Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET

Percobaan ke:2

Judul: Evaluasi Granul

Grup:A

NAMA : MARIA AGNESI ANGI

NPM : 1843050078

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2020
A. Tujuan:

1. Memahami cara― cara evaluasi sifat flsis granul


2. Melakukan uii sifat alir granul

B. Teori

Sebelum dilakukan penabletan perlu dilakukan pemeriksaan sifat fisik granul yang akan
dikempa. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir dengan
baik atau tidak, mempunyai kompresibilitas baik atau tidak. Sifat-sifat fisik berkaitan dengan
penabletan antara lain ukuran partikel granul, kerapatan bulk granul, kerapuhan, kompresibilitas,
distribusi ukuran granul, dan bentuk partikel granul. Kerapatan butk tergantung bentuk partikel,
bentuk partikel bulat akan menghasilkan kerapatan yang optimum. Ukuran granul juga akan
berpengaruh pada kerapan bulk, ukuran bertambah besar kerapatan akan berkurang, granul yang
kecil dapat membentuk massa yang lebih kompak dari pada granul besar (Lachman et al., 1gg4).
Granul yang mempunyai sifat fisik baik yaitu yang mudah mengalir dengan baik dan mudah
dikempa (kompresibilitasnya baik), sehingga dapat menghasilkan tablet dengan variasi bobot dan
kekerasan yang lebih kecil (Fassihi dan Kanfer, 1986).

Beberapa uji yang biasa digunakan sebagai patokan untuk mengetahui sifat alir granul antara
lain:

1. Waktu alir, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalir sejumlah granul atau serbuk
pada alat yang akan dipakai.
2. Mudah tidaknya granul atau serbuk mengalir dipengaruhi oleh bentuk, luas permukaan,
kerapatan dan kelembaban granul.
3. Ketidakseragaman dan semakin kecilnya ukuran granul akan:menaikkan daya kohesi
sehingga granul menggumpal dan tidak mudah mengalir (Fassihi dan Kanfer, 1986).
Menurut Guyot, untuk'1OO-gram granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari 10
detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan (Fudholi, 1983).

Sudut diam, yaitu sudut tetap yang tejadi antara timbunan partikel berbentuk kerucut dengan
bidang horizontal, jika sejumlah serbuk atau granul dituang ke dalam alat pengukur. Besar
kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran partikel dan kelembaban granul. Granul
akan mengalir dengan baik apabila mempunyai sudut diam antara 250 sampai 450 (Wadke dan
Jacobson, 1980).

Pengetapan, yaitu penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapped)
dan getaran (vibrating). Semakin kecil indeks pengetapan (dalam persen) maka semakin baik
sifat alirnya. Uji pengetapan dilakukan dengan Volurnenometer yang terdiri dari gelas ukur yang
dapat bergerak secara teratur ke atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak (Fudholi,
1987). Granul atau serbuk yang mempunyai indeks pengetapan kurang dari 20% mempunyai
sifat alir yang baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).

Dari proses pengetapan ini juga dapat dihitung harga kerapatan burk-nya dengan rumus
(Lachman et al., 1994) :

M
Pb=
Vb

Dimana:

M = Massa partikel

Vb = Volume akhir pengetapan

pb = Kerapatan bulk setelah ditap

selanjutnya dari persarnaan di atas dapat diperoleh persen kompresibilitas (C) dengan rumus :

ρb−ρn
C= (100)
ρb

Dimana ρn = Kerapatan bulk tanpa ditap/diketuk

Distribusi ukuran granul, yaitu evaluasi untuk mengetahui penyebaran ukuran granul yang
diperoleh. Zat padat yang secara alamiah berada dalam bentuk partikel dan zat yang telah
digranul memiliki bentuk yang tidak beraturan dan ukuran partikel bervariasi. Metode statistik
yang telah di.kembangkan menyatakan bahwa untuk ukuran partikel tidak beraturan dinyatakan
derigan diametemya (Parrott, 1989). Berbagai metode untuk mengetahui ukuran diameter ini,
antara lain : metode pengenapan, sentrifugasi, pengayaran dan mikroskopi. Metode pengayaksn
rnerupakan metode yang lebih banyak dipilih karena kepraktisan dan mudah dalam
pelaksanaannya. Alat yang digunakan adalah ayakan bertingkat ( Parrott, 1989 ).Tipe gerakan,
vibrasi, gerakan memutar, dan durasi pengayakan merupakan faktor penting pada uji dengan
metode ini, oleh karena itu dalam metode ini tipe gerakan, lama waktu dan beban pengayakan
harus distandardisasikan (Larchman et al, 1994). Sedangkan untuk mengetahui ukuran partikel
rata-ratanya dapat dihitung dengan rumus-berikut :
∑ ( bobot pada ayakan ) ×(∅ lubang ayakan)
Ukuran rata−rata=
∑ bobot granul

Di samping itu juga ada beberapa hal yang berkaitan dengan sifat granul yang baik yaitu :

1. Tidak terlalu keras dan tidak rapuh.


2. Cukup padat tetapitidak rapat (masih porous).
3. Memberikan sifat kohesi yang baik terhadap iablet yang dibuat.
4. Dapat melepaskan zat aktifnya.
5. Tidak mudah rusak selama proses pengempaan.
6. Bentuk mendekati sferis.
7. Tidak terlalu banyak fines (bagian halus dari granul) sehingga tidak mengganggu sifat
alirnya.

C. Bahan-bahan :
1. Granul dari hasil percobaan 1
2. Bahan Pelicin (Talk dan Mg-stearat)

D. Alat-alat :
1. Ayakan bertingkat
2. Gelas Ukur 100 ml dan mesin pengetap
3. Corong aluminium
4. Stop Watch
5. Timbangan
E. Cara Kerja

Siapkan ayakan bertingkat Tutup ayakan, kemudian


dengan susunan ayakan nyalakan mesin pengayak pada
nomor terkecil paling atas. frekuensi 30 Hz selama 25
Masukkan 100 gram granul menit. Timbangbobot granul
perlahan-lahan pada ayakan yang tertinggal dalam masing-
paling atas. masing ayakan. Lakukan
sebanyak 3 kali. Hitung ukuran
granul rata-ratanya.

Siapkan corong aluminium yang


Siapkan mesin pengetap dan gelas telah ditutup lubangnya. Ambil
ukumya. Masukkan perlahan-lahan 100 gram granul. Masukkan
sejumlah granul sehingga tepat 250 ml. granul ke dalam corong. Buka
siapkan di mesin pengetap. Lakukan tutupnya, bersamaan dengan itu
pengetapan sebanyak 10 hentakan, nyalakan stop watch, pada saat
kemudian catat perubahan volume yang granul tepat habis mengalir
terjadi. hentikan stopwatch, catat berapa
detik waktu yang diperlukan
untuk granul rnengalir. Lakukan
sebanyak 6 kali.

Timbang granul dari gelas ukur


tersebut, dan catat bobotnya. Buat
grafik pengetapan antara jurnlah
hentakan Vs Volume. Hitung
kerapatan bulk sebelum dan sesudah
pengetapan dan hitung juga persen
kompresibilitasnya.
F. Hasil praktikum dan perhitungan
I. Hasil
1) Distribusi ukuran granul
 Ayakan bertingkat disiapkan dengan susunan ayakan dari 125 µm, 150 µm,
250 µm, 425 µm, 850 µm.
 100 gram granul di masukan perlahan-lahan ke dalam mesin pengayak pada
frekuensi 30 Hz selama 25 menit.
 Menimbang bobot granul yang tertinggal dalam masing-masing ayakan.
Lakukan sebanyak 3 kali dan hitung ukuran granul rata-ratanya.

Perhitungan
a. Percobaan pertama

No. Diameter ayakan Bobot ayakan Bobot x diameter


(μm) (g)

1. 850 94,6 80410

2. 450 2 850

3. 250 1,8 450

4. 150 1,8 270

5. 125 1,6 200

Sisa 1,7

tota 102,5 821,80


l

rata –rata = (bobot x diameter )+(bobot x diameter ) +(bobot x diameter ) +(bobot x diameter )+
(bobot x diameter )

80410+850+ 450+270+200
Rata-rata = = 821,80 μm
100

b. Percobaan kedua

No. Diameter ayakan Bobot ayakan Bobot x diameter


(μm) (g)

1. 850 92 78200

2. 450 1 425

3. 250 0,3 75

4. 150 0,3 45

5. 125 0,5 62,5

Sisa - 0.7

tota 94,8 78807,5


l

rata –rata = (bobot x diameter )+(bobot x diameter ) +(bobot x diameter ) +(bobot x diameter )+
(bobot x diameter )

78200+ 425+75+ 45+62,5


Rata-rata = = 78807,5 μm
100

c. Percobaan ketiga

No. Diameter ayakan Bobot ayakan Bobot x diameter


(μm) (g)

1. 850 91,75 77987,5

2. 425 0,90 482,5

3. 250 0,33 82,5

4. 150 0,28 42

5. 125 0,15 18,75

Sisa 0,64

tota 94,05 78513,25


l
rata –rata = (bobot x diameter )+(bobot x diameter ) +(bobot x diameter ) +(bobot x diameter )+
(bobot x diameter )

77987,5+ 482,5+82,5+ 42+18,75


Rata-rata = = 78513,25 μm
100

2) waktu alir dan sudut diam

 Bersihkan corong alumunium menggunakan KUAS terlebih dahulu.

 Corong alumunium disiapkan dalam keadaan tertutup

 Granul sebanyak 100 gram dimasukan ke dalam corong alumunium yang


tertutup.

 Siapkan Stopwatch terlebih dahulu ketika tutup corong alumunium yang


berisi granul dibuka nyalakan stopwatchnya lalu matikan stopwatch
ketika granul sudah tidak ada sisa pada corong, dicatat berapa detik
granul mengalir.

 Lakukan kembali perlakuan yang diatas dengan menggunakan granul


dengan talk dan granul dengan mg stearate.

 Yang harus diperhatikan juga diameter granul yang tersebar dan


tinggi granulnya yang menumpuk.
 Jadi data yang akan diukur ada 3 yaitu waktu alir granul, diameter
granul dan tinggi granul.
Perhitungan
Bahan Tinggi (cm) Diameter Sudut diam

Granul 3,8 15 27,6˚

Granul

+ 4,2 14,2 30˚

Talk

Granul

+ 4 13 29˚

Mg stearat

h
a = tan-1
r
- Granul

3,8
a = tan-1 = 27,6˚
7,25

- Granul + talk
4,2
a = tan-1 = 30˚
7,1
- Granul + Mg stearate
4
a = tan-1 = 29˚
6,5
3) pengetapan
 Gelas ukur berukuran 250 ml yang akan dipakai untuk
pengetapan dalam keadaan kosong ditimbang terlebih dahulu.
 Menyiapkan mesin pengetapan dan gelas ukur berukuran 250 ml.

 Granul sebanyak 250 ml dimasukan kedalam gelas ukur yang


sudah berada di mesin pengetap.

 Pengetapan dilakukan sebanyak 10 hentakan, setiap hentakan di


catat volume perubahan nya jadi ada 10 volume yang dicatat.
Sampai volume tidak berubah lagi.
 Granul dan gelas ukur tersebut ditimbang lalu catat
bobotnya dan buat grafik pengetapan antara jumlah
hentakan Vs Volume.

 Hitung kerapatan bulk sebelum dan sesudah pengetapan, hitung


juga persen kompresibilitasnya

Perhitungan
a. Granul
Diket : Berat gelas ukur kosong = 146,60 gr
Berat gelas ukur + Granul = 246,62 gr
Berat granul dalam gelas ukur ad 250 ml = 263,20 gr
Massa awal pengetapan = 263,20 – 146,65 = 116,55 gr
Hentaka Volume pengetapan setiap
n hentakan

1. 250 ml

2. 249 ml

3. 248 ml

4. 247 ml

5. 246 ml

6. 242 ml
7. 240 ml

8. 238 ml

9. 235 ml

10. 235 ml

 Kerapatan bulk setelah di tap


M
Pb =
Vb
116,55
= = 0,495
235
 Kerapatan bulk tanpa ditap
116,5
ρn = = 0,466
250
 Kompresibilitas
ρb−ρn
C= x 100%
ρb
0,495−0,466
C= x 100% = 5,8%
0,495

b. Granul + talkum
Diketahui ; Berat gelas ukur kosong = 146,65 gr
Berat gelas ukur + Granul +talkum = 246,65 gr
Berat granul dalam gelas ukur ad 250 ml = 265,21 gr
Massa awal pengetapan = 265,21 – 146,65 = 118,56 gr
Hentaka Volume pengetapan setiap
n hentakan

1. 245 ml

2. 243 ml

3. 240 ml

4. 238 ml

5. 234 ml

6. 230 ml

7. 228 ml
8. 226 ml

9. 225 ml

10. 225 ml

 Kerapatan bulk setelah ditap


M
Pb =
Vb
118,56
= = 0,52
225
 Kerapatan bulk tanpa ditap
M
Pb =
Vb
118,56
= = 0,48
245
 Kompresibilitas (C)
ρb−ρn
C= x 100%
ρb
0,52−0,48
C= x 100% = 8,17%
0,526
c. Granul + Mg stearate
Diketahui ; Berat gelas ukur kosong = 146,6 gr
Berat gelas ukur + Granul = 246,63 gr
Berat granul dalam gelas ukur ad 250 ml = 264,22 gr
Massa awal pengetapan = 264,22 – 146,65 = 117,57 gr
Hentaka Volume pengetapan setiap hentakan
n

1. 247 ml

2. 245 ml

3. 242 ml

4. 240 ml

5. 238 ml

6. 237 ml

7. 236 ml

8. 236 ml
9. 235 ml

10. 235 ml

 Kerapatan bulk setelah ditap


M
Pb =
Vb
117,57
= = 0,50
235
 Kerapatan bulk tanpa ditap
M
Pb =
Vb
118,56
= = 0,47
247
 Kompresibilitas (C)
ρb−ρn
C= x 100%
ρb
0,50−0,47
C= x 100% = 5%
0,50

II. Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah tentang evaluasi granul. Tujuan dilakukannya
evaluasi granul adalah untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir baik
apa tidak, mempunyai kompresibilitas baik atau tidak. Pada evaluasi granul
tersebut memiliki beberapa uji yang digunakan sebagai sifat alir granul antara
lain; waktu alir, sudut diam, pengetapan, dan distribusi ukuran granul. Pada
sudut diam, apabila mempunyai sudut diam antara 25˚ sampai 45˚ akan
mengalir dengan baik. Pada waktu alir, mudah tidaknya granul mengalir
dipengaruhi oleh bentu, luas permukaan, dan kelembaban granul. Menurut
guyot, untuk 100 gram granul dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan
mengalami kesulitan pada waktu penabletan. Pada pengetapan, uji ini
dilakukan dengan alat volumenometer yang terdiri dari gelas ukur dapat secara
teratur ke atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak. Indeks
pengetapan ini mempunyai kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang baik.
Sedangkan distribusi ukuran granul, metode ini untuk mengetahui ukuran
diameter ini. Metode ini mudah dalam pelaksanaannya, alat yang digunakan
merupakan ayakan bertingkat. Tipe Gerakan, vibrasi, Gerakan memutar, dan
durasi pengayakan merupakan faktor penting pada uji metode ini. Untuk
mengetahui ukuran partikel rata-ratanya dapat dihitung dengan rumus berikut :
Σ ( bobot pada ayakan ) x (ᴓ lubang ayakan)
Ukuran rata-rata =
Σ bobot granul

Pada evaluasi granul tersebut ada beberapa hal yang harus diberkaitan dengan
sifat granul yang baik yaitu :
1. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu rapuh
2. Cukup padat tetapi tidak rapat
3. Memberikan sifat kohesi yang baik terhadap tablet
4. Dapat melepaskan zat aktifnya
5. Tidak mudah rusak selama proses penabletan
Pada evaluasi granul dilakukan perhitungan pada perhitungan yang pertama
merupakan distribusi ukuran granul, hasil yang didapat meliputi 821,80 μm;
78807,5 μm; 78513,25 μm. Perhitungan yang kedua merupakan waktu alir dan
sudut diam, hasil yang didapat meliputi; 27,6˚; 30˚;29˚. Sedangkan yang
terakhir merupakan pengetapan, pada pengetapan ada 3 bagian yaitu granul,
granul+talk, dan granul+Mg stearate. Setiap bagian dilakukan 3 perhitungan
meliputi keratapan bulk setelah ditap, kerapatan bulk tanpa ditap, dan
kompresibilitas. Pada ke tiga bagian perhitungan tersebut pada kompresibilitas
meliputi ; 5,8% ; 8,17% ; 5%.

G. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini adalah tentang evaluasi granul. Pada evaluasi granul
tersebut memiliki beberapa uji yang digunakan sebagai sifat alir granul antara
lain; waktu alir, sudut diam, pengetapan, dan distribusi ukuran granul. Pada
sudut diam, apabila mempunyai sudut diam antara 25˚ sampai 45˚ akan
mengalir dengan baik. Pada waktu alir, mudah tidaknya granul mengalir
dipengaruhi oleh bentu, luas permukaan, dan kelembaban granul. Menurut
guyot, untuk 100 gram granul dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan
mengalami kesulitan pada waktu penabletan. Pada pengetapan, uji ini
dilakukan dengan alat volumenometer yang terdiri dari gelas ukur dapat secara
teratur ke atas dan ke bawah dengan bantuan motor penggerak. Indeks
pengetapan ini mempunyai kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang baik.
Sedangkan distribusi ukuran granul, metode ini untuk mengetahui ukuran
diameter ini. Metode ini mudah dalam pelaksanaannya, alat yang digunakan
merupakan ayakan bertingkat. evaluasi granul dilakukan perhitungan pada
perhitungan yang pertama merupakan distribusi ukuran granul, hasil yang
didapat meliputi 821,80 μm; 78807,5 μm; 78513,25 μm. Perhitungan yang
kedua merupakan waktu alir dan sudut diam, hasil yang didapat meliputi;
27,6˚; 30˚;29˚. Sedangkan yang terakhir merupakan pengetapan, pada
pengetapan ada 3 bagian yaitu granul, granul+talk, dan granul+Mg stearate.
Setiap bagian dilakukan 3 perhitungan meliputi keratapan bulk setelah ditap,
kerapatan bulk tanpa ditap, dan kompresibilitas. Pada ke tiga bagian
perhitungan tersebut pada kompresibilitas meliputi ; 5,8% ; 8,17% ; 5%.

H. Daftar Pustaka
- Anderson, NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig
JL .1984. Teori dan Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3. UI Press Jakarta.
- Ansel, C Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Lachman, L H A Lieberman dan J L Kanig. 2008. Teori dan Praktek
FarmasimIndustri Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.
- Rowe,R C Paul J S and Paul, J W 2009. Hand Book of Pharmaceutical Excipients
6th.USA: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.

Anda mungkin juga menyukai