TUGAS KHUSUS
76
Over Thick (%) 8,7 7,8 5,9 7,6
Accept (%) 82,9 88,0 87,3 85,5
Pin (%) 6,6 2,1 6,8 6,1
Fines (%) 0,9 0,5 0,8 0,7
Bark (%) 0,4 0,4 0,3 0,4
Sumber : Data DCS PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
77
77
Chips
Digester
Kappa Number : 12-18 %
Black Liquor White Liquor
Solid NaOH
KCl Na2S
S
Na2CO3
Na
C Na2SO4
H2 Pulp
H2O
Washing Production
2. Cooking Production ¿
(100−Washing Production ) %
Cooking Production x 0,9 Bdt / Adt
3. Chip to digester¿
yield
¿
4. Water in Chip to digester ¿ Chip ¿ digester x Moisture ( 100−Moisture )
¿
2. WL Requirement ¿ WL ¿ Recausticizing plant Cooking Production
5.5 Pembahasan
White Liquor adalah cairan yang digunakan pada proses pemasakan di unit
cooking. Cairan ini mengandung senyawa kimia NaOH, Na 2S, Na2SO4, Na2CO3 yang
membantu dalam proses pemisahan kandungan Lignin dan Ekstaktif pada Chip.
Black Liquor adalah cairan sisa pemasakan pada unit cooking yang dapat diolah
kembali menjadi White Liqour. Sedangkan, Black Liquor Solid adalah padatan
organic maupun inorganic yang terkandung di dalam Black liquor.
Dalam proses pemasakan, semakin banyak White Liquor yang digunakan maka
semakin banyak pula Black Liquor dan Solid yang dihasilkan. Black Liquor dari unit
cooking ditampung di tangki Black Liquor sebelum diuapkan di evaporator. Apabila
jumlah Black Liquor yang keluar dari unit cooking telah melebihi kapasitas tangki,
maka hal yang harus dilakukan adalah mengurangi jumlah produksi atau bahkan tidak
melakukan proses pemasakan sama sekali, sehingga pabrik akan mengalami kerugian.
Oleh karena itu, Black Liquor adalah parameter yang harus dikendalikan dengan
menjaga kualitas Chip dan White liquor yang digunakan.
81
5000
1000
seperti kualitas Chip dan White Liquor yang digunakan. Kualitas Chip yang
digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan faktor yang sangat penting
karena dapat mempengaruhi efektifitas penggunaan White Liquor maupun pada
sistem pengolahannya. Faktor-faktor kualitas chips yang perlu diperhatikan adalah
Accept, chip bulk density, chip moisture, Bark (kulit kayu) dan kontaminasi lainnya.
Accept adalah komponen pada kayu yang diinginkan pada produksi pulp. Semakin
banyak Accept maka akan semakin sedikit pemakaian White Liquor pada proses
pemasakan. Hal ini dikarenakan White Liquor tidak terlalu banyak digunakan untuk
komponen kayu yang lain sehingga White Liquor dapat digunakan lebih efektif pada
proses pemasakan.
Chip bulk density merupakan parameter yang penting pada saat pengisian
didalam digester. Hal ini menentukan jumlah pulp yang masuk, Bulk density ini
dipengaruhi oleh densitas kayu dan ketebalan chip. Dari tabel data kualitas chips yang
digunakan untuk bahan baku Acacia Mangium memiliki nilai Bulk Density yang
lebih kecil daripada nilai Bulk Density untuk bahan baku Eucaliptus Pelita. Sehingga
dapat diketahui semakin kecil Bulk Density maka kualitas chips lebih baik sehingga
White Liquor yang digunakan lebih sedikit.
Pada Chip moisture atau kelembaban chip ini mempunyai pengaruh terhadap
pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Moisture level sebaiknya dijaga pada
range 40%-50%. Jika kelembaban Chip terlalu rendah, maka dapat mempersulit
dalam menghasilkan Pulp dan penggunaan White Liquor juga akan semakin banyak.
Jika kelembaban Chip terlalu tinggi White Liquor tidak mampu melakukan penetrasi
terhadap Chip dengan optimal. Moisture Level pada bahan baku Eucaliptus Pelita
lebih besar dibandingkan Acicia Mangium tetapi masih pada batas standar, sehingga
White Liquor yang digunakan lebih banyak.
Bark atau kulit kayu merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam
produksi pulp karena bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstraktif dan
selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi alkali dan mengurangi
kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang tinggi dapat menyebabkan masalah pada
evaporator dan pitch pada pulp machine.
Selain itu, variabel-variabel kondisi operasi seperti waktu, temperature, cooking
yield dan alkali charge harus diperhatikan. Reaksi delignifikasi bergantung pada
temperature, kenaikan temperature yang kecil mempunyai pengaruh yang besar
terhadap reaksi delignifikasi. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka
delignifikasi dan mengurangi yield. Cooking yield juga berpengaruh pada
penggunaan White Liquor, karena semakin besar cooking yield maka penggunaan
83
White Liquor semakin kecil. Cooking yield pada bahan baku Acacia Mangium lebih
besar daripada Eucaliptus Pelita.
Adapun untuk Perbandingan Black Liquor Solid yang dihasilkan dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa Black Liquor Solid yang
dihasilkan lebih banyak pada bahan baku Eucaliptus Pelita dibandingkan Acacia
Mangium. Hal ini dikarenakan Semakin banyak White Liquor yang digunakan maka
Black Liquor Solid yang dihasilkan semakin banyak pula. Jadi, White Liquor yang
digunakan dan Black Liquor yang dihasilkan berbanding lurus.