Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP

PT Tanjungenim Lestari Pulp and paper merupakan salah satu industri


penghasil bubur kertas (pulp) yang pada awalnya berstatus kerjasama antara
Indonesia dengan Jepang, akan tetapi pada saat ini PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper sudah menjadi milik Jepang, karena saham PT TeL 100 % dari
Marubeni Cooperation (perusahaan Jepang). Pabrik ini menggunakan Acacia
mangium dan Eucalyptus pellita yang disuplai dari Hutan Taman Industri (HTI),
PT Musi Hutan Persada (MHP), PT Koring Tiga Hutan (KTH) Kalimantan
Tengah, dan PT WAM di Musi Banyuasin. Kapasitas produk yang dihasilkan
yaitu sekitar 1.430 ton pulp per hari atau 450.000 ton per tahun.
Lokasi PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper berada di Kabupaten
Muara Enim dan memiliki luas kawasan industri 1.250 ha, dimana terdapat 5
wilayah kerja utama, yaitu area penyimpanan bahan baku, area fiber line, area
penyimpanan bahan kimia, area pulp and machine, dan area power and recovery
boiler.
Produk yang dihasilkan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
dipasarkan di dalam dan luar negeri. Untuk pemasaran luar negeri 91 % dan untuk
dalam negeri 9 %. Adapun proses produksi pulp di PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper meliputi:
1. Penyiapan bahan baku (Woodhandling and chip preparation)
2. Pemasakan (Cooking)
3. Pencucian dan penyaringan (Washing and Screening)
4. Pemutihan (Bleaching)
5. Pengeringan dan pembentukan lembaran pulp (Pulp Driying Finishing)
Adapun unit pendukung proses yang ada di PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper meliputi unit utilitas dan unit pengolahan limbah. Pada unit utilitas
meliputi penyediaan kebutuhan air, kebutuhan listrik dan kebutuhan uap (steam).
Sedangkan pada unit pengolahan limbah pada PT Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper melakukan dua macam pengolahan limbah, yang pertama adalah
pengolahan limbah yang dibuang yang meliputi pengolahan limbah cair yang
91
92

berupa unit pengolahan limbah cair, penanganan limbah padat yang berupa
landfill system dan pengendalian pencemaran udara yang menggunakan electro
static precipitator, dust collector, dan cyclone serta NCG (non-condensible gas)
treatment. Pengolahan limbah yang kedua menggunakan konsep 4R concept
(reduce, reuse, recycling, and recovery).
Tugas khusus pada laporan ini yaitu Pengaruh White Liquor terhadap
Black Liquor Solid pada Acacia Mangium dan Eucalyptus Pellita di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan,
diketahui bahwa White Liquor yang dibutuhkan pada proses cooking dengan
menggunakan bahan baku Eucalyptus pellita lebih besar daripada bahan baku
Acacia mangium. Pada tanggal 19, 20, dan 21 Agustus 2019, PT Tanjungenim
Lestari menggunakan bahan baku Acacia mangium dengan kebutuhan white
liquor secara berurutan adalah sebesar 3,26 m3/Adt, 3,3 m3/Adt dan 3,29 m3/Adt.
Sedangkan pada tangal 24, 25, dan 26 Agustus 2019, PT Tanjungenim Lestari
menggunakan bahan baku Eucalyptus pellita dengan kebutuhan white liquor
secara berurutan adalah sebesar 3,4 m3/Adt, 3,45 m3/Adt dan 3,53 m3/Adt.
Total kebutuhan white liquor linier dengan total black liquor solid yang
dikeluarkan dari unit cooking. Black liquor solid yang dihasilkan dari proses
cooking dengan menggunakan bahan baku Eucalyptus pellita lebih besar daripada
bahan baku Acacia mangium. Pada tanggal 19, 20, dan 21 Agustus 2019, PT
Tanjungenim Lestari menggunakan bahan baku Acacia mangium dengan total
black liquor solid secara berurutan adalah sebesar 2147 t/d, 2217 t/d dan 2220 t/d.
Sedangkan pada tangal 24, 25, dan 26 Agustus 2019, PT Tanjungenim Lestari
menggunakan bahan baku Eucalyptus pellita dengan total black liquor solid
secara berurutan adalah sebesar 2463 t/d, 2506 t/d dan 2631 t/d.

Anda mungkin juga menyukai