DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2018
SURAT PERNYATAAN :
A. TUJUAN......................................................................................................3
B. CARA KERJA.............................................................................................3
C. DASAR TEORI...........................................................................................4
D. HASIL PENGAMATAN............................................................................5
E. PEMBAHASAN.........................................................................................8
F. KESIMPULAN.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ACARA VIII
A. Tujuan
1. Mengenal dan memahami sifat produk perekatan terhadap air yang
selanjutnya akan memperlakukan produk perekatan yang sesuai
dengan lingkungan.
B. Cara Kerja
1. Siapkan contoh uji produk perekatan seperti papan partikel, papan
semen, papan serat, papan laminasi, kayu lapis, dan list profile.
Sebagai bahan perbandingan siapkan pula sampel kayu pejal dengan
dimensi yang sama.
2. Timbang dan ukur dimensi ketebalan produk pada kondisi kering
udara (pengukuran ketebalan pada tengah-tengah sisi dan titik tengah
diagonal).
3. Hitung kerapatan masing-masing contoh uji pada kondisi kering udara.
4. Rendam contoh uji dalam air pada suhu kamar dengan periode
perendaman 10 menit. Selanjutnya contoh uji diangkat, ditiriskan 5
menit dan ditimbang serta diukur dimensinya pada tempat yang sama
ketika mengukur dimensi awal (dalam mm).
5. Rendam contoh uji untuk 20 menit berikutnya, lakukan seperti pada d,
sehingga diperoleh perilaku produk setelah direndam dalam waktu
akumulasi 30 menit.
6. Lakukan perendaman 24 jam.
7. Hitung penyerapan air dan pengembangan tebal untuk masing-masing
produk dan bandingkan hasilnya.
8. Buatlah grafik hubungan antara lama perendaman dengan penyerapan
air dan pengembangan tebal. Bahas perilaku produk tersebut terhadap
penyerapan air dan pengembangan tebal dan bandingkan dengan
produk lain, mengapa demikian.
9. Sampaikan saran penggunaan produk tersebut dari hasil pembahasan di
atas.
10. Buatlah daftar pustaka yang telah diacu.
C. Dasar Teori
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat
yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
a. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat). b. Semua kayu
bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial). c.
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekelilingnya. d. Kayu dapat diserang oleh
hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Berat dan Berat Jenis adalah berat suatu kayu tergantung dari
jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat
suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat
jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula. Keawetan adalah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur,
rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu
teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
D. Hasil Pengamatan
Contoh Perhitungan Kerapatan (K) dan Kadar Air (%) pada Kayu Lapis:
Berat kayu lapis (gram)
- Kerapatan Kayu lapis (K) =
Volume kayu lapis(P × L ×T )
7,90 7,90
= = = 0,34 g/cm3
(5,04 × 5,03× 0,91) 23,07
- Kadar air (%) =
Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi awal Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 10 menit Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 10 menit
28,97 83,18 54,22 42,64
(gram)
Tebal Dimensi 10 menit 1
1,22 2,15 1,58 1,56
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 2
1,22 2,11 1,58 1,56
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 3
1,22 2,05 1,59 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 4
1,22 2,06 1,58 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 5
1,22 2,07 1,57 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 6
1,22 2,05 1,56 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 7
1,22 2,07 1,59 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 10 menit 8 1,22 2,19 1,57 1,55
(cm)
Tebal Rata-Rata 10 menit
1,22 2,09 1,57 1,56
(cm)
28,97−23,20
= ×100 %
21,54
= 24,88 %
84,94−51,55
= ×100 %
51,55
= 64,77 %
58,43−57,61
= × 100 %
57,61
= 1,42 %
37,20−36,34
= ×100 %
36,34
= 2,37 %
- Perhitungan Pengembangan Tebal
2,04−1,84
= × 100 %
1,84
= 10,87%
1,57−1,56
= ×100 %
1,56
= 0,64 %
1,56−1,55
= ×100 %
1,55
= 0,64%
4. Dimensi sampai 20 menit setelah perendaman
Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 20 menit Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 20 menit
29,55 87,38 54,30 42,92
(gram)
Tebal Dimensi 20 menit 1
1,23 2,14 1,58 1,57
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 2
1,24 2,11 1,57 1,57
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 3
1,24 2,12 1,57 1,56
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 4
1,24 2,11 1,58 1,55
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 5
1,24 2,11 1,57 1,56
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 6
1,24 2,11 1,58 1,57
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 7
1,23 2,11 1,57 1,57
(cm)
Tebal Dimensi 20 menit 8
1,23 2,13 1,58 1,57
(cm)
Tebal Rata-Rata 20 menit
1,24 2,11 1,58 1,57
(cm)
Contoh perhitungan Absorpsi dan Pengembangan Tebal pada perendaman 20
menit :
- Perhitungan Absorpsi
W 20 menit −W berat awal
Kayu Lapis = = ×100 %
W berat awal
29,55−23,20
= ×100 %
23,20
= 27,34%
87,38−50,48
= ×100 %
50,48
= 73,05%
54,30−53,46
= ×100 %
53,46
= 1,58%
42,92−41,65
= ×100 %
41,65
= 3,05%
- Perhitungan Pengembangan Tebal
1,24−1,19
= ×100 %
1,19
= 4,31%
1,58−1,56
= ×100 %
1,56
= 1,28%
1,57−1,55
= ×100 %
1,55
= 0,64%
Kayu Kayu
Kayu Papan
Dimensi 24 jam Pejal Pejal Keterangan
lapis Partikel
(Jati) (Belina)
Berat Dimensi 24 jam (gram) 42,95 103,08 56,84 56,54
Tebal Dimensi 24 jam 1 (cm) 1,26 2,19 1,65 1,58
Tebal Dimensi 24 jam 2 (cm) 1,27 2,18 1,61 1,58
Tebal Dimensi 24 jam 3 (cm) 1,27 2,19 1,61 1,57
Tebal Dimensi 24 jam 4 (cm) 1,27 2,18 1,62 1,56
Tebal Dimensi 24 jam 5 (cm) 1,27 2,18 1,62 1,57
Tebal Dimensi 24 jam 6 (cm) 1,27 2,18 1,61 1,58
Tebal Dimensi 24 jam 7 (cm) 1,26 2,18 1,63 1,58
Tebal Dimensi 24 jam 8 (cm) 1,26 2,18 1,62 1,58
Tebal Rata-Rata 24 jam (cm) 1,27 2,18 1,62 1,58
Contoh perhitungan Absorpsi dan Pengembangan Tebal pada perendaman 24 jam:
- Perhitungan Absorpsi
103,08−50,48
= × 100 %
50,48
= 116,31%
56,84−53,46
= ×100 %
53,46
= 6,24%
56,64−41,65
= × 100 %
41,65
= 9,13%
- Perhitungan Pengembangan Tebal
1,25−1,19
= × 100 %
1,19
= 6,78%
2,21−1,84
= ×100 %
1,84
= 18,81%
T tebal 24 jam−T tebal awal rata−rata
Kayu Jati = × 100 %
T tebal awal rata−rata
1,62−1,56
= × 100 %
1,56
= 3,84%
1,58−1,55
= × 100 %
1,55
= 2,68%
Lama Perendaman
Prosentase Absorpsi Air (%)
120.00
100.00 Kayu Lapis
Papan Partikel
80.00
Jati
60.00 Belina
40.00
20.00
0.00
10 menit 20 menit 24 jam
Total
Regu 1 Regu 2 Regu 3
Absorpsi Air
(Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)
= 7894,31 – 7881,55
= 12,76
Jkp 7881,55
Ktp = = = 2627,18
Dbp 3
Jkg 12,76
Ktg = = = 1,59
Dbg 8
Ktp 2627,18
F hitung = = = 1652,31
Ktg 1,59
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
Total
Pengembanga Regu 1 Regu 2 Regu 3
n Tebal (Ulangan 1) (Ulangan 2) (Ulangan 3)
= 11,02
Jkp 155,43
Ktp = = = 52,81
Dbp 3
Jkg 11,02
Ktg = = = 1,37
Dbg 8
Ktp 51,81
F hitung = = = 37,81
Ktg 1,37
F tabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
= 175,89 – 168,9
= 6,99
Jkp 168,9
Ktp = = = 56,3
Dbp 3
Jkg 6,99
Ktg = = = 0,87
Dbg 8
Ktp 56,3
F hitung = = = 64,71
Ktg 0,87
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
= 39,86
Jkp 529,67
Ktp = = = 176,56
Dbp 3
Jkg 39,86
Ktg = = = 4,98
Dbg 8
Ktp 176,56
F hitung = = = 35,45
Ktg 4,98
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
= 23998,2 – 23448,69
= 549,51
Jkp 23448,69
Ktp = = = 7816,23
Dbp 3
Jkg 549,51
Ktg = = =
Dbg 8
Ktp 7816,23
F hitung = = = 113,79
Ktg 68,69
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
= 569,53 – 529,67
= 39,86
Jkp 529,67
Ktp = = = 176,56
Dbp 3
Jkg 39,86
Ktg = = = 4,98
Dbg 8
Ktp 176,56
F hitung = = = 35,45
Ktg 4,98
Ftabel = F1 = 3 5% = 4,07 dan 1% = 7,59
= F2 = 8
Tabel sidik ragam
Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel
1% 5%
ragam
Perlakuan 3 529,67 176,56 35,45 7,59 4,07
Galat 12 39,86 4,98
Total 15 569,53
Kesimpulan : Antar perlakuan beda sangat nyata
D. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahasa tentang ketahanan air produk
perekatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui absorbsi dan
pengembangan tebal dari produk perekat itu sendiri setelah direndam oleh
air dan setelah dikering tanurkan..Bahan yang digunakan adalah produk
kayu lapis, papan partikel,. Kayu jati dan kayu belina. Pengamatan
dilakukan dengan perlakuan yang sama terhadap produk perekat dimana
terjadi perubahan dimensi serta berat kayu sebelum dan setelah diberi
perlakuan ( 10 menit, 20 menit dan 24 jam ).
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu
dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara di sekitarnya. Pengembangan atau
penyusutan kayu adalah perubahan dimensi kayu sebagai bahan direkat
akibat perubahan kadar air kayu dan terjadi setelah kadar air seimbang
kayu di bawah titik jenuh serat/TJS (di bawah kadar air 30 %). Jika kayu
kehilangan air di bawah TJS yaitu kehilangan air terikat, kayu menyusut.
Sebaliknya, jika air mamasuki struktur dinding sel, kayu mengembang.
Penyusutan dan pengembangan adalah suatu proses yang benar-benar
terbalikkan dalam potongan-pototngan kecil kayu bebas tegangan. Namun
di dalam produk-produk panil kayu, seperti papan serat dan papan partikel,
proses tersebut sering tidak terbalikkan secara sempurna. Hal ini sebagian
hasil dari pemampatan yang dialami serat-serat atau partikel-partikel kayu
selama pembuatannya. Dalam potongan-potongan besar kayu yang utuh,
pengembangan dan penyusutan mungkin tidak terbalikkan secara
sempurna sebagai akibat gaya-gaya pengeringan internal. Penyusutan
dinding sel dan karenanya seluruh kayu, terjadi saat molekul-molekul air
terikat melepaskan diri dari antara molekul-molekul selulosa berantai
panjang dan molekul-molekul hemiselulosa. Molekul-molekul rantai ini
kemudian dapat bergerak saling mendekat. banyaknya penyusutan yang
terjadi umumnya sebanding dengan jumlah air yang keluar dinding sel
(Budianto, 2000).
E. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara 8 tentang ketahanan produk perekat dapat
disimpulkan bahwa
1. Pengembangan atau penyusutan kayu adalah perubahan dimensi kayu
sebagai bahan direkat akibat perubahan kadar air kayu dan terjadi
setelah kadar air
2. Proses perlakuan yang menggunakan produk perekat dapat
disimpulakan memiliki perbedaan yang sangat nyata terhadap jumlah
ulangan.
3. Absorbsi dan pengembangan tebal yang paling besar terdapat pada
produk perekat belina serta yang paling kecil terdapat pada produk
perekat jati.
DAFTAR PUSTAKA