RESPONSI 3
EVALUASI GRANUL
Jika diketahui waktu alir, tinggi kerucut dan diameter, maka untuk penentuan kecepatan
alir membutuhkan data bobot granul. Selanjutnya dihitung berdasarkan rumus :
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Kecepatan alir =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
h
Sudut diam → tan β =
𝑟
h 4,2
Sudut diam → tan β = = = tan 0,53 = 28o
𝑟 8
6. Ada berapa macam metode untuk mengetahui ukuran diameter partikel, jelaskan
Jawaban :
Metode untuk mengetahui ukuran diameter partikel antara lain : pengukuran volume
partikel, sentrifugasi, pengayakan dan mikroskopi.
a. Metode pengayakan merupakan metode yang lebih banyak dipilih karena
kepraktisan dan mudah dalam dilakukan. Metode ini menggunakan ayakan
bertingkat dengan tipe gerakan yaitu gerakan vibrasi dan gerakan memutar. Durasi
pengayakan juga menjadi faktor dalam pengukuran diameter partikel dengan
pengayakan. Rumus yang digunakan adalah :
𝛴 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛)𝑥 (𝜃 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛)
Ukuran rata-rata (Σ) =
𝛴 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
8. Pada penentuan kadar air granul, pada suhu berapa ditentukannya dan menggunakan
alat apa serta bagaimana prosedurnya.
Jawaban :
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode
gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot
granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan berlangsung, air yang masih
tertinggal dalam granul akan menguap. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk
mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri adalah moisture analyzer. Moisture
analyzer adalah penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah
kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap akibat
panas yang dikeluarkan oleh alat ini. Kandungan lembab bisa meliputi air atau pelarut
organik yang digunakan pada saat pembuatan granul. Temperatur moisture balance bisa
di atur sesuai dengan keinginan atau ketentuan. Untuk mengukur kadar air granul,
moisture balance cukup di atur pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut menguapnya
air kristal yang terkandung dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul. Air
kristal bisa menguap pada temperatur lebih dari 100 oC. Jika hal ini terjadi, maka akan
terjadi kekeliruan dalam mengukur kadar air karena air kristal yang menguap pada saat
pengukuran kadar air granul tidaklah menguap pada saat pengeringan granul yang
dilakukan pada temperatur 40-50 oC.
9. Apa yang disebut dengan pengetapan, bagaimana prosedurnya dan cara menghitung %
kompresibilitasnya.
Jawaban :
Pengetapan bertujuan untuk menentukan apakah sifat bahan dapat membentuk masa
yang stabil dan kompak bila diberikan tekanan. Pengetapan akan memperoleh
kompresibilitas dan kompresibilitas yang memenuhi persyaratan menunjukkan persen
indeks kompresibilitas dari seluruh formula yaitu kurang dari 20%. Metode ini
menggunakan cara dengan mengamati pengurangan volume granul atau serbuk yang
terjadi saat pengamatan. Alat yang digunakan yaitu Volumeno meter atau Jolting
volumeter yang terdiri dari sebuah gelas ukur yang diletakkan pada suatu alas gelas
yang dapat bergerak naik turun secara mekanis dengan bantuan penggerak.
Pengurangan volume serbuk akibat pengetapan dapat dihitung dengan harga T% yaitu:
Volume awa l− Volume akhir
T (%) = x 100%
Volume awal
Pb−Pn
% Kompresibilitas = x 100%
Pb
1. Jelaskan definisi dari krim, ada berapa tipe dan beri contoh basis krim masing2.
Jawaban :
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sediaan krim dapat berupa
emulsi W/O maupun O/W. Basis krim yang dibuat terdiri dari dua fase, yaitu fase
minyak seperti parafin cair, adeps lanae, asam stearat dan fase air seperti trietanolamin,
nipagin, nipasol.
a. Krim O/W : banyak digunakan dalam formulasi kosmetik karena sifatnya yang
mudah tercucikan oleh air, tidak meninggalkan kesan lengket saat pemakaian.
Salah satu jenis krim dengan sistem O/W adalah vanishing cream yang
mengandung air jumlah besar dan asam stearat atau komponen minyak lainnya.
b. Krim W/O : digunakan untuk mendapatkan efek oklusif dan tidak mudah
tercucikan dari kulit.
2. Apa keuntungan dari sediaan krim, jelaskan
Jawaban :
Kelebihan utama sediaan krim dibandingkan dengan sediaan salep adalah lebih mudah
digunakan, lebih mudah merata pada kulit dan lebih mudah dibersihkan.
3. Apa yang perlu diperhatikan dalam merancang sediaan krim.
Jawaban :
Hal yang diperhatikan dalam merancang sediaan krim adalah sifat bahan aktif yang
digunakan, pemilihan basis krim yang cocok sesuai dengan tujuan pembuatan krim
seperti apa, misalnya digunakan sebagai krim kosmetik atau diperuntukan untuk
pengobatan, pemilihan basis krim yang tepat dengan sifat fisik kimia bahan aktif,
pemilihan bahan penyusun atau bahan tambahan dalam yang mendukung kerja bahan
aktif pada krim maupun menjaga stabilitas dan umur simpan sediaan krim, serta metode
pembuatan krim yang tepat.
4. Apa yang dimaksud dengan basis krim, dan factor apa saja yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan krim. Beri contoh masing-masing basis krim.
Jawaban :
Basis krim merupakan bagian terbesar dari bentuk sediaan krim. Umumnya basis
bertendensi memperlambat absorpsi sebagai penetrasi atau pembawa obat menembus
epidermis dan permukaan mukosa. Basis krim terdiri dari dua fase, yaitu fase minyak
seperti parafin cair, adeps lanae, asam stearat dan fase air seperti trietanolamin, nipagin,
nipasol. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan krim adalah viskositasnya,
stabilitas sediaan, homogenitas, daya sebar krim, daya lekat krim, tekstur krim, pH
krim, serta warna dan bauk rim tersebut.
5. Apa permasalahan yang sering timbul pada pembuatan sediaan krim.
Jawaban :
Jika sistem pencampuran dalam pembuatan krim terganggu oleh perubahan suhu dan
komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan maka akan
menyebabkan stabilitas krim menjadi rusak dan terjadi pemisahan fase krim karena
viskositas tidak optimum.
6. Beri contoh emulgator untuk tipe A/M dan tipe M/A
Jawaban :
Ada dua jenis emulgator yaitu : surfaktan dan hidrokoloid, dimana
• Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai gugusan hidrofil dan lipofil sekaligus
dalam molekulnya sehingga dapat berada di permukaan cairan atau antar muka dua
cairan dengan cara teradsorbsi. Gugus hidrofil akan berada pada bagian air
sedangkan gugus lipofil akan berada pada bagian minyak. Surfaktan ini memiliki
4 kategori berdasarkan atas muatan yang dihasilkan bila terhidrolisis dalam air
yaitu nonionik (tween 80, span 80), kationik (cetrimide, cetylpyridinium chloride),
anionik (sodium oleate, triethanolamine), dan amfoterik (mengandung dua gugus
hidrofil dan lipofil). Emulsi menggunakan surfaktan dapat terbentuk tipe o/w atau
w/o. Untuk membuat emulsi w/o, maka pilihlah jenis emulgator yang bersifat
lipofilik dengan nilai HLB 3-8. Contoh emulgator dengan nilai HLB dalam rentang
ini adalah propilen glikol monostearat, etilan glikol distearat, dan sorbitan
monooleat. Emulsi jenis ini bersifat lipofilik atau larut dalam lemak. Sehingga,
tidak mudah tercuci.
• Emulgator hidrokoloid adalah emulgator yang bekerja dengan membentuk lapisan
yang kaku dan bersifat viskoelastik pada permukaan minyak-air. Zat ini bersifat
larut dalam air dan akan membentuk emulsi tipe o/w. Beberapa contoh emulgator
ini adalah gom : gom arab, tragacant; ganggang laut : agar-agar, alginat, caragen;
biji-bijian : guar gum.
7. Jelaskan bagaimana mengevaluasi krim.
Jawaban :
a. Uji Organoleptis. Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang
diamati secara visual. Spesifikasi krim yang harus dipenuhi adalah memiliki
konsistensi lembut, warna sediaan homogen, dan baunya harum.
b. Uji Homogenitas Fisik. Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca
objek yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis,
kemudian ditutup dengan kaca preparat (cover glass). Krim dinyatakan homogen
apabila pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur
yang tampak rata dan tidak menggumpal.
c. Uji pH. Pemeriksaan pH menggunakan alat pH meter yang dikalibrasi
menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Elektroda pH meter dicelupkan ke
dalam krim, jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi
tetap, pH yang ditunjukkan jarum dicatat. Krim sebaiknya memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 6,0 – 7,0.
d. Uji Daya Sebar. Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca
tersebut diletakkan 0,5 g krim, kemudian ditutup dengan kaca transparan dan
dibiarkan selama ± 5 detik untuk mendapatkan berapa diameter daerah yang
terbentuk. Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan beban diatas kaca
transaparan tersebut beban 50, 100, 200, dan 500 g dan diamati diameter daerah
yang terbentuk. Spesifikasi sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah
dan merata.
e. Uji Daya Lekat. Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara krim
diletakkan pada satu sisi kaca objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali
untuk mengikat beban. Kemudian ditempelkan pada kaca objek yang lain. Beban
yang digunakan adalah 50 g. Kemudian diamati waktu yang dibutuhkan beban
tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.
f. Uji Stabilitas Suhu. Krim disimpan pada suhu kamar 28±2 ˚C serta suhu tinggi
40±2 ˚C. Selama penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan organoleptis,
homogenitas fisik serta perubahan fisik pada minggu ke 1, 2, dan 3. Spesifikasi
sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa ada perubahan organoleptis, pH
dan homogenitasnya.