Anda di halaman 1dari 16

3.1.

1 Keterangan Diagram Alir Perancangan Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi

1. Mulai : Pada proses ini penulis menentukan judul yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan di setujui oleh jurusan atau dosen pembimbing. Menentukan latar
belakang masalah, tujuan perencanaan alat sehingga dapat mendukung alasan pemilihan
judul yang diinginkan.
2. Studi Literatur : Pencarian dasar-dasar teori yang mendukung dalam merencana Mesin
Pencetak Batako dengan Vibrasi. Dasar teori ini juga digunakan sebagai pembanding
antara alat yang sudah ada dengan alat yang akan diracang.
3. Survey kebutuhan bahan : Survey ini bertujuan untuk mengetahui bahan yang akan
dibutuhkan untuk pembuatan Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi.
4. Perhitungan : Menentukan atau menghitung daya yang dibutuhkan untuk membuat
Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi, menentukan jenis material yang sesuai untuk
Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi, menentukan dimensi pulley penggerak yang
sesuai dengan daya yang dibutuhkan, menentukan dimensi cetakan yang sesuai dengan
ukuran.
5. Sesuai : Sebelum pembuatan gambar kerja harus dilakukan pengecekan kembali
kesesuaian antara data-data hasil perhitungan, data-data hasil survey dan komponen atau
material yang ada dipasaran. Apabila tidak sesuaian maka harus dilakukan pengecekan
perhitungan atau pemilihan material, sampai ditemukan kesesuaian setelah itu baru
pembuatan gambar kerja.
6. Pembuatan Gambar Kerja : Pembuatan gambar kerja menggunakan software AutoCAD.
Proses awal pembuatan gambar kerja dengan mendesian bagian-bagian utama seperti
kerangka, cetakan batako, penekan, rel, meja, dan sistem kunci. Setelah itu lakukan
assembly. Dimensi untuk setiap bagian harus sesuai dengan data-data dari hasil survey
dan perhitungan.
7. Pembuatan Alat : Pembuatan alat dapat dilakukan setelah perhitungan dan desain sudah
sesuai. Bagian-bagian yang ada dipasaran tidak perlu di buat seperti baut, mur, bantalan
karena di pasaran sudah ada ukuran standarnya. Namun untuk rangka, cetakan batako,
tuas, harus membuat sendiri dengan bahan atau material yang sudah ditetapkan.

36
8. Pengujian Alat : Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dapat
berfungsi dengan baik, dan sesuai dengan desain yang dibuat.
9. Sesuai dari hasil pengujian alat apabila terdapat banyak ketidak sesuai dan alat tidak
berfungsi dengan baik maka alat akan dilakukan perbaikan dan pengecekan keseluruhan.
10. Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan menjawab dari tujuan dari pembuatan Mesin
Pencetak Batako dengan Vibrasi. Saran berisikan kekurangan-kekurangan dari
perancangan Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi.
11. Selesai laporan dan alat akan diuji kembali di hadapan dosen pembimbing dan dosen
penguji.
3.2 Pernyataan Kebutuhan

Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi bagi industri batako khususnya para pengrajin
batako rumahan atau industri kecil merupakan kebutuhan tersendiri untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan mempermudah serta memperlancar proses produksi. Mesin ini
diharapkan dapat meringankan pekerjaan pembuatan batako. Selama ini para pengrajin batako di
tingkat usaha kecil menengah (UKM) masih menggunakan cara manual yaitu dengan menumbuk
adonan batako dalam cetakan. Tentu hal ini sangat menguras tenaga dan prosesnya sangat lama.
Para pengrajin rata-rata hanya dapat memproduksi kurang lebih 250 batako per hari dengan
metode manual ini.
Para pengrajin batako menginginkan mesin pencetak batako untuk mempermudah
pekerjaaannya. Namun, mengingat harga mesin pencetak batako di pasaran yang begitu mahal
sehingga tidak terjangkau. Mereka juga akan dibebani dengan biaya operasional mesin yang
tinggi yang diakibatkan penggunaan daya mesin yang ada begitu besar. Belum lagi perawatan
mesin khususnya mesin pencetak batako dengan sistem pres hidrolik yang dirasa tidak mudah
bagi para pengrajin. Selain itu harga suku cadangpun juga relatif mahal.
Mesin pencetak batako di pasaran selain mahal, juga memiliki konstruksi yang cukup
besar dan tidak praktis. Hal ini terlihat bahwa daya penggerak berada di luar mesin. Bahkan
bebrapa mesin menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Kondisi inilah yang dirasa
tidak cocok untuk industri kecil apalagi untuk pengrajin batako rumahan. Para pengrajin
menginginkan mesin pencetak batako yang praktis, konstruksinya tidak teralu besar dan daya
yang digunakan juga tidak terlalu besar.

37
3.3 Analisis Kebutuhan
1. Standar Penampilan
Mesin Pencetak Batako mempunyai konstruksi yang telah disesuaikan dengan
kenyamanan dan kemudahan dalam pengoperasiannya. Meja mesin setinggi 60 cm dari
dasar mesin. Untuk menarik pencetak batako digunakan prinsip tuas sehingga semakin
mempermudah operator. Selain itu mesin tersebut menggunakan penggerak motor listrik,
sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan walaupun proses produksinya dalam jumlah
besar.
Pengecatan Mesin Pencetak Batako dengan warna biru, kuning dan hitam sehingga
memberikan kesan terang. Penyesuaian warna juga amat penting untuk menarik minat dari
konsumen sehingga tertarik untuk membeli produk tersebut.
2. Target Keunggulan Produk
Target yang ingin dicapai sebagai keunggulan produk pada perencanaan Mesin
Pencetak Batako adalah:
a. Mesin dapat dikerjakan dengan mudah dan cepat.
b. Biaya pembuatan mesin terjangkau.
c. Rangka kuat dan kokoh sehingga dapat menahan beban dengan baik.
d. Pengoperasian mesin mudah, cukup dioperasikan oleh satu orang.
e. Memenuhi syarat safety bagi operator sehingga mampu mendukung efektifitas proses
produksi.
f. Mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.
g. Mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai dengan ruang usaha yang kecil dan dapat
dipindah tempatkan.
h. Mengkonsumsi listrik yang sedikit.
i. Perawatan dan pemeliharaan mesin tidak memerlukan biaya khusus.
j. Komponen-komponen mesin dibuat tidak permanen sehingga mudah untuk melakukan
bongkar-pasang.
k. Dapat melakukan proses pemadatan dan pencetakan dengan baik.
l. Mudah dalam pengoperasian dan ramah lingkungan.
m. Mudah untuk melakukan perawatan dan perbaikan.

38
n. Dilengkapi dengan sistem penguncian (lock) pada pencetak saat mengambil hasil
cetakan sehingga aman.
3.4 Pertimbangan Perancangan
1. Pertimbangan Teknis
Batako yang dihasilkan harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga secara teknis
mesin ini harus:
a. Mampu meningkatkan kapasitas produksi dibanding dengan metode pembuatan batako
manual.
b. Mampu menghasilkan batako dengan kualitas minimal sama dengan batako yang
dihasilkan melalui metode manual.
c. Memiliki konstruksi yang kuat namun efisien.
d. Mampu bergetar dengan baik sehingga adonan batako mengalami pemadatan yang
optimal.
e. Memiliki pencetak yang mampu mengeluarkan adonan batako yang telah padat dengan
mudah.
2. Pertimbangan Ekonomi
Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi ini secara ekonomi harus menguntungkan.
Hal ini berkaitan dengan:
a. Bahan-bahan yang digunakan relatif murah harganya dan mudah didapat sehingga akan
meminimalkan biaya pembuatan mesin.
b. Mesin ini juga dirancang dengan ukuran yang tidak terlalu besar sehingga tidak
membutuhkan bahan yang terlalu banyak.
c. Mempercepat proses pembuatan batako sehingga meningkatkan kapasitas produksi
produksi pengrajin batako di tingkat UKM.
d. Perawatan mesin dan suku cadang murah.
e. Harga mesin sesuai daya beli pengrajin batako di tingkat UKM.
3. Pertimbangan Sosial
Secara sosial Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini berkaitan dengan:
a. Keberadaan mesin tidak mengganggu masyarakat sekitar.

39
b. Kontrol sederhana, mudah dijangkau, mudah dimengerti, jelas dilihat dan mudah
dioperasikan.
c. Memiliki sistem pengamanan yang baik.
d. Perawatan mesin mudah.
3.5 Tuntutan Perancangan
1. Tuntutan Fungsi (Spesifikasi)
b. Mesin harus memiliki dimensi kurang dari 57 x 47 x 150cm (p x l x t).
c. Kualitas produk minimal sama dengan produk batako hasil cetakan manual.
d. Mesin harus dapat mencetak batako lebih dari 70 batako per jam.
2. Tuntutan Kontruksi
a. Kontruksi harus kuat dan kokoh terhadap beban yang ada.
b. Kontruksi harus mudah untuk dibongkar pasang.
c. Kontruksi harus tahan terhadap getaran.
d. Kontruksi harus mudah untuk dipindah tempatkan (moveable).
3. Tuntutan Harga
Harga mesin ini tidak lebih dari Rp4.000.000,-
4. Tuntutan Keamanan
a. Bagian yang berputar harus diamankan
b. Tidak ada sisi tajam dalam mesin
c. Penekan batako harus diberi penahan dengan baik agar tidak terjatuh mengenai tangan
operator ketika mengisi adonan pasir kedalam cetakan
d. Cetakan batako harus diberi penahan dengan baik agar tidak terjatuh mengenai tangan
operator ketika mengambil hasil cetakan batako.
e. Rangkaian listrik harus tersusun dengan rapi dan aman.
f. Tombol untuk menghidupkan dan mematikan mesin harus mudah dijangkau.
5. Tuntutan Pengoperasian
a. Pengoperasian tidak rumit.
b. Mesin dapat dioperasikan oleh operator tanpa mempedulikan jenjang pendidikan.
c. Tombol-tombol pengoperasian mudah diraih dan aman.
d. Tersedia catatan-catatan mengenai pengoperasian mesin yang tertempel pada body
mesin.

40
6. Tuntutan Pemeliharaan dan Perawatan
a. Mesin harus mudah diperihara dan dirawat.
b. Suku cadang mudah diperoleh di pasaran dan harganya terjangkau.
c. Bagian-bagian yang perlu pemeliharaan harus mudah untuk dibongkar pasang.
d. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan bongkar pasang mudah didapat di pasaran.
7. Tuntutan Ergonomi
a. Tinggi meja mesin harus sekitar paha orang dewasa.
b. Tinggi mesin tidak lebih dari tinggi rata-rata orang di Indonesia.
c. Tuas pengangkat cetakan harus dapat dijangkau oleh rata-rata orang indonesia.
d. Petunjuk pengoperasian harus dapat dibaca dengan jelas pada jarak + 50 cm.
e. Bentuk mesin harus menarik dan mudah untuk diposisikan.
8. Tuntutan Lingkungan
a. Suara mesin tidak terlalu bising (tidak lebih dari 85 dB) sesuai Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di
tempat kerja.
b. Mesin tidak menimbulkan polusi.
c. Mesin tidak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.

41
3.6 Gambar Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi

8
2

7 3

6
4

Gambar 10. Gambar Perencanan Mesin

Keterangan :

1. Kerangka Mesin 6. Cetakan Batako


2. Rel 7. Penekan
3. Meja Mesin 8. Tuas
4. Transmisi 9. Pengunci
5. Motor Listrik

42
3.7 Perhitungan Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi

3.7.1 Menghitung Daya Rencana


Pd  f c .P (kW )
Keterangan:
Pd : daya rencana (kW).
fc : faktor koreksi.
P : daya nominal (kW)
Pada motor listrik yang digunakan motor dengan daya 1 HP atau 0,745699871 kW
dengan kecepatan 1400 rpm.
Pd  f c .P (kW )

Pd  0,99 x0,74 (kW )

Pd  0,73(kW )

3.7.2 Menghitung Kecepatan Poros


Bahan poros pada Mesin Pencetak Batako dengan Vibrasi ini adalah St 60 dengan
kekuatan tarik ( 𝜎𝐵 ) = 60 kg/mm2. Dalam perencanaan sebuah poros harus diperhatikan tentang
pengaruh-pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut, sehingga diperoleh tegangan geser
yang diizinkan. Ada 2 faktor koreksi yang diperhitungkan yaitu Sf1, Sf2.Untuk Sf1 ditinjau dari
batas kelelahan puntir diambil harga 5,6 untuk bahan SF, dan 6,0 untuk bahan SC dengan
pengaruh massa dan baja paduan. Untuk Sf2 ditinjau dari apakah poros akan diberi alur pasak
atau dibuat bertangga (karena pengaruh konsentrasi tegangan yang cukup besar), dan pengaruh
kekerasan permukaan yang juga perlu diperhatikan. Untuk Sf2 mempunyai harga sebesar 1,3
sampai 3,0.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros eksentrik dan poros penampang
menggunakan:

Sf1 = 6,0, karena mengunakan bahan St 60

Sf2 = 2,0, karena diberi alur pasak, poros bertingkat dan pertimbangan pengaruh kekerasan
permukaan

43
a. Tegangan geser yang diizinkan
Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2) adalah
𝜎𝐵
𝜏𝛼 = 𝑆𝑓 .𝑆𝑓
1 2

60
= = 5 kg / 𝑚𝑚2
6,0 𝑋 2,0

b. Faktor koreksi puntiran ,lenturan dan momen puntir rencana


Faktor koreksi yang ditinjau dari keadaan momen puntir dinyatakan dengan Kt dengan
harga 1,0–3,0. Faktor tersebut ditinjau apakah poros dikenai beban secara halus, sedikit
kejutan/tumbukan, atau kejutan/tumbukan yang besar.
Faktor koreksi yang ditinjau dari keadaan momen lentur dinyatakan dengan C b dengan
harga 1,2–2,3. Faktor tersebut ditinjau apakah poros berputar dengan pembebanan
momen lentur yang tetap, mengalami tumbukan ringan, atau mengalami tumbukan
berat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka poros pembelah dan poros penampang
menggunakan:
Kt = 2,0 (karena dikenai beban kejut)
Cb = 2,3 (karena mengalami beban lentur)

Pd
T  9,74  105
n1

0.74
T  9,74 10 5
490
T = 1482.26(kg.mm) = 14,82 kg.m
c. Diameter poros
1
5,1 3
ds ≥ . K t . Cb . T
τ𝛼
1
5,1 3
ds ≥ 𝑥 2 𝑥 2,3 𝑥 14,82
4

ds ≥ 28,97 mm

Untuk menyesuaikan dengan bantalan yang ada dipasaran, maka diameter poros yang
digunakan adalah 25,4 mm.

44
d. Kecepatan poros
𝑑1
n1 = 1400 x 𝑑2

Dimana:
d1 = diameter pully dari transmisi
d2 = diameter pully diporos
7𝑐𝑚
n1 = 1400 x 20𝑐𝑚

n1 = 490 rpm
e. Menghitung momen yang terjadi pada poros
Pd
T  9,74  105
n1

Keterangan :
T : momen rencana (kg.mm).
n1 : putaran poros (rpm).
0.74
T  9,74 10 5
490
T = 1482.27 (kg.mm)

f. Perhitungan momen lentur vertikal poros

m1 = 6 m2 = 5,5 kg
kg

Rᵥ Rᵥ
₁ ₂

L1=75m L2=500 L3=75m


m mm m
Keterangan :

m1 : Massa pertama (kg)

m2 : Massa kedua (kg)

L : Panjang (mm)

45
Rv1 : Gaya reaksi vertikal pertama (kg)

Rv2 : Gaya reaksi vertikal kedua (kg)

Mv1 : Momen vertical pertama (kg.mm)

Mv2 : Momen vertical kedua (kg.mm)

ƩM : Jumlah momen (kg.mm)

m₁ (l₂+l₃) + m₂ x l₃
Rv1 =
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠

Rv2 = (m1+m2) – Rv1

6 𝑘𝑔 𝑥 500 𝑚𝑚 +75 𝑚𝑚 + 5,5 𝑘𝑔 𝑥 7,5 𝑚𝑚


Rv1 =
650 𝑚𝑚

3450 𝑘𝑔 .𝑚𝑚 +421,5 𝑘𝑔 .𝑚𝑚


=
650 𝑚𝑚

3862 ,5
= = 5,94 𝑘𝑔
650

Rv2 = (6 kg + 5,5 kg) - 5,94 kg

= 5,56kg

Mv1 = Rv1 x l1 = 5,94kg x 75mm = 445,5 kg.mm

Mv2 = Rv2 x l₃ = 5,56kg x 75mm = 417 kg.mm

𝑀 = Mv1 + Mv2 = 445,5 + 417 = 862,5 kg.mm

g. Mencari tegangan yang terjadi pada poros


 5,1 
 max   3  K m M   K t T 2 (Sularso, 2002:18)............. (4)
2

 ds 

46
Keterangan:
 max : tegangan geser maksimal (kg/mm2).

ds : diameter poros (mm).


Km : faktor koreksi momen lentur.
M : momen lentur (kg.mm).
Kt : faktor koreksi momen puntir.
T : momen puntir (kg.mm).

Faktor koreksi momen lentur mempunyai ketentuan yaitu untuk poros


yang berputar dengan pembebanan momen lentur tetap, besarnya faktor Km =
1,5. Poros dengan tumbukan ringan Km terletak antara 1,5 dan 2,0, dan untuk
beban dengan tumbukan berat Kt terletak antara 2 dan 3 (Sularso, 2002: 17).
 5,1 
 max   3  K m M   K t T 2
2

 ds 
 5,1 
 1,5 x862,5  2 x1482.27 2
2
 max   3
 25,4 
 max  2,73 kg/mm2

h. Menentukan diameter poros


1
 5,1  3
ds   K m M   K t T  
2 2
(Sularso, 2002:18) ............... (5)
 τa 
Keterangan:
Km : faktor koreksi momen lentur.
M : momen lentur (kg.mm).
Kt : faktor koreksi momen puntir.
T : momen puntir (kg.mm).
 a : Tegangan geser yang dizinkan
1
 5,1  3
ds   K m M   K t T  
2 2

 τa 

47
1
 5,1 
1,5 x862,5  2 x1482.27 
2 3
ds  
2

 5 

d s  23,39mm

Jadi poros yang dibutuhkan pada perancangan Mesin Pencetak Batako adalah
25,4 mm atau 1 inchi.

3.7.3 Menghitung Daya Motor

P=T.ω

Keterangan:
P : Daya motor (Watt)
T : Torsi (N.m)
ω : Kecepatan sudut (2πn); (rad/det)

14.52𝑥2𝜋𝑥 1400
P=
60𝑥1000
P = 743,67 Watt

3.7.4 Perhitungan Transmisi


a. Diameter luar puli (dk,Dk)
d k  d p  2  4,5 (Sularso, 2002:177) ................................. (12)

D k  D p  2  4,5
(Sularso, 2002:177) ................................. (13)
5
d B  d s1  10
3 (Sularso, 2002:177) ................................ (14)
5
D B  d s2  10 (Sularso, 2002:177) ................................ (15)
3

Keterangan:
dk= diameter luar puli kecil (mm)
Dk = diameter luar puli besar (mm)

48
𝑑𝐵 = diameter naf puli kecil (mm)
𝐷𝐵 = diameter naf puli besar (mm)
d s1 = diameter poros yang dipakai pada poros 1

d s2 =diameter poros yang dipakai pada poros 2

d k  70  2  4,5
d k  79 mm

D k  200  2  4,5

D k  209 mm

5
d B  19  10
3

d B  41,7 mm

5
D B  25,4  10
3

D B  52,4mm

b. Kecepatan Sabuk (v)

d p n1
v (Sularso, 2002:166) .................................... (16)
60  1000

Keterangan:
v = kecepatan puli (m/s)
dp = diameter puli kecil (mm)
n1 = putaran puli kecil (rpm)
70  1400
v
60  1000

v  1.64(m / s )

49
c. Jarak Sumbu Poros
d k  Dk
C 0 (Sularso, 2002:177) .................................(17)
2
Keterangan:
C = jarak sumbu poros (mm).
79  209
C 0
2
C  144  0

d. Panjang Keliling Sabuk (L)

L  2C 
π
Dp  dp   1 Dp  dp 2 (Sularso, 2002:170) ........... (18)
2 4C
π
L  2x450  200  70  1 200  702
2 4x450

L  190,2mm

e. Jarak Sumbu Poros (C)


b  2L  3,14D p  d p 
.............................................................. (19)

b  b 2  8D p  d p 
2

C (mm)
8 (Sularso, 2002:170) ................... (20)

b  2x190,2  3,14200  70

b  295,9mm

295,9  295,9 2  8200  70 


2

C (mm)
8

C  425,17mm

50
f. Sudut kontak (  )
57 ( D p  d p )
  180 
C
faktor koreksi (k )  0,99  (Sularso, 2002:173) ..................... (21)

57 (200  70)
  180 
425,17

  162,57

51

Anda mungkin juga menyukai