Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Aceh adalah salah satu kampus yang terletak di daerah Pango Raya
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, perkarangan kampus Politeknik Aceh saat ini
terdapat begitu banyak tanaman dan tumbuhan. Tanaman atau tumbuhan yang sudah tumbuh
tersebut akan terjadi pengguguran daun sehingga menyebabkan lingkungan Politeknik Aceh
tercemar oleh daun-daun yang gugur itu dan perlu dibersihkan supaya lingkunganya tetap
bersih dari sampah-sampah daun yang gugur tersebut.

Gambar 1.1 Halaman Depan Politeknik Aceh

Gambar 1.1 merupakan dampak dari pencemaran sampah daun yang gugur
diperkarangan kampus Politeknik Aceh. Pengguguran daun (absisi) adalah suatu proses
lepasnya daun dari tanaman yang menyebabkan daun gugur dan jatuh. Proses ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar. Proses awal gugurnya daun
ditandai dengan perubahan warna pada daun kemudian mengering dan akhirnya gugur. Pada
saat daun ini gugur, maka akan terjadi pencemaran lingkungan atau biasa disebut dengan
sampah. Sampah adalah barang yang tidak diperlukan atau yang tidak digunakan lagi
sehingga perlu dilakukannya penanggulangan sampah tersebut, baik sampah organik maupun
non organik.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dipikirkan cara untuk membersihkan
daun-daun tersebut dengan menggunakan sebuah alat yang dapat menyedot atau
membersihkan dedaunan yang jatuh yang menyebabkan pencemaran atau lingkungan
Politeknik Aceh tidak bersih.

1
Penyedot dedaunan adalah suatu alat digunakan untuk membantu mempermudah
pengerjaan dalam membersihkan sampah-sampah daun yang membuat lingkungan Politeknik
Aceh tidak bersih dengan tidak menguras tenaga dan waktu pengerjaan yang lebih cepat.
Proyek akhir ini adalah untuk mendesain dan membangun Alat Penyedot Sampah
Dedaunan yang mampu menyedot daun-daun yang kering dengan menggunakan vakum dan
dapat membersihkan dalam jangka waktu yang cepat.

1.2 Tujuan Proyek Akhir


Tujuan dari proyek akhir ini adalah
1. Mampu mengontrol kecepatan motor bensin.
2. Mampu membuat blower sentrifugal menggunakan motor bensin 5.5 HP.
3.

1.3 Manfaat Proyek Akhir


Manfaat dari proyek akhir ini adalah untuk membuat sebuah alat penyedot sampah
dedaunan sebagai alat untuk mempermudah pemebersihan lingkungan Politeknik Aceh dari
sampah dedaunan.

1.4 Rumusan Masalah


Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada mesin ini, yaitu:
1. Bagaimana merancang dan membuat vakum supaya bisa menyedot daun kering.
2. Bagaimana merancang sistem penampungan sampah daun yang disedot.

1.5 Batasan Masalah


Dengan melihat pada identifikasi masalah diatas, penulis membatasi permasalahan yang
ada, yaitu:
1. Sistem penyedotan sampah menggunakan vakum blower.
2. Menggunakan motor bensin 5.5 HP.
3. Dimensi pipa hisap 4 inci (10,16 cm).
4. Diameter kipas 8 inci (20,32 cm).
5. Penampungan sampah menggunakan keranjang fleksibel.
6. Alat mudah dipindah (portable).

2
1.6 Metodologi Penulis
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang secara sistematis, faktual, dan akurat
tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu sehingga dapat menggambarkan
realitas yang terjadi.
Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu keadaan
berdasarkan data yang diperoleh, mengumpulkan, dan menganalisis data tersebut sehingga
menjadi informasi baru yang dapat digunakan untuk menganalisa mengenai masalah yang
sedang diteliti. Metode ini digunakan penulis untuk dapat menggambarkan dan menganalisis
evaluasi.

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Centrifugal Blower


Gaya sentrifugal adalah gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat lingkarang
dimana nilainya positif. Gaya sentrifugal ini kebalikan dari gaya sentripental, yaitu mendekati
pusat lingkaran. Sedangkan blower adalah mesin atau alat penghisap yang digunakan untuk
menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu
ruangan tertentu juga sebagai penghisap atau pemvakuman udara atau gas tertentu.

Gambar 2.1 Centrifugal Blower


(Sumber: https://www.globalindustrial.com)

Centrifugal blower adalah mesin atau alat yang berfungsi menghasilkan udara
bertekanan (penghembus) dengan memanfaatkan putaran impeller/kipas, dengan sudut-sudut
tertentu dan body blower berbentuk keong.

Gambar 2.2 Pengaplikasian Centrifugal Blower


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Centrifugal_fan)

Blower centrifugal adalah salah satu kipas yang paling banyak digunakan. Blower
Centrifugal biasanya lebih terjangkau dari pada axial dan sederhana dalam kontruksi. Hal ini

4
digunakan dalam mengangkut gas atau bahan dari sistem ventilasi bangunan. Mereka juga
umum digunakan disistem pemanas/pendingin sentral. mereka juga cocok untuk proses
industri dan pengendalian sistem pencemaran udara.

2.1.1 Prinsip Kerja Centrifugal Blower


Blower Centrifugal menghasilkan sejumlah volume udara untuk supply energi yang
efisien sebagai tekanan atau vakum.
Udara masuk ke bagian tengah kipas yang berputar dan terbagi-bagi di antara daun-daun
kipas (vans impeller). Pada saat kipas berputar akan mengakibatkan udara terdorong keluar
karena gaya centrifugal. Udara dengan kecepatan tinggi ini kemudian tersebar di dalam rumah
blower kemudian melambat dan menghasilkan tekanan yang lebih besar. Tekanan atau
kondisi vakum terjadi karena aliran udara yang besar dihasilkan oleh bentuk profil daun kipas
yang terbuka (desain daun kipas mendorong udara sehingga terjadi aliran).

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Centrifugal Blower


(Sumber: https://www.republic-mfg.com)

2.2 Motor Bensin


Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini.
Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan kerja
mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau tenaga panas
tersebut diperoleh dari hasil pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin
kalor dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan
pembakaran luar.
Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan
bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja.

5
Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin
kalor yang menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk
melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran
bahan bakar terjadi di luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida
mesin melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.
Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang menggunakan bahan
bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.

Gambar 2.4 Motor Bensin


(Sumber: http://indoteknik.com)

2.2.1 Prinsip Kerja Motor Bensin


Berikut akan diterangkan mengenai prinsip kerja mesin bensin. Pertama, campuran
udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat begerak
naik, apabila campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas
sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder.
Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun naik
dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak
putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan
tenaga pada mesin.
Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas (TMA), dan
posisi terendah yang di capai torak disebut titik mati bawah (TMB). Jarak bergeraknya torak
antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah terbakar harus
keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerak
torak yang turun naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin
kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas dari
silinder, disebut satu siklus.

6
2.2.1.1 Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai dari
tangki bahan bakar (fuel tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar yang
tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke karburator
melalui pipa-pipa dan selang-selang.kotoran dan benda-benda lainya dikeluarkan dari
bahan bakar oleh saringan (fuel filter).
Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa
campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam tangki
dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui saringan, selang
dan pipa-pipa hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring dikirim ke karburator
oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya dengan udara dengan suatu
perbandingan tertentu menjadi campuran udara dan bahan bakar. Sebagian campuran
udara dan bahan bakar menguap dan menjadi kabut saat mengalir melalui intake
manifold ke silinder.

2.2.1.2 Campuran Udara dan Bahan Bakar


Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam Kondisi
mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang maksimum. Bensin
sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas. Bensin tidak dapat terbakar
dengan sendirinya, harus dicampur dengan udara dalam perbandingan yang tepat. Untuk
mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik, uap bensin harus bercampur
dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan campuran udara juga mempengaruhi
pemakaian bahan bakar.

2.2.1.3 Perbandingan Udara dengan Bahan Bakar


Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari
bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan udara dan bahan bakar
dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Bensin
harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga
yang besar pada mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar dalam teorinya adalah
15:1, yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.

7
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara dan bahan bakar
dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung pada temperatur, kecepatan mesin,
beban, dan kondisi lainya.

2.2.1.4 Proses Pembakaran


Campuran bahan bakar-udara didalam silinder motor bensin harus sesuai dengan
syarat busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu
pada saat beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA, campuran bahan
bakar-udara disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala api merambat
kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik), menyalakan
campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder naik, sesuai dengan
jumlah bahan bakar yang terbakar.
Pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat melampaui
temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya. Proses terbakar
sendiri dari bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi) dinamai detonasi.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat merusak bagian
ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat detonasi terjadi. Disamping
itu detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang ada)
sangat tinggi temperaturnya atau pijar, sehingga dapat menyalakan campuran bahan
bakar udara sebelum waktunya (pranyala). Detonasi dapat mengurangi daya dan
efisiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas pembakaranpun akan bertambah
tinggi. Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah. Maka
dari itu seluruh campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang
berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk kedalam
silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi.
3. Memperlambat saat penyalaan.
4. Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara.
5. Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh arus
turbulen pada   campuran didalam silinder yang mempercepat rambatan nyala
api.

8
6. Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yang ditempuh oleh
nyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bisa juga dicapai jika
dipergunakan busi lebih dari satu.

2.2.1.5 Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin


Sistem pengapian motor bensin memilik prinsip kerja yang beragam sesuai dengan
jenis dan model sistem pengapian yang digunakan. Untuk sistem pengapian Motor
biasanya terdiri atas 2 macam yakni : 
1. Sistem Pengapian AC atau yang lebih kita kenal dengan CDI (Capasitor Discharge
Ignition) merupakan sistem dimana pengapian ke busi dibangkitkan dari tegangan
AC dari spul motor yang di triger oleh sirkuit elektronik (CDI) sesuai signal yang
di terima dari pulser. Sistem Pengapian AC atau yang lebih kita kenal dengan CDI
(Capasitor Discharge Ignition) merupakan sistem dimana pengapian ke busi
dibangkitkan dari tegangan AC dari spul motor yang di triger oleh sirkuit
elektronik (CDI) sesuai signal yang di terima dari pulser.
2. Sistem Pengapian DC. Pada sistem pengapian DC ini lebih mirip dengan sistem
pengapian mobil secara elektronik, yakni TCI (transistorized Ignition System),
dengan sistem TCI tegangan tinggi yang di bangkitkan dari coil benar-benar
tegangan DC 12 volt yang di driver oleh sebuah transistor sesuai data dari sumber
signal alias pulser.
Semua sistem pengapian motor yang peletakan pulser berada pada askruk pasti
menimbulkan percikan busi secara 2 kali proses yang berbeda dalam 1 siklus kerja
motor 4 tak, yakni pada proses kompresi dan proses buang.

2.2.2 Deskripsi Motor Bensin


Motor bensin yang digunakan adalah motor bensin dengan spesifikasi daya 5.5 HP, tipe
mesin air cooled 4 Tak OHV single cylinder horizontal shaft, volume silinder 163 CC Bore x
stroke 68 x 45 mm dengan rasio kompresi 9:1, torsi maksimum 10.3 Nm/2500 rpm, output
maksimum 5.5 HP/3600 rpm, output net 4.8 HP/3600 rpm. Dengan stater motor recoil dan
kapasitas tangki 3.1 liter, kapasitas oli 0.6 liter. Dimensi motor 312 x 362 x 335 mm.

2.3 Saklar Listrik


Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau perangkat
yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik. Saklar yang dalam

9
bahasa Inggris disebut dengan Switch ini merupakan salah satu komponen atau alat listrik
yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan elektronika dan listrik memerlukan
saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.

Gambar 2.5 Saklar


(Sumber: http://teknikelektronika.com)

Berikut ini beberapa contoh penggunaan saklar di peralatan-peralatan listrik maupun


elektronik :
1. Tombol ON/OFF dan Volume Up Down di Ponsel.
2. Tombol ON/OFF di TV, Tombol-tombol di Remote TV.
3. Saklar dinding untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik.
4. Tombol ON/OFF di laptop atau komputer.
5. Tombol-tombol Keyboard pada laptop atau komputer.
6. Tombol ON/OFF dan tombol pilihan kecepatan di kipas angin.
7. Dan masih banyak lagi.

2.3.1 Prinsip Kerja Saklar Listrik


Pada dasarnya, sebuah saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor (biasanya
adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua bilah konduktor tersebut
terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua
konduktor tersebut dipisahkan maka hubungan arus listrik akan ikut terputus.
Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh tangan
manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan kontak umumnya
terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua keadaan tersebut diantaranya adalah
keadaan “Close” atau “Tutup” dan keadaan “Open” atau “buka”. Close  artinya terjadi
sambungan aliran listrik sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.

Gambar 2.6 Rangkaian Saklar Listrik

10
(Sumber: http://teknikelektronika.com)

Berdasarkan dua keadaan tersebut, Saklar pada umumnya menggunakan istilah Normally


Open (NO) untuk Saklar yang berada pada keadaan terbuka (Open) pada kondisi awal. Ketika
ditekan, saklar yang Normally Open (NO) tersebut akan berubah menjadi keadaan tertutup
(Close) atau “ON”. Sedangkan Normally Close  (NC) adalah saklar yang berada pada
keadaan Tertutup (Close) pada kondisi awal dan akan beralih ke keadaan Terbuka (Open)
ketika ditekan.

2.3.2 Emergency Stop


Emergency stop adalah jenis saklar yang jika di tekan akan terkunci dan cara untuk
melepasnya dengan harus di putar, disebut emergency stop agar memudahkan pengguna
mengetahui fungsi saklar ini yaitu untuk mematikan system secara darurat apabila memang
dibutuhkan.

Gambar 2.7 Emergency Stop


(Sumber: https://thestoryfiles.wordpress.com/2015/09/15/the-button/)

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Mekanik


3.1.1 Tampak Depan
Tampak depan dari alat penyedot sampah dedaunan adalah:

11
Gambar 3.1 Tampak Depan Alat Penyedot
Sampah Dedaunan

3.1.2 Tampak Samping


Tampak depan dari alat penyedot sampah dedaunan adalah:

Gambar 3.2 Tampak Samping Alat Penyedot


Sampah Dedaunan
3.2 Perancangan Elektrik
3.2.1 Diagram Blok Alat Penyedot Sampah Dedaunan

BLOWER ON

Gambar 3.3 Blok Diagram

12
Gambar 3.3 merupakan diagram blok dari alat penyedot sampah dedaunan dengan
menggunakan motor bensin dan vakum blower untuk menyedot sampah daun kering. Dengan
bahan dasarnya itu adalah motor bensin dan vakum blower. Dimana pada saat stator motor
diaktifkan maka motor bensin akan hidup dan pada saat motor bensin hidup maka blower
akan aktif dan akan bekerja menyedot sampah daun.

3.3 Flow Chart Alat Penyedot Sampah Dedaunan


Proses kerja penyedotan sampah daun pada mesin ini menggunakan motor bensin dan
menggunakan vakum blower.

Gambar 3.4 Flow Chart Alat Penyedot Sampah Dedaunan

Gambar 3.4 merupakan flow proses kerja alat penyedot sampah dedaunan, dimana pada
saat motor distator maka motor bensin akan hidup/aktif, pada saat motor aktif maka motor
akan mengaktifkan blower dan setelah blower aktif maka vakum akan berfungsi. Proses akan
terus berulang-ulang sebelum motor di matikan. Apabila motor OFF maka proses selesai.

13
BAB IV
HASIL YANG DIHARAPKAN

4.1 Hasil Proyek Akhir

hasil dari proyek akhir diharapkan alat penyedot sampah dedaunan bisa meringankan
pengerjaan, dalam hal membersihkan sampah-sampah daun kering dilingkungan Politeknik
Aceh dengan waktu yang lebih cepat dan lebih mudah.

1
6

3
2
4

Gambar 4.1 Hasil Proyek Akhir

Keterangan gambar:

1. Centrifugal Blower.
2. Penghisap sampah daun.
3. Pipa hisap.
4. Mesin bensin.
5. Pipa pembuangan sampah daun.
6. Keranjang sampah daun.
7. Roda trolly.

14
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN DAN ANGGARAN BIAYA

5.1 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan pengerjaan tugas akhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Jadwal Pelaksanaan

Bulan

Keterangan Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pembuatan Proposal                      

Pembuatan Gambar                      

Seminar Proposal                    

Survey Material        

Pembuatan Alat                      

Pembuatan Buku                      

Pengujian Alat                      

Sidang                      

5.2 Perkiraan Anggaran


Tabel 5.2 Perkiraan Anggaran Biaya
Jumlah
No Keteranagan Spesifikasi Biaya Jumlah/Unit
Biaya
Sentrifugal
1 2800 Rpm Rp.2.430.000 1 Unit Rp.2.340.000
Blower
2 Motor Bensin 5.5HP Rp.918.000 1 Unit Rp.918.000
Emergency
3 AVW411ERP Rp.52.500 1 Unit Rp. 52.500
Stop
4 Fan belt 6PK Rp.120.000 1 Unit Rp.120.000
5 Roda trolly 14 cm Rp.180.000 1 Set Rp.180.000
Faktor
7 Penunjang - - - Rp.1.000.000
Lainnya

15
Total Biaya Rp.4.610.000

16

Anda mungkin juga menyukai