Anda di halaman 1dari 8

BAB IX

INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL HUTAN

A. Tujuan
Mengetahui proses produksi yang dilakukan di industri hasil hutan
B. Tinjauan Pustaka
Pembangunan sektor industri memegang peranan strategis dan harus
mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal
ini berarti bahwa sector industri di dalam perekonomian nasional berperan
sebagai motor penggerak utama bagi pertumbuhan sector-sektor utama lainnya
lewat keterkaitan produksi ke belakang (backward production linkage) maupun
ke depan (forward production linkage) (Amril, 2003).
Salah satu industri pengolahan kayu adalah industri penggergajian
kayu. Pengggergajian adalah suatu unit pengolahan kayu yang menggunakan
bahan baku dolok, alat utama bilah gergaji, mesin sebagai tenaga penggerak,
serta dilengkapi dengan berbagai alat dan mesin pembantu. Penggergajian
disebut juga sebagai proses pengolahan kayu primer karena yang pertama
dilakukan adalah mengolah dolok menjadi kayu persegian yang bersifat
setengah jadi dan selanjutnya diolah oleh pengolahan kayu sekunder dan tersier
untuk barang jadi (Dephutbun RI, 1998).
Ketika pasokan kayu bulat yang berasal dari hutan alam produksi
mengalami penurunan sementara pasokan kayu dari HTI belum dapat
diandalkan, maka pembangunan hutan rakyat sekarang diharapkan dapat
berperan penting sebagai pemasok kayu baik untuk kebutuhan industri dalam
negeri maupun ekspor. Mengingat pentingnya keberadaan hutan rakyat sebagai
sumber daya hutan dan ekonomi maka pengembangan hutan rakyat semakin
mendapat perhatian. Departemen kehutanan berdasarkan arah pembangunan
jangka panjang kehutanan 2006 - 2025 telah mencantumkan program
peningkatan luasan hutan rakyat yang mandiri dan mendukung fungsi hutan
sebagai penyangga kehidupan dan kesejahteraan masyarakat (Daryanto, 1987).
Kegiatan survei industri penggergajian bertujuan untuk mengetahui
ukuran industri, kapasitas produksi industri, kapasitas rendemen, mesin-mesin
yang digunakan, jumlah pekerja, dan alternatif pemanfaatan limbah
penggergajian yang dilakukan industri, baik di dalam industri maupun di luar
industri. Oleh karena itu, keberadaan industri penggergajian penting diketahui
dalam pengolahan kayu. Kota Medan merupakan salah satu kota besar yang
memiliki sejumlah industri penggergajian, baik itu skala kecil, sedang, dan
besar yang dapat dijadikan kawasan survei industri penggergajian.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kamera
b. APD
c. Alat tulis
2. Bahan
a. TPK Industri Pengolahan Hasil Hutan
b. Perusahaan Industri Pengolahan Hasil Hutan
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan APD dan menggunakannya sesuai prosedur k3
2. Melakukan wawancara dengan pimpinan industri/pemandu di industri
3. Menyiapkan daftar pertanyaan terkait dengan :
a. Proses produksi
b. Sumber bahan baku
c. Kemana hasil produksi dijual
E. Hasil Pengamatan
PT ABIOSO BATARA ALBA
WOOD WORKING INDUSTRY
Jl. Kontong-Tlatar, Km 1,5 Desa Ngargosari Kec. Ampel, Kab. Boyolali

 Bahan baku berasal dari hutan alam dan hutan rakyat dengan berotientai
pada kelestarian lingkungan untuk kesejahteraan rakyat
 Bahan baku berasal dari jenis sengon, albasia falcata, mahoni
 Kerjasama dengan masyarakat dibangun dengan pembagian bibit pohon-
pohon bahan baku secara gratis kepada masyarkat
 Produk yang dihasilkan : plywood, LPL, LPB, barecore, blockboard,
melamine paper
 Kebutuhan bahan baku untuk barecore 5000m3/bulan dan 7000-8000m3/
bulan untuk plywood
 Produk industri dipasarkan baik di llokal mau pun ekspor ke China,
Mlayisia, Vietnam, Eropa, Amerika
 Pembuatan plywood
1. Untuk shortlength plywood, log dipotong sepanjang 1,30 m, terutama
dari log-log berkualitas rendah, seperti diameter kurang dari 25 cm,
bercabang, atau diameter log lebih dari 25cm namun log pecah.
Log berkualitas bagus (diameter lebih dari 25cm, tidak bercabang, tidak
pecah, tidak ada mata kaayu atau busuk tengah) dipotong dengan
panjang sortimen 2,60 m dan digunakan sebagai faceback plywood.
2. Pengupasan log dilakukan di lokasi industri kayu
3. Log yang telah dikupas direndam dalam kolam air berkedalaman 70 cm
4. Log masuk ke dalam rotary machine untuk memproduksi veneer basah
(green veneer). Dengan log sepanjang 2,60 m dibuat veneer dengan
lebar 1,27 m dan tebal 5mm
Kapasitas rotary machine = 25m3/hari
Empulur kayu sisa rotary machine masuk ke dalam produksi barecore
5. Press dryer
Veneer basah berkadar air 40% dikeringkan hingga kadar air 12-14%,
dimana dimensi veneer akan menyusut : panjangnya menjadi 2,44 m &
lebarnya menjadi 1,22 m. Pengeringan dilakukan selama 2,5 menit per
lembar veneer.
1 kali pengeringan, mesin press dapat menampung 15 lembar veneer
dengan kapasitas produksi 8-9 m3/hari
6. Repair core dilakukan pada meja repair. Repair hanya dilakukan
terhadap lembaran veneer yang sobek atau berlubang untuk veneer yang
digunakan pada bagian tengah dan belakang plywood
7. Assembling, terdiri dari proses glue spreader, cold press (ply bonding),
dan hot press.
Lem yang digunakan berbahan dari lem IP2MR, tepung dan resin.
Mesin hot press yang digunakan dalam industri memiliki 130 opening.
Satu kali proses assembling mebutuhkan waktu 2 jam.
8. Penghalusan pada sander machine dilanjutkan ke double sizer
(pemotongan)
9. Grading, packing dan finishing
 Pembuatan barecore dan block board
1. Bahan baku berupa empulur kayu limbah industri plywood dan log-log
kayu berkualitas rendah
Log-log kayu masuk ke saw mill untuk dijadikan produk bolken
dengan dimensi panjang 130 cm, lebar dapat menjadi 7 cm, 9 cm, 10,5
cm, dan 12,5 cm serta tebal 4-5 cm. Produksi bolken di saw mill
sebanyak 10-11 m3/hari.
2. Belkon dibawa ke pabrik dan disusun di luar ruangan (pengeringan
kadar air seimbang) agar memindahkan kayu lebih ringan
3. Belkon dimasukkan ke dalam kedi (pengering boiler berbahan bakar
kulit kayu dengan suhu 2000 dan termooil 7jt kkal). Kapasitas kedi
sebanyak 180m3 dengan lama pengeringan 4-5 hari.
4. Jumping machine untuk memotong sortimen menjadi panjang 25 cm,
30 cm, 35 cm
5. Double planer untuk membagi dua sortimen yang telah dipotong
6. Ripsaw menghasilkan sortimen dengan tebal 13mm
7. Seleksi ke dalam 3 grade, grade A untuk produk ekspor China, grade
B untuk produk ekspor dan lokal, serta grade C hanya untuk produk
lokal
8. Sortimen yang telah diseleksi disusun ke dalam Conveyer machine
secara memanjang untuk kemudian dipotong sesuai dimensi barecore
yang diinginkan.
1 lembar barecore membutuhkan 2 loyang pemotongan.
9. Pemasangan lem pada lembar barecore
10. Pelapisan dengan veneer faceback untuk menjadi produk block board
Blockboard digunakan sebagai bahan pembuatan threee layer meubel,
seperti pintu
 Pembuatan melamine paper
Melamine paper digunakan unuk ditempel di plywood untuk menambah
nilai estetika plywood.
Bahan baku diimpor dari China sebanyak 579 kg atau setara dengan 2000
lembar plywood.
1. gulungan bahan baku (pulp) dimasukkan ke dalam imprignating
machine yang berdimensi panjang 55m dan 8 seksi mesin pemanas
serta 2 seksi mesin pendingin
2. Di dalam imprignating machine gulungan bahan baku diurai menjadi
lembaran-lembaran untuk direndam dalam lem urea,
3. kemudian masuk ke 4 seksi mesin pemanas pertama untuk dikeringkan
kemudian masuk proses pendinginan
4. pemberian lem melamine untuk mengkilapkan
5. masuk ke 4 seksi mesin pemanas kedua untuk dikeringkan kemudian
masuk proses pendinginan
6. Pemotongan dengan panjang lembaran 2,50m
F. Pembahasan
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri
Legalitas komoditas hasil hutan kayu terakhir kali dapat diketahui pada
saat kayu tersebut diangkut dari hutan ke alamat tujuan, karena pada saat
pengangkutan tersebut harus disertai bersama-sama dengan dokumen Surat
Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) sebagai bukti legalitas
pengangkutan hasil hutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil hutan
kayu dikatakan sah atau legal apabila pada saat diangkut disertai bersama-sama
dengan SKSHH dan dikatakan tidak sah atau ilegal apabila pada saat
pengangkutan tanpa disertai bersama-sama dengan SKSHH.
Secara prinsip, kayu legal harus memenuhi 4 aspek yaitu kayu yang dipanen
secara legal, kayu yang diangkut atau dipindahtangankan secara legal, kayu
yang diproduksi secara legal, dan kayu yang dipasarkan secara legal.
Adapun beberapa macam mesin yang ada dalam industri pengelolahan
kayu yaitu rotary machine, Press dryer, sander machine, double sizer cold
press (ply bonding), Repair core, saw mill, Jumping machine, Double planer,
imprignating machine, Conveyer machine, double sizer, hot press, dll. Serta
produk yang dihasilkan berupa plywood,LPL, LPB, barecore, blockboard,
melamine paper. Salah satu pembuatan produk dalam industri kayu adalah
melamine paper yang digunakan untuk ditempel di plywood untuk menambah
nilai estetika plywood. Proses pembuatanya yaitu gulungan bahan baku (pulp)
dimasukkan ke dalam imprignating machine yang berdimensi panjang 55m
dan 8 seksi mesin pemanas serta 2 seksi mesin pendingin. Di dalam
imprignating machine gulungan bahan baku diurai menjadi lembaran-
lembaran untuk direndam dalam lem urea. kemudian masuk ke 4 seksi mesin
pemanas pertama untuk dikeringkan kemudian masuk proses pendinginan
pemberian lem melamine untuk mengkilapkan masuk ke 4 seksi mesin
pemanas kedua untuk dikeringkan kemudian masuk proses pendinginan.
Pemotongan dengan panjang lembaran 2,50m.
G. Kesimpulan
1. Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) digunakan sebagai bukti
legalitas pengangkutan hasil hutan.
2. Secara prinsip, kayu legal harus memenuhi 4 aspek yaitu kayu yang
dipanen secara legal, kayu yang diangkut atau dipindahtangankan secara
legal, kayu yang diproduksi secara legal, dan kayu yang dipasarkan secara
legal.
3. Untuk shortlength plywood, log dipotong sepanjang 1,30 m, terutama dari
log-log berkualitas rendah, seperti diameter kurang dari 25 cm, bercabang,
atau diameter log lebih dari 25cm namun log pecah.
4. Secara singkat alur proses pekerjaan industri yang memiliki SVLK adalah
Pembelian kayu (Berita acara Penerimaan - Faktur Angkutan Kayu Bulat -
Tanda Terima (surat resmi) dari perhutani) - Jasa Penggergajian (Faktur
Angkutan Kayu Olahan, pencatatan) - Proses Produksi - QC - Logistik -
Amplas - Packing – Ekspor.

H. Saran
1. Penjelasan nya sebaiknya di laksanakan di ruangan karna ketika di lapangan
terhambat suara mesin yang mengganggu pendengaran dan menyebabkan
penjelasan kurang maksimal

Anda mungkin juga menyukai