PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarangini, kayu merupakan benda yang bisa di pergunakan
dalam pembuatan beragam macam benda-benda jadi. Bagi kehidupan
masyarakat, kayu dapat di olah menjadi pintu, jendela, kursi, meja, dan
peralatan rumah tangga lainnya. Untuk itu, pengusaha-pengusaha banyak
membuat perusahan dalam usaha pengolahan kayu. Perkembangan industri
industri yang cukup pesat pun mendorong para pengusaha untuk bisa
memanfaatkan peluang bisnis dalam penyediaan barang dan alat yang berbahan
dari pengolahan kayu.Dimana salah satu perusahaan yang kini bisa
memanfaatkan peluang tersebut adalah PT. SURYAMAS LESTARI PRIMA
yang mempunyai alat untuk pembuatan kayu menjadi pintu, yang berdiri pada
tahun 1989.Untuk mewujudkan hasil yang memuaskan bagi konsumen, maka
diperlukan SDM yang berkualitas yang nantinya akan membantu kelancaran
operasional pengolahan kayu tersebut.
Program studiS1Teknik Mesin USU sebagai salah satu lembaga
pendidikan, mengemban tugas dan amanat untuk mengembangkan pendidikan
agar lulusan yang dihasilkan menjadi siap pakai dan mampu bekerja memenuhi
kebutuhan sekarang ini.
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan diatas, maka
Program studiS1 Teknik Mesin USU menugaskan mahasiswa
untuk melaksanakan Kerja Praktek/Magang di perusahaan.
Tujuan pelaksanaan Kerja Praktek/Magang ini agar mahasiswa
dapat lebih mengenal proses pengendalian peralatan maupun
proses yang terjadi, pada khususnya, serta dunia riset dan
teknologi, pada umumnya, dengan melakukan studi kasus dan
mencari data sambil melakukan pekerjaan rutin yang ada di
perusahaan-perusahaan tertentu sesuai dengan pilihannya
masing-masing. Sebelum melaksanakan tugas akhir atau
skripsi, Fakultas Teknik pada umumnya dan Departemen Teknik
1
melaksanakan
kerja
praktek
di
perusahaan
yang
diharapkan
memiliki
pengetahuan
teknis
dasar
sistem
kerja
dan
sistem
organisasi
mampu
mengantisipasi,
merumuskan
dan
perusahaan
dan
peralatan
yang
menunjang operasional.
b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktek sesuai
dengan program studi atau bidang peminatannya
masing-masing
serta
gambaran
nyata
tentang
penulisan.
Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat perusahaan dan PT.
Suryamas Lestari Prima, daerah operasi, struktur organisasi dan lokasi
perusahaan.
BAB IV Proses produksi Kayu menjadi Pintu
Pada bab ini berisikan tentang tahap-tahap proses pembuatan kayu
menjadi pintu di PT. Suryamas Lestari Prima.
BAB V Alat dan Mekanisme Proses Pembuatan Pintu
Pada bab ini berisikan tentang tugas khusus penulis yaitu alat dan
mekanisme pada proses pengeringan, pemotongan, dan desain pembuatan
pintu.
BAB VI Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan Kayu
2.1.1Manfaat Pengeringan Kayu
Pengeringan kayu adalah proses penurunan kadar air kayu sampai
mencapai kadar air lingkungan tertentu atau kadar air yang sesuai dengan
kondisi udara di mana kayu tersebut ditempatkan. Pada umumnya dalam
penggunaannya, kayu harus dikeringkan terlebih dahulu. Alasan dilakukannya
pengeringan kayu antara lain :
1. Penyusutan pada produk yang menggunakan kayu yang dikeringkan
akan berkurang, pembengkokan dan belah ujung dapat dihindarkan.
2. Kayu terlindung dari serangan jamur pembusuk dan jamur pewarna,
sehingga kayu akan lebih awet. Tingginya temperatur pada pengeringan
tanur membunuh jamur dan insekta yang bisa huidup dalam kayu.
3. Pengeringan menghasilkan kekuatan kayu yang lebih tinggi, dengan
asumsi tidak terjadi cacat khususnya belah ujung. Selain itu, kuat
pegang paku terhadap kayu akan meningkat.
4. Meningkatkan kualitas hasil pengecatan dan proses pengerjaan akhir.
5. Berat kayu berkurang sehingga biaya transportasi bisa lebih rendah.
untuk sirkulasi udara pada setiap kayu dikeringkan. Atap dimaksudkan untuk
menghindari hujan, sinar matahari, dan salju. Atap bisa dibuat dari kayu, asbes,
metal. Perlindungan terakhir dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pecah
pada kayu yang dikeringkan, dilakukan dengan cara melaburkan parafin
dipermukaan aksial dari kayu.
3) Kecepatan pengeringan
Kecepatan pengeringan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis
kayu, ketebalan kayu, pola lingkaran tahun, kayu teras/kayu gubal, cara
penumpukan, kondisi tempat, dan faktor iklim.
1) Tipe Kiln
Ada 2 tipe kiln, yaitu kiln kompartement dan proggresive. Pada kiln
kompartement pengeringan dilaksanakan secara tetap (kayu tidak bergerak).
Kondisi pengeringan (suhu, RH) ditetapkan pada interval tertentu, sampai dengan
kondisi konstan tetap masih berada dalam kiln tersebut. Pada kiln proggresive
(kayu bergerak), kayu berjalan secara bertahap sampai dengan kering dan
langsung keluar. Kondisi pengeringan tidak konstan didalam kiln, pada saat mauk
kondisinya rendah (suhu rendah dan RH tinggi) secara bertahap suhu dinaikkan
dan RH dikurangi.
uap
air,
seperti
pada
pengeringan
kiln-konvensional,
tetapi
10
11
Hasil pengeringan mengalami cacat retak dan pecah yang lebih sedikit
12
Steaming
Steam (uap) digunakan dalam kiln pengeringan untuk
mengendalikan kelembaban relatif dalam ruang pengering
yang bertujuan untuk mencegah cacat kayu. Steaming juga
dimanfaatkan untuk hal yang lain, seperti merubah warna
alami kayu, atau persiapan untuk membengkokkan kayu.
13
menghasilkan gaya tarik (tensile stress)pada bagian luar dan berakibat pada
gaya tekan (compression stress) pada bagian dalam. Gaya tarik lapisan luar,
bisa sangat besar sehingga melebihi batas elastis pada arah tegak lurus dan
menjadi bentuk yang permanen. Pada beberapa kasus, gaya bisa lebih besar
dari kekuatan maksimum dan menyebabkan retak.
Selama proses pengeringan, lapisan dalam mulai mencapai keadaan di
bawah titik jenuh serat dan menyusut, mengakhiri tahap pengeringan yang
kedua. Gaya tarik yang terbentuk selama tahap pengeringan yang pertama,
memberikan pengaruh besar karena menahan penyusutan lapisan dalam. Hal
ini menyebabkan kembalinya stress (stress reversal), yaitu lapisan luar
mengalami gaya tekan dan lapisan dalam mengalami gaya tarik.
Gaya tekan pada permukaan biasanya terjadi dekat pada retak permukaan
sehingga mudah terlihat selama tahap awal pengeringan, menimbulkan kesan
bahwa kayu tersebut sudah tidak dapat dipergunakan. Jika gaya tarik pada
lapisan dalam lebih besar dari gaya tarik pada arah tegak lurus serat maka akan
terjadi internal rupture, namun tidak dapat terlihat pada permukaan.
Ketika proses pengeringan selesai, papan masih dalam keadaan tegangan
yang belum konstan, lapisan luar mengalami gaya tekan dan lapisan dalam
mengalami gaya tarik.kondisi ini biasanya berakhir dengan terjadinya
kekerasan. Pada beberapa kasus tidak menimbulkan masalah, kecuali jika pada
papan terjadi ketidakseimbangan tegangan antara tebal dan lebar, yang dapat
menyebabkan penyimpangan. Dengan kondisi pengeringan kilang yang
terkendali, kondisi stress ini dapat dihilangkan.
Pada tahap akhir pengeringan, panas diberikan pada waktu singkat dengan
kondisi kelembaban relatif yang tinggi akan mendorong terbentuknya gaya
tekan pada lapisan luar. Jika gaya tekan akhir ini sama dengan gaya tarik awal,
semua tegangan dapat dihilangkan dan akhirnya kayu gergajian bebas dari
tegangan.
Jenis cacat karena penyusutan, adalah sebagai berikut :
a. Retak ujung dan permukaan (end and surface checks)
Hal ini tejadi karena pada saat permukaan kayu mengering, bagian luar
kayu mulai menyusut, tetapi bagian dalam kayu masih basah. Akibatnya
terjadi tegangan dan retak pada permukaan dan ujung kayu. Cara
pencegahannya adalah dengan mengoleskan oli, resin, urea atau polyetilen
glikol (PEG) pada ujung kayu. Pada tahap awal pengeringan digunakan
temperatur rendah, kemudian dinaikkan secara perlahan.
14
b. Case hardening
Case hardening disebabkan oleh tingginya kadar air dalam kayu
sebelum mulai dikeringkan dan sangat cepatnya proses pengeringan. Proses
evaporasi dalam inti kayu terhambat karena sel permukaan kayu yang
kering menghalangi keluarnya air dari sel bagian dalam kayu ke
permukaan. Permukaan kayu akan mengeras dan kedap.
c. Retak dalam (honey combing)
Cacat retak dalam adalah cacat yang diakibatkan oleh kesalahan
pengendalian mesin pengering dan merupakan kelanjutan dari cacat case
hardening kayu.
d. Perubahan bentuk (distorsi)
Perubahan bentuk yang mungkin terjadi adalah melengkung (bowing),
mencawan (cuping), dan memuntir (twisting). Perubahan bentuk ini
disebabkan oleh tidak meratanya persentase penyusutan bagian-bagian
kayu.
15
16
Gambar 2.4 Arah Kayu Tangensial dan Pola Perubahan Dimensi Kayu
Gambar 2.5 Arah Kayu Radial dan Pola Perubahan Dimensi Kayu
17
Gambar 2.6 Arah Kayu Semi Radial dan Pola Perubahan Dimensi Kayu
Gambar 2.7 Arah Kayu Tengah dan Pola Perubahan Dimensi Kayu
Kelebihan :
Dapat dipasang dengan handpiece portable atau dapat diperbaiki dalam
bangku sehingga sebagian dari pisau menonjol di atas meja
Kelemahan :
Bilah tebal dari pemotong yang lain dan membutuhkan tenaga yang
besar
Bilah memiliki diameter 1m, sehingga susah atau tidak bisa
Band saw (gergaji pita) merupakan kebalikan dari gergaji bundar. Banyak
digunakan dalam penggergajian karena memiliki kelebihan lebih tipis, lintasan
gergaji lebih sempit sehingga tidak boros terhadap kayu yang digergaji, lebih
stabil atau tidak goyang. Dilengkapi gigi tambahan sehingga lebih cepat dalam
penggergajian. Harga nya relatif lebih mahal dan niaya pemeliharaannya lebih
mahal.
Penyebab kecelakaan pada penggunaan band saw adalah sebagai berikut :
Menimbulkan overfeeding yaitu menekankan pisau gergaji dengan
kekuatan yang melampaui batas dan ketegangan ketika menggunakan
alat dengan tekanan tinggi
Penggunaan dengan kecepatan tinggi
Sawteeth tidak teratur dan tidak merata, sehingga tidak stabil dalam
penggunaannya
Kurang menguasai dalam menggunakan alat tersebut, atau tidak
menerapkan sesuai dengan panduan penggunaan
Kondisi gergaji yang bengkok
Roda bandmill yang longgar
Ukuran diameter roda pisau yang kecil
Kondisi bilah yang bergetah, berkarat atau bekas tambalan
20
lebar
dan
tebal,
terutama
pada
industri
21
Berbeda dengan kedua jenis diatas, disini keempat sisis akan diserut
misalnya pada pembuatan kayu gergaji berbentuk balok akan lebih mudah
dalam proses penggergajiaannya, ini disebut juga dengan moulder.
Panel doors
22
Gambar 2.11Model-model ukiran Panel Doors (confex, emboss, colonial 8PCB, 2 panel, regal
4P, Victorian, and colonial 10P (dari kiri ke kanan))
Glazed doors
Gambar 2.12 Model-model ukiran Glazed Doors (patern I, SLP 4HG, SLP 6HG, SLP 2VG,
door 3, elysee, and cottage OP (dari kiri ke kanan))
BAB III
23
umum
d. Ijin_ijin
: 01. NPWP
02. ITU
03. IUT
04. SIUP
: 110/02.17/SIUP/XIII/1998.PB
05. HO
: 503.530.08/631
06. SITU
: 300/SITU/PENDA/1995
07. API-P
: 021300286.P-
: 021312000120
12. IUIPHHL:028/IUIPHHK/DISHUT/TAHUN
2004
25
26
3. Manager Produksi
Manager Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama, mempunyai
tugas untuk menjaga produktivitas dan efisiensi produksi, dan memelihara
kualitas produksi pada tingkat yang diinginkan serta bertanggung jawab atas
perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi dan penggunaan sesuai
fungsinya masing-masing.
4. Manager Marketing
Manager Marketing, tugas utamanya adalah menentukan strategi
pemasaran, menangani order yang masuk dan komplain dari pelanggan,
melakukan komunikasi dengan pihak pembeli. Manager Marketing
bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
5. Manager Pembelian
Manager Pembelian bertugas menyeleksi para supplier bahan baku,
mencari sumber bahan baku baru, memonitoring persediaan bahan material
sesuai kebutuhan produksi.
6. Manager Personalia
Manager Personalia mempunyai tugas dalam melaksanakan perekrutan,
penerimaan, penempatan karyawan, melakukan pelatihan untuk peningkatan
kompetensi sumber daya manusia dan mengawasi pelaksanaan peraturanperaturan di perusahaan.
7. Management Representatif
Management Representatif bertugas membuat laporan hasil penilaian
terhadap sistem mutu untuk dilakukan pada Manajemen Perusahaan,
menyelenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen bersama-sama Direktur Utama
dan menyelenggarakan rapat bulanan.
8. Quality Control
Quality Control bertugas menjamin mutu sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh pelanggan.
9. Bagian Utilitas
Bagian Utilitas melaksanakan kegiatan di bidang perawatan rutin terhadap
mesin-mesin dan instalasi listrik, melakukan perbaikan terhadap mesin-mesin
dan instalasi yang rusak serta mendesain mesin-mesin baru sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
10. Bagian Produksi
Bagian produksi betugas membuat produk sesuai dengan Surat Perintah
Kerja Produksi dan melakukan kegiatan proses produksi yang efektif dan
efisien terhadap bahan baku, tenaga kerja, waktu, dan mesin-mesin.
27
Visi
Menjadi produsen pintu terkemuka di Indonesia.
Misi
Mengembangkan secara terus-menerus teknologi pengolahan kayu dan
pembuatan pintu untuk menjamin kualitas demi sumber bahan baku yang
ramah lingkungan.
28
BAB IV
PROSES PRODUKSI KAYU MENJADI PINTU
4.1Alur Proses Pada Kayu menjadi Pintu
Laminating,
mengebor,cover, dan
press
Masuk cady
Pengesetan
bahan
Finishing
Packing
29
Masuk penyimpanan
Pemotongan sesuai
order(RIM)
Spesifikasi :
- material
: baja ringan
: maksimal 4 meter
- mesin
- mata gergaji
: Pita
- bahan bakar
: bensin
- dilengkapi dengan
penyimpanan.
Sehingga
tidak
terkontaminasi
dan
digunakan
dalam
pemotongan
kayu
Spesifikasi :
- diameter roda
: 255 260mm
: 4600 rpm
- dimensi
: 1) panjang
- berat
: 530 mm
2) lebar
: 476mm
3) tinggi
: 532mm
: 11 kg
31
adalah
mesin
Spesifikasi :
- ukuran maksimal hasil kerja : 1) lebar
: 220 mm
2) tinggi
: 120 mm
- tata letak poros (daya listrik):1) poros bawah horizontal (5,5 kw)
2) poros kanan vertikal (4 kw)
3) poros kiri vertikal (5,5 kw)
4) poros atas horizontal (7,5 kw)
5) poros kanan vertikal (5,5 kw)
6) poros kiri vertikal (5,5 kw)
7) poros atas horizontal (11 kw)
8) poros bawah horizontal (11 kw)
- ukuran diameter poros
: 40 mm
32
Spesifikasi :
- ukuran kerja
- kecepatan pembuatan
: 5-25 meter/menit
- input daya
: 35 kilowatt
: 5,4 ton
33
- dimensi alat
: 1) panjang
: 3880 cm
2) lebar
: 3300 cm
3) tinggi
: 1800 cm
Spesifikasi :
- input daya
: 500 watt
: 1) panjang
2) lebar
: 2860 rpm
- berat
: 60 kg
34
: 220 mm
: 160 mm
Spesifikasi :
- input daya
: 400 watt
: 125 mm
: 300 * 300 mm
: 240 * 240 mm
- tinggi keseluruhan
: 1280 mm
- berat
: 145 kg
35
Spesifikasi :
- input daya
: 930 watt
: 23000 rpm
- tinggi total
: 190 mm
- berat bersih
: 3,5 kg
36
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Mekanisme pada Proses Pengeringan Kayu
Pengeringan kayu dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pergerakan air
dari bagian dalam ke permukaan kayu dan penguapan air dari permukaan kayu.
Air dalam kayu umumnya bergerak dari bagian dengan kandungan air tinggi ke
bagian dengan kandungan air rendah. Artinya permukaan kayu harus lebih
kering dibandingkan dengan bagian dalamnya jika ingin mengeluarkan air dari
dalam kayu.
Air bergerak pada bagian dalam kayu ke bagian permukaan kayu
sebagai cairan atau uap melalui saluran dalam struktur selular kayu, dinding sel
kayu dan rongga sel atau saluran kecil yang menghubungkan rongga sel yang
berdekatan. Uap air bergerak dalam saluran ini ke semua arah, melewati atau
melalui serat. Difusi dari air terikat menggerakkan uap air dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Difusi pada arah longitudinal
lebih cepat 10-15 kali dibandingkan dengan difusi pada arah radial maupun
tangensial. Difusi arah radial lebih cepat dibandingkan dengan difusi arah
tangensial. Hal inilah yang menjelaskan mengapa kayu papan tangensial
umumnya mengering lebih cepat dibandingkan dengan kayu papan radial.
Selama proses pengeringan, sirkulasi udara perlu diatur. Sirkulasi udara
yang terlalu lambat menyebabkan waktu yang dibutuhkan permukaan kayu
untuk mencapai titik keseimbangan kadar air menjadi lebih lama, selain itu
memberikan kesempatan untuk tumbuhnya jamur.
Tahap pengeringan kayu meliputi tahap evaporasi konstan, tahap
transisi dan tahap eksponental. Tahap proses evaporasi konstan adalah proses
evaporasi air bebas sel kayu yang tidak berpengaruh pada dimensi kayu. Tahap
transisi adalah proses pengeluaran air terikat dari dinding sel, yang berakibat
pada perubahan dimensi kayu. Tahap eksponental adalah tahap penyesuaian
akhir kayu terhadap lingkungannya.
37
Pilih sample yang tepat, yang dapat mewakili kayu yang akan di
keringkan ( paling lebar, paling tebal, paling basah, dan MC paling
tinggi ).
Tutup bagian kepala kayu dengan lem dan aluminium voil sebelum di
oven atau dimasukkan kedalam kiln dry.
Bila berat yang di dapat sudah tidak berubah / stabil, berarti kondisi
MC = 0 %
Rumusnya adalah :
MC 0% = Berat awal Berat stabil x 100
Berat stabil
MC Rata-rata %= Berat sample 1 + Berat sample 2 x 100
2
MC %= Berat awal (hasil timbangan) Berat akhir x 100
Berat akhir
Masukkan sample (30 cm) ke dalam kiln dry, dan timbang terus tiap
harinya.
Karena peningkatan kadar air kayu hanya mencapai sekitar 13%. Konsumen
pun dapat memakluminya dan itu dianggap wajar.
40
41
total volume log tersebut akan terpecah menjadi beberapa bagian dari yang
terbesar adalah balok, lalu serpihan kayu dan serbuk gergaji.
Rumusnya :
Volume kayu log = luas penampang x panjang log
Contoh :
Diameter () sebuah log kayu adalah 40 cm (0,40 m) dengan panjang 2,5 m.
Volume log = 3,14 x (0,20 m x 0,20 m) x 2,5 m
Volume log = 3,14 x 0,040 x 2,5 m = 0,314 m
Log tersebut dibelah menjadi beberapa batang kayu balok sehingga
menghasilkan 11 batang kayu efektif yang bisa dipakai bahan baku furniture
(lihat gambar) dengan rincian sebagai berikut :
42
Dari hasil perhitungan di atas didapat bahwa hanya 0,184 m yang menjadi
kayu gergajian sehingga jika kita konversikan menjadi :
Volume kayu gergajian : volume kayu log , yaitu :
0,184 : 0,314 = 0,585 = 58,5 %
Berarti dari 100 % volume kayu log hanya 58,5 % yang menjadi kayu
gergajian. Sisanya sebesar 41,5 % telah menjadi serpihan kayu dan serbuk
gergaji. Persentase ini tidaklah nilai yang mutlak karena akan bisa berubah
lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari berbagai faktor misalnya jenis
kayu, bentuk penampang kayu, dan metode penggergajian.
Tetapi, ada juga kesalahan-kesalahan dalam pemotongan kayu.
Contohnya, kesalahan pada pemotongan kayu yang tidak sesuai panjang dan
lebar antara bagian-bagian kayu yang dipotong.
Berikut adalah bagian-bagian pintu, yaitu :
1. Tiang (style), berfungsi untuk pegangan dan tumpuan daun pintu, pada
punggung tiang dipasang baja angkur diameter 10 mm, supaya kokoh
untuk menahan daun pintu dan agar kedudukan kusen pintu stabil dan
tidak bergeser maka pada punggung tiang dibuat alur kapur yang
nantinya dalam pemasangan kusen pada dinding tembok diberi adukan
spesi pasir dan semen, sehingga menjadi kokoh.
2. Ambang atas (dorpel), berfungsi untuk menahan beban pasangan batu
bata diatasnya atau menyekat pasangan balok beton diatasnya, yang
pada ujungnya dibuat telinga ambang (kupingan), panjangnya 10 cm
20 cm, yang dalam pemasangannya akan dijepit dengan pasangan bata.
3. Sponneng, tempat melekatkan daun pintu.
4. Telinga, bagian ambang (dorpel) yang masuk atau ditanam di dalam
tembok. Bagian ini berfungsi untuk menahan gerakan pintu ke depan
atau belakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang di beri celah yang berfungsi
untuk menahan gerakan pintu k depan atau belakang. Selaini itu bagian
ini juga berfungsi supaya jika terjadi penyusutan, pintu tidak jadi
bercelah.
43
6. Angkur, bagian yang dipasang pada tiang (style). Bagian ini berfungsi
untuk memperkuat melekatnya pintu pada tembok, serta untuk menahan
gerakan daun pintu.
7. Duk (neut), bagian yang dipasang pada tiang (style) di bagian bawah.
Fungsinya, untuk menahan gerakan tiang ke segala arah, dan untuk
melindungi tiang kayu terhadap resapan air dari lantai ke atas.
Gergaji punggung
Karena gergaji tersebut mempunyai punggung guna untuk membatasi
dalam pemotongan. Kegunaannya, untuk pemotongan yang halus.
44
46
Terakhi
r proses
Proses panjang
Yang dimaksud dengan proses panjang adalah 2 bagian potongan kayu
yang pendek yang disatukan sehingga menjadi panjang yg sesuai
dibutuhkan untuk pembuatan pintu.
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Ujung kedua kayu yang mau disambung dipotong rata
-
Diberi lem
47
Gambar
5.10 dua
potong
papan
kayu
sebelum
proses
panjang
48
Panel
Style (ST)
Mullion (M)
49
Kemudian dipress
50
lebih terang, dan dapat juga untuk mencegah gangguan dari hewan perusak
kayu (rayap).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktek ini, antara lain:
1. Pengeringan kayu adalah proses penurunan kadar air kayu sampai mencapai
kadar air lingkungan tertentu atau kadar air yang sesuai dengan kondisi
udara di mana kayu tersebut ditempatkan.
2. Alat pengeringan kayu yang digunakan di PT Suryamas
Lestari Primaadalah oven kayu (cady).
3. Cacat kayu yang sering terjadi akibat pengeringan kayu
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kerusakan karena
penyusutan,
kerusakan
karena
53
kandungan
ekstraktif,
kerusakan karena jamur dan lain sebagainya.Kerusakankerusakan tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir pada pintu.
4. Pemotongan kayu adalah memotong kayu menggunakan alat sehingga
terbentuk model kayu yang kita inginkan.
5. Alat pemotong kayu yang digunakan dalam industri pabrik kayu di PT.
Suryamas Lestari Prima adalah gergaji belah, gergaji potong/gergaji gorok,
gergaji punggung, dan gergaji lubang/gegaji kompas.
6. Desain pintu adalah tahap dimana kayu sudah menjadi bagian-bagian pintu
yang akan disambung, dipahat sesuai motif ukirannya, dipelitur, dan
dipernis agar mengkilat.
7. Alat-alat yang digunakan untuk mendesain pintu adalah alat pahat, sander
(alat amplas), kuas, dan cat plitur dan pernis.
6.2
SARAN
utilitas
harus
terus
meningkatkan
metode
pemerataan
sumber
daya
manusia
dalam
struktur
melakukan
perbaikan
54
segera
pada
mesin
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Uli.2010. "Pengeringan Kayu".Jurusan TeknikKehutanan,
Fakultas
Teknik,Universitas Diponegoro Semarang.
Kusuma, Dwi.2013.Program Studi Teknik Biologi, Fakultas Teknologi
Industri, ITB.
Rizal, Arman.2013. " Membuat Pintu Rumah".Jurusan Teknik
Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Gresik
Liancheng
group.2007.
"
DG
Series
ProductCatalog
Standart Operation ProcedureSuryamas Lestari Prima
55
Panel
Doors".
56