MEUBELAIR
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat
biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat
tercapai.
Adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan.Khususnya pada saat menghadapi
kendalakendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek ini.
Dalam melaksanakan pekerjaan pada proyek pekerjaan
pengadaan meubelair ATKP Makassar kami melaksanakan dengan
metode-metode pekerjaan sebagai berikut :
PEMESANAN MATERIAL
1. PROSES PRODUKSI
Parts Manufacture,
7. dll
Sub Assembly,
Inspection,
Re-work.
2.1 Kayu
Klasifikasi Kayu
Kambium
Metode Potong
Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh,
Kayu Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu
yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-
bahan ini disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan
pesanan (melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau
papan. Beberapa metode pemotongan adalah sbb :
Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah.Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
Gambar metode potong kayu
Keawetan kayu :
Warna kayu :
Higroskopik :
Tekstur :
halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).
Kualitas estetis serat :
berombak (k.merbau),
Berat kayu :
berat(k.Jati),
agak berat(k.sungkai),
Kekerasan :
keras (k.Jati/Sonokeling),
sedang (k.Mahoni),
lunak (k.Balsa/pinus)
Kesan raba :
kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
Nilai dekoratif :
Keteguhan tarik :
keteguhan tekan tegak lurus arah serat kayu lebih kecil daripada
keteguhan tekan sejajar arah serat kayu.
Kelembaban Relatif
Karakterisitik kayu
Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap
jenis kayu sehingga dapat merubah penampilan.
Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga
menjadi pertimbangan desain.
Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan
harga perlu dipertimbangkan oleh para perencana.
Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang
terjadi karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya
adalah cacat buatan yang terjadi karena kelalaian atau
ketidaksempurnaan dalam pemrosesannya.
Mudah diukir
Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)
2.2 Vinir
2. Fibre Boards
Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-
press dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus,
contohnya :
Medium board :
Hardboard :
Rigiditas
Ekonomis
Gambar HPL
Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada
tengah kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan
menyertakan model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan
mengikuti fixture-nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang
berputar kencang dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja
belum dapat membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu
tahap berikutnya oleh tatah/pahat.Kecepatan pisau lebih dari 27,000
rpm.
Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit
per menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin
kemudian menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi,
seperti miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch)
sehingga semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit
menjangku celah atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya
ukiran.Jenis lainnya adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk
menjangkau sudut yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal
masih jauh lebih baik menggunakan tangan.
Gambar mesin amplas
Finishing (Spraying)
dls
Gambar layout workshop
- Menggergaji sisi
b. Mesin Serut / Ketam (Planning Machine)
Membuat takikan
o sambungan sudut
sambungan adumanis
sambungan lapis T
o sambungan tepi
sambungan lidah
Gambar sambungan lidah
o sambungan menerus
o sambungan pin
1. Steam bending
Lem Urea-formaldehyde
1. Aksesoris (Fittings)
A. Engsel
o Door,
o bolt,
Beberapa tipe handle yakni :Drop handle, Ring pull, Drawer knob,
flush handle, dls.
1. Warna
Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik
pengecatan atau pewarnaan kayu sbb:
Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur
dengan menentukan pilihan berdasarkan estetika dan
keperluannya.
a. Shellac
b. Pernis (Varnish)
c. Lacquer
Cocok untuk
finishing open pore
2 komponen
Tahan gores
Cat
Tahan terhadap Mebel & interior umumnya
Melamic
bahan kimia rumah
tangga
Tahan air
Tidak menguning
Mudah dicat ulang
(mudah perawatan)
2 komponen
(pokyol +
isocyanate)
Tahan air
Non-Toxic
1. Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
2. Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
4. Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap
(sheen grade)
Mempersiapkan Permukaan
A. Pengelupasan (Stripping)
1. Mechanical stripping :
2. Chemical stripping :
B. Pemutihan (Bleaching)
C. Perataan (Patching)
1. Dye stains
Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak
masuk hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :
- NGR (Non Grain Raising) dengan alcohol atau acetone base yang
optimal menghasilkan kebeningan dan tahan terhadap Ultra Violet
(UV resistance)
2. Pigment stains
PACKAGING
1. Ukuran produk
Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik
sehingga perlu dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.
2. Jenis finishing
Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing
yang baik, namun dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing
yang sesuai. Misalnya dengan jenis finishing pigment warna sebaiknya
jangan gunakan bahan packing dari kertas karton.
3. Material Furniture
Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti
aluminium, plastik, karet, kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga
bambu.masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan penanganan
khusus dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.
4. Logistik
Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak
sama dengan produk yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan
kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu saja akan lebih baik
apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu
dipikirkan juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap
mode angkutan yang akan digunakan, apakah produk akan diangkut
hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta api.
5. Lokasi konsumen
Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur
ulang masih belum ketat untuk diterapkan, namun apabila kita hendak
mengirim produk ke negara yang sangat memperhatikan lingkungan,
kita harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.
6. Harga Produk
Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai
konsumen ataupun sebagai produsen furniture. Sebuah kursi yang
dibalut kulit dan finishing yang sangat baik tentu saja, sebagai
konsumen akan menuntut barang tersebut sampai di lokasi dalam
keadaan utuh tanpa cacat sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-
ragu mengalokasikan dana lebih untuk membuat packing seaman
mungkin.
Metode Packing
Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori: