PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper (PT TeL) secara resmi didirikan pada tanggal 18 Juni
1990 dan memulai kegiatan pembangunan pabrik sejak pertengahan 1997, yang berlokasi di desa
Banuayu, Kecamatan Rambang Dangku, Kabuapaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan yang
menempati areal seluas 1.250 ha. PT TeL adalah Perusahaan Modal Asing (PMA) yang sahamnya
dimiliki oleh JIPIC, Sumatera Pulp Corporation, dan Marubeni Corporation.Pembangunan proyek ini
Proyek pembangunan dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan penyelesaian pemasangan
peralatan pada akhir tahun 1999 secara Turn-KeyProject. Sandwell Incdari Kanada dipilih sebagai
konsultan teknis proyek dan Tessag-INA dari Jerman yang sebelumnya bernama Klockner dipilih
sebagai kontraktor pelaksana. Mereka bersama-sama membangun pabrik Pulp yang di desain
menggunakan teknologi mutakhir dan memenuhi standar lingkungan nasional dan Internasional.
Indonesia (HTI). PT. Musi Hutan Persada yang mempunyai Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
seluas 296.400 ha di Provinsi Sumatera Selatan. Pabrik mempunyai kapasitas produksi pulp sebesar
1430 ton /hari atau 450.000ton /tahun. Saat ini karyawan PT TeL berjumlah 1015 orang yang sebagian
besar (80%) adalah penduduk Sumatera Selatan. Sebagai pabrik Pulp yang pertama di
Sumatera Selatan PT TeL merupakan pabrik pulp yang menggunakan teknologi ramah lingkungan serta
merupakan pabrik pulp pertama di Indonesia yang menggunakan bahan baku kayu Acacia Mangium
100% dari HTI.Pada bulan Desember 1999, pabrik ini mulai berproduksi dan pengapalan produk
perdana sebesar 72000 ADT melalui pelabuhan Tarahan pada tanggal 7 Februari 2000.
Berdasarkan administrasi pemerintahan areal kawasan industri Pulp PT Tel seluas 1250 ha
berada di sebagian wilayah Desa Dusun Dalam, Muara Niru, Gerianam, Banuayu dan Tebat Agung
diwilayah Kecamatan Rambang Dangku, Keacamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan. Luas area berdasarkan penggunaan lahan baik untuk pabrik, unit
1. Mematuhisetiapundang-undangdanperaturanInternasional danlokal.
2. Melakukan kegiatan perusahaan secara transparan dan untuk memperoleh kepercayaan dari
3. Menghasilkan pulp yang aman dengan kualitas terbaik dengan bahan baku kayu yang 100%
berasal dari Hutan Tanaman Industri dengan menggunakan praktek-praktek pengelolaan hutan
4. Membina dan mengandalkan kepercayaan bersama antara manajemen dan karyawan sebagai
landasan.
5. Menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bagi karyawan dan keluarganya yang juga
karyawan.
Tahapan ini meliputi pemilihan bahan baku, penyimpanan kayu (log)di log yard,
screening).BahanbakuyangdigunakanolehPT TeLberasaldariAccasia
Mangiumyangakanmengalamibeberapatahapanprosesyangkemudianmenjadipulp.Bahanbakuterse
adalah untuk menyiapkan kayu yang baik dan memenuhi kriteria yang diinginkan sebagai bahan
baku untuk proses pemasakan di Unit Digester.Sedangkan limbah yang dihasilkan dari penyiapan
bahan bak berupa limbah padat(10%bark+3% fines) akan digunakan sebagai bahanbakar di power
boiler.
2. Penyimpanan Kayu
Setelah mengalami proses pengeringan secara alami selama 28 hari di wood yard, kayu yang
masih berupa logtersebut kemudian dibawa oleh truk menuju gentle feed, disini kayu yang masih
berupa log akan dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor seperti tanah pasir sampah dan
lain-lain.Log dikirim kedrum barker kemudian log akan keluar dari drum barker jatuh keconveyor.
PT TeL memiliki tiga line untuk dapat melakukan pengulitan kayu, yang pertama jenis drum yang
digunakan adalah drum barker dan yang kedua dan ketiga adalah rotary barker. Pada rotary
barkeryang masuk ke drum akan terkelupas kulitnya karena didalam drum tersebut terdapat gerigi
. Dari tempat pengulitan kulit kayu dibersihkan setelah dicuci log akan dibentuk
menjadi chip dengan alatchipper. Ukurannya beragam dengan panjang 2 cm, lebar 3 cm, dan tebal
0,8 cm. Log yang dibentuk akan disimpan dichipyard dengan tujuan menghilangkan senyawa
organik yang mudah menguap pada proses pemasakan dan pemutihan. Untuk memudahkan
membuat tumpukan chip digunakan alat yang dinamakanscrew conveyor.Proses pengambilan chip
dengan menggunakan screw conveyormenerapkan system FIFO (first in first out) dimana chip yang
lebih dahulu diproduksikan berada dibagian bawah tumpukan dan akan dimasak lebih dahulu pula.
Untuk menyeragamkan ukuran chip digunakan alat chip screen. Ukuran chip yang umum
sebagai berikut : 1% over size: 1% over thick : 5% accept: 85% pin:7,5%, dan fines/saw :0,5%.Dari
hasil saringan tersebut yang lolos langsung dikirim ketahapan selanjutnya sedangkan yang tidak
lolos kembali ke chipper untuk dipotong sesuai ukuran bark dan sawdustdikirim ke power
Proses ini melibatkan beberapa kegiatan diantaranya : chip feeding, dan digesting.
Setelah chip tersebut melewati saringan dan didapatkan ukuran accept size, kemudian
dilakukan beberapa tahapan proses sebelum dilakukan pemasakan, proses tersebut mulai dari
binsehinggasecaratidaklangsungkandunganudaraakanberkurangkemudiandidalamchip
binjugadiberikansteamyangberasaldariflashtank2melaluiinternalheaderkemudiannozzleyangmeny
ebardisisibagianchip bin.
Chip meninggalkan chipmeter masuk ke LPfeeder. Dari LPfeeder chip diumpankan ke steaming
vessel dimana fungsi utama dari alat ini untuk memisahkan gas dan udara didalam chip dengan
tekanan pada sistem pengisian chip (chipfeedingsystem).Chipchute adalah tabung tegak yang
bertekanan fungsinya adalah untuk meredam chip bersama dengan white liquor (lindih putih).
Lindih putih merendam chip di chipchutedisirkulasikan dari HP feeder menuju sand separator yang
berfungsi memisahkan kandungan pasir dari chip dengan melewatkan cairan tersebut pada In Line
Dari HP feeder chip diumpankan ke top separator yang terdapat dibagian atasdigester. Digester
memiliki 4 zona yang mempunyai fungsi masing-masing diantaranya cooking, lower cooking
zone,extraction zone dan washing zone.Lama penetrasi sekitar 30 menit menyebabkan reaksi
eksotermis sehingga menaikkan suhu 1190C sebelum impregnasi dan 1270C akhir tahapan
impregnasi. Pada akhir impregnasi solid turun dan mengalir melalui pusat tabung melewati chip
Pada daerah pemasakan berlawanan arah setelah saringan upper cooking chip masuk
kedaerah pemasakan lower cooking.Lindih putih dan cold blowditambahkan kebagian pemasukan
pompalower cooking dan masuk kesirkulasi cairan cooking. Lindi putih dipanaskan dilower cooking
heater sampai lebih kurang 1620C dan dikembalikan ketengahdigester diatas saringan
sirkulasi lowermelaui pipa sentral pulp dimasak mencapai Kappa number.Kappa numberadalah
Setelah memasuki zone pemasakan maka chip akan memasuki zone ekstraksi. Tujuan dari zone
ekstraksi adalah mengeluarkan bahan pemasak yang kandungan residual alkalinya sudah rendah yang
bisa mengakibatkan bilangan kappa number yang tinggi dan jumlah Shieves yang tinggi pada akhir
pemasakan. Aliran ekstraksi masuk ke flash tank 1. Flash steamyang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan chip di steaming vessel dan sisanya masuk ke chipbin. Jumlah flash steam yang
dihasilkan tergantung dari jumlah aliran cairan dan temperature cairan ekstraksi. Dari flash tank 1
cairan dialirkan ke flash tank 2. Steam dari flash tank 2 dialirkan masuk ke chip bin dan sisanya masuk
ke flash steam condenser. Dari ekstraction zone chip turun masuk ke daerah pencucian yang disebut
dengan Hi-heat washing. Pada bagian ini juga di lakukan penambahan lindi putih. Disini terjadi
Pada daerah H-heta washing, dilution factor (faktor pencuci) merupakan perbedaan antara aliran
cairan pencuci yang naik dan aliran cairan bersama chipyang turun. Cairan pencuci yang naik
berpariasi dengan pengaturan aliran cairan ekstraksi. Factor pencuci yang normal adalah 0,5-1,0 ton
dari cairan pencuci per ADT chip pada daerah pencucian. Terlalu rendah faktor pencucian akan
mengakibatkan laju chip turun terlambat. Efisiensi pencucian akan naik dengan menaikkan
temperature. Pada liquor untuk mempertahankan residu alkali. Di daearahwashing sirkulasi terdapat
satu baris saringan, aliran cairan melalui plat saringan menuju kedua pipa utama dibagian luar. Setiap
Cairan pencuci yang berasal dari tangki filtrate pressure diffuser yang dipompakan kebagian
bawah digester. Tujuan dari penambahan cairan ini untuk mendinginkan pulp sebelum dikeluarkan
sebelum dikeluarkan atau (blowing).Juga berfungsi untuk menjaga tekanan bawahgester. Cairan
pencuci akan menggantikan cairan pemasak dan juga sebagai pengencer untuk menurunkan
konsentrasi chipsebelum keluar sampai 10% chip yang telah dilakukan pemasakan selanjutnya
disebutpulp, pulp yang telah dimasak dikeluarkan melalui outlet device dan blow line akan
Setelah pemasakan, pulp dikeluarkan dan dikirim ke pressure diffuser untuk dilakukan
pencucian yang tujuannya dilakukan untuk memisahkan pulp dari cairan hasil pemasakan pada
pencucian air pencuci dimasukkan pada sekeliing diffuser kemudian masuk kedalam pulp lalu naik
keatas saringan ekstraksi. Tinggi naiknya saringan ekstraksi adalah 0,76 m dan kecepatan naiknya
yang berfungsi untuk menyaring pulp, mula-mula saringan tersebut akan naik perlahan dengan
bantuan pompa hidrolik, kemudian dari sisi samping bagianpressure diffuser disemprotkan filtrat yang
berupa lindi hitam, kemudian akibat tekanan yang kuat dari filtrate tadi, cairan pemasak yang masih
terdapat di pulp akan terdorong keluar kebagian tengah daripressure diffuser yang selanjutnya akan
keluar dari bawah menuju tangki penampung. Sedangkan pulp akan keluar dari bagian atas dengan
Ketika saringan naik, serat-serat akan banyak menempel pada permukaan saringan dan akan
delepaskan dengan dua cara, yaitu dengan turunnya saringan yang cepat (kira-kira 0.9 detik)
membantu melepaskan serat-serat dari bentuk saringan yang kerucut, kecepatan turunya berkurang
pada daerah ekstraksi yang mengakibatkan cairan ekstraksi keluar melalui lubang saringan dan
Bubur pulp dari blow tank yang dipompakan ke pressure knotter dengan tujuan untuk
memisahkan mata kayu (knot) serta serpihan kayu ( chip) yang tidak masak. Mata kayu dan chip yang
tidak masak dapat dibuang atau di kembalikan kebagian digester untuk kembali dimasak.Bubur pulp
yang sudah dimasak kemudian dicuci, proses pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kadar
soda dan sisa-sisa lignin yang terdapat dalam serat dan juga untuk memisahkan black liquor atau
larutan pemasak dari bekas pulp. Selanjutnya pulp yang telah dipisahkan dari black liquor disaring
Oksigen digunakan dalam proses delifignikasi untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp yang
belum dari proses pemutihan, proses ini akan mengurangi jumlah oksigen yang digunakan dalam
Pulp yang dihasilkan dari proses delinigfikasi oksigen akan mengalami proses pemutihan yang
bertujuan untuk menghilangkan sisa lignin, warna, kotoran dan bahan-bahan lain yang masi
terkandung dalam pulp. Proses pemutihan yang digunakan adalah proses ECF (Elemental Chlorine
Free) 100% CIO.Secara teknis proses pemutihan dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu Do, Eo, P, dan D1
D2.
Pada tahapan pertama, pemutihan akan dilakukan pada konsistensi medium untuk memfasilitasi
penggunaan 100% CIO2 (tahap DO). Tahap berikutnya adalah tahap ekstraksi denganNaOH (tahap E)
yang diperkuat dengan penambahan oksigen (O2) untuk mengurangi penggunaan CIO2 pada tahap-
tahap berikutnya. Sebelum tahap akhir (D1 dan D2), pulp akan diberikan perlakuan peroksida juga
akan mengurangi penggunaan CIO2 dalam tahap berikutnya, dengan demikian makin berkurang
pulachlorinated producks yang dihasilkan. Pada akhir setia tahap dilakukan penyemprotan dengan air
panas yang berlawanan arah dengan aliran pulp untuk memperoleh pulpdengan tingkat kecerahan
yang diharapkan.
Proses yang berlangsung dalam mesin pulp ini merupakan tahap akhir pembuatan pulp. Proses ini
mengubah pulp menjari lembaran-lembaran pulp dengan ukuran yang diinginkan. Pulp akan
b. Pengeringan akan menghilangkan sisa-sisa air yang masih terdapat pada lembaran pulp dengan cara
mengalirkan uap panas pada bagian atas dan bawah lembaran pulp di Airborne Type Dryer dari proses
d. Pengepakan pulp akhir yang siap di kirim kegudang penyimpanan produk akhir pulp.Produk akhir
yang dihasilkan dari pembuatan pulp ini adalah berupa lembaran-lembaran pulp atau bale, dimana 1
bale = 250 Kg dan 1 unit = 8 bale = 2 ton.Accasia kraft pulp adalah kualitas tertinggi dari bleached
hardwood kraft pulp (LBKP) dan hanya satu-satunya di produksi dari 100% HTI di Indonesia dengan
kapasitas desain sebesar 1.430 ADT/hari atau 450.000 ADT/ tahun. Saat ini sebagian besar produk
yang dihasilkan dikirim ke mancanegara dan selebihnya disuplai ke pabrik kertas dalam negeri.
5.1.5 Struktur Organisasi Lingkungan
Secara struktural satuan kerja lingkungan dibagi menjadi dua satuan kerja lingkungan
yang saling berkaitan antar satuan kerja. Pembagian peran dan fungsi ini bertujuan agar
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat berjalan lebih efektif dan efisien dimulai
sembilan parameter yaitu kualitas udara, limbah cair, limbah B3, kebisingan dan program
Keseluruhan sistem tersebut dikelola dan dipantau dengan berlandaskan pada peraturan
b) Pelaporan
e) Mengestimasi kelayakan
Sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa setiap rencana usaha
dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan hasil akhir AMDAL harus berupa Recana
Lingkungan (RPL) sehingga hal ini merupakan panduan bagi PT TeL dalam memantau dan
Selain itu dokumen RKL-RPLdi PT Tanjungenim Lestari Pulp dan Paper ini berfungsi juga
sebagai pedoman bagi masyarakat sekitar yaitu warga di Desa Dalam, Desa Kuripan Desa Tanjung
Menang dan Desa Banuayuuntuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka pemantauan lingkungan dan
bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim. Dokumen RKL-RPL ini memberikan arahan dalam
pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan oleh PT TeL and Paper. Kegiatan RKL-RPL
ini mempunyai banyak kegunaan yang berkaitan dengan pengelolaan hutan terutama di kawasn MHP
(Musi Hutan Persada) , baik untuk perusahaan, pemerintah dan masyarakat.Rencana Pengelolaan
Lingkungan harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak , bukan hanya dampak yang disimpulkan sebagai dampak
penting dari hasil proses evaluasi holistik dalam ANDAL.Sehingga untuk beberapa dampak yang
disimpulkan bukan dampak penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan
dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan