PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, yang menuntut kita mengikuti
perkembangan tersebut. Salah satunya Bisnis yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu
Negara. Saat ini bukan hanya perusahaan yang dapat bersaing di dalam bisnis, tetapi industri
rumahan pun dapat ikut bersaing. Oleh karena itu, setiap orang bisa menjadi pelaku bisnis dan
dapat bersaing di dalam dunia bisnis tersebut.
Di zaman sekarang mencari pekerjaan cukup sulit, kecuali orang itu dapat berfikir kreatif
dan inofatif. Dan dapat melihat peluang bisnis yang ada di masyarakat. Akibatnya banyak
pengangguran dimana-mana. Berwirausaha merupakan salah satu usaha untuk meminimalisirkan
pengangguran yang ada di Indonesia saat ini. Salah satu usaha yang di butuhkan di kalangan
masyarakat adalah industry genteng yang dapat merubah tanah menjadi rupiah.
Dimana kita dapat ketahui genteng dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan yg
sangat penting, seindah apapun rumah atau sebagus apapun rumah itu tanpa genteng belum bisa
dikatakan sebuah rumah. Genteng yang berfungsi sebagai pelindung dan kenyamanan untuk
yang menempati rumah itu dari teriknya matahari dan hujan. Namun seiring perkembangan
bisnis dan kebutuhan konsumen yang membutuhkan, genteng tak hanya sebatas pelindung
sebuah rumah saja, tetapi kini peranan genteng bergeser kearaha yg lebih luas. Salah satunya di
bidang bisnis.
B. RUMUSAN MASALAH
Indrustri genteng di harapkan dapat lebih berkembang dan membantu mengangak
perekonomian yang ada di daerah tersebut. Membuka lapangan pekerjan sehingga mengurangi
pengangguran yang ada di daerah tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah saya
kemukakan, maka rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana cara pembuatan genteng ?
2. Bagaimana cara perencanaan produksi ?
3. Bagaimana faktor keberhasilan dan kegagalan usaha ?
4. Bagaimana analisia SWOT suatu usaha ?
C. TUJUAN PENULISAN.
Mengetahui cara pembuatan genteng
Mengetahui cara perencanaan produksi
Mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
Mengetahui analisia SWOT suatu usaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Macam-Macam Genteng
1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur
kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut
atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25 tahun hingga selamanya. Bentuknya yang
unik cocok untuk rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan alam.
2. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat
yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk
pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan
inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan. Biasanya akan
tumbuh jamur di bagian badan genteng. Bagi sebagian orang dengan gaya rumah tertentu
mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak
menyukai tampilan ini.
3. Atap Genteng Keramik
Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah
mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan ini dapat diberi
warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa 20 50 tahun dapat
ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.
4. Atap Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya bahan
dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang
berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya,
tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun.
5. Atap Seng
Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara
elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan
pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar
tahun ke-30-an. Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.
6. Atap Dak Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Banyak
digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Konstruksinya yang kuat
memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai tempat beraktifitas. Contohnya
menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Maka perlu pengawasan pada pengecoran
dan pemakaian waterproofing pada lapisan atasanya.
7. Atap Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.
Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih
besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang
antara 1.2-12m.
8. Genteng Aspal
Bahan meterial yang satu ini dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan
kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan bantuan
sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup
disekrup pada balok gording.
Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami dalam rumah
pada siang hari. Biasa dipakai pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari
jendela atau sebagai aksen yang melengkapi design sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam
macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.
9. Atap Polycarbonate
Atap ini berbentuk lembaran yang besar sehingga dimungkinkan untuk luasan yang besar
tanpa sambungan. Keunggulan polycarbonate lebih ke kualitas material dan besarnya daya
reduksi thd radiasi matahari. Biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan.
Pemasangan polycarbonate mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari
atap atap lainnya.
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan bahan bangunan sekarang ini, masih
banyak penutup atap lain yang tidak dapat saya jabarkan satu persatu. Semua dapat
dipertimbangkan sesuai kebutuhan dan budget yang tersedia.
BAB IV PEMBAHASAN
1. Alamat
: PD. Nita, Cijambe, Ujung Berung, Bandung.
2. Jenis Produk : Genteng
3. Bahan
: a.) Bahan Dasar Tanah Liat
b.) Bahan Pendukung air, minyak solar + minyak goreng
perbandingan minyak solar : minyak goreng 10 : 1
4. Alat
:
a.)Alat Pokok:cetakan genteng, tobong (tempat pembakaran genteng),
tempat penggilingan tanah liat, kayu (sisa kayu halus gergaji)
b.)Alat Bantu: tempat cetakan (nampan kayu)
c.)Perlengkapan lainya: nampan
5. Proses Produksi:
a.)Keselamatan kerja dalam proses produksi:
menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala saat proses pembakaran genteng
b.)Proses produksi dengan tekhnik: cetak manual
c.)Urutan proses produksi:
6. Kemasan Produksi: tidak menggunakan pengemasan masih tradisional
7. Kegiatan operasi produksi
a. Pembelian bahan baku : tanah liat di datangkan dari karanganom
b.Apakah diadakan promosi : tidak, karena masyarakat sudah tau dari mulut ke mulut.
c. Bagaimana pemasarannya : tidak ada pemasaran khusus. Karena pembeli langsung datang ke
pengrajin genteng.
10. faktor faktor keberhasilan usaha / kegagalan usaha
Faktor manusia :
Etos kerja : semangat , ulet, tekun. dalam bekerja
Kerajinan : motif hanya tulisan nama usaha
Kreativitas : sangat teliti, tidak ceroboh
Pengrajin dan tenaga kerja Pantang menyerah
Faktor keuangan : modal usaha 1,5 juta untuk 1 mesin cetak
(ada 3-5 mesin cetak)
Membeli tanah liat Rp 180.000,00 (1 Rit). Menghasilkan 1500 genteng
Penggilingan : Rp 100.000,00
Minyak solar : Rp 50.000,00
Bahan pembakaran : Rp 75,00 / biji
Upah tenaga kerja : Rp 55,00 / biji
Harga 1 genteng Rp 800,00 / biji
Struktur organisasi :
Faktor pengurusnya :
TK : tenaga kerja dari anggota keluarga besar (4 orang)
Upah : Rp 55,00 / biji
Waktu pembuatan : jam biasa : 06.00-12.00 wib
Lembur : 06.00 18.00 wib
KELEMAHAN (W)
1.Belum optimalnya pemasaran
yang 2.Proses pembuatan membutuhkan waktu
lama
3. Barang mudah pecah
PELUANG (O)
1.Persaingan tidak banyak
3.Tidak memerlukan biaya distribusi
ANCAMAN (T)
1.Harga bahan baku meningkat
2.Belum adanya konsumen yang tetap
3.Konsumen beralih ke produsen lain