KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu : Drs. Hadi Wasito, Dip.Ed., M.Pd.
RENCANA USAHA
“Penyekat Ruangan Menggunakan Kayu Pohon Jati”
Oleh
Nama : Aisha Shasmito Adji
NIM : 200521630043
OFF 12-19MA
1. RASIONAL ....................................................................................................................... 2
2. METODOLOGI PELAKSANAAN ................................................................................ 4
LAMPIRAN............................................................................................................................ 28
1
1. RASIONAL
2
1.5. Visualisasi Produk
3
2. METODOLOGI PELAKSANAAN
4
2. Potong kayu yang akan digunakan sebagai alas atau bantalan balok-balok
kecil pohon jati sesuai dengan ukuran yang telah di desain.
3. Buat garis bantu pada bagian bawah potongan kayu A dan B agar
memudahkan pemasangan balok kayu yang lainnya.
4. Kemudian pasang satu persatu dimulai dari potongan kayu C di atas
potongan kayu B dengan bantuan lem kayu.
5. Kemudian pasang potongan kayu F diatas potongan kayu C dan bagian
samping menempel pada potongan kayu A dan dikuatkan dengan
menggunakan paku revit agar tidak mudah lepas.
6. Pasang juga potongan kayu F yang lain sejarak 33 cm diukur dari ujung
bawah potongan kayu F dan ujung atas potongan kayu F yang lain.
7. Beri garis bantu pada potongan kayu F untuk memudahkan pemasangan
potongan kayu D dan E.
8. Pasang potongan kayu G dengan cara yang sama dengan potongan kayu F
dan juga di sampingnya dipasang pula potongan kayu H.
9. Beri garis bantu diatas potongan kayu G untuk memudahkan pemasangan
sisa potongan kayu C yang belum terpasang.
10. Amplas seluruh bagian dengan bantuan mesin amplas / kertas amplas
sebelum di lapisi oleh pelitur.
11. Lapisi keseluruhan dinding partisi dengan pelitur sehingga produk menjadi
lebih mengkilat dan awet.
b. Mesin Produksi
Selama kegiatan produksi alat serta mesin yang akan digunakan pada
produksi dinding penyekat diperoleh dengan membeli alat dan mesin yang
dibutuhkan. Dipilih cara pengadaan ini adalah karena intensitas
penggunaannya sangatlah tinggi terutama pada pekerjaan pemotongan,
pengamplasan, dan perakitan. Tentunya dipilih mesin dan alat yang
memiliki kualitas yang baik sehingga dapat dioperasikan secara
berkelanjutan.
c. Peralatan Kantor
Peralatan untuk kantor menjadi salah satu investasi perusahaan yang
digunakan untuk menunjang kegiatan produksi terutama pada bagian
6
administrasi. Untuk pengadaannya disesuaikan dengn kebutuhan yang
diperlukan.
d. Bahan baku
Pada produksi dinding penyekat ini kayu yang digunakan
tergolong pada bahan baku setengah jadi, kemudian untuk bahan-
bahan penunjang yang lainnya termasuk kedalam bahan baku jadi
yang sudah siap pakai. Penyediaan bahan baku pada industri juga
harus diperhitungkan dengan matang karena harus disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan produksi yang paling efisien, aman dan
berkesinambungan persediaannya agar tidak menghambat proses
produksi. Cara pengadaan dari masing-masing bahan baku yaitu
dengan cara pembelian tunai sesuai dengan keadaan finansial
perusahaan. Masing-masing bahan baku dapat diperoleh dengan
cara:
- Kayu jati ukutan 3 x 30 x 400 cm dibeli dari pabrik pengolahan
kayu dalam jumlah atau volume yang telah ditetapkan untuk
produksi 10 buah dinding penyekat sebagai permulaan produksi
karena harus memperhatikan kondisi finansial pada awal usaha.
- Paku rivet, lem kayu, dan pelitur dapat dibeli pada toko bangunan
terdekat sehingga mudah dijangkau.
7
No Uraian Volume sat Jumlah
1 Kayu A 194 x 15 x 3 17460 cm 0.01746
2 Kayu B 153 x 15 x 3 13770 cm 0.01377
3 Kayu C 57 x 15 x 3 89775 cm 0.089775
4 Kayu D 107 x 15 x 3 33705 cm 0.033705
5 Kayu E 17 x 15 x 3 10710 cm 0.01071
6 Kayu F 147 x 15 x 3 13230 cm 0.01323
7 Kayu G 47 x 15 x 3 8460 cm 0.00846
8 Kayu H 33 x 15 x 3 2970 cm 0.00297
VOLUME TOTAL (M3) 0.19008
8
2.1.7. Analisis Investasi
a. Anggaran biaya produksi
1. Investasi Tanah dan Bangunan
9
Tabel 5. Biaya Bahan Pendukung
No Uraian Volume Satuan Harga/satuan Jumlah (Rp)
1 Paku Rivet 5 pc Rp 132,000.00 Rp 660,000.00
2 Lem Kayu 5 kg Rp 95,000.00 Rp 475,000.00
3 Pelitur 5 ltr Rp 68,500.00 Rp 342,500.00
4 Gulungan Amplas 2 buah Rp 200,000.00 Rp 400,000.00
Jumlah Rp 1,877,500.00
8. Anggaran Produksi
- Volume Produksi
- Biaya Produksi
10
Tabel 10. Biaya Bahan Baku per-Hari
No Uraian Volume Satuan Harga/satuan Jumlah (Rp)
1 Bahan Baku 10 M3 Rp 2,857,800.00 Rp 28,578,000.00
4 Alat 0.05 buah Rp 7,480,000.00 Rp 374,000.00
5 Operasional 0.04 Is Rp 696,221.99 Rp 27,848.88
6 Tenaga kerja 0.17 orang Rp 420,000.00 Rp 71,400.00
Jumlah Rp 29,051,248.88
b. Anggaran Pendapatan
1. Penentuan Harga Jual
Penjualan produk penyekat ruangan keuntungan yang diambill adalah
sebesar 25%.
No Uraian Jumlah
1 Harga pokok produksi Rp 2,857,800.00
2 Diambil keuntungan 25% Rp 714,450.00
Harga Jual Rp 3,572,250.00
Hasil yang diperoleh dari keuntungan sebesar 30% didapatkan harga jual
sebesar Rp 3,572,250,- perbuah.
11
2. Rencana Penjualan
12
3. Rencana Aliran Kas
Tabel 14. Rencana Aliran Kas
B Kas Keluar
Investasi Rp 43,346,000
Bahan Baku Rp 54,000,000 Rp 54,000,000 Rp 54,000,000 Rp 54,000,000 Rp 54,000,000
Bahan Pendukung Rp 1,877,500 Rp 1,877,500 Rp 1,877,500 Rp 1,877,500 Rp 1,877,500
Tenaga Kerja Rp 1,048,000 Rp 1,048,000 Rp 1,048,000 Rp 1,048,000 Rp 1,048,000
Pembelian alat Rp 7,480,000 Rp 7,480,000 Rp 7,480,000 Rp 7,480,000 Rp 7,480,000
Biaya Operasional Umum Rp 696,222 Rp 696,222 Rp 696,222 Rp 696,222 Rp 696,222
Total Biaya Bunga
Kas
Keluar Rp 43,346,000 Rp 65,101,722 Rp 65,101,722 Rp 65,101,722 Rp 65,101,722 Rp 65,101,722
D Angsuran Hutang
13
Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12
14
4. Rencana Laba Rugi
Tabel 15. Rencana Laba Rugi Bulan Januari (Bulan ke-1)
15
Tabel 16. Rencana Laba Rugi Bulan April (Bulan ke-4)
16
Tabel 17. Rencana Laba Rugi Bulan Desember (Bulan ke-12)
17
Tabel 18. Neraca Awal
18
Tabel 19. Neraca Bulan Januari
19
Tabel 20. Neraca Bulan April
20
Tabel 21. Neraca Bulan Desember
21
5. Titik Impas Pendapatan
Titik impas merupakan perhitungan asumtif yang didasarkan pada rancangan biaya
operasi dibandingkan dengan asumsi pendapatan yang adapt dicapai (Wasito, 2014). Titik
impas sendiri dihitung dengan rumus :
𝐵𝑇
𝐽𝑢𝑃 =
(𝐻𝑃 − 𝐵𝑢𝑃)
Keterangan:
Jup = Jumlah unit produk yang harus dijual
BT = Biaya tetap yang dikeluarkan dalam satu waktu
Bup = Biaya per unit produk/Biaya pokok produksi
Hp = Harga penjualan
Jp = Jumlah rupiah penjualan
Wp = Waktu pengembalian (hari)
Kp = Kapasitas produksi per-Hari
𝐽𝑢𝑃 = 40 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝐽𝑃 = 𝑅𝑝 143,363,248.88
22
Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas adalah :
𝐽𝑢𝑃
𝑊𝑝 =
𝐾𝑝
40
𝑊𝑝 = = 4 ℎ𝑎𝑟𝑖
10
Kegiatan Selesai
23
D Pemotongan Kayu
Gerak
dengan mesin 10
tetap
gergaji
E Pengamplasan
pertama kayu Gerak
15
dengan mesin tetap
amplas
F Perakitan bagian-
Gerak
bagian kayu dengan 20
tetap
bor tangan
G Pengamplasan kayu
Gerak
dengan kertas 10
tetap
amplas
H Pelapisan kayu Gerak
10
dengan pelitur tetap
Dari tabel penjadwalan di atas proses produksi dinding penyekat yaitu 90
menit untuk satu unit produk.
24
Tabel 15. Matriks Hubungan Dinding Penyekat
Na Kegiatan A B C D E F G H
Nomor Kegiatan
Persiapan Alat
Persiapan Bahan
Pengetaman Kayu
Pemotongan Kayu
Pengamplasan 1
Perakitan Kayu
Pengamplasan 2
Pelapisan Pelitur
Jenis
Aktifitas/Pekerjaan
A Persiapan Alat 2 3 3 3 3 2 1
B Persiapan Bahan 2 3 2 1 1 1 1
C Pengetaman Kayu 3 3 3 3 1 1 1
D Pemotongan Kayu 3 2 3 3 3 1 1
E Pengamplasan 1 3 1 3 3 2 1 1
F Perakitan Kayu 3 1 1 3 2 1 1
G Pengamplasan 2 2 1 1 1 1 1 2
H Pelapisan Pelitur 1 1 1 1 1 1 2
Skala Hubungan :
25
c. Menghitung Waktu Penyelesaian Produksi
Waktu penyelesaian produk dihitung dengan melihat hubungan matriks dan dihitung
secara komulatif semua kegiatan yang ada dalam proyek.
Tabel 16. Waktu Kerja Proses Produksi Dinding Penyekat per 1m3
Perkiraan
Ko
Item Pekerjaan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
de
(Menit)
A Persiapan Alat 15 Kegiatan awal produksi
B Persiapan Bahan 5 Mulai setelah kegiatan A
Pengetaman Kayu dengan
C 5 Mulai setelah kegiatan B
mesin ketam
Pemotongan Kayu dengan
D 10 Mulai setelah kegiatan C
mesin gergaji
Pengamplasan pertama kayu
E 15 Mulai setelah kegiatan D
dengan mesin amplas
Perakitan bagian-bagian
F 20 Mulai setelah kegiatan E
kayu dengan bor tangan
Pengamplasan kayu dengan
G 10 Mulai setelah kegiatan F
kertas amplas
Pelapisan kayu dengan
H 10 Mulai setelah kegiatan G
pelitur
d. Metode PERT
Analisa dengan metode PERT CHART berikut menggunakan satuan (menit)
- ET : Early Time / Awal Kegiatan
1 0 2 15 B 3 20 C 2 25 D 3 35 E 2 50 F 3 70 G 2 80 H 3 90
A
15 5 5 10 15 20 10 10
1 0 2 15 B 3 20 C 2 25 D 3 35 E 2 50 F 3 70 G 2 80 H 3 90
A
0 15 15 5 20 5 25 10 35 15 50 20 70 10 80 10 90
26
Dari hasil perhitungan penjadwalan dengan metode PERT dapat diketahui
bahwa lintasan kritisnya adalah jalur : A-B-C-D-E-F-G-H =
15+5+5+10+15+20+10+10 = 90 menit atau 1 jam 30 menit. Makna dari lintasan
kritis merupakan lintasan kegiatan pelaksanaan produksi yang waktunya tidak
dapat diubah.
27
LAMPIRAN
28