Anda di halaman 1dari 110

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

MEUBELAIR
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat
biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat
tercapai.
Adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan.Khususnya pada saat menghadapi
kendalakendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek ini.
Dalam melaksanakan pekerjaan pada proyek pekerjaan
pengadaan meubelair ATKP Makassar kami melaksanakan dengan
metode-metode pekerjaan sebagai berikut :

PENGAJUAN SHOP DRAWING, SAMPLE MATERIAL DAN WARNA


Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing,
brosur yang didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop
drawing dan approval material yang kami buat diajukan kepada
konsultan pengawas dan owner untuk di setujui, shop drawing
menunjukkan ukuran, keadaan di lapangan, dimensi peralatan, cara
pemasangan yang sebenarnya. Shop drawing tersebut kami
koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang lain. Dalam hal ini
bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan. Shop drawing dan
material serta warna yang tidak disetujui oleh konsultan pengawas dan
owner , akan kami perbaiki untuk kemudian diajukan ulang.
Gambar contoh color scheme

PEMESANAN MATERIAL

Setelah shop drawing dan color scheme di setujui dilanjutkan


dengan pemesanan barang dan produksi, barang-barang yang dipesan
adalah item barang-barang keluaran dari pabrikan sesuai dengan
pabrikan pendukung yang dipersyaratkan. Selain barang-barang
pabrikan ada beberapa barang yang dibuat dengan handmade, barang-
barang tersebut kami buat di workshop kami dengan tenaga ahli
furniture dan peralatan yang memadai.
Gambar alur pemesanan barang pabrikan

1. PROSES PRODUKSI

1.1 Jalur Produksi (Production Run)

Perancangan atau desain dari imajinasi hingga realitas melewati


beberapa proses yakni :searching, planning, inventing dan constructing.
Perancangan menjadi sebuah proses selektif terhadap kelemahan serta
kekurangan dalam proses produksi. Beragam problematika dalam proses
produksi menuntut reflek dan fleksibilitas untuk dapat menentukan
prosedur kerja /produksi yang lebih efisien serta efektif.

Mata rantai kerja produksi khususnya di furniture workshop,


secara berurutan adalah desain, produksi, intermediasi.Mata rantai
produksi di workshop merupakan tahapan yang sangat kritis, karena
menyangkut tenaga kerja, bahan baku serta operasi mesin.
Proses produksi disusun atas :

Parts Manufacture,

Persiapan bahan dan peralatan dengan menggunakan Jig


dan Fixtures yang telah lebih dahulu dipersiapkan oleh divisi lain
seperti Tooling Division Selanjutnya pemotongan menjadi bagian-
bagian dasar. Dilanjutkan dengan Pembentukkan (shaping),
pembuatan sambungan (jointing) hingga finishing komponen
dasar tersebut. Mesin-mesin yang disiapkan oleh tooling division
secara umum antara lain :

1. Mesin Gergaji Belah dan potong

2. Mesin ketam kayu/serut (planner)

3. Mesin Bor (Drilling)

4. Mesin Profil Kayu

5. Mesin Router kayu

6. Mesin amplas kayu

7. dll

Peralatan-peralatan tersebut akan dijelaskan secara detail


pada bagian material dan alat.

Sub Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly),


pengencangan (fastening), pemolesan atau penyelarasan
(finishing)
Final Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly),


pengencangan (fastening), pemolesan atau penyelarasan
(finishing)

Inspection,

Uji kualitas (checking &Testing) melalui kontrol standar


bentuk, dimensi, finishing, feedback dari pekerja maupun operator

Re-work.

Perbaikan (repairing), pengepasan (refitting), finishing ulang,


atau reject

1.2 Mutu Kerja

a. Durabilitas, teknik pertukangan (workmanship) yang baik dan


teliti hingga mampu menghasilkan mutu kuat awet yang dapat
diandalkan dari segi material, konstruksi, finishing.

b. Ekonomis, mempertimbangkan penghematan bahan dan upah


tukang, yakni melalui minimalisasi penggunaan bahan terbuang,
serta pola kerja yang praktis.

c. Material, menentukan bahan


yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna desain.

d. Konstruksi, merancang sistem konstruksi yang sederhana,


praktis dan logis, sehingga dapat dilaksanakan dengan mudah,
baik secara manual maupun masinal.
e. Standar Keselamatan Kerja, secara teoritis proses/teknik
produksi barang yang baik mensyaratkan konsistensi dalam
beberapa hal, yakni :

Keselamatan dan kesehatan,Adalahpertimbangan


terhadap penggunaan peralatan pelindung wajah dan tubuh,
penggunaan bahan, serta memastikan kecermatan dan kebersihan
kerja guna menghindari cidera maupun efek kesehatan bagi
konsumen melalui ketidakrapihan wujud produk.Beberapa hal
diatas sangat tegas diatur dalam regulasi standar kerja Eropa (DIN
atau EU Norms).

1.3. Perkembangan Teknologi Workmanship

Furnitur menempati posisi kedua setelah fashion sebagai


produk trendy yang sangat cepat perubahannya karena
permintaan pasar.Setiap tahun negeri skandinavia
menyelenggarakan pameran produk dan insustri kayu dan furnitur
yang selalu diminati oleh kaum industrialis maupun masyarakat
eropa umumnya.Produk-produk mutakhir selalu dipamerkan mulai
dari sambungan (joinery), bahan furnitur, bahan finishing, furnitur-
furnitur terbaik, hands-tool, sampai mesin-mesin berat yang
pendukung produksi furnitur dan perkayuan.

Hal ini menjadi indikasi derasnya perkembangan dunia


tentang industri furnitur beserta seluruh komponen
pendukungnya. Segala sesuatu yang dikembangkan tidak sekedar
menjadi produk yang memenuhi tuntutan estetika, namun
mengimbangi isu-isu popular yang tengah berkembang seperti
bahan-bahan kimia ramah lingkungan, segmentasi usia, material
baru, dll. Hal ini juga menjelaskan demikian banyaknya
pembaharuan-pembaharuan yang telah terjadi.
2. MATERIAL FURNITUR

2.1 Kayu

Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu


yang telah teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi
berbagai macam jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara
komersial. Namun hanya beberapa spesies yang khusus dikonsumsi
untuk pekerjaan interior, furnitur, dan kerajinan karena alasan
ketersediaan, karakter dan nilai komersial.

Klasifikasi Kayu

Setiap jenis pohon merupakan exogen, yang artinya menghasilkan


serat kayu melalui lapisan umur kayu tahunan (annual ring).Lapisan
umur kayu tersebut berada dibalik kulit luar kayu (bark), membentuk
struktur kerucut tipikal.Melalui potongan atau irisan batang kayu dengan
beberapa garis-garis didalamnya yang banyak memberikan informasi
tentang karakter kayu.Klasifikasi kayu dibagi menjadi Jenis Kayu Kuat,
Kayu Lunak, dan dapat ditambahkan dengan jenis rerumputan raksasa
seperti bambu, palem, dls.

Kayu Kuat (Hardwoods)

Merupakan klasifikasi kayu yang dilihat berdasarkan kekuatannya


yang mempengaruhi proses produksi, durabilitas, dan nilai komersil.
Kayu kelas kuat biasanya ditandai dengan warna yang cenderung gelap,
urat kayu (grain) yang jelas, serta garis tahun (annual ring) yang
cenderung lebar.Contohnya, kayu jati, sonokeling, African Ebony, dls.

Kayu Lunak (Softwoods)


Merupakan klasifikasi kayu ditinjau berdasarkan tingkat lunaknya
dan kelas awetnya, biasa ditandai dengan warna yang cenderung terang
dan serat yang rapat.Beberapa contohnya adalah kayu albasiah, ramin,
sungkai, dls.

Berikut ini adalah anatomi lapisan pohon teriris horizontal :

Selimut/Kulit luar (bark), melindungi bagian dalam kayu dari


gangguan alam (kimiawi, fisikal).

Kulit dalam (bast), berfungsi sebagai penyalur makanan

Kambium

Daging kayu (sapwood), setiap bagian tengah yang diapit 2 garis


tahun (annual ring) mengalirkan air ke dahan untuk proses
fotosintesis

Jantung kayu (heartwood), ditandai dengan perbedaan warna yang


lebih gelap merupakan tulang tengah pohon.

Inti / mata kayu (pith)

Gambar struktur lapisan kayu


Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja,
namun baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas
yang dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara
drastis.

Metode Potong

Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh,
Kayu Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu
yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-
bahan ini disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan
pesanan (melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau
papan. Beberapa metode pemotongan adalah sbb :

Irisan lurus/potongan tangensial (plain-sawn), merupakan


pemotongan secara lurus horizontal/vertical

Irisan perempat/potongan radial (quarter-sawn), merupakan


pemotongan dengan membagi seluruh lingkar pohon menjadi 4
bagian per 45 derajat.

Irisan lurus (billet-sawn), merupakan irisan seperti plain-sawn


namun dibagi dua pada bagian tengah.
Gambar urat kayu

Gambar profil potongan kayu

Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah.Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
Gambar metode potong kayu

Gambar urat kayu berdasarkanmetode potong kayu

A. Sifat-sifat fisik kayu

Berat Jenis kayu :


makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang
membentuk pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang
kuatnya kayu.

Keawetan kayu :

Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari


luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya
(ukuran : tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan
dari unsur-unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki
tectoquinon, kayu Ulin memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet
secara alami. Zat-zat seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.

Warna kayu :

warna cenderung putih (K.Kungkai), kuning (K.Ramin, K.Pinus),


putih dan kemerah-merahan (K.Mahoni), hitam-ungu (K.Sonokeling),
coklat (K.Jati, K.Nyatoh, K.Kamper) Warna yang ada pada kayu
ditentukan oleh : struktur anatomi kayu, umur kayu, kekeringan kayu.
Warna pada kayu pada umumnya adalah campuran dari beberapa jenis
warna.

Higroskopik :

menyerap dan melepasnya air atau kelembaban dari kayu, yang


mengakibatkan kembang atau susutnya kayu

Tekstur :

halus (k.ramin),

sedang (k.Jati),

kasar (k.Kamper).
Kualitas estetis serat :

berpadu, serat berselang-seling (k.renghas,k. kapur),

berombak (k.merbau),

berpilin (k.damar,k. bintangur)

Berat kayu :

sangat berat (k.balau),

berat(k.Jati),

agak berat(k.sungkai),

ringan (k.balsa, k. pinus)

Kekerasan :

Sangat keras (k.Balau/Bengkirai/Ulin),

keras (k.Jati/Sonokeling),

sedang (k.Mahoni),

lunak (k.Balsa/pinus)

Kesan raba :

kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.

Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba.

Bau dan rasa :


kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.

Bau keasam-asaman pada k.Ulin,

bau zat penyamak pada k.Jati dll.

Nilai dekoratif :

kualitas serta, warna dan tekstur dalam kesatuan pola tertentu.

Contoh : k. Sonokeling, Sonokembang, Renghas, Eboni, Jati, Pinus,


Sungkai

B. Sifat Mekanik Kayu

Keteguhan tarik :

kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.

Keteguhan tekan/ kompresi :

keteguhan tekan tegak lurus arah serat kayu lebih kecil daripada
keteguhan tekan sejajar arah serat kayu.

Sifat-sifat mekanik lain seperti :

keteguhan geser, lengkung, kekakuan, keuletan, kekerasan dan


keteguhan belah yang lebih sesuai dipertimbangkan untuk kebutuhan
bangunan dan keperluan khusus lainnya.

C. Sifat-sifat Kimia Kayu

Pengenalan sifat kimia dari kayu diperlukan untuk mengetahui


ketahanan kayu terhadap serangan dari serangga perusak kayu.Pada
umumnya kayu dari pohon berdaun lebar terdiri dari zat kimia sbb. :
- Karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), Non-karbohidrat (lignin) dan
unsur kayu yang diendapkan selama proses pertumbuhan atau zat
ekstraktif.

Kelembaban Relatif

Tiap jenis kayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetap


diperlukan oleh kayu tersebut. Ambang batas normal kelembaban kayu
biasa berbeda-beda bila mengacu peraturan Departemen Kehutanan, di
negara eropa terdapat standar dengan klasifikasi berdasarkan
penggunaan kayu pada bangunan, contohnya untuk kategori interior
ruang tamu, ruang tidur, kantor dan juga eksterior. Namun umumnya
untuk bahan interior berkisar 10 s/d 14 per cent (+/- 6 s/d 9 liter per M 3).
Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayu menggunakan alat
hygrometer.

Metode Pengeringan Kayu

Pengeringan alami (air drying)

Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan


membiarkan kelembabannya menguap selama beberapa minggu.
Gambar metode pengeringan kayu

Pengeringan buatan (kiln drying)

Metode yang serupa dengan cara menumpuk namun dibantu


pengeringannya menggunakan udara panas yang dilairkan antar
rongga tumpukan kayu.

Penciutan dan Pemuaian

Bagaimanapun baiknya jenis kayu siap pakai apapun secara


alamiah ia terikat terhadap sifat fisik dan kimiawinya terhadap alam.
Sehingga sebaik apapun jenis kayu tersebut maka perubahan dan
ketidaksesuaian akan terjadi dalam proses pengerjaan kayu, manusia
hanya dapat memperkecilnya bukan menghindari sama sekali. Beberapa
faktor yang mempengaruhinya adalah : Jenis kayu, metoda potong,
perbedaan iklim, kelembaban.
Gambar efek alam terhadap kayu

Karakterisitik kayu

Sebagai perencana interior selain dituntut kecermatan teknis juga


kemampuannya dalam membaca estetika yang tepat terutama dalam
hal pemilihan bahan. Begitupula kecermatan kita dalam dalam
mengenal beberapa karakteristik kayu sebagai berikut :

Urat kayu (grain), ia dapat meningkatkan kualitas atau


menentukan citra dan kelas pengguna (form follows mean).

Tekstur, ragam jenis tekstur juga sangat berpengaruh terhadap


kerapihan, keindahan proses finishing

Figur, variasi atas warna-warna alami kayu, kekhasan, keunikan


atau motif alamiah tertentu,ketidakseragaman garis tahun yang
memiliki keunikan masing-masing

Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap
jenis kayu sehingga dapat merubah penampilan.
Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga
menjadi pertimbangan desain.

Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan
harga perlu dipertimbangkan oleh para perencana.

Daya tahan terhadap api, pertimbangan jenis kayu dan komposisi


kimiawinya yang resisten terhadap api.

Cacat pada kayu (defects)

Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang
terjadi karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya
adalah cacat buatan yang terjadi karena kelalaian atau
ketidaksempurnaan dalam pemrosesannya.

Penyakit pada kayu

Kayu merupakan makanan utama serangga, pencegahannya


dapat dilakukan pada saat kayu masih sebagai bahan mentah/siap pakai
(raw-material) maupun setelah menjadi produk. Proses perlindungannya
dapat menggunakan penyemprotan cairan kimia anti serangga atau
melapisinya. Dampak serangan serangga menimbulkan efek yang
bermacam-macam, seperti jamur, debu dan lubang-lubangyang
ditinggalkannya, namun yang paling dikhawatirkan adalah keropos pada
kayu.

Keuntungan kayu solid :

Sambungan lebih mudah dibentuk

Mudah diukir
Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)

Sekrup dan paku lebih kencang

Permukaan yang baik untuk finishing (natural)

2.2 Vinir

Vinir merupakan lembaran tipis hasil pengulitan kayu dengan


metode tertentu sehingga menghasilkan lembaran kayu dengan
ketebalan 0.1 mm sampai 3mm yang dimanfaatkan untuk melapisi
produk-produk furnitur. Vinir telah dipergunakan oleh bangsa mesir sejak
4000 tahun yang lalu dan masih sama penggunaannya hingga kini.

Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran.


Bahan kayu yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu
dengan kelas awet dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah,
seperti :Meranti, Keruing, Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir.
Sedangkan untuk vinir dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai,
Pinus, Ramin, Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.
Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat
beragam, misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk
veneer), serta dahan.Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar
lebar 2 cm s/d 20 cm dengan panjang bebas.Hingga saat ini jenisnya
telah berkembang menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna,
dls.
2.3. Papan Manufaktur

Papan manufaktur merupakan produk fabrikasi industri material


interior dan arsitektur yang paling diminati saat ini karena efisiensi dan
praktis dalam penggunaannya, sehingga kemudian berkembang menjadi
beragam jenis seperti dibawah ini :

1. Kayu lapis (plywood)

Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu


lembaran kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari
pengupasan/penyayatan kayu tertentu) yang ditumpuk satu sama
lain secara bersilangan. Maksud dan tujuan pembuatan jenis
papan ini adalah untuk :
menghemat penggunaan kayu,

mendapatkan papan yang lebar/besar,

memanfaatkan jenis kayu bernilai rendah,

menambah kekuatan dan mutu kayu dengan memperindah unsur


dekoratif lapisan permukaan kayu.

Variasi ketebalan multipleks adalah :

24, 22, 20, 18, 15, 12, 9, 6, 4, 3, 2 mm (lokal sebagian)

Contohnya adalah : tripleks, multipleks, block board, laminboard.

Kayu lapis (plywood) memiliki klasifikasi sbb :

Custom grades, yang dipilih berdasarkan keindahan warna dan


uratnya.

Contohnya adalah Decorative-faced tripleks 3mm : Teak plywood,


Ramin plywood, Sungkai plywood, Rose plywood, Red Oak
plywood, Melamin plywood dll.

Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk


finishing natural melamic

Sound & Utilities grades, memiliki mutu rendah biasanya


digunakan untuk pekerjaan struktur, atau dapat pula dilapis oleh
finishing duco

Backing grades, mutu paling rendah yang dimanfaartkan untuk


pekerjaan struktur yang tidak terlihat.
1. Particle board / chipboards

Merupakan papan manufaktur fabrikasi dengan komposisi serbuk /


ampas kayu yang direkatkan dengan lem resin hingga menjadi
lembaran-lembaran rigid. Cukup stabil karena meniadakan sifat-
sifat fisik kayu melalui proses penguraian kayu menjadi serbuk.
Namun kurang baik menerima serapan cairan finishing, karena
tingkat serapnya yang tinggi.
Contoh pengembangannya : papan ampas tebu (ukuran sama
dengan multipleks lokal), papan serat atau debu kelapa, Coco fibre
dan CocoDust

2. Fibre Boards

Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-
press dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus,
contohnya :

Medium board :

High Density Fibreboard (HDF), Low Density Fibreboard (LDF),


Medium Density Fibreboard (MDF), Wood-veneered MDF (Oak dll)

Hardboard :

standard board, tempered hardboard, embosed hardboard,


decorative-faced hardboard, perforated hardboard (import).

Bahan-bahan ini biasanya tersedia dalam ukuran panjang 244 cm,


Lebar 122 cm, kecuali untuk keperluan khusus seperti daun pintu
rumah, ukuran bahan yang tersedia 200cm x 90cm

Cacat pada kayu lapis

Umumnya disebabkan oleh proses pressing atau perekatan yang


tidak sempurna baik Karena faktor kelalaian ataupun kesengajaan.
Gambar cacat pada kayu lapis

Keuntungan papan manufaktur

Rigiditas

Ketersediaan dalam ukuran besar

Variasi ketebalan (modul)

Ekonomis

Metode bending lebih mudah

2.4 Plastik Laminasi


Industri material saat ini telah menyediakan beragam bahan
pelapis dekoratif yang sangat membantu meningkatkan mutu kerja
desainer interior.Salah satunya produk fabrikasi plastic laminate, yang
dihasilkan menjadi beragam jenis seperti Polyvinyl Acetate (PVA, Phenol
Formaldehyde (PF), Melamine Formaldehyde (MF). Diproduksi melalui
sebuah metode High Pressure Laminate (HPL) beberapa jenis tersebut
umum dikonsumsi dengan nama pasar seperti Formica, Tacon, dls

Gambar HPL

3. ALAT & MESIN PERKAYUAN

3.1 Alat Manual (Handtools)

Syarat awal dalam proses pekerjaan kayu (woodworking) adalah


memastikan kelengkapan peralatan pendukung kepresisian yang
memenuhi prinsip ketepatan dan keterukuran, atas dasar ketiga hal
dibawah ini :
sebagai alat penanda (marking tool),

sebagai alat ukur (measuring tool),

sebagai alat penguji (testing tool).

Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan


secara luas digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-
beda ditiap negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan
pendukung akan memastikan ketelitian proses kerja antara gambar
kerja (shop drawing) hingga produk nyata.

Gambar peralatan pendukung


Gambar alat penanda

Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square),


Bor, Palu, Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana
yang membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan
digunakan. Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk
menyempurnakan sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa,
kontur dan kecukupan dimensi.

Gambar peralatan penanda garis


Selanjutnya, Peralatan dasar secara manual dalam pekerjaan kayu
khususnya desain mebel terbagi menjadi tiga yakni :

1. Alat potong (Sawing)

Gergaji Tangan (Hand Saw)terdapat berbagai macam jenis


ukuran dan variasi handle, dan mata gergaji. Ukuran dan
modelnya tidak jarang dimodifikasi oleh tukang sehingga nyaman
dipakai dan bahkan terbentuk dgn sendirinya karena proses
selama bertahun-tahun. Dua jenis handle yang sering digunakan
adalah kayu dan plastik, model plastik fabrikasi biasanya dapat
pula digunakan sebagai mistar siku 45o/90o. Sedangkan mata
gergaji, bila mata gergaji pendek, seragam dan rapat maka
berfungsi sebagai gergaji potong (crosscut saw), dan bila mata
gergaji besar kecil, serta bersiku besar maka berfungsi sebagai
gergaji belah (rip saw).

Dalam membelah ataupun memotong perlu pula


diketahui jenis material/bahannya untuk menjaga kerapihan. Jenis
lainnya adalah gergaji lengkung biasanya untuk panel seperti
tripleks (Cop saw), gergaji panel seperi MDF menggunakan gergaji
panel (Panel saw), dan yang khusus seperti Gergaji adumanis
(mitre saw), ekor burung (dovetail saw), dls. Inti dari beragam alat
potong tersebut menjaga agar potongan gergaji lurus, tipis, siku
dan kontinu.
Gambar macam-macam gergaji

Gambar model handle dan gigi gergaji


Gambar jenis gergaji untuk fabrikasi

Alat pembentuk (Forming)

1. Mesin Serut (Jack Plane), digunakan untuk memperhalus siku,


lengkung, dan kontur profil. Variasinya sangat banyak sekali, tapi
terbagi atas 3 yakni:

Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu


dan permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau
berukuran lebar dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang
turun tinggi. Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk
menghaluskan setelah diserut kasar, dengan mata pisau yang
lebih tipis dan tajam serta pengaturan mata pisau lebih turun
rendah.
Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela,
dapat pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan
profil.

Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk


menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.

Inti dari proses penyerutan adalah menghasilkan permukaan


kayu yang halus, dan membuang kotoran serta cacad yang terdapat
pada kayu, sehingga pemilihan mata serut yang tajam dan
pengaturannya ketinggian mata pisau sangat penting untuk
menghindari cacat gelombang serut/tatal (ripple) yang justeru
tercipta karena pisau tumpul dan pasangan mata pisau yang miring,
dll.

Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk


mengukir kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan
sambungan seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus
(mortise dan tenon joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan
derajat kemiringan pahat merupakan keahlian khusus yang sangat
membutuhkan waktu dan pengalaman.

1. Alat Penyelesaian (Smoothing/Finishing)

Hampelas bukanlah sebuah alat, walau secara manual dalam proses


penghalusan hampelas hanya sebagai bahan namun pada proses
masinal ia menjadi mesin penghalus.

Kuas, merupakan alat sederhana yang dapat ditukargunakan


penggunaannya dengan busa (sponge) ataupun kain lap. Kelebihan
dari kuas adalah rambut kuas mampu mencapai rongga-rongga kayu
lebih masuk ke dalam finishing tanpa proses pelapisan/dempul
(sanding/woodfiller) terlebih dahulu. Sedangkan kain lap atau busa
dapat dibentuk sehingga mampu mencapai sudut dan celah yang
sulit dijangkau oleh kuas.

3.2 Mesin Kayu Portable


Mesin Potong Putar (Circular Saw)

Mesin potong dengan pisau putar lingkar berdiameter 16,5cm sd


25,4cm dengan kemampuan potong tebal 5cm. Lebih cocok untuk
memotong plywood. Umumnya menggunakan alat bantu seperti
dudukan untuk kayu (bench).

Gambar mesin potong kayu

Gergaji Listrik (Electric Chain Saw)

Gergaji untuk memotong gelondongan menjadi balok atau papan


dalam bentuk yang belum halus sempurna.Lebih mudah dikontrol dan
cepat karena bentuknya yang panjang sehinggga jangkauannya lebih
luas terutama untuk gelondongan kayu (log).
Gambar gergaji listrik

Mesin Potong Bebas (Jig Saw)

Gergaji belah dengan mata pisau yang bergerak vertikal dengan


kecepatan di atas 3000 strokes/menit dengan prinsip kerja menyerupai
mesin jahit bedanya alat ini digerakkan dan diarahkan mengikuti garis
tanda (marking) yang telah lebih dulu dibuat. Kemampuan jangkau tebal
belah berkisar 6 cm untuk jenis kayu lunak, dan 2,5cm untuk jenis kayu
keras. Sangat baik untuk membuat bentuk lengkung dan kurvatur pada
papan plywood, tersedia pula beragam jenis mata pisau yang dapat
disesuaikan dengan material yang akan dipotong seperti acrylic,
fibreglass. plastik, dll. Derajat kemiringan mata pisau juga dapat diatur
sehingga dapat membuat tepi miring (beveled edge), dll.
Gambar mesin potong

Mesin Serut / Ketam (Planer)

Gambar mesin serut

Mesin ketam atau serut sangat membantu dalam proses


penghalusan kayu, cost-saving dan time-saving. Dapat pula dengan
pilihan mata pisau tertentu membuat groove atau sekonengan, untuk
celah kaca jendela, ataupun pintu. Perlu keterampilan khusus karena
ketidakstabilan dalam menahan getaran akan menghasilkan gagal
serut/tatal yang sangat buruk bagi sebuah kayu. Suara mesinnya
merupakan yang paling bising diantara seluruh jenis mesin, dan
menghasilkan serpihan sampah kayu/serutan yang sangat banyak.

Mesin Girik (Router)

Gambar mesin router

Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada
tengah kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan
menyertakan model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan
mengikuti fixture-nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang
berputar kencang dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja
belum dapat membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu
tahap berikutnya oleh tatah/pahat.Kecepatan pisau lebih dari 27,000
rpm.

Mesin Bor (Drill)


Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam
dengan berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan,
berbagai jenis kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar
mata bor lebih dari 1000 rpm tanpa beban.Perlu kemahiran khusus
untuk menghasilkan permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian
dalam mengatur derajat vertikal bor.

Gambar mesin bor

Mesin Hampelas (Sander)

Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit
per menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin
kemudian menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi,
seperti miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch)
sehingga semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit
menjangku celah atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya
ukiran.Jenis lainnya adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk
menjangkau sudut yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal
masih jauh lebih baik menggunakan tangan.
Gambar mesin amplas

Finishing (Spraying)

Spray Gun, alat kendali untuk menembakkan/menyemprotkan


cairan pelapis dan finishing yang terdiri dari tabung berisi cairan
finishing (container), alat kendali (spray), selang udara (air-supply hose).

Kompresor, modul elektrik yang berfungsi mengalirkan udara yang


telah lebih dahulu disaring dan selanjutnya disemprotkan oleh spraygun
dengan dilengkapi pengatur tekanan (Air adjustment valve)
Gambar peralatan pengecatan

3.3 Mesin Kayu Berat

Pada metode penyusunan atas dasar proses, maka penyusunan


mesin dikelompokkan dengan cara :

Pekerjaan kayu utuh

Pembelahan, pemotongan, penyerutan, pembentukan,


pelubangan, penghalusan permukaan dan penyetelan,
dikelompokkan dalam pekerjaan pembuatan komponenn mebel
bukan bidang seperti, kaki kursi, rangka dan komponen kursi
lainnya.

Pekerjaan kayu yang berbentuk bidang atau papan

juga akan melalui tahap pembelahan, pemotongan, pelapisan, dan


penghalusan bidang papan, untuk digunakan sebagai daun pintu,
sisi lemari, bidang atas meja dls.
Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dalam bengkel
(workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal,
seperti :

Teraturnya aliran kerja (line production)

Mengurangi perpindahan bahan (material handling)

mendapatkan ruang kerja yang leluasa

mengurangi ongkos produksi

memungkinkan pengawasan produksi yang baik

memperbaiki moral para buruh

mengurangi congesty point (penumpukan bahan , dll)

dls
Gambar layout workshop

Mesin Potong / Gergaji Lingkar(Cross-cutting Saw dan Edging Saw)

1. Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa


kesulitan namun tetap diperlukan tentang jenis-jenis dan sifat
kayu. Bila tidak maka akan banyak kayu terbuang karena
kesalahan menguasai cara potong terhadap ragam kayu. Hasil
setinggi-tingginya tergantung pada baik atau tidaknya daun
gergaji. Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

- Reaksi iris pada kayu terhadap daun gergaji

- Penghantar panjang pendek


- Menggergaji serong

- Menggergaji sisi
b. Mesin Serut / Ketam (Planning Machine)

Pertimbangkan benda kerja, arah serat dan tebal benda


untuk menentukan proses pengetaman. Sebaiknya mulai dengan
sisi yang cekung.Penting pula diketahui keadaan mesin, kecepatan
putar pisau.Mesin yang sudah tua dengan bantalan peluru sudah
longgar dan goyang atau daun meja yang miring dapat
menghasilkan ketaman yang buruk.Kecepatan putar minimal
4.500p/menit.

Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

- Meratakan dan menyambung

- Alat luncur untuk ketam benda kerja


c. Mesin Bor / Pelubang (Drilling Press)

Mesin pelubang dengan dudukkan dapat lebih memastikan


kepresisian lubang karena faktor stabilitas tegak lurusnya.

1. Mesin Purus dan pelubang (Tenoning & Mortising Machine)

Mesin yang berfungsi menghasilkan salah satu jenis


sambungan purus. Metode kerja seperti metode Mesin Router
1. Mesin Girik /Frais (Vertical Spindle Moulder dan Router
Machine)

Alat dengan banyak kemungkinan membentuk kayu,


seperti profilan serta menghasilkan kaki atau lengan kursi
yang melengkung.komposisi mesin terdiri dari Lengan
Kemudi, Batang Peluncur Tekanan, Sepatu Penekan Vertikal,
Garpu Pengeras, dll kesemuanya memungkinkan pembuatan
kayu dengan profilan dan alur yang streamline.

Membuat takikan

Menggirik benda kerja lengkung

Membuat alur hias atau alur vinir

1. Mesin Hampelas (Sanding Machine)

Mesin hampelas dengan model cakram (disk sander)


biasanya digunakan untuk bagian tepi (edges), ujung (ends),
chamfers, bevels dan tapers. Tetapi kurang efektif untuk
permukaan kayu yang luas.Model lainnya adalah model hampelas
sabuk yang juga berputar (Belt Sander).
1. Mesin Bubud (Spindler Machine)

Mesin untuk menghasilkan profil 3 dimensi (keliling) dengan


sistem menempatkan kayu dalam putaran dan mata kayu
digerakkan sepanjang putaran untuk mendapatkan lengkung dan
cekukkan yang diharapkan.

1. Mesin Router (Router Machine)

Merupakan mesin yang menghaisilkan bentuk dengan rupa


kedalaman, profil, serta dapat mencetak figur-figur atau ornamen.
1. Mesin Profil (Moulding Machine)

Mesin profil dapt digunakan untuk menghasilkan cornice,


plinth serta edging mengikuti mall yang telah dibuat terlebih
dahulu, dan prinsip kerja mesin menyerupai mesin router.
1. Mesin Penekuk (Bending Machine)

Penekukan kayu merupakan suatu proses melunakkan kayu secara


temporer dengan menggunakan aliran udara panas maupun aliran
air kemudian kayu dapat dibentuk menjadi kurvatur, streamline
melalui proses penekanan (high pressure) dengan konsol hidrolic
pada mall cetaknya dan kemudian dikeringkan untuk
mendapatkan penekukan yang permanen karena sifat fisik partikel
kayu yang telah diubah.
1. Mesin Serbaguna (Universal Machine)

Sebuah mesin yang mampu menampung berbagai macam fungsi


kerja seperti :

membelah (ripping), memotong (cutting), mengetam (planner),


serut kasar (thicknesser), membor (drill press), dan membuat
sambungan purus (mortise).

4. PROSES SAMBUNG DAN TEKUK KAYU

4.1 Proses Pekerjaan Sambungan

Teknik sambungan kayu telah berevolusi sejak berabad-abad yang


lalu berkembang sesuai kebutuhan, dan kreasi baru.Bahkan variasinya
juga berkembang menjadi trend estetika.Pada dasarnya semua teknik
sambungan kayu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas serta
mengencangkan hubungan satu bagian kayu dengan bagian yang
lainnya (Self-supporting) hingga tercapai keteguhan dan rigiditas.
Pertimbangan terhadap beragam teknik sambungan kayu bermuara
pada 2 hal utama yakni :
1. Perubahan fisik yang disebabkan oleh sifat-sifat alamiah kayu,
seperti pergeseran, pergerakkan, penciutan, pemuaian.

2. Menahan, Mengunci antar bagian kayu baik dalam posisi sejajar /


berlawanan/bersimpangan agar mampu menahan tekanan, gaya
tarik, dorong, tekan (suspension and tension moment),
tumbukkan, gesekan, beban kejut (sudden-impact).

Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda


dengan yang teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik
sambungan kayu populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada
kerapihan dan ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung
dengan baik dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak
digunakan oleh para perajin atau tukang kayu di Indonesia.

Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat


ditandai mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga
kekuatan dan kelemahannya.Seorang desainer penting mengetahui
kelebihan dan kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis
sambungan yang tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya.
Beberapa metode sambungan yang umum kita kenali dalam produk
furnitur adalah sbb:

Sambungan Ekor (Butt joints)

Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih


potongan kayu pada bagian ujung secara sederhana

o sambungan sudut

Gambar sambungan sudut

sambungan adumanis

Gambar sambungan adu manis


Sambungan Lapis (Lap and Halving Joints)

jenis sambungan dengan terlebih dahulu membuat celah (rebate)


atau seperti sekonengan baik disalah satu sisi atau kedua
potongan kayu tersebut.

o sambungan lapis sederhana

Gambar sambungan sederhana dengan celah

o sambungan lapis adumanis

Gambar sambungan lapis adumanis dengan celah


sambungan lapis silang

Gambar sambungan lapis silang

sambungan lapis sudut

Gambar sambungan lapis sudut dengan celah

sambungan lapis T

Gambar sambungan lapis T


sambungan lapis ekor burung

Gambar sambungan ekor burung dengan celah

Sambungan tepi / pinggir (Edge to edge joints)

jenis sambungan pinggir merupakan sambungan yang biasa


digunakan untuk membuat bidang, dan tidak untuk menahan
beban kecuali dengan lapisan dasar dibawahnya.

o sambungan tepi

Gambar sambungan tepi

sambungan lidah
Gambar sambungan lidah

sambungan lidah lepas

Gambar sambungan lidah lepas

Gambar sambungan dengan balok ikat


Gambar penggunaan clamp untuk perekatan

Sambungan alur (Housings / dado joints)

Jenis sambungan dengan model slot / alur

o sambungan menerus

Gambar sabungan alur biasa dengan celah


sambungan ekor burung

Gambar sabungan ekor burung dengan celah

sambungan tidak menerus

Gambar sabungan alur setengah dengan celah

Sambungan Purus (Mortise & tenon joints)

Jenis sambungan dengan prinsip (laki-perempuan) dengan batang


julur dan lubangnya.

o sambungan purus menerus

o sambungan purus ganda

o sambungan purus kembar

o sambungan pin

o sambungan tidak menerus

o sambungan purus dengan pasak


Gambar beberapa sambungan purus
Gambar beberapa sambungan lapis

Sambungan jari lurus / biskuit (Bridle joints)

Gambar sambungan berlapis


Sambungan pasak (Dowel joints)

Gambar beberapa sambungan pasak

Sambungan ekor burung

o sambungan ekor burung menerus

o sambungan ekor burung dekoratif

o sambungan ekor burung adumanis

o sambungan ekor burung lapis


Gambar variasi pengerjaan sambungan masinal
Gambar modifikasi sambungan
Gambar modifikasi sambungan

Gambar modifikasi sambungan

Sambungan papan lapis


4.2. Teknik Penekukan Kayu (Woodbending)

Hingga kini teknik penekukan kayu tetap merupakan teknik yang


eksklusif, walau di negeri skandinavia teknik tersebut sudah menjadi hal
yang umum karena sejarah teknik perkayuannya yang sudah amat tua.
Peralatan bending masih merupakan barang mahal bagi workshop
atau bengkel mebel di Indonesia. Untuk tetap mencapai teknik
penekukan kayu maka diperlukan cara khusus yang hanya dapat
diterapkan pada jeins papan lapis. sedangkan untuk kayu solid lebih
sering diupayakan dengan cara membentuk tekukan dengan membuang
daging kayu sampai terbentuk tekukan yang diinginkan.

Teknik penekukan kayu merupakan satu upaya merubah sifat


alamiah kayu dengan berbagai macam cara, pemanasan sehingga dapat
mengatur partikel pembentuk kekencangan kayu, atau dengan cara
membuat celah (groove) secara melebar di sepanjang bidang melintang
dari arah tekuk papan (kerfing)

1. Garis celah tekuk (Kerfing)

Caranya dengan membuat garis celah menggunakan gerjaji


khusus (backsaw) dengan jarak antar celah (groove) yang teratur
dan tergantung kurva tekukan.Dengan posisi celah berada searah
dengan tekukan atau berada di bagian dalam.
Gambar proses penekukan kayu
Gambar proses penekukan kayu

1. Steam bending

Suatu proses pemanasan terhadap kayu dengan menggunakan


alat pemanas khusus berfungsi melunakkan serat kayu hingga
mudah ditekuk. Proses penekukkan biasanya menggunakan strap
atau alat bantu tekuk dan mal pembentuknya (fixture)

Gambar cetakan penekuk kayu


1. Tekuk lapis

Penekukan dengan beberapa tahapan laminasi, yakni merekatkan


lembar perlembar papan dengan mengandalkan kekuatan lem
sebagai pengikat keteguhan tekuk (dry-bent). Alat bantu lainnya
adalah cetakan/mal (Male-female former).

Gambar metode penekukan secara kering


Gambar metode penekukan secara kering
Gambar penekukan kayu dengan tekanan

5. APLIKASI PEREKAT, PENGENCANG (Fastening), AKSESORIS


(Fitting)

Setelah memahami tentang proses produksi, material, peralatan


dan mesin, serta proses pekerjaan sambungan, maka aplikasi
pendukung produksi furnitur seperti perekat, pengencang dan aksesoris
perlu pula diketahui manfaat maupun proses pengerjaannya. Perekat,
pengencang dan aksesoris saat ini telah mengalami perkembangan
yang luar biasa.
5.1 Perekat

Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat


sambungan kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan
mekanis/sambungan kayu (wood-joinery).Jenis-jenis lem/perekat dewasa
ini sudah jauh berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan
terhadap panas, kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang
optimal melebihi kuat serat kayu sendiri.

Beberapa jenis perekat yang bisa kita kenali adalah sbb :

Lem Hewan (Animal Glues)

Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang


menghasilkan katalis protein sebagi perekat berkualitas dan tidak
beracun (non-toxic).Digunakan oleh para pekerja kayu tradisional,
namun di beberapa tempat di negara asing, masih digunakan
untuk perkerjaan vinir bermotif (hand-laid veneer).

Glue Gun / Hot Melt Glue

Berbentuk stik silindris serupa dengan sealant, pengolesan


menggunakan alat ellectrical gun yang mengalirkan panas
sehingga melumerkan lem stik.Biasa digunakan untuk membuat
mock-up atau prototype karena mengering dengan cepat dan
praktis.Serta digunakan pula untuk aplikasi industri perekatan vinir
terhadap alasnya (groundwork).
Gambar glue gun

Lem PVA (Polyinyl Acetate)

1. Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat


(contoh : lem Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat
dicampur dengan air sehingga dapat diatur seberapa cair untuk
memudahkan evaporasi kayu terhadap cairan perekat tersebut.
Kekurangan lem jenis ini tidak tahan terhadap air (bila menyerap
air maka sambungan akan merenggang).

2. Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan


tahan terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan
untuk lem kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori
serat besar, serta merekatkan plastic laminate seperti HPL.

Lem Urea-formaldehyde

Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk


bubuk dan dicampur dengan air.Dapat pula digunakan untuk
katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin

Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca


merupakan campuran dari dua bagian resin dan
hardener.biasanya dipisah menjadi tiga campuran dalam bentuk
cair, resin, hardener, dan lem. Merekat dengan sempurna dengan
pengaturan suhu diatas 15oC.Lazimnya digunakan pada produk-
produk industri.

Gambar mengoleskan lem

Gambar mengoleskan lem pada permukaan kayu


1. Pengencang (Paku, Sekrup dan Dowel)

Paku, Sekrup dan Dowel merupakan satu mekanisme


pengencangan sambungan kayu yang sangat baik, selain kuat
pemasangannyapun relatif mudah.Pada perkembangannya dua jenis
pengencang Sekrup dan Dowel semakin dimodifikasi menjadi jauh lebih
baik dari segi, kekuatan, mekanisme, mutu bahan (tahan karat), dan
estetikanya.

Paku umumnya berkembang pada konstruksi arsitektur dan


interior, namun pada pekerjaan kayu, paku digunakan unyuk
beberapa hal seperti pembuatan mock-up, juga untuk
mengencangkan upholster dengan kayu. Paku merupakan
pengencang yang sangat tradisional, paku yang dikendalikan atas
tumpuan ketuk sangat sulit dijamin kelurusannya sehingga
menjadi hal yang kurang menguntungkan dalam proses produksi
furnitur. Beberapa jenis paku yang sering ditemui dalam furnitur
adalah sbb :

o Paku besi, untuk menggabungkan kayu dgn plat metal tipis

o Paku kursi, dipakai untuk memasang bantalan / pengempuk


pada kursi

o Paku semat, dipakai untuk menyemat kain pada mebel kayu

o Paku panel, untuk menggabungkan papan

o Paku Chevron , sebagai penyambung sudut dari kerangka


mebel
o Paku cacing / gelombang (corrugated fastener), untuk
sambungan kayu

o Paku plat (timber connector), plat untuk menggabungkan


kayu

Gambar jenis-jenis paku untuk meubel

Sekrup merupakan pengencang sambungan kayu dengan


mekanisme ulir berpilinnya (60 persen panjang sekrup adalah ulir)
yang menggigit kayu. tidak banyak perkembangan dari sisi ulir,
perkembangannya dapat dilihat pada ukuran, tipe kepala, lapisan
pelindung karat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penyekrupan adalah :

Panjang sekrup dan ketebalan bahan

Jenis kayu atau bahan

Kelurusan proses penyekrupan/kemiringan dapat menggunakan


alat bantupocket-hole screwed joint.

mengatur kedalaman sekrup terhadap permukaan kayu.


Gambar jenis-jenis sekrup untuk meubel

Dowel merupakan bentuk modern dari prinsip mekanis sebuah


pasak dalam furnitur, tersusun atas dua bagian yakni pin dan
rumahnya. Dowel seringkali digunakan untuk furnitur jenis loose
/knock down furniture, Dowel umum dipasang pada furnitur-
furnitur fabrikasi karena praktis, dapat di lepas-pasang sehingga
memudahkan pengiriman barang.

Gambar mekanisme kerja dowel


Gambar jenis pasak / dowel kayu

1. Aksesoris (Fittings)

A. Engsel

Penggunaan engsel dalam pembuatan storage, cabinet dan


produk sejenis sudah merupakan hal biasa, yang perlu diperhatikan
adalah pemilihan tipe atau jenis engsel tersebut.Saat ini beragam tipe
engsel yang terdapat di pasaran bukan sekedar variasi bentuk, namun
juga variasi mekanisme bukaan (doors opening) yang berpengaruh
terhadap tampilan kenyamanan menggunakan furnitur tersebut dan
menandai citra desain modern. Karena tidak saja menyembunyikan
engsel sedemikan rupa sehingga desain tampak bersih (clean) dan
mudah dibuka-tutup.

Proses pemasangan engsel membutuhkan proses pembuatan


lubang tanam dengan pahat. Beberapa jenis engsel diperlukan lubang
tanam yang cukup dalam untuk menyimpan rumah engsel, sehingga
diperlukan kemampuan khusus dalam hal menggunakan pahat. Berbeda
dengan proses fabrikasi dimana pembuatan celah umumnya
menggunakan router machine, sehingga baik ukuran luar dan
kedalaman dapat dikerjakan dalam waktu singkat dan rapih. Beberapa
tipe engsel yakni :

Engsel Kupu-kupu (Butt hinge), engsel tradisional yang masih


umum digunakan hingga kini untuk lemari pakaian (wardrobes),
dll

Engsel Lepas (Lift-off hinge), biasa digunakan untuk cermin lipat,


diman sebagai modifikasi desain cermin lipat bisa dilepas.

Engsel Flush (Flush hinge), engsel dalam engsel

Engsel Sendok (Concealed hinge), engsel paling populer karena


mekanismenya bekerja dengan baik

Engsel batang (Cranked hinge), engsel kabinet yang dapat terbuka


180O

Engsel tidur(Flush fitting flap hinge), engsel untuk membuka


kebawah
Gambar macam macam jenis engsel

Gambar engsel lurus pintu lemari


Gambar mekanisme kerja engsel folding door

B. Kunci, Handle, Height-adjuster, Glider, Roda (Castor), Drawer

Beberapa atribut furnitur seperti kunci, stopper, height adjuster,


glider dan roda merupakan atribut pelengkap dalam produksi furnitur.
Proses pemasangannya dapat dilakukan sebelum finishing atau setelah
finishing, biasanya atribut yang sifatnya fittings/lepas-pasang dapat
dipasang kemudian setelah finishing. Jikalau dalam kondisi tertentu
harus tetap terpasang ketika finishing maka perlu kecermatan dalam
membuat lapisan pembungkus untuk atribut pelengkap tersebut.

Kunci, proses pemasangan biasanya dibantu dengan alat manual


seperti pahat dan bor, namun untuk proses fabrikasi
menggunakan router machine. beberapa tipe kunci yakni :

o Sliding door lock,

o Door,

o bolt,

o Magnetic catch (jepit udang), dll


Gambar mekanisme kerja kunci

Gambar jenis-jenis kunci

Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak


ditemui dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian
pula dalam proses mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis
tetap terjaga. Namun banyak pula tersedia dalam bentuk yang
tradisional atau antik-kuno seperti figur floral / animal decoration
dls.

Gambar jenis-jenis handle

Beberapa tipe handle yakni :Drop handle, Ring pull, Drawer knob,
flush handle, dls.

o Drawers atau laci sesuai konsep mekanisnya tarik-geser


maka drawer menunjang sebagai rail-track system untuk
membantu agar prinsip tarik geser pada laci menjadi baik.
Namun proses pembuatan drawer seringkali sulit dilakukan
dengan cara manual karena untuk menjaga kepresisian
drawer kiri dan kanan agar bergerak atau bergeser secara
seimbang maka seringkali celah yang telah dibuat harus
diubah-ubah menggunakan pahat, serta untuk mengatur
ketinggian yang sejajar perlu pula mengatur keseragaman
tinggi rendah sekrup, dan hal ini sering meninggalkan bekas
bor yang kurang baik.

Gambar rel laci


Gambar rel laci

Height Adjuster (Glider, pedestal), komponen kaki untuk furnitur


yang dapat diatur ketinggiannya. Dipasangkan pada alas bawah
furnitur dan dapat diatur tinggi rendahnya dengan memutar baud.

Gambar height adjuster


Gambar height adjuster

6. RESTORASI, PERBAIKAN DAN FINISHING

6.1 Restorasi Furnitur Kayu

Restorasi furnitur merupakan proses perawatan atau pelestarian


terhadap mebel atau furnitur untuk menghilangkan dan mengganti
bagian-bagian yang telah cacat dengan mempertimbangkan aspek
orisinalitasnya serta perawatan, seperti membuang sisa-sisa bekas
perekat, dls.

Perawatan terhadap furnitur yang rusak karena usia maupun


penggunaan, menuntut pengetahuan khusus untuk mendapatkan hasil
yang baik. Pengetahuan khusus tersebut berupa pemahaman tentang
periodisasi, teknik ukir, bahan dan teknik finishing tradisional, serta
penguasaan sifat kimiawi dan fisika kayu.Keputusan-keputusan ekstrim
juga perlu diambil seperti membongkar konstruksi, atau bahkan
memotong bagian yang telah dimakan rayap (worm-eaten) atau ulat
kayu dan mengganti dengan kayu baru yang sesuai.

6.2 Finishing Kayu

Perbedaan finished dan unfinished kayu adalah kemampuannya


dalam melindungi permukaan kayu terhadap kelembaban, maupun sinar
matahari (UV-light) yang dapat menyebabkan perubahan warna karena
efek photodegradasi, pembusukkan kayu dan faktor-faktor perusak
lainnya.

Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya


tahan terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan
proteksi terhadap kelembaban.sedangkan interior menekankan
kerapihan serta keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih
lama dibanding produk finishing eksterior.

A. Tujuan Finishing Kayu

Aplikasi finishing untuk berbagai macam produk interior maupun


furnitur diterapkan dengan beberapa alasan sbb :

1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance)

2. Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance)

3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)

4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)

Penampilan akhir dari wood finishing dapat dibedakan dari :

1. Warna
Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik
pengecatan atau pewarnaan kayu sbb:

natural, transparan, semi transparan, Solid/Duco, Simpang rupa


(Special effect).

2. Bentuk geometris (Geometrical shape)

Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan


rupa dasar, yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore)
dan pori terbuka (Open pore)

3. Tingkat kilap (sheen grade)

Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur
dengan menentukan pilihan berdasarkan estetika dan
keperluannya.

B. Kualitas Finishing Kayu

Menilai finishing kayu dilakukan dengan memperhatikan faktor-


faktor berikut :

1. Beauty of the finish

2. Durability of the finish

3. Stability of the finish

Tipe Cat Finishing

a. Shellac

Shellac merupakan campuran finishing paling tua dan masih


digunakan hingga kini. bahan dasar pewarna diperoleh dari serangga
sejenis kutu yang umum terdapat di India dan Siam. Terdiri dari dua
dua pilihan warna natural color(orange shellac) dan bleeched color
(white shellac). Jenis natural digunakan pada kayu berwarna gelap,
sedangkan bleeched untuk kayu yang cenderung putih / terang.

b. Pernis (Varnish)

pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan


terpentin. Awal mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah
digantikan dengan resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu
hingga 24-48 jam, oleh sebab itu sering ditambahkan aplikasi
pengering (drying agents) untuk mempercepat pengeringan.

c. Lacquer

Lacquer sangat populer dalam sistem finishing kayu, Mengering


hanya dalam 30-60 menit sehingga mengurangi kemungkinan debu
menempel pada permukaan dalma waktu yang demikian pendek.
Selain itu tahan terhadap air, alcohol, dan stain. Bahan dasar lacquer
adalah Nitrocellulose. efek akhirnya menghasilkan permukaan film
yang sangat keras.

Bagan Tipe Cat Finishing

JENIS SIFAT PENGGUNAAN

Cat NC / 1 komponen Mebel & interior yang


Lacquer membutuhkan refinishing
Cepat kering praktis seperti hotel.
(Nitro
Cellulose) Mudah dicat ulang
(mudah perawatan)

Cocok untuk
finishing open pore

tidak berbau pedas


/ tajam

2 komponen

(cat harus dicampur


dengan hardener)

Tahan gores

Cat
Tahan terhadap Mebel & interior umumnya
Melamic
bahan kimia rumah
tangga

Tahan air

Gloss baik (utk top


coat gloss)

Cat 1 komponen Mebel & interior dengan


Acrylic sistem finishing natural atau
Berwarna sangat semi transparan color
bening

Tidak menguning
Mudah dicat ulang
(mudah perawatan)

2 komponen
(pokyol +
isocyanate)

(cat harus dicampur


dengan hardener) Mebel berkualitas tinggi &
interior rumah mewah
Cat
Tahan gores
Polyureth
Juga untuk mainan anak-
ane
Tahan terhadap anak / kerajinan tangan
bahan kimia rumah berkualitas tinggi
tangga

Tahan air

Non-Toxic

Sistem Finishing Kayu

Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah


disebut sebagai finish system/cycle/formula.Sistematika Finishing Kayu
(Wood Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam
sistematika. Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas
beberapa aplikasi dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan
atas :

1. Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
2. Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu

3. Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu

4. Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap
(sheen grade)

Mempersiapkan Permukaan

Persiapan permukaan dapat dibedakan atas :

jenis furnitur atau kayu yang telah mendapatkan aplikasi


(treatment) finishing sebelumnya

jenis furnitur atau kayu sama sekali baru

Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing


maka perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau
kayu baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau
urat kayu (wood filling)

A. Pengelupasan (Stripping)

Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama,


yang telah di finishing, metode yang dilakukan adalah

1. Mechanical stripping :

- metode pengelupasan/pengelentekkan dengan alat kape atau


pisau besi dengan terlebih dahulu mengalirkan udara panas pada
kayu tersebut.
- Metode pengelupasan dengan material abrasif seperti kertas
amplas (sand paper)

2. Chemical stripping :

- Campuran kimiawi untuk mengangkat dan membuang lapisan


finishing (paint strippers/finish removers) yakni Jenis campuran
kimiawi aktif berupa Methylene Chloride atauu N-Methyl-2-
Pyrolidone (NMP). Dengan menggunakan bantuan sikat maka
kerekatan lapisan finishing dengan kayu dapat terlepas. Bila
lapisan finishing berlapis-lapis maka proses pengelupasan
tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

B. Pemutihan (Bleaching)

Teknik bleaching merupakan proses membuang bekas finishing


yang tingkat kerekatan sangat kuat sehingga meninggalkan residu
sekalipun sehabis diamplas. proses ini disebut dengan proses pemutihan
kayu menggunakan bleaching asam oxalic atau jenis lain seperti
hydrogen peroxide.

C. Perataan (Patching)

Mempersiapkan permukaan kayu menjadi hal penting untuk


mendapatkan hasil finishing yang optimal.Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan untuk kayu baru (belum ada treatment finishing adalah
dengan membersihkan dan menambal cacat (defect) permukaan kayu
seperti retak (cracks), lubang (holes), dan mata kayu (dead knots).

Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang


pada permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya
wood filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam
lubang kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect),
penting pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah
lingkungan dengan bahan campuran air (wood filler water-based).

Tahapan penambalan pori/serat &pengamplasan merupakan satu


paket kerja.

a. Menambal lubang kayu (Wood Filling)

Fungsi utama wood filler adalah mengisi pori-pori kayu untuk


memperoleh penampilan finishing dengan tipe close pore.
Pengisian pori-pori kayu merupakan tahap paling awal dari
rangkaian sistem finishing. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood filler
yang baik adalah cepat kering, mudah diamplas dan menyerap
stain tanpa menimbulkan belang-belang.

Beberapa ragam wood filleryakni :

Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air


(water-based) atau pelumas seperti thinner (oil-based),
penyesuaian warna dapat dilakukan dengan menambahkan
pewarna kayu (woodstain) dengan alat bantu seperti palet
(chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.

Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan


campuran pasta pengencang dan air.

Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti


mata kayu dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang
dikeraskan sehingga perlu menggunakan solder atau glue-gun
untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang
berukuran tipis (hairline) khusus untuk finishing wax-polished
yang penggunaannya menggunakan campuran resin pigmen
pewarna

Gambar lapisan finishing untuk type pori terbuka

b. Mengamplas permukaan kayu (Sanding)


Pengamplasan dimaksudkan untu mengangkat woodfiler
yang tersisa pada permukaan kayu selain yang masuk dalam pori-
pori kayu. Untuk membuang sisa-sisa woodfiller maka diperlukan
amplas halus yang tidak akan banyak mengambil permukaan
kayu, seperti kertas amplas halus no. 240/180.

Berbagai macam material yang digunakn untu


kmenghasilkan kertas amplas seperti Silicon carbide, zirconia,
ceramic, dan untuk backing kayer digunakan kain, paper
E. Pewarnaan (Staining)

Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan


warna natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus
(fancy sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah
tidak menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan
memperindah serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain
yang baik adalah cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga
serat-serat kayu yang telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil
warna tidak mudah pudar, kecuali bila langsung terkena sinar matahari.

Aplikasinya dapat menggunakan kuas/spray gun kemudian


diratakan dengan kain bal/kain katun sebelum mengering. Perlu
diperhatikan pula bahwa stain tidak memerlukan pengamplasan seperti
pada proses aplikasi lainnya. Modifikasi berupa pencampuran beberapa
warna juga sering digunakan. Pembuatan efek-efek seperti retak seribu,
motif marmer, granit, dls merupakan proses modifikasi kreatif wood
staining dengan teknik khusus keterampilan penyemprotan cairan
thinner.

Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan


kombinasi dari kedua tipe stain berikut ini :

1. Dye stains

Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak
masuk hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :

Jenis aniline sensitif terhadap sinar matahari hingga cahaya


buatan

- NGR (Non Grain Raising) dengan alcohol atau acetone base yang
optimal menghasilkan kebeningan dan tahan terhadap Ultra Violet
(UV resistance)

2. Pigment stains

Pigmented stains menghasilkan kekuatan warna yang


mantap menerap hingga ke serat dan pori kayu sehingga banyak
direkomendasikan bagi finishing arsitektural. Saat ini tersedia
dalam bentuk cair maupun gel.
Gambar ragam kuas untuk finishing

F. Pengisian Urat kayu (Grain filling)

Pengisian urat kayu yang optimal menggunakan Grain Fillerakan


menghasilkan efek permukaan cermin ang sangat baik. Namun sangat
jarang digunakan sekalipun oleh ahli finishing pofesional disebabkan
tidak populernya produk ini dan sulit dalam penggunaannya.Pengisian
urat kayu sangat disarankan untuk berapa jenis kayu misalnya, mahoni,
oak dan walnut. Proses pengisian urat kayu (grain filling) dilakukan
setelah pewarnaan kayu (staining). Grain filler juga mengandung cukup
banyak resin dan kadar minyak yang mebutuhkan kecermatan yang
hati-hati.

G. Melindungi warna kayu (Base Coating)

Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu


tahapan aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain,
bahkan sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan
terlebih dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah
di-sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan
yang rata serta licin.

H. Melindungi dan mengkilaukan seluruh proses finishing (Top Coating)

Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari


tahapan finishing.selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai
pelindung akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.
Teknik semprot (Spraying)

1. Mempersiapkan kompresor, dibutuhkan bebera menit untuk


menstabilkan tekanan angin, sehingga tidak ada letupan-letupan
mendadak yang membuat cacat pada finishing.

2. Mempersiapkan campuran aplikasi finishing dengan takaran atau


komposisi yang sesuai dan menjaga konsistensi campuran dalam
tabung (cup) yang benar-benar terbebas dari partikel apapun. Kini
tersedia filter untuk menyaring udara yang keluar dari kompresor
menjamin kebersihan aliran udara.

3. Atur tekanan angin agar tidak terjadi over-spray.

4. Selalu mempersiapkan papan untuk menguji kepekatan campuran


dan juga tekanan angin.

5. Selesai melakukan finishing, cup dan gun harus benar-benar


dalam kondisi bersih, terbebas dari sisa cairan finishing yang
tertinggal dan lama kelamaan menjadi residu.
Gambar komponen peralatan finishing
Keamanan dalam proses finishing

Hal-hal yang perlu dijaga dalam proses Finishing adalah :

Umumnya bahan-bahan finishing mudah terbakar (flammable),


sehingga tempatkan bahan-bahan tersebut pada posisi yang jauh
dari panas dan api seperti rokok, lampu, dls.
Bahan-bahan finishing merupakan bahan kimia yang sangat
beracun sehingga hindari menghisap secara berlebihan dan terus
menerus

Tersedia cream pelapis kulit tangan skin cleanser khusus untuk


membersihkan sisa cairan finishing yang melekat pada kulit, tidak
dianjurkan menggunakan cairan thinner untuk membersihkannya.

PACKAGING

Pengaturan packaging bisa menjadi sebuah masalah besar apabila


tidak dipikirkan secara hati-hati dan detail.Metode packing menjadi
salah satu kontributor terjaganya kualitas produk hingga sampai di
tangan owner.
Menurut survey, kerusakan barang karena masalah packing
tercatat mencapai 2% dari total produk yang diproduksi.Ini adalah suatu
jumlah yang besar pada sebuah produk.Masalah timbul pada beberapa
langkah di dalam produksi, transportasi hingga perakitan (untuk produk
Knock Down).
Faktor Penting Packing

Sebagai produsen furniture, mendesain packing untuk sebuah


produk perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ukuran produk
Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik
sehingga perlu dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.

2. Jenis finishing
Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing
yang baik, namun dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing
yang sesuai. Misalnya dengan jenis finishing pigment warna sebaiknya
jangan gunakan bahan packing dari kertas karton.

3. Material Furniture
Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti
aluminium, plastik, karet, kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga
bambu.masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan penanganan
khusus dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.

4. Logistik
Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak
sama dengan produk yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan
kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu saja akan lebih baik
apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu
dipikirkan juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap
mode angkutan yang akan digunakan, apakah produk akan diangkut
hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta api.

5. Lokasi konsumen
Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur
ulang masih belum ketat untuk diterapkan, namun apabila kita hendak
mengirim produk ke negara yang sangat memperhatikan lingkungan,
kita harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.

6. Harga Produk
Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai
konsumen ataupun sebagai produsen furniture. Sebuah kursi yang
dibalut kulit dan finishing yang sangat baik tentu saja, sebagai
konsumen akan menuntut barang tersebut sampai di lokasi dalam
keadaan utuh tanpa cacat sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-
ragu mengalokasikan dana lebih untuk membuat packing seaman
mungkin.

Metode Packing
Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori:

Single Packing: satu buah produk dipacking dengan individu


packing/karton. Contohnya adalah kursi kerja, meja makan besar,
dll. Metode ini digunakan hampir pada seluruh jenis produk
dengan semua jenis ukuran dan semua jenis pengiriman.

Multiple Packing: dipakai pada produk furniture & aksesoris


yang berukuran kecil dan sedang. Misalnya set kursi makan yang
terdiri dari 2 atau 4 buah kursi dalam satu karton. juga digunakan
pada produk yang berukuran kecil seperti rak-rak piring gelas dan
aksessoris, untuk membantu kemudahan logistik barang.

Pallet packing: hanya dilakukan oleh pabrik-pabrik besar yang


mengirimkan barangnya ke luar negeri menggunakan kontainer.
Palet membantu menjaga packing + beberapa karton lainnya
tetap stabil selama perjalanan.

Karena produksi dan fabrikasi komponen-komponen meubelair


yang kami buat berada di Jakarta, maka kami menggunakan metode
pallet packing.

Setelah barang sampai di lokasi kami akan menggunakan gudang


penyimpanan untuk menyimpan semua barang sebelum di aplikasikan
ke lokasi, kami akan mengengaplikasian material meubelair dengan
melihat gambar layout dan mengajukan approval shop drawing lay out
kepada owner sebelum memasang barang.

Pekerjaan ducting kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan


fisik bangunan ruang makan, kami akan berkoordinasi dengan pihak
kontraktor pembangunan gedung dalam pelaksanaan pekerjaan.
Demikian metode pekerjaan ini kami buat sebagai uraian singkat
pelaksanaan pekerjaan dan fabrikasi.

Anda mungkin juga menyukai