Anda di halaman 1dari 7

RESPONSI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI

SEDIAAN TABLET DAN SEMI PADAT


PRA APOTEKER
Oleh : Febrindah Ester Tambalean

RESPONSI 3

EVALUASI GRANUL

1. Apa tujuan dari evaluasi/pemeriksaan granul.


Jawaban :
Evaluasi granul ini bertujuan untuk memperoleh massa granul dengan mempunyai
karakteristik yang baik, dan memenuhi persyaratan sesuai dengan literatur granul baik.
Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas
dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam
yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu,
dan memperbaiki penampakan tablet.
2. Bagaimana cara mengevaluasi granul, jelaskan
Jawaban :
Parameter yang diamati adalah : uji susut pengeringan, uji sifat alir, uji kompresibilitas
granul, dan uji distribusi ukuran granul.
a. Uji Susut pengeringan
Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap
termasuk air. Ditimbang seksama seluruh granul basah yang sudah diayak
dalam botol timbang yang telah ditetapkan bobotnya kemudian keringkan pada
suhu 40oC, tentukan waktu yang menunjukkan granul mencapai kelembaban 2-
4%, setelah itu lakukan replikasi 3 kali.
b. Uji Sifat alir
Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka
sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul
dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi
tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan
dengan sudut diam tidak lebih dari 30o.
c. Uji Kompresibilitas
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya,
kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat
volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan
dengan pengetukan 500 kali (V).
d. Uji distribusi granul
Disusun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah,
dengan makin besar nomor ayakan yang bersangkutan. Serbuk yang telah
ditimbang seksama dimasukkan kedalam ayakan paling atas. Kemudian serbuk
tersebut diayak selama 5 menit pada getaran tertentu. Setelah diayak serbuk
yang terdapat pada masing-masing ayakan ditimbang. Harga diameter
ditentukan
3. Apa yang mempengaruhi kerapatan bulk, jelaskan
Jawaban :
Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan volume
bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan
kohesi antar partikel. Ukuran granul berpengaruh pda kerapatan bulk. Jika semakin
kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat alirnya. Jika ukuran
partikel bertambah besar maka kerapatan akan berkurang. Granul yang kecil dapat
membentuk massa yang lebih kompak dari pada granul besar.
4. Bagaimana cara penentuan waktu alir dan cara menghitung sudut diam dan kecepatan
alir bila diketahui: Waktu alir = 5,5 detik
Tinggi krucut serbuk = 4,2 cm dan diameter = 16 cm
Jawaban :
Waktu alir = 5,5 detik
Tinggi krucut serbuk = 4,2 cm
Diameter = 16 cm; r = ½ x 16 = 8 cm

Jika diketahui waktu alir, tinggi kerucut dan diameter, maka untuk penentuan kecepatan
alir membutuhkan data bobot granul. Selanjutnya dihitung berdasarkan rumus :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Kecepatan alir =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟

Untuk penentuan sudut diam, dihitung berdasarkan rumus :

h
Sudut diam → tan β =
𝑟

Jika di asumsikan bobot granul 85 gram, maka :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 85 gram


Kecepatan alir = = = 15,45 gram/detik
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 5,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

h 4,2
Sudut diam → tan β = = = tan 0,53 = 28o
𝑟 8

5. Faktor apa yang mempengaruhi sifat alir granul, jelaskan


Jawaban :
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk dan ukuran partikel
granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran atau tekstur permukaan, penurunan energi
permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel granul akan menggumpal dan
menghambat kecepatan alirnya. Selain itu jika kompresibilitas granul baik maka granul
akan lebih mudah mengalir dan mudah dikempa. Kompresibilitas ini difaktori oleh
massa granul terhadap suatu volume awal dan volume akhir setelah dilakukan
pengetapan granul. Waktu alir granul pun dipengaruhi oleh ketidakseragaman granul,
selain itu semakin kecil ukuran granul maka daya kohesi meningkan dan granul
menggumpal. Granul yang menggumpal menyebabkan granul tidak mudah mengalir.
Ukuran partikel granul pun sangat mempengaruhi sudut diam granul ketika dikeluarkan
dari corong uji, semakin kecil sudut diam maka akan semakin baik sifat alir granulnya.

6. Ada berapa macam metode untuk mengetahui ukuran diameter partikel, jelaskan
Jawaban :
Metode untuk mengetahui ukuran diameter partikel antara lain : pengukuran volume
partikel, sentrifugasi, pengayakan dan mikroskopi.
a. Metode pengayakan merupakan metode yang lebih banyak dipilih karena
kepraktisan dan mudah dalam dilakukan. Metode ini menggunakan ayakan
bertingkat dengan tipe gerakan yaitu gerakan vibrasi dan gerakan memutar. Durasi
pengayakan juga menjadi faktor dalam pengukuran diameter partikel dengan
pengayakan. Rumus yang digunakan adalah :
𝛴 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛)𝑥 (𝜃 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛)
Ukuran rata-rata (Σ) =
𝛴 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙

b. Metode sentrifugasi merupakan pengukuran distribusi partikel yang menganut teori


sedimentasi atau gaya sentrifugal (memutar dan turun). Gaya sentrifugal adalah
fluida diam dan zat padat mengendap dengan gaya gravitasi, artinya bahwa partikel
berukuran kecil yang jatuh dalam fluida pada suatu kecepatan tertentu adalah setara
dengan ukuran partikelnya.
c. Metode pengukuran volume partikel prinsipnya adalah jika suatu partikel
disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudiaan dilewatkan melalui suatu
lubang kecil dimana kedua sisinya terdapat elektroda maka disaat partikel melewati
lubang akan terjadi pemindahan sejumlah elektrolit sesuai dengan volumenya. Hal
ini mengakibatkan terjadinya suatu perubahan tahanan listrik.
d. Metode mikroskopi merupakan metode pengukuran distribusi partikel dengan
mendispersikan granul pada paraffin cair dan diamati menggunakan mikroskop
yang dilengkapi okulomikrometer. Okulomikrometer telah dikalibrasi dengan
mikrometer pentas. Granul yang terdispers diamati bentuk partikelnya,
didokumentasikan dalam foto dengan perbesaran tertentu dan diukur ukuran
partikelnya dihitung sebanyak 1000 partikel.
7. Apa maksud dari penentuan Distribusi Ukuran Partikel dengan memakai ayakan
bertingkat, sebutkan nomor ayakan yang digunakan berikut ukurannya.
Jawaban :
Distribusi ukuran partikel adalah evaluasi untuk mengetahui penyebaran ukuran granul.
Pada dasarnya zat padat secara ilmiah berada dalam bentuk partikel dan partikel ini
memiliki bentuk yang tidak beraturan dan memiliki ukuran yang bervariasi.
Menentukan distribusi partikel dengan ayakan bertingkat artinya membantu dalam
mengkategorikan bentuk dan ukuran partikel yang bervariasi sesuai dengan ukuran
ayakannya, selain itu membantu untuk mengetahui sifat alir granul berdasarkan sebaran
partikel tersebut.

Tabel 1. Hubungan Nomor Ayakan dengan Ukuran Lubang Ayakan


Ukuran Besar
No. Ayakan
Lubang Ayakan (µm)
20 850
30 600
40 425
50 300
60 250
70 212
80 180
100 150

8. Pada penentuan kadar air granul, pada suhu berapa ditentukannya dan menggunakan
alat apa serta bagaimana prosedurnya.
Jawaban :
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode
gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot
granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan berlangsung, air yang masih
tertinggal dalam granul akan menguap. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk
mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri adalah moisture analyzer. Moisture
analyzer adalah penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah
kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap akibat
panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Kandungan lembab bisa meliputi air atau pelarut
organik yang digunakan pada saat pembuatan granul. Temperatur moisture balance bisa
di atur sesuai dengan keinginan atau ketentuan. Untuk mengukur kadar air granul,
moisture balance cukup di atur pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut menguapnya
air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul. Air
kristal bisa menguap pada temperatur lebih dari 100 oC. Jika hal ini terjadi, maka akan
terjadi kekeliruan dalam mengukur kadar air karena air kristal yang menguap pada saat
pengukuran kadar air granul tidaklah menguap pada saat pengeringan granul yang
dilakukan pada temperatur 40-50 oC.
9. Apa yang disebut dengan pengetapan, bagaimana prosedurnya dan cara menghitung %
kompresibilitasnya.
Jawaban :
Pengetapan bertujuan untuk menentukan apakah sifat bahan dapat membentuk masa
yang stabil dan kompak bila diberikan tekanan. Pengetapan akan memperoleh
kompresibilitas dan kompresibilitas yang memenuhi persyaratan menunjukkan persen
indeks kompresibilitas dari seluruh formula yaitu kurang dari 20%. Metode ini
menggunakan cara dengan mengamati pengurangan volume granul atau serbuk yang
terjadi saat pengamatan. Alat yang digunakan yaitu Volumeno meter atau Jolting
volumeter yang terdiri dari sebuah gelas ukur yang diletakkan pada suatu alas gelas
yang dapat bergerak naik turun secara mekanis dengan bantuan penggerak.
Pengurangan volume serbuk akibat pengetapan dapat dihitung dengan harga T% yaitu:
Volume awa l− Volume akhir
T (%) = x 100%
Volume awal
Pb−Pn
% Kompresibilitas = x 100%
Pb

RESPONSI PEMBUATAN KRIM

1. Jelaskan definisi dari krim, ada berapa tipe dan beri contoh basis krim masing2.
Jawaban :
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sediaan krim dapat berupa
emulsi W/O maupun O/W. Basis krim yang dibuat terdiri dari dua fase, yaitu fase
minyak seperti parafin cair, adeps lanae, asam stearat dan fase air seperti trietanolamin,
nipagin, nipasol.
a. Krim O/W : banyak digunakan dalam formulasi kosmetik karena sifatnya yang
mudah tercucikan oleh air, tidak meninggalkan kesan lengket saat pemakaian.
Salah satu jenis krim dengan sistem O/W adalah vanishing cream yang
mengandung air jumlah besar dan asam stearat atau komponen minyak lainnya.
b. Krim W/O : digunakan untuk mendapatkan efek oklusif dan tidak mudah
tercucikan dari kulit.
2. Apa keuntungan dari sediaan krim, jelaskan
Jawaban :
Kelebihan utama sediaan krim dibandingkan dengan sediaan salep adalah lebih mudah
digunakan, lebih mudah merata pada kulit dan lebih mudah dibersihkan.
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam merancang sediaan krim.
Jawaban :
Hal yang diperhatikan dalam merancang sediaan krim adalah sifat bahan aktif yang
digunakan, pemilihan basis krim yang cocok sesuai dengan tujuan pembuatan krim
seperti apa, misalnya digunakan sebagai krim kosmetik atau diperuntukan untuk
pengobatan, pemilihan basis krim yang tepat dengan sifat fisik kimia bahan aktif,
pemilihan bahan penyusun atau bahan tambahan dalam yang mendukung kerja bahan
aktif pada krim maupun menjaga stabilitas dan umur simpan sediaan krim, serta metode
pembuatan krim yang tepat.
4. Apa yang dimaksud dengan basis krim, dan factor apa saja yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan krim. Beri contoh masing-masing basis krim.
Jawaban :
Basis krim merupakan bagian terbesar dari bentuk sediaan krim. Umumnya basis
bertendensi memperlambat absorpsi sebagai penetrasi atau pembawa obat menembus
epidermis dan permukaan mukosa. Basis krim terdiri dari dua fase, yaitu fase minyak
seperti parafin cair, adeps lanae, asam stearat dan fase air seperti trietanolamin, nipagin,
nipasol. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan krim adalah viskositasnya,
stabilitas sediaan, homogenitas, daya sebar krim, daya lekat krim, tekstur krim, pH
krim, serta warna dan bauk rim tersebut.
5. Apa permasalahan yang sering timbul pada pembuatan sediaan krim.
Jawaban :
Jika sistem pencampuran dalam pembuatan krim terganggu oleh perubahan suhu dan
komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan maka akan
menyebabkan stabilitas krim menjadi rusak dan terjadi pemisahan fase krim karena
viskositas tidak optimum.
6. Beri contoh emulgator untuk tipe A/M dan tipe M/A
Jawaban :
Ada dua jenis emulgator yaitu : surfaktan dan hidrokoloid, dimana
• Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai gugusan hidrofil dan lipofil sekaligus
dalam molekulnya sehingga dapat berada di permukaan cairan atau antar muka dua
cairan dengan cara teradsorbsi. Gugus hidrofil akan berada pada bagian air
sedangkan gugus lipofil akan berada pada bagian minyak. Surfaktan ini memiliki
4 kategori berdasarkan atas muatan yang dihasilkan bila terhidrolisis dalam air
yaitu nonionik (tween 80, span 80), kationik (cetrimide, cetylpyridinium chloride),
anionik (sodium oleate, triethanolamine), dan amfoterik (mengandung dua gugus
hidrofil dan lipofil). Emulsi menggunakan surfaktan dapat terbentuk tipe o/w atau
w/o. Untuk membuat emulsi w/o, maka pilihlah jenis emulgator yang bersifat
lipofilik dengan nilai HLB 3-8. Contoh emulgator dengan nilai HLB dalam rentang
ini adalah propilen glikol monostearat, etilan glikol distearat, dan sorbitan
monooleat. Emulsi jenis ini bersifat lipofilik atau larut dalam lemak. Sehingga,
tidak mudah tercuci.
• Emulgator hidrokoloid adalah emulgator yang bekerja dengan membentuk lapisan
yang kaku dan bersifat viskoelastik pada permukaan minyak-air. Zat ini bersifat
larut dalam air dan akan membentuk emulsi tipe o/w. Beberapa contoh emulgator
ini adalah gom : gom arab, tragacant; ganggang laut : agar-agar, alginat, caragen;
biji-bijian : guar gum.
7. Jelaskan bagaimana mengevaluasi krim.
Jawaban :
a. Uji Organoleptis. Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang
diamati secara visual. Spesifikasi krim yang harus dipenuhi adalah memiliki
konsistensi lembut, warna sediaan homogen, dan baunya harum.
b. Uji Homogenitas Fisik. Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca
objek yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis,
kemudian ditutup dengan kaca preparat (cover glass). Krim dinyatakan homogen
apabila pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur
yang tampak rata dan tidak menggumpal.
c. Uji pH. Pemeriksaan pH menggunakan alat pH meter yang dikalibrasi
menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Elektroda pH meter dicelupkan ke
dalam krim, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi
tetap, pH yang ditunjukkan jarum dicatat. Krim sebaiknya memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 6,0 – 7,0.
d. Uji Daya Sebar. Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca
tersebut diletakkan 0,5 g krim, kemudian ditutup dengan kaca transparan dan
dibiarkan selama ± 5 detik untuk mendapatkan berapa diameter daerah yang
terbentuk. Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan beban diatas kaca
transaparan tersebut beban 50, 100, 200, dan 500 g dan diamati diameter daerah
yang terbentuk. Spesifikasi sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah
dan merata.
e. Uji Daya Lekat. Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara krim
diletakkan pada satu sisi kaca objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali
untuk mengikat beban. Kemudian ditempelkan pada kaca objek yang lain. Beban
yang digunakan adalah 50 g. Kemudian diamati waktu yang dibutuhkan beban
tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.
f. Uji Stabilitas Suhu. Krim disimpan pada suhu kamar 28±2 ˚C serta suhu tinggi
40±2 ˚C. Selama penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan organoleptis,
homogenitas fisik serta perubahan fisik pada minggu ke 1, 2, dan 3. Spesifikasi
sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa ada perubahan organoleptis, pH
dan homogenitasnya.

Anda mungkin juga menyukai