Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PEREKATAN KAYU

KETAHANAN AIR PRODUK PEREKATAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : PAULINA IDJU


NIM : 16/18445/SMH
REGU : 1 (SATU)
NAMA REGU : GHINA, REZKY, PAULINA,
CHINTYA
MINAT : SMH
FAKULTAS : KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2018
SURAT PERNYATAAN :

SAYA NAMA PAULINA IDJU MENYATAKAN DENGAN SEJUJURNYA


BAHWA LAPORAN PRAKTIKUM INI ADALAH KARYA SAYA
SENDIRI YANG DIAMBIL DARI HASIL PRAKTIKUM DAN BEBERAPA
PUSTAKA YANG TERCANTUM DI DAFTAR PUSTAKA.
DAFTAR ISI

A. TUJUAN......................................................................................................3
B. CARA KERJA.............................................................................................3
C. DASAR TEORI...........................................................................................4
D. HASIL PENGAMATAN............................................................................5
E. PEMBAHASAN.........................................................................................8
F. KESIMPULAN.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ACARA VIII

KETAHANAN AIR PRODUK PEREKATAN

A. Tujuan
1. Mengenal dan memahami sifat produk perekatan terhadap air yang
selanjutnya akan memperlakukan produk perekatan yang sesuai
dengan lingkungan.
B. Cara Kerja
1. Siapkan contoh uji produk perekatan seperti papan partikel, papan
semen, papan serat, papan laminasi, kayu lapis, dan list profile.
Sebagai bahan perbandingan siapkan pula sampel kayu pejal dengan
dimensi yang sama.
2. Timbang dan ukur dimensi ketebalan produk pada kondisi kering
udara (pengukuran ketebalan pada tengah-tengah sisi dan titik tengah
diagonal).
3. Hitung kerapatan masing-masing contoh uji pada kondisi kering udara.
4. Rendam contoh uji dalam air pada suhu kamar dengan periode
perendaman 10 menit. Selanjutnya contoh uji diangkat, ditiriskan 5
menit dan ditimbang serta diukur dimensinya pada tempat yang sama
ketika mengukur dimensi awal (dalam mm).
5. Rendam contoh uji untuk 20 menit berikutnya, lakukan seperti pada d,
sehingga diperoleh perilaku produk setelah direndam dalam waktu
akumulasi 30 menit.
6. Lakukan perendaman 24 jam.
7. Hitung penyerapan air dan pengembangan tebal untuk masing-masing
produk dan bandingkan hasilnya.
8. Buatlah grafik hubungan antara lama perendaman dengan penyerapan
air dan pengembangan tebal. Bahas perilaku produk tersebut terhadap
penyerapan air dan pengembangan tebal dan bandingkan dengan
produk lain, mengapa demikian.
9. Sampaikan saran penggunaan produk tersebut dari hasil pembahasan di
atas.
10. Buatlah daftar pustaka yang telah diacu.
C. Dasar Teori
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat
yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
a. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). b. Semua kayu
bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). c.
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. d. Kayu dapat diserang oleh
hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.

Berat dan Berat Jenis adalah berat suatu kayu tergantung dari
jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat
suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat
jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula. Keawetan adalah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur,
rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu
teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
D. Hasil Pengamatan

1. Dimensi awal Kadar Air dan Kerapatan

Kayu Papan Kayu Kayu Pejal


Dimensi awal Keterangan
lapis Partikel Pejal (Jati) (Belina)

Berat Awal (gram) 7,9 27,15 25,91 24,58  


Berat Kering Tanur
7,26 25,22 24,43 22,72  
BKT (gram)
Tebal Awal 1 (cm) 0,91 1,88 1,57 1,47  
Tebal Awal 2 (cm) 0,91 1,87 1,56 1,49  
Tebal Awal 3 (cm) 0,91 1,87 1,55 1,53  
Tebal Awal 4 (cm) 0,91 1,87 1,56 1,52  
Tebal Awal 5 (cm) 0,91 1,89 1,55 1,53  
Tebal Awal 6 (cm) 0,91 1,88 1,56 1,5  
Tebal Awal 7 (cm) 0,91 1,89 1,58 1,47  
Tebal Awal 8 (cm) 0,91 1,88 1,57 1,51  
Tebal Rata-Rata (cm) 0,91 1,87 1,56 1,5  
Panjang 1 (cm) 5,04 5,12 5,14 5,22  
Panjang 2 (cm) 5,05 5,16 5,14 5,22  
Panjang Rata-Rata
5,04 5,14 5,14 5,22  
(cm)
Lebar 1 (cm) 5,04 5,15 5,1 5,12  
Lebar 2 (cm) 5,03 5,15 5,11 5,12  
Lebar Rata-Rata (cm) 5,03 5,15 5,1 5,12  
Kerapatan (g/cm3) 0,34 0,54 0,63 0,61  
Kadar Air (%) 8,81 7,65 6,06 8,19  

Contoh Perhitungan Kerapatan (K) dan Kadar Air (%) pada Kayu Lapis:
Berat kayu lapis (gram)
- Kerapatan Kayu lapis (K) =
Volume kayu lapis(P × L ×T )
7,90 7,90
= = = 0,34 g/cm3
(5,04 × 5,03× 0,91) 23,07
- Kadar air (%) =

Berat Awal−Berat kering tanur(BKT )


×100 %
Berat kering tanur (BKT )
7,90−7,26
= ×100 %
7,26
= 0,0881 ×100 % = 8,81 %
2. Dimensi awal Absorpsi Air dan Pengembangan Tebal

Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi awal Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)

Tebal Awal 1 (cm) 1,18 1,85 1,57 1,55  


Tebal Awal 2 (cm) 1,18 1,86 1,57 1,55  
Tebal Awal 3 (cm) 1,18 1,86 1,58 1,55  
Tebal Awal 4 (cm) 1,18 1,86 1,56 1,55  
Tebal Awal 5 (cm) 1,18 1,87 1,59 1,55  
Tebal Awal 6 (cm) 1,18 1,86 1,54 1,55  
Tebal Awal 7 (cm) 1,18 1,88 1,54 1,55  
Tebal Awal 8 (cm) 1,19 1,88 1,57 1,55  
Tebal Rata-Rata (cm) 1,19 1,89 1,56 1,55  
Berat (gram) 23,20 50,48 53,46 41,65  

3. Dimensi sampel 10 menit setelah perendaman

Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 10 menit Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 10 menit
28,97 83,18 54,22 42,64  
(gram)
Tebal Dimensi 10 menit 1
1,22 2,15 1,58  1,56  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 2
1,22 2,11 1,58  1,56  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 3
1,22 2,05 1,59  1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 4
1,22 2,06 1,58  1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 5
1,22 2,07 1,57  1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 6
1,22 2,05 1,56  1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 7
1,22 2,07 1,59  1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 8 1,22 2,19 1,57  1,55  
(cm)
Tebal Rata-Rata 10 menit
1,22 2,09 1,57 1,56   
(cm)

Contoh perhitungan Absorpsi dan Pengembangan Tebal pada perendaman


10 menit :
- Perhitungan Absorpsi

W 10 menit−W berat awal


Kayu Lapis = ×100 %
W berat awal

28,97−23,20
= ×100 %
21,54
= 24,88 %

W 10 menit−W berat awal


Papan Partikel = ×100 %
W berat awal

84,94−51,55
= ×100 %
51,55
= 64,77 %

W 10 menit−W berat awal


Kayu Jati = ×100 %
W berat awal

58,43−57,61
= × 100 %
57,61
= 1,42 %

W 10 menit−W berat awal


Kayu Belina = ×100 %
W berat awal

37,20−36,34
= ×100 %
36,34
= 2,37 %
- Perhitungan Pengembangan Tebal

T tebal 10 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Lapis = ×100 %
T tebal awal rata−rata
1,21−1,18
= × 100 %
1,18
= 2,54 %

T tebal 10 menit −T tebal awal rata−rata


Papan Partikel = ×100 %
T tebal awal rata−rata

2,04−1,84
= × 100 %
1,84
= 10,87%

T tebal 10 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Jati = ×100 %
T tebal awal rata−rata

1,57−1,56
= ×100 %
1,56
= 0,64 %

T tebal 10 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Belina = ×100 %
T tebal awal rata−rata

1,56−1,55
= ×100 %
1,55
= 0,64%
4. Dimensi sampai 20 menit setelah perendaman

Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 20 menit Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 20 menit
29,55 87,38 54,30 42,92  
(gram)
Tebal Dimensi 20 menit 1
1,23 2,14 1,58 1,57  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 2
1,24 2,11 1,57 1,57  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 3
1,24 2,12 1,57 1,56  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 4
1,24 2,11 1,58 1,55  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 5
1,24 2,11 1,57 1,56  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 6
1,24 2,11 1,58 1,57  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 7
1,23 2,11 1,57 1,57  
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 8
1,23 2,13 1,58 1,57  
(cm)
Tebal Rata-Rata 20 menit
1,24 2,11 1,58 1,57  
(cm)
Contoh perhitungan Absorpsi dan Pengembangan Tebal pada perendaman 20
menit :

- Perhitungan Absorpsi
W 20 menit −W berat awal
Kayu Lapis = = ×100 %
W berat awal

29,55−23,20
= ×100 %
23,20
= 27,34%

W 20 menit −W berat awal


Papan Partikel = ×100 %
W berat awal

87,38−50,48
= ×100 %
50,48
= 73,05%

W 20 menit−W berat awal


Kayu Jati = ×100 %
W berat awal

54,30−53,46
= ×100 %
53,46
= 1,58%

W 20 menit −W berat awal


Kayu Belina = × 100 %
W berat awal

42,92−41,65
= ×100 %
41,65
= 3,05%
- Perhitungan Pengembangan Tebal

T tebal 20 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Lapis = ×100 %
T tebal awal rata−rata

1,24−1,19
= ×100 %
1,19
= 4,31%

T tebal 20 menit −T tebal awal rata−rata


Papan Partikel = ×100 %
T tebal awal rata−rata
2,11−1,89
= ×100 %
1,89
= 10,87%

T tebal 20 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Jati = ×100 %
T tebal awal rata−rata

1,58−1,56
= ×100 %
1,56
= 1,28%

T tebal 20 menit −T tebal awal rata−rata


Kayu Belina = ×100 %
T tebal awal rata−rat a

1,57−1,55
= ×100 %
1,55
= 0,64%

5. Dimensi sampel 24 jam setelah perendaman

Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 24 jam Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 24 jam (gram) 42,95 103,08 56,84 56,54  
Tebal Dimensi 24 jam 1 (cm) 1,26 2,19 1,65 1,58  
Tebal Dimensi 24 jam 2 (cm) 1,27 2,18 1,61 1,58  
Tebal Dimensi 24 jam 3 (cm) 1,27 2,19 1,61 1,57  
Tebal Dimensi 24 jam 4 (cm) 1,27 2,18 1,62 1,56  
Tebal Dimensi 24 jam 5 (cm) 1,27 2,18 1,62 1,57  
Tebal Dimensi 24 jam 6 (cm) 1,27 2,18 1,61 1,58  
Tebal Dimensi 24 jam 7 (cm) 1,26 2,18 1,63 1,58  
Tebal Dimensi 24 jam 8 (cm) 1,26 2,18 1,62 1,58  
Tebal Rata-Rata 24 jam (cm) 1,27 2,18 1,62 1,58  
Contoh perhitungan Absorpsi dan Pengembangan Tebal pada perendaman 24 jam:

- Perhitungan Absorpsi

W 24 jam−W berat awal


Kayu Lapis = × 100 %
W berat awal
42,95−23,20
= ×100 %
22,81
= 88,29%

W 24 jam−W berat awal


Papan Partikel = × 100 %
W berat awal

103,08−50,48
= × 100 %
50,48
= 116,31%

W 24 jam−W berat awal


Kayu Jati = × 100 %
W berat awal

56,84−53,46
= ×100 %
53,46
= 6,24%

W 24 jam−W berat awal


Kayu Belina = × 100 %
W berat awal

56,64−41,65
= × 100 %
41,65
= 9,13%
- Perhitungan Pengembangan Tebal

T tebal 24 jam−T tebal awal rata−rata


Kayu Lapis = × 100 %
T tebal awal rata−rata

1,25−1,19
= × 100 %
1,19
= 6,78%

T tebal 24 jam−T tebal awal rata−rata


Papan Partikel = × 100 %
T tebal awal rata−rata

2,21−1,84
= ×100 %
1,84
= 18,81%
T tebal 24 jam−T tebal awal rata−rata
Kayu Jati = × 100 %
T tebal awal rata−rata

1,62−1,56
= × 100 %
1,56
= 3,84%

T tebal 24 jam−T tebal awal rata−rata


Kayu Belina = × 100 %
T tebal awal rata−rata

1,58−1,55
= × 100 %
1,55
= 2,68%

6. Kerapatan Kering udara Produk

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Kerapatan Rata-rata
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 0,34 0,33 0,34 0,34


Papan
0,54 0,52 0,52 0,53
Partikel
Jati 0,63 0,64 0,67 0,65
Belina 0,61 0,48 0,42 0,5

7. Kadar Air Kering udara Produk (%)


Regu 1 Regu 2 Regu 3
Kadar Air Rata-rata
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 8,81 9,54 8,49 8,94


Papan
7,65 8,21 8,5 8,12
Partikel
Jati 6,06 6,18 6,14 6,13
Belina 8,19 8,1 8,66 8,32

8. Absorpsi Air Produk (10 menit)

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Absorpsi Air Rata-rata
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 24,88 21 20,21 22,03


Papan
64,77 65 64,34 64,70
Partikel
Jati 1,42 1,42 1,69 1,51
Belina 2,36 2,37 2,36 2,36

9. Pengembangan tebal Produk (10 menit)

Pengembanga Regu 1 Regu 2 Regu 3


Rata-rata
n Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 2,54 5,17 2,66 3,46


Papan Partikel 10,87 10,07 7,4 9,45
Jati 0,64 0,64 0,64 0,64
Belina 0,64 0,64 0,5 0,59

10. Absorpsi Air Produk (20 menit)

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Absorpsi Air Rata-rata
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 27,34 27,34 26,22 26,97


Papan
77,06 73,05 74,34 74,82
Partikel
Jati 1,34 1,57 1,95 1,62
Belina 4,52 3,23 2,55 3,43

11. Pengembangan tebal Produk (20 menit)

Pengembanga Regu 1 Regu 2 Regu 3


Rata-rata
n Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 4,31 1,72 2,09 2,71


Papan Partikel 10,87 10,86 8,93 10,22
Jati 1,28 1,28 0,38 0,98
Belina 1,29 1,29 1,51 1,36

12. Absorpsi Air Produk (24 jam)

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Absorpsi Air Rata-rata
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 88,29 76,93 69,32 78,18


Papan
119,31 107,1 105,03 110,48
Partikel
Jati 6,24 8,52 8,34 7,70
Belina 9,13 9,14 9,34 9,20

13. Pengembangan tebal Produk (24 jam)

Pengembanga Regu 1 Regu 2 Regu 3


Rata-rata
n Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 6,78 8,62 9,67 8,36


Papan Partikel 18,81 19,56 17,92 18,76
Jati 3,84 1,28 0,19 1,77
Belina 2,68 2,58 2,07 2,44
Grafik Perkembangan Absorpsi Air dan Pengembangan Tebal Pada
Perendaman 10 menit, 20 menit, sampai perendaman 24 jam.

1. Grafik Perkembangan Absorpsi Air

Lama Perendaman
Prosentase Absorpsi Air (%)

120.00
100.00 Kayu Lapis
Papan Partikel
80.00
Jati
60.00 Belina
40.00
20.00
0.00
10 menit 20 menit 24 jam

2. Grafik Perkembangan Pengembangan Tebal


Lama Perendaman
Prosentase Pengembanga tebal (%)
20.00
18.00
16.00 Kayu Lapis
14.00 Papan Partikel
12.00 Jati
10.00 Belina
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
10 menit 20 menit 24 jam

 Rancangan Acak Lengkap Absorpsi 10 menit

Total
Regu 1 Regu 2 Regu 3
Absorpsi Air
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 24,88 21 20,21 66,09


Papan 194,11
64,77 65 64,34
Partikel
Jati 1,42 1,42 1,69 4,53
Belina 2,36 2,37 2,36 7,1
271,83
Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
271,832
FK =
12
= 6157,62
Jkt = (24,88)2 + (64,77)2 + ....... +(2,36)2 – FK
= 14051,93 – 6157,62
= 7894,31
Jkp = 66,092 + 194,112 + 4,532 + 7,12 – FK
3
= 14039,17 – 6157,62
= 7881,55
Jkg = Jkt – Jkp

= 7894,31 – 7881,55

= 12,76

Jkp 7881,55
Ktp = = = 2627,18
Dbp 3
Jkg 12,76
Ktg = = = 1,59
Dbg 8
Ktp 2627,18
F hitung = = = 1652,31
Ktg 1,59
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel


1% 5%
ragam
Perlakuan 3 7881,55 2627,18
Galat 8 12,76 1,59 1652,31 7,59 4,07
Total 11 7894,31
Kesimpulan : Adanya perbedaan yang sangat nyata antara jumlah
perlakuan dengan jumlah ulangan.
 Rancangan Acak Lengkap Pengembangan tebal 10 menit

Total
Pengembanga Regu 1 Regu 2 Regu 3
n Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 2,54 5,17 2,66 10,37


Papan Partikel 10,87 10,07 7,4 28,34
Jati 0,64 0,64 0,64 1,92
Belina 0,64 0,64 0,5 1,87
42,5
Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
42,52
FK =
12
= 150,52
Jkt = (2,54)2 + (10,87)2 + ....... +(0,59)2 – FK
= 316,97 – 150,52
= 155,43
Jkp = 10,372 + 28,342 + 1,922 + 1,872 – FK
3
= 305,95 – 150,52
= 155,43
Jkg = Jkt – Jkp
= 166,45 – 155,43

= 11,02

Jkp 155,43
Ktp = = = 52,81
Dbp 3
Jkg 11,02
Ktg = = = 1,37
Dbg 8
Ktp 51,81
F hitung = = = 37,81
Ktg 1,37
F tabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8

Tabel sidik ragam

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel


1% 5%
ragam
Perlakuan 3 155,43 51,81
Galat 8 11,02 1,37
37,81 4,07 7,59
Total 11 166,45
Kesimpulan : Pengaruh perlakuan terhadap jumlah ulangan sangat
berbeda nyata ( Fhitung ≥ Ftabel )

 Absorpsi Air Produk (20 menit)

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Absorpsi Air Total
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 27,34 27,34 26,22 80,9


Papan
77,06 73,05 74,34 224,45
Partikel
Jati 1,34 1,57 1,95 2,94
Belina 4,52 3,23 2,55 4,09
45,81
Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
45,812
FK =
12
= 174,88
Jkt = (4,31)2 + (10,81)2 + ....... +(2,55)2 – FK
= 350,77 – 174,88
= 175,89
Jkp = 8,122 + 30,662 + 2,942 + 4,092
3
= 343,78 – 174,88
= 168,9
Jkg = Jkt – Jkp

= 175,89 – 168,9

= 6,99

Jkp 168,9
Ktp = = = 56,3
Dbp 3
Jkg 6,99
Ktg = = = 0,87
Dbg 8
Ktp 56,3
F hitung = = = 64,71
Ktg 0,87
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel


1% 5%
ragam
Perlakuan 3 168,9 56,3 64,71 7,59 4,07
Galat 8 6,99 0,87
Total 11 175,89
 Kesimpulan : Antar perlakuan berbeda sangat nyata

 Pengembangan tebal Produk (20 menit)

Pengembangan Regu 1 Regu 2 Regu 3


Total
Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 4,31 1,72 2,09 25,07


Papan Partikel 10,87 10,86 8,93 56,29
Jati 1,28 1,28 0,38 5,31
Belina 1,29 1,29 1,51 7,33
94
Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
942
FK =
12
= 736,33
Jkt = (6,78)2 + (18,81)2 + ....... +(1,51)2 – FK
= 1305,86 – 736,33
= 569,53
Jkp = 25,072 +56,29 2 +5,31 2 +7,33 2 - FK
3
= 1293 –763,33
= 529,67
Jkg = Jkt – Jkp

= 569 ,53 – 529,67

= 39,86

Jkp 529,67
Ktp = = = 176,56
Dbp 3
Jkg 39,86
Ktg = = = 4,98
Dbg 8
Ktp 176,56
F hitung = = = 35,45
Ktg 4,98
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel


1% 5%
ragam
Perlakuan 3 529,67 176,56 35,45 4,07 7,59
Galat 12 39,86 4,98
Total 15 569,53

Kesimpulan : Atar perlakuan berbeda sangat nyata


 Absorpsi Air Produk (24 jam)

Regu 1 Regu 2 Regu 3


Absorpsi Air Total
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 88,29 76,93 69,32 234,54


Papan
119,31 107,1 105,03 331,44
Partikel
Jati 6,24 8,52 8,34 23,1
Belina 9,13 9,14 9,34 27,61
616,69
 Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
616,692
FK =
12
= 3169,21
Jkt = (88,29)2 + (119,31)2 + ....... +(9,34)2 – FK
= 55690,41 – 31692,21
= 23998,2
Jkp = 234,542 + 331,442 + 23,12 + 27,62 - FK
3
= 5514,09 – 3692,21
= 23448,69
Jkg = Jkt – Jkp

= 23998,2 – 23448,69

= 549,51

Jkp 23448,69
Ktp = = = 7816,23
Dbp 3
Jkg 549,51
Ktg = = =
Dbg 8
Ktp 7816,23
F hitung = = = 113,79
Ktg 68,69
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel


1% 5%
ragam
Perlakuan 3 23448,69 7816,23 113,79 4,07 7,59
Galat 8 549,51 68,69
Total 11 23998,2

Kesimpulan : Antar perlakuan beda sangat nyata

 Pengembangan tebal Produk (24 jam)

Pengembangan Regu 1 Regu 2 Regu 3


Total
Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)

Kayu Lapis 6,78 8,62 9,67 25,07


Papan Partikel 18,81 19,56 17,92 56,29
Jati 3,84 1,28 0,19 5,31
Belina 2,68 2,58 2,07 7,33
94
Db total = Total banyaknya pengamat-1
= 12-1
= 11
Db perlakuan= t – 1
=4–1
=3
Db galat = Dbt – Dbp
= 11 – 3
=8
942
FK =
12
= 763,33
Jkt = (6,78)2 + (18,81)2 + ....... +(2,07)2 – FK
= 1305,86 – 763,33
= 569,53
Jkp = 25,072 + 56,292 + 5,312 + 7,332 – FK
3
= 1293 –763,33
= 529,67
Jkg = Jkt – Jkp

= 569,53 – 529,67

= 39,86

Jkp 529,67
Ktp = = = 176,56
Dbp 3
Jkg 39,86
Ktg = = = 4,98
Dbg 8
Ktp 176,56
F hitung = = = 35,45
Ktg 4,98
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel
1% 5%
ragam
Perlakuan 3 529,67 176,56 35,45 7,59 4,07
Galat 12 39,86 4,98
Total 15 569,53
Kesimpulan : Antar perlakuan beda sangat nyata

D. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahasa tentang ketahanan air produk
perekatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui absorbsi dan
pengembangan tebal dari produk perekat itu sendiri setelah direndam oleh
air dan setelah dikering tanurkan..Bahan yang digunakan adalah produk
kayu lapis, papan partikel,. Kayu jati dan kayu belina. Pengamatan
dilakukan dengan perlakuan yang sama terhadap produk perekat dimana
terjadi perubahan dimensi serta berat kayu sebelum dan setelah diberi
perlakuan ( 10 menit, 20 menit dan 24 jam ).
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu
dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara di sekitarnya. Pengembangan atau
penyusutan kayu adalah perubahan dimensi kayu sebagai bahan direkat
akibat perubahan kadar air kayu dan terjadi setelah kadar air seimbang
kayu di bawah titik jenuh serat/TJS (di bawah kadar air 30 %). Jika kayu
kehilangan air di bawah TJS yaitu kehilangan air terikat, kayu menyusut.
Sebaliknya, jika air mamasuki struktur dinding sel, kayu mengembang.
Penyusutan dan pengembangan adalah suatu proses yang benar-benar
terbalikkan dalam potongan-pototngan kecil kayu bebas tegangan. Namun
di dalam produk-produk panil kayu, seperti papan serat dan papan partikel,
proses tersebut sering tidak terbalikkan secara sempurna. Hal ini sebagian
hasil dari pemampatan yang dialami serat-serat atau partikel-partikel kayu
selama pembuatannya. Dalam potongan-potongan besar kayu yang utuh,
pengembangan dan penyusutan mungkin tidak terbalikkan secara
sempurna sebagai akibat gaya-gaya pengeringan internal. Penyusutan
dinding sel dan karenanya seluruh kayu, terjadi saat molekul-molekul air
terikat melepaskan diri dari antara molekul-molekul selulosa berantai
panjang dan molekul-molekul hemiselulosa. Molekul-molekul rantai ini
kemudian dapat bergerak saling mendekat. banyaknya penyusutan yang
terjadi umumnya sebanding dengan jumlah air yang keluar dinding sel
(Budianto, 2000).

Karena sifatnya kayu memiliki kemampuan untuk menyerap uap


air dari udara sekitarnya sampai kayu mencapai keseimbangan kadar air
dengan udara. Oleh karena itu kayu dapat disebut sebagai bahan
higroskopis. Kandungan air kayu dalam keadaan setimbang dengan suatu
lingkungan akan lebih rendah dari TJS. Di bawah TJS gaya yang menahan
air pada kayu menjadi lebih besar dengan turunnya kadar air.

Dalam kondisi basah, kelompok hidroksil selulosa dinding sel


dipenuhi oleh molekul-molekul air tetapi ketika pengeringan terjadi
kelompok-kelompok ini bergerak semakin mendekat, mengakibatkan
pembentukan ikatan-ikatan selulosa ke selulosa yang lemah. Suhu juga
mempengaruhi hubungan antara air dengan kayu walaupun pengaruhya
relatif kecil. Suhu tinggi juga mempunyai pengaruh yang permanen pada
kayu. Kayu yang telah dikenai suhu lebih dari 100ºC untuk satu jangka
waktu yang lama menjadi kurang higroskopik sehingga memiliki kadar air
yang lebih rendah apabila dibandingkan kayu normal.  Kandungan air
yang diperoleh kayu atau produk asal kayu apabila ada di dalam suatu
lingkungan suhu dan kelembapan yang konstan disebut kadar air
seimbang.

Dari proses perendaman produk perekat yang dilakukan pada kayu


lapis, papan partikel, jati dan belina dari perlakuan 10 menit hingga 24 jam
dan juga setelah dikering tanurkan disimpulkan bahwa papan partikel
memiliki adsorbs serta pengembangan tebal yang sangat drastis. Hal ini
ditunjukan dengan adanya perubahan berat dan ketebalan yang lebih besar
dari produk perekat yang lain. Selain papan partikel yang memiliki tebal
dan adsorsi yang lebih besar, kayu justru memiliki adsorbsi dan
pengembangan tebal yang paling rendah. Untuk ke empat produk perekat,
pengaruh dari jumlah perlakuan dan jumlah ulangan sangat berbeda nyata.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara 8 tentang ketahanan produk perekat dapat
disimpulkan bahwa
1. Pengembangan atau penyusutan kayu adalah perubahan dimensi kayu
sebagai bahan direkat akibat perubahan kadar air kayu dan terjadi
setelah kadar air
2. Proses perlakuan yang menggunakan produk perekat dapat
disimpulakan memiliki perbedaan yang sangat nyata terhadap jumlah
ulangan.
3. Absorbsi dan pengembangan tebal yang paling besar terdapat pada
produk perekat belina serta yang paling kecil terdapat pada produk
perekat jati.
DAFTAR PUSTAKA

Karmidi. 2018. Perekatan kayu Lapis. Dalam https://karmidi.blogspot.com. Diakses


pada 16 Agustus 2018

Satryio, Isfan. 2016. Perekatan Kayu. Dalam https://Academiaedu.blogspot.com.


Diakses pada 16 Agustus 2018

Sushardi. 2018. Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu. Fakultas Kehutanan.


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai