokoh masyarakat
membentuk sejumlah partai politik dan melaksanakan kebebasan berbicara
danberserikat/berkumpul sesuai dengan nilai-nilai demokrasi tanpa mendapat halangan dari
pemerintah.
Pemerintah kemudian membuka peluang yang lebih luas untuk melakukan demokratisasi
dengan mengeluarkan tiga UU politik baru yang lebih demokratis pada awal 1999
Langkah selanjutnya adalah amandemen UUD 1945 yang bertujuan untuk menegakkan
demokrasi secara nyata dalam sistem politik Indonesia
Suasana kebebasan yang tercipta di tingkat pusat sebagai akibat dari demokratisasi juga
tercipta di daerah. Partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan tuntutan mereka dan
mengawasi jalannya pemerintahan telah menjadi gejala umum di seluruh provinsi di
Indonesia.
Demokratisasi merupakan sarana untuk membentuk system politik demokratis yang
memberikan hak-hak yang luas kepada rakyat sehingga pemerintah dapat diawasi untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).

2
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai