Anda di halaman 1dari 9

BAB V

TUGAS KHUSUS

Judul Tugas Khusus yakni “Perbandingan White Liquor pada Acacia


Mangium dan Eucaliptus Pelita dalam Proses Cooking di PT. Tanjungenim
Lestari”.

5.1 Data Pengamatan Proses


Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan di Digital Control System (DCS)
dan lapangan pada unit Cooking, didapatkan data operasional pada tanggal 14 dan
18 Juli 2019 untuk bahan baku Acacia Mangium, serta pada tanggal 19 dan 20
Juli 2019 untuk bahan baku Eucaliptus Pelita.

Tabel 5.1 Data Pengamatan pada unit Cooking


Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Parameter
14 Juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019
Pulp Machine Product (Adt/d) 1494,622 1422,118 1499,193 1429,92
Cooking yield (%) 49,2 51,4 46,9 46,3
AA Charge (%) 18,2 18,2 18,2 18,2
Moisture (%) 47,8 47,5 43,2 43,7
Sulphidity (%) 28 26,7 27,2 27,1
AA (gr/L) 103,9 101,7 103,1 103
TA (gr/L) 124,3 124,3 124,3 124,3
RE (%) 97 97 97 97
CE (%) 85 85 85 85
Sumber : Data DCS PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Tabel 5.2 Data Pengamatan Kualitas Chip


Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Parameter
14 Juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019
Moisture (%) 47,8 47,5 43,2 43,7
Bulk Density (OD kg/m3) 166,5 164,6 179,8 174,4
Over Size (%) 1,0 1,7 0,4 0,2

76
Over Thick (%) 8,7 7,8 5,9 7,6
Accept (%) 82,9 88,0 87,3 85,5
Pin (%) 6,6 2,1 6,8 6,1
Fines (%) 0,9 0,5 0,8 0,7
Bark (%) 0,4 0,4 0,3 0,4
Sumber : Data DCS PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

77
77

Tabel 5.3. Data Pengamatan Kualitas White Liquor


Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Parameter
14 Juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019
AA (g/l) 103,9 101,7 103,1 103,0
Sulphidity (%) 28,0 26,7 27,2 27,1
TSS (ppm) 43,2 28,0 63,7 81,8
Sumber : Data DCS PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

5.2 Diagram Proses


Proses yang terjadi pada digester di unit cooking secara umum dapat dilihat
pada gambar 5.1 :

Chips

Digester
Kappa Number : 12-18 %
Black Liquor White Liquor

Solid NaOH
KCl Na2S
S
Na2CO3
Na

C Na2SO4

H2 Pulp

H2O

Gambar 5.1. Diagram Proses Digester di unit Cooking

5.3 Sistematika Perhitungan


Tahap-tahap untuk menghitung perbandingan pemakaian White Liquor
terhadap jumlah produksi pulp adalah sebagai berikut:
5.3.1 Perhitungan Black Liquor Solid
Pulp M achine Production
1. Washing Production¿
(100−Bleaching Shrinkage ) %
78

Washing Production
2. Cooking Production ¿
(100−Washing Production ) %
Cooking Production x 0,9 Bdt / Adt
3. Chip to digester¿
yield
¿
4. Water in Chip to digester ¿ Chip ¿ digester x Moisture ( 100−Moisture )

5. Organic Solid = Chip to digester – (Cooking Production x 0,9)


6. Menghitung Solid inorganic
a. As Na2O
- Na2S = AA x Sulfuring
- NaOH = AA x Na2S
- Na2SO4 = Na2S x (1-RE)/RE
- Na2CO3 = ( TA – AA) - Na2SO4
b. As Chemical
BM NaOH
- NaOH ¿( NaOH as Na 2 O x )
BM Na 2O
BM Na 2 S
- Na2S ¿( Na 2 S as Na2 O x )
BM Na2 O
BM Na2 SO 4
- Na2SO4 ¿( Na 2 SO 4 as Na2 O x )
BM Na2 O
BM Na 2CO 3
- Na2CO3 ¿( Na 2CO 3 as Na2 O x )
BM Na 2O
c. WL usage = chip to digester x AA-charge
WL usage
d. WL flow rate ¿( x 1000)
AA
WL Flow rate x Total Chemical
e. WL Solid ¿
1000
f. Water Formating = Chip to digester x 0,01
g. WL Solid to Black Liquor = WL Solid - Water Formating
h. Total Solid from cooking plant = Organic + Inorganic Solid
11. Menghitung organic dan inorganic solid dari washing plant (O2-reaktor)
a. Organic Solid = Cooking Production - Washing Production
OWLflow x Total Chemical
b. WL-oxid solid to Black Liquor ¿
1000
c. Total Solid from Washing = Organic + Inorganic OWL
d. Total Solid = Total solid from cooking + Total Solid from washing

5.3.2 Perhitungan White Liquor


1. Total WL demand from Recausticizing plant
¿ WL ¿ Cooking Plant+WL ¿ Washing Plant
79

¿
2. WL Requirement ¿ WL ¿ Recausticizing plant Cooking Production

3. Total weight WL to CB = Density x Total WL demand from Recausticizing

5.4 Hasil Perhitungan


5.4.1 Hasil Perhitungan Black Liquor Solid
Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Total Black Liquor Solid
Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Hasil Perhitungan
14 Juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019
Washing Production (Adt/d) 1469 1451 1530 1459
Cooking Production (Adt/d) 1514 1496 1577 1504
Total Solid from Cooking Plant (TDS) 2199 2041 2479 2414
Total Solid from Washing (TDS) 79 78 78 75
Total Solid (TDS/UKP Adt) 1,50 1,42 1,62 1,65

5.4.2 Hasil Perhitungan White Liquor


Tabel 5.5. Hasil Perhitungan White Liquor
Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Hasil Perhitungan
14 Juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019
WL to Cooking Plant (m /d)
3
4851 4688 5342 5167
WL to Washing Plant (m /d)
3
186 181 189 178
WL Recausticizing Plant (m3/d) 5037 4869 5531 5345
WL Requirement (m3/Adt UKP) 3,3 3,3 3,5 3,6

5.4.3 Hasil Perhitungan Komposisi White Liquor


Tabel 5.6. Hasil Perhitungan Komposisi White Liquor
Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Komposisi
14 Juli 2019 18 Juli 2019 14 Juli 2019 18 Juli 2019
As Na2O NaOH 74,8 74,5 75,6 75,1
Na2S 29,1 27,2 27,5 27,9
Na2CO3 19,5 21,8 20,3 20,4
Na2SO4 0,90 0,84 0,85 0,86
As Chemical NaOH 96,5 96,2 97,5 96,9
Na2S 36,6 34,2 34,6 35,1
Na2CO3 33,3 37,2 34,8 34,9
Na2SO4 2,1 1,9 2,0 2,0
80

5.4.4 Hasil Perhitungan Komposisi Oxidation White Liquor (OWL)


Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Komposisi Oxidation White Liquor (OWL)
Acacia Mangium Eucaliptus Pelita
Komposisi
14 Juli 2019 18 Juli 2019 14 Juli 2019 18 Juli 2019
As Na2O NaOH 102,57 104,1 105,3 106,6
Na2S 0,0 0,0 0,0 1,6
Na2CO3 20,5 20,5 20,5 20,5
Na2SO4 1,5 1,5 1,5 1,5
Na2S2O3 13,0 13,0 13,0 13,0
Inert 1,0 1,0 1,0 1,0
As Chemical NaOH 132 134 116 116
Na2S 0 0 0 2
Na2CO3 35 35 35 35
Na2SO4 3 3 3 3
Na2S2O3 33 33 33 33
Inert 2 2 2 2

5.5 Pembahasan
White Liquor adalah cairan yang digunakan pada proses pemasakan di unit
cooking. Cairan ini mengandung senyawa kimia NaOH, Na 2S, Na2SO4, Na2CO3 yang
membantu dalam proses pemisahan kandungan Lignin dan Ekstaktif pada Chip.
Black Liquor adalah cairan sisa pemasakan pada unit cooking yang dapat diolah
kembali menjadi White Liqour. Sedangkan, Black Liquor Solid adalah padatan
organic maupun inorganic yang terkandung di dalam Black liquor.
Dalam proses pemasakan, semakin banyak White Liquor yang digunakan maka
semakin banyak pula Black Liquor dan Solid yang dihasilkan. Black Liquor dari unit
cooking ditampung di tangki Black Liquor sebelum diuapkan di evaporator. Apabila
jumlah Black Liquor yang keluar dari unit cooking telah melebihi kapasitas tangki,
maka hal yang harus dilakukan adalah mengurangi jumlah produksi atau bahkan tidak
melakukan proses pemasakan sama sekali, sehingga pabrik akan mengalami kerugian.
Oleh karena itu, Black Liquor adalah parameter yang harus dikendalikan dengan
menjaga kualitas Chip dan White liquor yang digunakan.
81

Semakin sedikit penggunaan White Liquor menandakan semakin efektif


penetrasi White Liquor terhadap Chip. Dibawah ini disajikan grafik penggunaan
White Liquor pada unit Cooking.

Total WL pada Unit Cooking


6000

5000

5531 5345 4000


5037 4869
3000 Acacia Mangium
Eucalyptus Pelita
2000

1000

Gambar 5.2. Total WL pada Unit Cooking

Perbandingan Konsumsi WL pada


Unit Cooking
3.45
3.4 3.4
3.4
Acacia
3.35
Mangium
3.3 Eucalip-
3.25 tus Pelita
3.2 3.2
3.15
3.1 3.1
3.05
3
2.95

Gambar 5.3. Perbandingan Konsumsi WL pada Unit Cooking

Berdasarkan grafik tersebut, penggunaan White Liquor dengan bahan baku


Acacia Mangium tanggal 14 Juli 2019 sebanyak 5037 m3/d dan pada tanggal 18 Juli
2019 sebanyak 4869 m3/d. Sedangkan, penggunaan White Liquor dengan bahan baku
Eucaliptus Pelita pada tanggal 19 Juli 2019 sebanyak 5531 m3/d dan pada tanggal 20
Juli 2019 sebanyak 5345 m3/d. Sehingga diketahui bahwa bahan baku kayu
Eucaliptus Pelita lebih banyak membutuhkan White Liquor dibandingkan dengan
bahan baku kayu Acacia Mangium. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal
82

seperti kualitas Chip dan White Liquor yang digunakan. Kualitas Chip yang
digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan faktor yang sangat penting
karena dapat mempengaruhi efektifitas penggunaan White Liquor maupun pada
sistem pengolahannya. Faktor-faktor kualitas chips yang perlu diperhatikan adalah
Accept, chip bulk density, chip moisture, Bark (kulit kayu) dan kontaminasi lainnya.
Accept adalah komponen pada kayu yang diinginkan pada produksi pulp. Semakin
banyak Accept maka akan semakin sedikit pemakaian White Liquor pada proses
pemasakan. Hal ini dikarenakan White Liquor tidak terlalu banyak digunakan untuk
komponen kayu yang lain sehingga White Liquor dapat digunakan lebih efektif pada
proses pemasakan.
Chip bulk density merupakan parameter yang penting pada saat pengisian
didalam digester. Hal ini menentukan jumlah pulp yang masuk, Bulk density ini
dipengaruhi oleh densitas kayu dan ketebalan chip. Dari tabel data kualitas chips yang
digunakan untuk bahan baku Acacia Mangium memiliki nilai Bulk Density yang
lebih kecil daripada nilai Bulk Density untuk bahan baku Eucaliptus Pelita. Sehingga
dapat diketahui semakin kecil Bulk Density maka kualitas chips lebih baik sehingga
White Liquor yang digunakan lebih sedikit.
Pada Chip moisture atau kelembaban chip ini mempunyai pengaruh terhadap
pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Moisture level sebaiknya dijaga pada
range 40%-50%. Jika kelembaban Chip terlalu rendah, maka dapat mempersulit
dalam menghasilkan Pulp dan penggunaan White Liquor juga akan semakin banyak.
Jika kelembaban Chip terlalu tinggi White Liquor tidak mampu melakukan penetrasi
terhadap Chip dengan optimal. Moisture Level pada bahan baku Eucaliptus Pelita
lebih besar dibandingkan Acicia Mangium tetapi masih pada batas standar, sehingga
White Liquor yang digunakan lebih banyak.
Bark atau kulit kayu merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam
produksi pulp karena bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstraktif dan
selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi alkali dan mengurangi
kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang tinggi dapat menyebabkan masalah pada
evaporator dan pitch pada pulp machine.
Selain itu, variabel-variabel kondisi operasi seperti waktu, temperature, cooking
yield dan alkali charge harus diperhatikan. Reaksi delignifikasi bergantung pada
temperature, kenaikan temperature yang kecil mempunyai pengaruh yang besar
terhadap reaksi delignifikasi. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka
delignifikasi dan mengurangi yield. Cooking yield juga berpengaruh pada
penggunaan White Liquor, karena semakin besar cooking yield maka penggunaan
83

White Liquor semakin kecil. Cooking yield pada bahan baku Acacia Mangium lebih
besar daripada Eucaliptus Pelita.
Adapun untuk Perbandingan Black Liquor Solid yang dihasilkan dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :

Total Black Liquor Solid


1.7
1.65
1.65
1.62
1.6 Acacia
Mangium
1.55 Eucaliptus
1.5 Pelita
1.5
1.45
1.42
1.4
1.35
1.3

Gambar 5.4. Total Black Liquor Solid

Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa Black Liquor Solid yang
dihasilkan lebih banyak pada bahan baku Eucaliptus Pelita dibandingkan Acacia
Mangium. Hal ini dikarenakan Semakin banyak White Liquor yang digunakan maka
Black Liquor Solid yang dihasilkan semakin banyak pula. Jadi, White Liquor yang
digunakan dan Black Liquor yang dihasilkan berbanding lurus.

Anda mungkin juga menyukai