Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

INDUSTRI KAYU LAPIS ( PLYWOOD)

PT. MAJU JAYA SEJAHTERA (MJS)

Disusun Oleh :

1. Yunia Fida Wirintia P – 858928776


2. Rizka Fatmawati - 858922632
3. Rika Diah Tantriani - 858922514

UNIVERSITAS TERBUKA

2021

0
Daftar Isi

Daftar isi ............................................................................................................................. 1

Latar Belakang ................................................................................................................... 2

Praktik Pelaksanaan ........................................................................................................... 3

Tahap I ............................................................................................................................... 3

Tahap II .............................................................................................................................. 4

Tahap III ............................................................................................................................. 47

Hambatan ........................................................................................................................... 7

Ide atau saran ...................................................................................................................... 7-8

Kesimpulan ........................................................................................................................ 8-9

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 9

1
I. INDUSTRI KAYU LAPIS ( PLYWOOD) PT. MAJU JAYA SEJAHTERA
(MJS)

A. Latar Belakang

Selama hampir 40 tahun, industri kayu lapis Indonesia telah turut memberi
kontribusi positif bagi pembangunan nasional. Kayu lapis merupakan hasil utama
hutan Indonesia yang merupakan penghasil devisa terbesar kedua bagi negara.
Indonesia pernah merajai industri kayu dunia pada periode 1980 hingga 1995, saat
itu perolehan devisa untuk industri ini mencapai US$ 6 milyar hingga US$ 7
milyar pertahun, serta memberikan kontribusi ekonomi terhadap pendapatan
negara sangat besar. Industri kayu juga menciptakan peluang usaha maupun
penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Produk kayu dari Indonesia seperti kayu
lapis (plywood), kayu olahan, pulp and paper serta industri mebel berjaya di pasar
dunia. Namun krisis tahun 1998 telah mengubah segalanya dan menjadikan
industri ini jatuh ke titik yang paling rendah, sehingga banyak perusahaan yang
bertumbangan dan beralih kepemilikan. Namun industri ini harus bangkit karena
masih memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan.
Plywoods atau yang sering disebut tripleks merupakan salah satu bahan
yang sering digunakan sebagai bahan bangunan. Plywoods merupakan sejenis
papan pabrikan yang sering digunakan sebagai bahan bangunan . plywoods
merupakan sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan
bersama-sama. Tripleks bersifat fleksibel, dapat di daur ulang dan tidak
membutuhkan tekhnik pembuatan yang rumit. Dapat dipotong menjadi berbagai
bentuk dan ukuran sehingga mudah dipakai dan tidak di khawatikan akan pecah.
Kini semakin banyaknya permintaan akan triplek sebagai bahan bangunan
maupun untuk perabotan rumah tangga membuat kami merasa jika usaha ini akan
memberikan hasil yang cukup menjanjikan, maka selain karena lokasi industri ini
yang berada di lingkungan sekitar tempat tinggal , kami memutuskan mengangkat
topik industri ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan lebih yang mungkin
bisa memotivasi kami untuk membangun industri ini sendiri di masa depan .

2
B. Praktik Pelaksanaan

a) Proses Venner Plan

1. log ( kayu) log tersebut melalui proses pengupasan. Yang awal dilakukan yaitu,
pengupasan kulit lognya sampai berwarna hitam itu terkupas semua. setelah itu
baru dikupas lognya ( yang telah dikuliti) dengan ditentukan tebal lembar, size p*l
yang telah ditentukan

2. langkah berikutnya bahan yang sudah dikupas tersebut melakukan pemilahan


bahan. Dimana pemilahan bahan ini terbagi menjadi 3 macam bahan / palet :

a. Kontak face ( bahan bagus tanpa adanya mata kayu, kulit log, dan warna
hitam pada lembar venner) biasanya ditaruh untuk lapisan atas
b. Sisipan ( bahan yang ada mata kayu, kulit log dan warna hitam pada
lembar venner) digunakan untuk bagian tengah plywood
c. Bahan venner kulit dan lubang – lubang besar atau bahan venner yang
pecah yang perlu perbaikan

3. setelah bahan melakukan pemilahan. Bahan tersebut melewati proses


pengepresan atau mengurangi kadar air pada bahan venner tersebut atau biasa
disebut pengeringan

3
4. Setelah bahan – bahan tersebut melewati proses pengepresan. Bahan yang
bagus atau kontak face maka akan langsung disetting. Untuk bahan yang pecah
maka akan melewati proses kompuser ( menggabung bahan yang pecah tersebut).
Untuk bahan venner yang cuma ada mata kayu yaitu melalui proses repair (
mengganti bahan venner yang ada mata kayu dengan bahan yang layak) dimana
proses tersebut hanya membutuhkan gummedtape

5. Pada proses kompuser tadi bahan yang pecah tersebut dimasukkan kedalam
mesin. Yang didalam mesin tersebut terdapat benang dan lem khusus untuk

4
menyatukan bahan yang pecah – pecah tersebut hingga menjadi bahan venner
yang utuh

6. Namun untuk bahan yang telah digabung menjadi bahan venner yang utuh atau
bahan venner yang udah melewati pada proes kompuser tidak langsng disetting
namun masih melewati proses pengripairan, untuk bahan yang masih ada mata
kayunya. Untuk bahan venner yang tidak ada mata kayunya maka langsung bisa
disetting untuk proses setting. Proses setting yaitu proses penggabungan bahan
venner antara bahan venner face dan sisipan yang telah ditentukan.

7. Hasil bahan venner yang sudah disetting tersebut langsung diproses di bagian
assembeling. Bagian tersebut di proses di GS(bagian glue) untuk urutannya yaitu
faceback, kemudian faceback tersebut dilapisi bahan sortcore yang ada lemnya
sampai sesuai dengan apa yang telah ditentukan.

5
8. setelah bahan sudah diproses penggluan, bahan tersebut masuk proses coldpress
dengan waktu yang telah ditentukan untuk proses penekanan plywood. setelah
selesai bahan tersebut dilakukan proses seleksi.

9. Hasil seleksi tersebut dipress di hotpress untuk dijadikan plywood dengan


waktu yang telah ditentukan. Biasanya tebal bahan * 30 s. Dan disini ada yang
namanya operator hot press

6
10.Plywood yang telah melewati hotpress dilakukan pendinginan, supaya tidak
pecah dalam disizer dan memudahkan dalam proses grading. Karena apabila di
grading dalam keadaan panas nanti plywood akan berjamur karena uap panas dari
plywood tersebut. Setelah dingin barulah bahan di sizer atau pemotongan akhir
untuk dipotong sesuai size p*l yang ditentukan.

11. Terakhir yaitu proses grading atau pengemasan bahan untuk siap kirim kepada
customer entah itu lokal. Tentunya ada standar khusus dalam penilaian kelayakan
plywood untuk siap dikirim dan untuk bahan yang kurang memnuhi standar di
sendirikan atau biasa disebut barang riject.

C. Hambatan yang ditemukan

 Alat – alat berat yang digunakan untuk memotong kayu kurang tertata rapi
sehingga apabila ada kelangahan dari pekerja dikhawatirkan akan
mengakibatkan kecelakaan kerja
 Abu sisa hasil boiler yang menumpuk, sehingga dapat mengganggu
pemandangan mata

7
 Limbah sisa veneer yang sering kali menumpuk sangat mengganggu,bisa
membuat tempat kerja menjadi kumuh dan apabila musim penghujan tiba
bisa menimbulkan penyakit
 Debu – debu yang berterbangan di tempat proses pembuatan plywood bisa
mengganggu pernapasan
 Pemasaran masih dalam negri, belum mencapai target ekspor

D. Ide atau saran

 Supervisor dan kepala kerja rajin mengingatkan kepada karyawan tentang


keselamatan kerja dan penataan mesin atau alat kerja yang ada dengan
baik. Entah itu saat memulai kerja atau pun selesai kerja agar keselamatan
dalam bekerja tetap terjaga dan mengikuti prosedur (SOP) yang ada
 Abu sisa pembakaran hasil boiler bisa kita gunakan dalam bidang
pertanian misalnya untuk menyuburkan tanah (pupuk) dan mengubah ph
tanah yang terlalu asam. Sehingga kita bisa bekerja sama denagn petani –
petani yang ada untuk memanfaatkan abu sisa pembakaran ini dengan
baik. Karna bisa menguntungkan kedua belah pihak
 Mengajak masyarakat sekitar tempat industri utnuk bekerja sama dengan
mendaur ulang veneer sisa – sisa lewat cara dempo dan bila sudah jadi
dikembalikan lagi ke perusahaan
 Sebaiknya para kepala kerja selalu mengingatkan karyawannya tetap
memakai masker demi kesehatan diri sendiri.
 Meningkatkan sistem pemasaran dan penyusunan strategi yang bagus
untuk bisa mencapai ekspor serta menambah karyawan di bidang
marketing untuk memperluas proses pemasaran produksi sehingga target
bisa tercapai

E. Kesimpulan

Kayu lapis / plywood merupakan aset bagi bangsa Indonesia karena telah
memberi kontribusi positif bagi pembangunan nasional. Plywood/triplek
merupakan salah satu bahan yang sering digunakan sebagai bahan bangunan.
Namun bukan hanya itu plywood/triplek juga masih memiliki manfaat yang lain
dalam kehidupan sehari-hari.

Semakin banyaknya permintaan akan produk plywood/triplek bisa


digunakan sebagai usaha yang menjanjikan dan bisa menciptakan lapangan
pekerjaan untuk masyarakat. Ada banyak tahapan dalam proses pembuatan triplek
ini hingga menjadi bahan jadi dan siap untuk di kirim. Kami berharap kedepannya

8
industri kayu lapis ini semakin berkembang dengan pesat di banyuwangi dan
memberi manfaat bagi pendapatan pemerintahan dan negara.

Daftar Pustaka

Goldenindonesia.com/pengertian-dan-manfaat-triplek-plywood-kayu-lapis/

https://www.99.co/blog/indonesia/kelebihan/triplek

https://www.pengadaan.web.id

https://courtina.id

9
II.Rancangan Kegiatan Produksi Plywood/Triplek

Tempat Kegiatan : PT. MAJU JAYA SEJAHTERA (MJS)

Alamat : Krajan kulon, Wonosobo, Kecamatan srono

Hari/Tanggal :Sabtu, 6 November 2021

NO Kegiatan Hari/ Waktu Tujuan Praktik


Pelaksanaan
Tanggal

1 Menuju lokasi Sabtu ,6 Pukul Menemui narasumber


tempat November 06.15 untuk mendapatkan
produksi 2021 informasi dan
plywood di mengetahui proses
wonosobo pembuatan
plywood/triplek

2 Bertemu Sabtu , 4 Pukul Meminta izin kepada


narasumber November 06.45 narasumber untuk
2021 berkenan memberikan
informasi mengenai
proses pembuatan
plywood/triplek

3 Memberikan Sabtu, 6 Pukul Mengetahui secara


pertanyaan November 07.15- langsung bagaimana
kepada 2021 10.00 proses pembuatan
narasumber dan plywood/triplek mulai
ikut melihat awal sampai akhir
proses menjadi bahan jadi
pembuatan dan dilakukan packing
plywood/triplek dan berpamitan.
III. Bahan Presentasi Pertama

Slide 1 Slide 4

Slide 2 Slide 5

Slide 3 Slide 6

Slide 7 Slide 9
Slide 8 Slide 10

Slide 11 Slide 12
Data Diri Masyarakat

NAMA USIA PEKERJAAN


MISDIANTO 47 TAHUN WIRASWASTA
NURSIYAH 40 TAHUN IRT
EKA SAFITRI 22 TAHUN WIRASWASTA
LULUK 20 TAHUN PENJAHIT
FITRIANINGSIH
SUNARTI 60 TAHUN IRT
DIMA SOLI 45 TAHUN IRT
ANGGI FANIDA IZLIN 13 TAHUN SISWA
NURUL SYAFIKA C 19 TAHUN SISWA

IV. SOAL LATIHAN 1

Mata Kuliah : Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (PBK)

A. Uraikan pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Pandangan Progresif dalam pembelajaran berangkat dari pemikiran tokoh John


Dewey.Dewey menyebutkan bahwa ada tiga tingkatan jika pandangan ini
diterapkan di Sekolah. Jelaskan tiga tingkatan tersebut yang bias dilakukan di
sekolah!
2. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan
oleh guru, antara lain kegiatan awal pembelajaran. Karena kegiatan awal
pembelajaran sangatlah diperlukan. Jelaskan dengan singkat Kegiatan-
kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh guru.

3. Di dalam konsep dasar life skills terdapat beberapa istilah, personal skills,
social skills, academic skills, vocasional skills dan environmental skills.
Jelaskan dengan singkat istilah-istilah tersebut dan berikan contohnya.

4. Peran guru dalam Model pembelajaran Partisipatif antara lain membantu


merancang pengalaman dan pengorganisasian bahan ajar. Prinsip-prinsip apa
saja dalam pengelolaan dan pengorganisasian bahan ajar!

Jawaban :

1. Dewey menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa


dipergunakan di sekolah. Tingkatan pertama, untuk anak pada pendidikan
prasekolah diperlukan latihan berkenaan dengan pengembangan
kemampuan panca indera dan pengembangan koordinasi fisik. Tingkatan
kedua, menggunakan bahan belajar yang bersumber dari lingkungan.
Dalam hal ini diperlukan pengayaan atau variasi bahan belajar yang dapat
merangsang minat anak untuk belajar, agar mampu membangun, mencoba
dan mengembangkan kreativitas. Tingkatan ketiga, anak menemukan ide-
ide atau gagasan, mengujinya, dan menggunakan ide-ide atau gagasan
tersebut untuk memecahkan persoalan yang sama.

2. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal


pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut:
 Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan
yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan
pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa
perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akan
dibahas.Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses
pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
 Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan
diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik
dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari
dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran
berlangsung.
 Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila
mereka melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah
dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau
sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah
satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap
materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.
 Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan
oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru
akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang
ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif
(mewakili) seluruh siswa.Oleh karena itu, guru diharapkan
memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil
pembelajaran yang optimal.

3. Kecakapan Personal (Personal Skill)


 Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang
diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.
Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau
memahami diri (self awareness) dan kecakapan berfikir (thinking
skill).
Contoh : kesadaran diri penghayatan sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta berfikir
secara rasional.
Kecakapan sosial (Social Skill)
 Kecakapan sosial (social skill) mencakup kecakapan
berkomunikasi dengan empati (communication skill) dan
kecakapan bekerja sama (collaboration skill). Contoh : Melakukan
kerja sama, bertenggang rasa dan bertanggung jawab
Kecakapan Akademik (Academic Skill)
 Kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada
dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara
umum namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan.
Contoh: Melakukan penelitian dan percobaan-percobaan dengan
pendekatan ilmiah
Kecakapan Vokasional (Vocational Skill)
 Kecakapan Vokasional adalah keterampilan yang dikaitkan dengan
berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Contoh : Perbengkelan,peternakan dan pertanian
Kecakapan Environment skills
 Kecakapan yang mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan
dari lingkungan kerja/ Beradaptasi dengan lingkungan. Contoh :
memahami kapasitas pekerjaan dan dapat bekerja sesuaiketentuan
yang ada.
4. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
 prinsip relevansi dan (c) kecukupan.
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebagai pengejawantahan kurikulum. Pada
kompetensi dasar tersirat konsep yang harus diajarkan dan
karakteristik konsepnya. Jika konsep merujuk pada jenis konsep
tentu diperlukan strategi pengajaran spesifik sebaiknya siswa
diberikan fakta-fakta konkrit kemudian sisiwa dapat membantu
inferensi dari interaksi fakta-fakta yang dikemukakan oleh guru.
 Konsistensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya,
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
 Prinsip kecukupan
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
V. Lembar Hasil Sosialisasi

Gambar diatas adalah kegiatan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar di


dusun Blangkon rt/rw 001/002 Kebaman Srono. Kegiatan ini berjalan dengan baik
masyarakat sangat antusias terhadap sosialisasi ini karena sebagian warga masih
belum pernah bahkan tidak mengetahui tentang plywood/triplek yang sekarang
berkembang dengan pesat khususnya di banyuwangi. masyarakat sangat tertarik
dengan proses pembuatan plywood/triplek apalagi limbah sisa bisa dimanfaatkan
untuk triplek kembali sebagi dempo. Sehingga bisa menjadi usaha sampingan bagi
ibu-ibu rumah tangga yang ingin mencari tambahan uang.

VI. Bahan Presentasi Kedua


Slide 1 Slide 3

Slide 2 Slide 4
Slide 5

VII. SOAL LATIHAN 2

Mata Kuliah : Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (PBK)

Uraikan pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Dalam teori belajar Konstruktivisme, erat sekali dengan istilah pembelajaran


Cooperatif Learning. Teori ini terbagi menjadi empat prinsip kunci. Sebutkan
dan jelaskan dengan singkat empat prinsip tersebut!

2. Koentjaraningrat membagi Kebudayaan ada 4 yaitu artifact, system tingkah


laku dan tindakan yang berpola, system gagasan dan system idiologis.
Jelaskan dengan singkat pembagian kebudayaan tersebut!

3. Salah satu model pembelajaran yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Learning / Contexstual Teaching and
Learning (CTL). Jelaskan dengan singkat Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual!

4. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar mandiri!

Jawaban :

1. Teori belajar konstruktivisme membebaskan pembelajar untuk


membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.
Menurut teori konstruktivisme belajar lebih mudah dipahami oleh manusia
karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini
juga hidup manusia menjadi lebih dinamis. Empat prinsip kunci ialah :
 Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid
agar dapat mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
 Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan
pengalamannya agar menjadi murid yang lebih kreatif dan
imajinatif.
 Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa
belajar dengan maksimal.
 Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang
baru.
2. Berikut penjelasan dari keempat wujud kebudayaan tersebut :
 Nilai-nilai budaya merupakan tahap filosofis atau ideologis yang
terbentuk karena pengalaman manusia, tahap ini merupakan hasil
pemikiran yang biasanya memiliki bentuk tekstual tersurat maupun
tersirat dalam norma, aturan adat, cerita rakyat atau karya seni.
 Sistem budaya berupa gagasan dan konsep juga merupakan
manifestasi hasil pemikiran. Tahap wujud ini juga memiliki bentuk
tertulis tersurat dan beberapa dapat berbentuk gambar atau
konfigurasi.
 Sistem sosial sebagai tahap wujud selanjutnya merupakan tindakan
dalam rangka mewujudkan konsep. Tahap wujud ini dapat
berbentuk tulisan, gambar, konfigurasi maupun kegiatan.
 Kebudayaan fisik merupakan wujud hasil dalam sebuah
kebudayaan. Sehingga pada wujud terakhir ini kebudayaan
memiliki bentuk paling nyata diantara bentuk yang lain. Pada
wujud inilah kebudayaan seringkali sudah memiliki bentuk benda,
sehingga dapat dilihat, disentuh dan dirasakan.

3. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru


mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa
mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya.
pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan menghubungkan
antaraapa yang peserta didik pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan
digunakan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-
konsep matematika, fisika, atau biologi), tentunya sangat berguna bagi
kehidupan mereka di masa datang atau saat mereka bermasyarakat ataupun
saat di tempat kerja kelak yaitu dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Dengan demikian, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar terdiri dari adalah


factor internal dan faktor eksternal.

 Faktor internal Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar siswa


adalah disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung
jawab. Oleh karena itu siswa sering dikatakan memiliki
Kemandirian Belajar apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi,
inisiatif, disiplin dan tanggung jawab dipercayakan dan ditugaskan,
Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi
pekerti yang menjadi tingkah laku , Kesadaran mengembangkan
kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang
sehat, kebersihan dan olahraga dan disiplin diri dengan mematuhi
tata tertib yang berlaku, sadar hak dan kewajiban, keselamatan lalu
lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban
 Faktor eksternal ini berasal dari luar seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat.Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai
Kemandirian Belajar dengan modelling, memberikan arah dan
mengatur perilaku yang akan dimunculkan.Faktor ini sebagai
pendorong kedewasaan dan Kemandirian Belajar meliputi: potensi
jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup,
dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban
yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika
positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan
budaya dan sebagainya secara komulatif.

Anda mungkin juga menyukai