Anda di halaman 1dari 30

3

BAB I
PENDAHULUAN


1. Sekilas Tentang PGT Sapuran
Pabrik Gondorukem dan Terpentin ( PGT ) Sapuran merupakan salah
satu pabrik milik Perum Perhutani Non Kayu yang berdiri pada tahun 1987.
Selain kegiatan perusahaan jati, Perum Perhutani juga menangani pengelolaan
terhadap tegakan lain yaitu memanfaatkan getah pinus yang hanya merupakan
spesies pinus endemic yang hanya tumbuh di Indonesia. Pengelolaan tegakan
pinus meliputi kegiatan persemian, penanaman, perawatan, penyadapan getah
hingga masuk pada proses industri pengelolaan getah pinus. Hasil ini
menghasilkan gondorukem dan terpentin.
PGT Sapuran menampati areal tanah seluas 750 m
2
dan terletak
diantara kota Purworejo dan Kota Wonosobo. Letak PGT Sapuran juga
stetegis karena berada dekat degan sumber air, bahan baku dan jalan raya.
PGT ini dipimpin oleh Asistem Manager (Asman) dan dibantu oleh 3 Kepala
Urusan, yaitu: Kaur Persediaan, Kaur Proses dan Kaur Penguji serta dibantu
juga oleh SP Persediaan QC, Staff TU, OP, Komputer, Operator-operator
Proses dan Staf Keamanan. Jam kerja pabrik ini dibagi menjadi 2 shift kerja.
Shift pertama dimulai dari jam 07.00 15.00 WIB, dan untuk shift kedua dari
jam 15.00-23.00 WIB.

2. Visi dan Misi
1. Perum Perhutani
a. Visi
Menjadi pengelola hutan tropis terbaik di dunia.
b. Misi
- Mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelolaan hutan letari
bersama masyarakat.
- Meningkatkan produktivitas, kualitas dan nilai sumber daya hutan.
4



- Mengoptmalkan manfaat hasil hutan kayu, non kayu, dan jasa
lingkungan serta potensi lainnya, dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan keuntungan serta kesejahteraan masyarakat (sekitar
hutan).
- Membangun sumber daya manusia perusahaan yang bersih,
berwibawa dan profesional.
- Mendukung dan beperan serta dalam pembangunan wilayah dan
perekonomian nasional.

2. KBM INK
a. Visi
Pengelolaan industri non kayu sebagai bisnis hasil hutan non kayu
secara profesional dan berkualitas untuk peningkatan nilai tambah
hasil hutan dan non kayu.
b. Misi
- Mengelola bisnis secara profesional dami kepuasan dan harapan
para pelanggan.
- Meningkatkan dan mengoptimalkan asset perusahaan sebagai
sumber daya produksi dan berkelanjutan demi keberlangsungan
usaha.
- Membangun budaya kerja yang produktif dan profesional.










5



3. Struktur Organisasi






























Junaedi
Asman
Suparno
Kaur
Amat Turmuji
Kaur Penguji

Syakiron
Kaur
Vitri SP
Gudang
Jaka Alam
QC
Baino
Maintenance
Bambang M Kep
Shift I/OP Forklife
Anang S OP
Penampung
Suratman OP
Pengecer
Muschafit OP
Masak
Sudiyanto OP
IPAL
Nuryadi OP
Pengendap
Cecep BOP
Boiler
Subagio Kep
Shift / OP
Sutrisno OP
Penampung
Sucipto OP
Penampung
Suhartono OP
Masak
Mathori OP
IPAL
Subichan OP
Pengendap
Sakur OP
Forklife
Ernawati
SPTU / OP
I. Bambang A
II. Kaspuri
Satpam
I. Surahono
II. Waluyo A
Penjaga Malam
Sabar, Pesuruh
/ Tk Kebun
6



BAB II
ISI


1. Gondorukem
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan gondorukem adalah
getah pinus. Merkusi inilah yang akhirnya diolah menjadi gondorukem yang
memiliki hasil samping terpentin.
Gondorukem mulai berkembang pesat pada abad ke-20.
Gondorukem digunakan sebagai bahan baku industri kertas, cat kapal, batik,
sabun, tinta cetak, pelitur bahan farmasi dan lain sebagainya. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, kedua hasil industri non kayu ini
merupakan komoditi ekspor yang banyak mendatangkan devisa bagi negara.
Negara-negara pengimpor gondorukem dan minyak terpentin olahan Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah antara lain: Jepang, Taiwan, Korea Selatan,
Thailand, India, Amerika Serikat, Kanada dan beberapa negara-negara di
Eropa. Selain hal itu, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah juga sudah
mempunyai agen yang menembus pasar dunia, antara lain:
No Negara
Melatronika
Nindya
bina
Alama
JL
Benih
Meyer
Honest
Kapsco
Ltd.
Ton Ton Ton Ton Ton Ton
1 Peru 19,2 0 0 0 0 0
2 Equador 38,4 76,8 0 0 0 0
3 Portugal 748,8 288 57,6 0 0 0
4 Iran 0 0 0 172,8 0 0
5 RRC 76,8 18 0 0 115,2 0
6 Kenya 0 0 0 0 0 76,8
7 Afsel 0 0 0 0 0 13,6
8 Australia 76,8 0 0 0 0 57,6
Jumlah 960 382,8 57,6 172,8 115,2 148

Bahan baku yang berupa getah pinus berasal dari hutan-hutan pinus yang
tersebar di 7 wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KPH ), yiatu:
1) KPH Banyumas Barat
2) KPH Banyumas Timur
7



3) KPH Pekalongan Barat
4) KPH Pekalongan Timur
5) KPH Kedu Selatan
6) KPH Kedu Utara
7) KPH Surakarta
Luas areal seluruhnya 177.033,87 Ha. Total luas area tersebut merupakah 27%
dari luas hutan di Jawa Tengah, yaitu 655,681 Ha.
Untuk menghasilkan gondorukem dan minyak terpentin berkualitas ekspor
serta terjamin mutunya, Perum Perhutani mempunyai empat pabrik
gondorukem dan terpentin (PGT) yaitu:
1) PGT Paninggaran Pekalongan
2) PGT Winduaji di Paguyangan Bumiayu
3) PGT Sapuran di Wonosobo
4) PGT Cimanggun di Majenang Cilacap.
Kebutuhan konsumen berdasarkan distribusi pasar adalah:
- 70-80% untuk pasar export
- 20-30% untuk pasar dalam negeri
Sehingga konsumen juga meminta jaminan produk gondorukem antara lain:
- Produksi yang berkelanjutan
- Mutu yang konsisten dan jumlah yang tepat
- Spesifikasi produksi yang jelas dan memenuhi keinginan
konsumen
- Schedule/waktu yang tepat.
Tetapi seiring perkembangan teknologi dan zaman, tuntutan konsumen juga
meningkat, antara lain:
- SP di atas 80
0
C
- Kemasan tinggi untuk India, sedangkan untuk Eropa lebih rendah.
- Solid content di atas 98 %.
- Warna semakin rendah
- Produk turunan (Derivatif)
8



- Harga Kompetitif
Gondorukem dipergunakan sebagai :
No Penggunaan Gondorukem Mutu
1 Lem Plywood WW / WG
2 Lem Botol Aqua X
3 Syntetic Rubber WW
4 Batik WW / WG / N
5 Cat (Paints) X / WW
6 Kertas X / WW / WG
7 Detergents WW / WG
8 Plastik (kaca) X / WW / WG
9 Makanan (Foods) WW
10 Cosmetics X / WW
11 Agriculture Chemicals X / WW
12 Pharmasi X / WW
Selain Gondorukem, getah pinus juga mempunyai hasil samping
adalah terpentin. Terpentin diperoleh dari pengolahan getah pinus. Jumlah
minyak terpentin yang terkandung dalam getah pinus 10%-17% serta
memiliki bau yang khas serta terpentin juga mengandung alfa karin, delta
karin dan alfa delta karin. Alfa delta Karin dapat berfungsi sebagai obat
kanker.
Minyak terpentin dapat digunakan untuk : pelarut getah pinus, bahan
baku utama pada industri parfum, antiseptik, kamfer serta minyak cat.
Hasil industri yang akan dipasarkan sebelumnya telah melalui
pengujian baik yang dilakukan oleh laboratorium uji hasil hutan Perum
Perhutani maupun lembaga resmi yang berwenang. Produk gondorukem PGT
Perum Perhutani mampu menghasilkan kualitas ekspor. Dalam proses
produksinya, produk gondorukem dikelola melalui sistem manajemen mutu
yang telah mendapatkan pengakuan/ sertifikasi dari lembaga sertifikasi UKAS
Inggris dan BM TRADA.



9



2. Proses Produksi
Dalam proses produksi pembuatan gondorukem digunakan metode
destilasi getah. Tahapan-tahapan metode destilasi:
- Penyadapan getah pinus yang telah berumur 11 tahun dengan diameter
inci dan ditampung dalam suatu drum.
- Pencampuran/ pengenceran getah pinus dengan terpentin.
- Panambahan asam oksalat.

2.1. Penampungan getah
Getah pinus yang dibawa oleh truk angkutan getah pinus yang
berasal dari tempat penimbunan getah, kemudian diuji dan ditimbang
dan dicatat beratnya oleh bagian persediaan, lalu getah baru dituang
didalam bak penampung getah. Bak penampung getah mempunyai
kapasitas tamping 60 ton.
Bagan Alur Proses
















MULAI
1. PERSIAPAN
2. PROSES KERJA
3. PROSES
SELANJUTNYA
SELESAI
10



1. PERSIAPAN
1.1. Cek tangki penampung dan perlengkapannya.
1.2. Tentukan tangki penampung yang akan diisi larutan getah :
1,2
1.3. Cek filter Gaf 1 micron dan perlengkapannya : Seal, kran.
1.4. Cek Pompa getah

2. PROSES KERJA
2.1. Isi tangki penampung dengan larutan getah dari Tangki
Pengendap yang sudah difiltrasi dengan filter gaf 1 micron.
2.2. Blow down air dan kotoran yang terbawa dalam Tangki
Penampung.
2.3. Larutan getah di tangki penampung adalah larutan getah yang
sudah lulus uji dan siap dip roses.
2.4. Buka kran input dan output filter gaf 1 micron untuk proses
pemindahan larutan getah dari tangki penampung ke tangki
pemasak.
2.5. Hidupkan pompa untuk proses filtrasi larutan getah.
2.6. Cek gelas pengamat pada tangki penampung untuk
memastikan larutan getah terpompa ke tangki pemasak.
2.7. Matikan pompa sesudah larutan getah yang akan dimasak
cukup.
2.8. Tutup kran input dan output filter gaf.

3. PROSES SELANJUTNYA
3.1.Cek tangki penampung untuk memastikan Tangki
Penampung telah siap diisi kembali.
3.2.Cuci dan bersihkan filter 1 micron setiap 2-3 kali proses
filtrasi.
3.3.Ganti filter 1 micron maksimal setiap 400 ton getah
11



3.4.Catat proses filtrasi, pencucian filter dan penggantian filter
pada form KBM-INK-I-F/SPR-PROS/04
2.2. Pengenceran getah
Pengenceran getah dilakukan dari bak penampungan kemudian
getah pinus dialirkan menuju tangki pengencer dan dalam tangki
pengencer ditambahkan:
- Terpentin : 25 %
- Asam Oksalat : 0,3 %
- Air Bersih : 35 %
Dalam sekali pemasakan.

Bagan Alur Proses














1) PERSIAPAN
1.1. Cek Tangki Pengencer dan perlengkapannya: valve-valve,
thermometer, baling-baling pengaduk getah.
1.2. Cek Filter Gaf 200 micron dan perlengkapannya: seal, kran, pompa
getah.
MULAI
1. PERSIAPAN
2. PROSES KERJA
3. PROSES
SELANJUTNYA
SELESAI
12



2) PROSES KERJA
2.1. Isi Tangki Pengencer dengan getah Pinus sampai batas I (1400 kg),
air sampai batas II (400 lt 500 lt) dan terpentin sampai batas (400 lt
500 lt).
2.2. Tambahkan asam oksalat (2 kg 3,5 kg)
2.3. Hidupkan baling-baling pengaduk getah.
2.4. Campuran getah dipanasi dengan uap cosed steam dan open steam.
2.5. Pemanasan dan pengadukan dihentikan setelah suhu getah (110-
110
0
C).
2.6. Endapkan getah dalam tangki setelah 10 menit.
2.7. Buka kran input dan output filter gaf 200 micron untuk proses
pemindahan larutan getah dari tangki mixer ke tangki pengendap
yang kosong.
2.8. Hidupkan pompa untuk proses filtrasi larutan getah.
2.9. Matikan pompa sesudah getah Tangki Mixer habis.
2.10. Tutup kran input dan out put filter gaf.

3) PROSES SELANJUTNYA
3.1. Bersihkan serasah setelah larutan getah habis dipompa ke tanghki
pengendap.
3.2. Cuci dan bersihkan filter 200 micron setiap 2-3 kali proses filtrasi.
3.3. Ganti Filter 200 micron maksimal setiap 300 ton getah.
3.4. Catat kegiatan Tangki Pengencer serta pencucian filter dan
penggantian pada form KBM-INK.1/F/SPR-PROS/02

2.3. Pengendapan Larutan Getah
Pengendapan larutan getah pinus ini bertujuan untuk memecah
getah dan cairan yang masih terikat.



13



Bagan Alur Proses














1) PERSIAPAN
1.1. Cek Tangki Pengendap dan perlengkapannya.
1.2. Tentukan Tangki Pengendap yang akan diisi larutan getah: 1,2,3,4
1.3. Cek Fulter Gaf 10,5 micron dan perlengkapannya : seal, kran, pompa
getah.
2) PROSES KERJA
2.1. Endapkan larutan getah dalam Tangki Pengendap minimal 2 jam.
2.2. Buka kran Blow Down untuk membuang air dan kotoran pada getah.
2.3. Tutup kran Blow Down bila air dan kotoran sudah terbuang semua.
2.4. Sebelum dipindahkan ke tangki penamping informasikan kepada QC
untuk menguji larutan getah.
2.5. Apabil QC menginformasikan bahwa larutan tersebut lolos uji, maka
larutan getah dapat dipindahkan ke tangki penampung.
2.6. Apabil QC menginformasikan bahwa larutan tersebut uji ulang,
maka larutan getah diendapkan lagi 30 menit.
MULAI
2. PERSIAPAN
3. PROSES KERJA
4. PROSES
SELANJUTNYA
SELESAI
14



2.7. Kemudian QC mengambil sampel larutan getah untuk dilarutkan uji
ulang, bila dari hasil uji ulang dinyatakan lolos uji maka larutan
getah dapat dipindah ke tangki penampung.
2.8. Buka kran input dan output filter gaf untuk proses pemindahan getah,
hidupkan pompa untuk proses filtrasi.
2.9. Matikan pompa seseudah getah di tangki pengendap habis.
2.10. Tutup kran input dan output filter gaf.

3) PROSES SELANJUTNYA
3.1. Cek tangki pengendap untuk memastikan tangki pengendap telah
kosong dan siap diisi kembali.
3.2. Cuci dan bersihkan filter 10,5 micron setelah 2-3 kali proses filtrasi.
3.3. Ganti filter 10,5 micron maksimal 400 ton getah.
3.4. Catat kegiatan tangki pengendap serta pencucian filter dan
penggantian pada form KBM-INK-1/F/SPR-PROS/03.

2.4. Pemisahan Terpentin
Selama proses berjalan, terpentin diuapkan kemudian
dimasukkan dalam tangki kondensasi ditampung dalam tangki separator
(tangki pemisah). Dalam tangki separator terjadi pemisahan antara
terpentin dan air berdasarkan berat jenisnya. Untuk terpentin setelah
dipisahkan, lalu dialirkan ke tangki hidrasi dan diberi garam industri,
fungsi garam industri adalah untuk mengikat molekul-molekul air
didalam terpenting. Jangka waktu satu bulan dicek dan air dibuang, dari
tangki hidrasi terpentin dialirkan dengan pompa menuju tangki
penampung terpentin dan kemudian dikemas dalam drum terpentin.

2.5. Tangki Pemasak Getah
Tangki pemasak adalah proses akhir getah pinus diolah menjadi
gondorukem dengan kualitas ekspor.

15



Bagan Alur Proses














1) PERSIAPAN
1.1. Cek tangki pemasak dan perlengkapannya : kran canning,
manometer vacuum, thermometer, pompa air, pompa vacuum,
cooling tower.
1.2. Cek timbangan, palet,kaleng yang sudah diberi nomor
2) PROSES KERJA
2.1. Isi tangki pemasak dengan larutan getah yang sudah lolos uji 1,5
tangki pengendap.
2.2. Buka kran uap pemanas tangki pemasak di steam header dengan
tekanan closed steam 5-10 kg/cm
2
.
2.3. Buka kran uap open steam secara bertahap sampai tekanan 5 kg/cm
2
.
2.4. Hidupkan pompa air, pompa vacuum dan cooling tower.
2.5. Proses pemanasan getah menghasilkan uap terpentin yang dihisap
dengan pompa vacuum dan didinginkan di tangki kondesat dengan
air.
MULAI
1. PERSIAPAN
2. PROSES KERJA
3. PROSES
SELANJUTNYA
SELESAI
16



2.6. Terpentin bercampur air hasil destilasi ditampung sementara di
tangki penampung, kemudian dialirkan ke tangki separator dan
terpentinnya mengalir ke tangki terpentin proses.
2.7. Tutup kran open setelah suhu getah dalam tangki 165-168
0
C.
2.8. Tutup kran uap pemanas tangki pemasak di steam header.
2.9. Matikan pompa air, pompa vacuum dan cooling tower.
2.10. Buka kran pembuang uap tangki pemasak.
2.11. Siapkan palet dan kaleng kemasan 4 buah di atas timbangan.
2.12. Hidupkan timbangan dan pastikan indicator timbangan menunjukkan
angka nol.
2.13. Buka kran canning dan isi kaleng kemasan satu per satu dengan isi
240 kg setiap kaleng.
2.14. Informasikan kepada penguji/ QC untuk mengambil sampel
gondorukem.
2.15. Pidahkan kaleng yang sudah diisi gondorukem beserta paletnya
dengan forklift.
2.16. Tutup kran canning bila gondorukem dalam tangki sudah habis.
2.17. Tangki siap diisi larutan getah prose berikutnya.
3) PROSES SELANJUTNYA
3.1. Memberi tanda mutu gondorukem pada kaleng kemasan setelah
penguji / QC memberikan hasil pengujian mutu gondorukem KBM-
INK-1/F/SPR-QC/03.
3.2. Menutup kaleng kemasan gondorukem yang sudah dingin dan padat
dengan penutup yang sudah disediakan.
3.3. Maratakan bagian atas kaleng kemasan.
3.4. Bersihkan afal-afal yang menempel pada kemasan. Gondorukem siap
diserahkan ke bagian gudang oleh kaur prosesing.
3.5. Catat kegiatan pemasakan pada KBM-INK-1/F/SPR-PROS.



17



2.6. Pengemasan dan Penandaan
1) Pengemasan
Gondorukem disajikan dalam bentuk padatan, secara baik dan
kuat dengan bahan yang dapat mempertahankan mutunya.
Pengemasan dapat dilakukan dengan drum baja lapis seng tebal
(BJLS) 25 atau berukuran tebal 0,25 mm. Berat bersih gondorukem
(240 1,2) kg atau sesuai permintaan.
2) Penandaan
Pada setiap drum dicantumkan :
- Nama barang,
- Produsen,
- Nomor produksi,
- Berat bersih,
- Mutu barang,
- Buatan Indonesia.

3. Persediaan
Bagian persediaan ini berfungsi untuk mencatat dan menerima getah
pinus, garam industri, asam oksalat, MFO, Solar, kaleng kemas dan lain-lain.
Setelah bahan baku dan bahan penolong dicatat oleh bagian persediaan.
Kemudian bahan-bahan tersebut diuji oleh penguji, setelah penguji
menyatakan lolos uji maka bahan baku masuk ke bak penampung getah dan
sedangkan bahan penolong masuk ke dalam gudang.

4. Penguji (QC)
Tujuan pengujian yang dilakukan oleh QC adalah untuk memastikan
semua aktifitas inspeksi dan pengujian menjamin bahwa produk yang dibuat
telah memenuhi persyaratan teknik sesuai standar mutu yang berlaku dan
untuk memastikan bahwa semua produk telah diinspeksi dan diuji. Selain
diadakan pengujian hasil akhir produksi juga untuk pengendalian identifikasi
prosuk sesuai klasifikasinya. Hal ini untuk menelusuri ulang produk, sehingga
18



dapat dilakukan tindakan yang tepat bila ada ketidak sesuaian produk. Secara
umum penguji bertanggung jawab terhadap terlaksananya inspeksi dan
pengujian produk, bahan baku getah pinus, gondorukem dan terpentin.
Penguji juga bertanggung jawab menetapkan status hasil pengujian dan
menjamin bahwa semua produk dalam kemasan sesuai dengan yang tertera
dalam label.
Dalam proses pelaksanaan tugasnya QC melakukan koordinasi dengan bagian
prosessing untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan jika terjadi
ketidaksesuaian produk dalam proses.

4.1. Getah Pinus
Pengujian dilakukan secara visual dan laboratorium, standar mutu
getah pinus didasarkan pada kriteria warna, kandungan kotoran dan
kandungan air.
- Uji getah pinus dilaksanakan pada tiap-tiap fiber dengan cara stik
dimasukkan dalam drum getah sambil diaduk-aduk, kemudian stik
diangkat lalu dimasukkan kedalam ember.
- Mencocokkan warna getah, kandungan kotoran dengan standar
mutu getah pinus yang ada.
- Bila getah mudah diaduk dan penampakannya seperti contoh
standar mutu A, maka getah tersebut dimasukkan ke dalam mutu
A.
- Bila getah mudah diaduk dan penampakannya seperti contoh
standar mutu B, maka getah tersebut dimasukkan ke dalam mutu B.
- Bila getah tidak mudah diaduk dan penampakannya tidak seperti
contoh standar mutu A / mutu B, maka getah tersebut tidak
diterima (tolak uji).
- Hasil dicatat pada formulir KBM-INK-I/F/SPR/-PENG/01
4.2. Larutan dalam Proses
- Ambil larutan getah hasil pengendapan dari tangki pengendap 50
ml dengan gelas piala.
19



- Kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi 10 ml.
- Bandingkan dengan standar warna lovibond 3 Field comparator
pada warna WW up.
- Informasikan pada operator pengendap jika ada penyimpangan
guna tindakan lebih lanjut.
- Hasil pengujian dicatat pada formulir KBM-INK-1/F/SPR-
PENG/02

4.3. Warna Gondorukem
- Contoh uji gondorukem dibuat dengan ukuran sisinya 7/8 inchi
atau 2,20 cm.
- Ambil 1 buah co-ntoh gondorukem yang telah dingin dan
dimasukkan dalam kotak contoh lovibond comparator.
- Letakkan contoh gondorukem tersebut searah dengan cahay.
- Hidupkan lovibond comparator
- Contoh gondorukem yang akan ditentukan warnanya dibandingkan
dengan standar warna lovibond comparator.
- Kulitas gondorukem ditentukan dari warna uji yang mendekati
(sama/lebih) dari warna standar lovibond comparator.
- Apabila contoh uji jelas lebih gelap dari waran suatu standar
dibawahnya, maka contoh uji gondorukem tersebut
diklasifikasikan ke warna standar yang dibawahnya.









20



Hubungan warna standar
Kode Nama
X Extra (REX)
WW Water White
WG Window Glass
N Nancy
M Mary
K Kate
I Issac
H Henry
G George
F Frank
E Edward
D Dolly

4.4. Titik Lunak
Pengujian titik lunak gondorukem dilakukan secara visual.
- Contoh gondorukem yang telah dibuat serbuk halus dicarikan pada
suhu rendah, masukkan ke dalam ring, selanjutnya permukaan
diratakan.
- Letakkan ring yang berisi contoh gondorukem pada ring holder dan
letakkan bola baja di atas contoh gondorukem tersebut.
- Gelas piala volume 800 ml diisi aquades sampai ketinggian 10,16 cm
10,78 cm, panaskan perlahan-lahan sampai suhu awal 40
0
C,
masukkan ring beserta bola baja dan thermometer kedalam gelas
piala. Pemanasan dilanjutkan sampai gondorukem tersebut melunak
dan bola baja turun menyentuh plat dasar.
- Titik lunak adalah suhu rata-rata dari hasil pembacaan pada waktu
bola baja turun menyentuh plat dasar.

4.5. Uji Kadar Kotoran Gondorukem
- Bahan tidak larut dalam toluena di tentukan dengan cawan goach 5-
3.
- Haluskan contoh gondorukem pada lumpang porselin.
21



- Timbang 50 gram contoh uji yang telah dibuat serbuk halus
berukuran 10 mesh dan masukkan ke dalam gelas piala 400 ml yang
sudah diketahui beratnya, kemudian larutkan dengan toluene
sebanyak 200 ml.
- Contoh uji yang sudah larut segera disaring melalui cawan Gooch G-
3 dengan dibantu penyedotan.
- Bilas cawan Gooch dengan larutan toluene.
- Cawan beserta isi dipanaskan dalam oven pada suhu antara 105
0
C
sampai dengan 110
0
C selama 1 jam, kemudian dinginkan dengan
desikator selama 15 menit dan timbang hingga berat tetap.
- Lakukan pekerjaan dua kali (duplo)
- Perhitungan bahan tak larut dalam toluene (kadar kotoran) dengan
rumus :
()
( )


Dengan pengertian :
W : adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram;
W
1
: adalah berat cawan Gooch + isi sebelum dipanaskan,
dinyatakan dalam gram.
W
2
: adalah berat cawan Gooch + isi setelah dipanaskan, dinyatakan
dalam gram.

4.6. Volatil Oil Content (VOC)
- Timbang contoh uji gondorukem yang telah dibuat serbuk halus
sebanyak 2,5 gram dengan cawan timbang diameter 55 mm yang
sudah diketahui beratnya.
- Cawam dipanaskan dalam oven pada suhu (150 5)
0
C selama 1
jam, kemudian dinginkan dalam desikator selama 5 menit dan
timbang sampai berat tetap.
- Lakukan pekerjaan dua kali (duplo)



22



- Perhitungan komponen menguap dalam gondorukem dengan rumus:
Dengan pengertian :
W : adalah berat cawan kosong, dinyatakan dalam gram;
W
1
: adalah berat cawan + contoh uji, dinyatakan dalam gram.
W
2
: adalah berat cawan + contoh uji setelah dipanaskan, dinyatakan
dalam gram.
- Hasil pengujian dicatat pada formulir KBM-INK-I/F/SPR-PENG/03

5. Standar-standar Internasional
5.1. Bahan-bahan penolong yang mempengaruhi industri.
5.1.1. Garam industri
Garam industri bersifat untuk membersihkan terpentin dan
mengurangi kadar air dalam terpentin.
Pencampuran garam industri dilakukan kedalam tangki terpentin
sementara.
- Timbang garam industri sebanyak 2 gram dalam cawan timbang
yang telah ditimbang terlebih dahulu dan dicatat.
- Panaskan oven pada suhu 105-110
0
C dan masukkan cawan yang
telah berisi garam industri selama 1 jam.
- Dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
- Kemudian timbang dengan timbangan analitik.
- Perhitungan kadar air.
Berat tempat (wadah) + contoh =
Berat tempat (wadah) =
Berat contoh A
Pemanasan dalam oven 105-110
0
C :
Berat tempat (wadah) + contoh =
Setelah dipanaskan =
Berat tempat (wadah) =
Berat contoh setelah dipanaskan = B


23



Rumus :



5.1.2. Asam Oksalat

Bagan Alur Proses










1) Periksa alat uji
2) Contoh asam oksalat yang diambil dari akar pangkat dua
pada barang yang diterima, masing-masing 10 gr, kemudian
dicampur sampai homogeny
3) Timbang contoh asam oksalat kedalam labu ukur 100 ml dan
encerkan dengan aquades hingga tanda garis.
4) Pipet sebanyak 25 ml, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
500 ml, tambahkan 25 ml H
2
SO
4
N lalu encerkan dengan
aquades sampai 100 ml.
5) Larutkan dalam Erlenmeyer dipanaskan sampai suhu
mencapai 70
0
C dan kemudian dititar dengan KM
n
O
4
0,1 N.
6) Penitaran diakhiri pada saat larutan berubah warna menjadi
merah jambu muda sejati.
7) Lakukan pekerjaan duplo.
PERSIAPAN
PROSES KERJA
PROSES AKHIR
SELESAI
24



8) Catat ml KM
n
O
4
0,1 N yang dipergunakan untuk titrasi.
Perhitungan =


Keterangan :
Vp : Volume / ml KM
n
O
4

Np. : Normalitas KM
n
O
4

Fp : Faktor pengenceran
Bst : Bobot setara asam oksalat

9) Hasil pengujian dicatat pada formulir KBM-INK-1/F/SPR-
PENG/03
- Pada pembungkus luar tertulis Oxalic Acid
- Net 25 kg / 50 kg
- Warna putih bersih
- Berbentuk Kristal seperti gula
- Tidak menggumpal
- Kadar oksalat 99 %

5.1.3. Kaleng Kemas
- Terbuat dari plat seng BJLS 25 tidak berkarat.
- Merk Fumira, Kalesco
- Tinggi kaleng 89 cm s.d. 89,3 cm
- Diameter 57 cm s.d. 57,3 cm
- Tinggi kerucut 10 cm s.d. 10,3 cm
- Bentuk badan bulat / silindris.
- Standar pemakaian 240 kg.
5.1.4. Filter Bag
- Barang/filter dalam keadaan baik dan tidak rusak.
- Jahitan sempurna/lurus.
- Saringan berbentuk kantong
- Bahan saringan dari polyesher
- Kode produksi 1 micron model PEI P2S
25



5.1.5. Wirg Mesh
- Saringan terbuat dari kawat halus syainless steel
- Ukuran panjang 62,0 s/d 62,5 cm
- Ukuran lebar 62,0 cm s/d 62,5 cm
- Kondisi baik tidak sobek.

5.1.6. Garam Dapur
- Bentuk Kristal besar
- Dapat larut dalam air.

6. Bahan Penolong yang tidak berpengaruh terhadap mutu
6.1. Kapur Industri
- Bentuk tepung halus dan berwarna putih
- Larut dalam air
- Kemasan karung plastik dan tidak rusak

6.2. Tawas
- Bentuk Kristal
- Warna putih agak pucat
- Larutan dalam air

6.3. MFO
- Minyak bakar berupa cairan pekat
- Warna cairan hitam
- Produksi pertamina
- Berat jenis = 1,03 / 1,07


6.4. PALET
- Bahan baku kayu
- Tidak lapuk
26



- Ukuran panjang 110 cm
- Ukuran lebar 110 cm
- Tebal 11 cm

6.5. TOLUOL TEKNIS
- Cairan pelarut warna jernih
- Bau menyengat khas toluol
- Berat jenis 0,87/0,88
- Dapat melarutkan gondokem

6.6. SEAL PRO
- Cairan pekat
- Warna kuning
- Seri 054

6.7. CAWAN BACH
- Terbauat dari gelas dengan nomor G3.

7. Terpentin
Terpentin berfungi untuk melarutkan getah, terutama getah yang
mengumpul. Sebelum melakukan proses produksi terpentin harus dipastikan
bahwa tangki terpentin proses penuh, tangki terpenting produk kosong, pompa
siap pakai. Dengan dilewatkannya garam industri di tangki dehydrator maka
kandungan air pada terpentin menjadi minim dan terpenting menjadi jernih dan
berkualitas tinggi.




27



Bagan Alur Proses










1. PERSIAPAN
1.1. Cek Tangki Dehydrator.
1.2. Cek Tangki terpentin Proses.
1.3. Cek Tangki Terpentin Produk.
1.4. Cek Pompa Terpetin.
2. PROSES KERJA
2.1. Buka valve yang menuju Tangki Terpentin produk.
2.2. Pompakan terpentin dari Tangki Terpentin Proses ke Tangki
Terpentin Produk melalui Tangki Dehydrator.
2.3. Pada Tangki Dehydrator terpentin melewati garam industri untuk
mengikat air pada terpentin.
2.4. Terpentin yang sudah jernih, murni, akan mengalir ke Tangki
Terpentin Produk.
2.5. Terpentin produk yang sudah dinyatakan lolos uji dapat dipompa
ke tangki Persediaan terpentin,
2.6. Terpentin yang belum lolos uji dilakukan blow down sampai QC
menyatakan lolos uji.
MULAI
1. PERSIAPAN
2. PROSES KERJA
3. PROSES SELANJUTNYA
SELESAI
28



2.7. Matikan pompa terpentin bila terpentin pada tangki sudah
terpindah semua, lihat pada gelas pengamat Tangki Terpentin
Produk.
2.8. Tutup valve

3. PROSES SELANJUTNYA
3.1. Isi kembali Tangki Dehydrator dengan garam industri 50 kg setiap
500 ton getah pinus.
3.2. Catat hasil produk terpentin pada form KBM-INK. l/F/SPR-
Pros/05.

8. Penanganan Limbah
Bagan Alur proses













1. PERSIAPAN
1.1. Larutkan 3 kg kapur dengan 20 liter air dalam Tangki Mixer
kapur.
1.2. Larutkan 1 kg PAC dengan 3 liter air dalam Tangki Mixer PAC.
1.3. Cek tangki netralisasi dan mixer pengaduknya.
MULAI
1. PERSIAPAN
2. PROSES KERJA
3. PROSES SELANJUTNYA
SELESAI
29



Alat
1.1. Tangki Mixer kapur
1.2. Tangki Mixer PAC
1.3. Kapur
1.4. PAC
1.5. Air
Proses
1.1. Memastikan kondisi tangki netralisasi dan apengaduknya
siap pakai.
1.2. Kapur dan PAC yang sudah larut mempercepat proses netralisasi
air limbah.

2. PROSES KERJA
2.1. Isi tangki netralisasi dengan 1000 liter air limbali dan campurkan
larutan kapur 20 liter, dan larutan PAC 4 liter sambil dilakukan
pengadukan mixer selama 15 menit, sampai air berwarna abu-abu atau
PH air 7,5 - 8,5.
2.2. Alirkan air yang ada di tangki netralisasi sedikit demi sedikit ke bak
pengendap I secara gravitasi, dan secara overflow air yang ada di bak
pengendap I akan mengalir ke bak aerasi untuk diproses secara biologi
untuk mengurangi kandungan BOD dan COD.
2.3. Dari bak aerasi air dialirkan ke bak pengendap II dan sand filter untuk
dilakukan penyaringan sehingga air yang dibuang melalui bak kontrol
sudah jemih dan netral.
2.4. Sebelum air dialirkan ke sungai, setiap hari dilakukan pengukuran PH
air (PH 7,5 - 8,5)
Alat
2.1. Tangki netralisasi dan mixer pengaduknya.
2.2. PH meter
2.3. Bak Pengendap I
2.4. Bak Pengendap II
30



2.5. Bak Aerasi
2.6. Bak Sand Filter
2.7. Bak control
Target
2.1. Proses netralisasi air limbah yang sesuai prosedur dan selalu terkontrol
tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan.

3. PROSES SELANJUTNYA
3.1. Menguras dan membersihkan bak endapan kapur seminggu sekali.
3.2. Menguras dan membersihkan bak sand filter sebulan sekali.
3.3. Mendaur ulang limbah OPR setiap hari.
3.4. Membuang lumpur pasir dari bak penapis limbah setiap hari.
3.5. Catat kegiatan IPAL pada form KBM-INK-l/F/SPR-PROS/13.
Alat
3.1. Sekop
3.2. Ember
3.4. Selang
3.5. Formulir KBM-INK-l/F/SPR-PROS/13
Target
3.1. Bak endapan dan bak sand filter/ bersih
3.2. Laporan jelas dan tepat.










31



BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktek kerja yang telah saya lakukan di PGT Sapuran selama
4 bulan, maka dapat saya simpulkan :
Cara pengambilan getah pinus serta proses produksi yang baik akan
menghasilkan kualitas gondorukem yang baik.
Kegunaan terpentin selain sebagai pelarut ternyata juga mengandung
alfa karin, delta karin dan alfa delta karin yang berguna sebagai obat
kanker.
Bahan baku (getah) harus selalu ada agar proses produksi tidak
terhambat.

2. Pesan dan Kesan
2.1.Pesan
- Laboratorium dan ruang Kaur Penguji dipisahkan supaya nyaman dan
lebih luas.
- Peralatan laboratorium yang sudah rusak harap diganti karena dapat
mempengaruhi hasil pengujian.
- Harap ruang pengujian diperbesar, kalau ada anak-anak prakerin lagu,
ruangan tidak terlihat tambah sempit dan sumpek.

2.2.Kesan
- Saya senang sekali dapat prakerin di PGT Sapuran ini, para
karyawannya baik-baik.
- Saya jadi mendapat pengalaman baru dan semoga PGT Sapuran
semakin maju dan sukses.


32



DAFTAR PUSTAKA



Tri Bagus, SOP Pengujian PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH -
KBM INK 1 PGT SAPURAN

Inspeksi dan Pengujian dipabrik gondorukem dan terpentine (PGT) SAPURAN,
PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai