Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era yang modern seperti saat ini penggunaan material plastik banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari yang fungsinya sebagi alat yang
sederhana sampai alat-alat elektronik dan sebagainya. Contohnya seperti kantong
plastic, botol air minum, body televisi, bodi sepeda motor, helm dan sebagainya.
Canggihnya teknologi-teknologi ramah lingkungan yang saat ini ditemukan oleh
umat manusia, tidak semuanya mampu mengatasi limbah plastic dengan baik.
Limbah plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga
dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna, sedangkan dalam setahun saja
penggunaan kantong plastik mencapai 500 juta hingga 1 milyar kantong plastik.
Karena selain limbah plastik itu sulit terurai oleh bakteri, namun juga sulit untuk
didaur ulang dengan kualitas yang sama seperti yang baru.
Oleh karena itu kebanyakan para pendaur ulang limbah plastik hanya mampu
membuat limbah plastik menjadi karya seni dibandingkan dengan fungsi yang lebih
bermanfaat. Menurut kami limbah plastik akan lebih bermanfaat jika didaur ulang
dengan nilai tambah, yaitu memiliki fungsi yang lebih dari sekedar seni seperti
helm. Mengapa kami memilih helm, karena rendahnya kesadaran penduduk di
Indonesia akan keselamatan dalam berlalu lintas seperti memakai helm. Faktor
utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah mahalnya harga sebuah helm yang
berkualitas baik dan memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Sedangkan
menurut kami limbah plastik dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan helm
dengan menambahkan beberapa bahan dan memberikan sedikit desain konstruksi
yang mungkin akan menambah kualitas seperti kerangka dalam tambahan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka kami merumuskan permasalahannya, sebagai
berikut :
1) Bagaimana proses pengolahan (melelehkan) limbah plastik.

1
2) Bagaimana cara membuat helm dengan kualitas yang baik.
3) Bagaimana menentukan konstruksi disain helm yang baik dan efisien.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan :
1) Mengurangi limbah plastik sebanyak mungkin.
2) Memanfaatkan limbah plastik menjadi produk daur ulang yang baik.
3) Membuat sebuah benda yang memiliki nilai harga dan fungsi sebagai
keselamatan dalam berlalu lintas.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran dari penelitian ini adalah dengan adanya pembuatan produk ini
diharapkan untuk dapat menambahkan sesuatu yang baru dan efisien, serta
memiliki dampak yang baik terhadap lingkungan maupun masyarakat luas.
1.5 Kegunaan Program
Kegunaan dari program ini adalah :
1) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengendara motor.
2) Membuat sebuah produk yang bahan bakunya yang berasal dari limbah
plastik.
3) Mengurangi pencemaran lingkungan atas limbah plastik.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Material Plastik


HDPE (High Density Polyethylene) merupakan bahan baku untuk jenis
Plastik HDPE dimana umumnya hasil produksi berbentuk plastik kantong, plastik
roll dan plastik lembaran. Masyarakat Indonesia dalam kesehariannya mengenal
istilah Kantong Plastik HDPE dengan sebutan kantong HD, kantong kresek,
kantong asoy, tas plastik HD, ataupun shopping bag.
Jenis Plastik HDPE :
 Kantong Plastik HDPE Anti Panas (HD ATP).
 Kantong Plastik HDPE (HD).
 Kantong Plastik HDPE Roll (HD Roll).
 Plastik HDPE Alas (HD Sheet).
Aplikasi Penggunaan Plastik HDPE :
 Penggunaan untuk kantong kemasan kuah / cairan panas, makanan ataupun
minuman panas.
 Penggunaan sebagai kantong praktis membawa aneka barang belanjaan sehari-
hari.

Processing Temperature Rate


Material C F
LDPE 160 – 240 320 – 464
HDPE 200 – 280 392 – 536
PP 200 – 300 392 – 572
 Penggunaan sebagai kantong praktis mengisi buah, sayur atau barang lainnya
dan juga umum sebagai pembungkus kertas fotokopi / dokumen lainnya.
Material yang akan kita cairkan adalah material plastik HDPE yang memiliki
titik leleh sekitar 200-280°C. Pelelehan menggunakan wajan yang sudah dipanaskan
menggunakan api dari kayu bakar. Ketika leleh plastik maksimal jangan sampai
gosong atau menghitam agar mendapatkan kualitas bagus dari kekuatan leleh plastik
tersebut. Setelah sudah mencair dan kondisi bahan bewarna tidak gosong atau bisa
jadi (putih) maka angkat bahan tersebut lalu tuangkan pada cetakan helm.

3
2.2 Spesifikasi Helm
Sementara terkait dengan konstruksinya, helm harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan
peredam benturan dan tali pengikat ke dagu.
2. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 mm diukur dari puncak helm ke bidang
utama, yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah
dari dudukan bola mata.
3. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah S (antara 500 mm– 540 mm, M
(540 mm – 580 mm), L (580 mm – 620 mm), XL (lebih dari 620 mm).
4. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada
permukaan bagian dalam tempurung, dengan tebal sekurang-kurangnya 10 mm
dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm.
5. Tali pengikat dagu lebarnya minimal 20 mm dan harus benar-benar berfungsi
sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan
penutup telinga dan tengkuk, Konstruksi helm half face yang sesuai SNI.
6. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5 milimeter
dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan bahan
lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang tajam.
7. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi
dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat
di bawah bidang utama.
2.3 Pembuatan Cetakan helm
a. Pertama-tama buat model helm dari tanah liat atau menggunakan plastisin
dengan model dan ukuran yang ditentukan, yaitu dengan membentuk bahan
tersebut hingga serupa dengan helm.
b. Keringkan model helm tersebut agar teksturnya mengeras dan tidak mudah
berubah bentuk saat dijadikan cetakan atau cetakan sementara.
c. Lalu lumasi dengan polish agar serat kaca mudah dilepas saat selesai nanti.
d. lalu cat dengan cat plincoat sebagai proses pewarnaan ( warna cat
disesuaikan dengan keinginan), cat plincoat dihasilkan dari campuran talk,

4
cat acrilic serta minyak resin (dalam proses ini penggunaan katalis di
campur pada adonan cat plincoat pada saat proses pengejaan saja).
e. Dan setelah cetakan kering, haluskan dengan menggunakan kertas amplas.
f. Kemudian setelah permukaan cetakan halus, lapisi dengan balutan serat
halus dan yang kedua dengan balutan serat itu yang dilumuri dengan
minyak resin yang dicampur dengan katalis menggunakan kuas.
g. Setelah kering, maka bahan pelapis model dapat dilepas dan kemudian
dihaluskan dengan amplas, jika perlu, hasil cetakan bias dilapisi lagi dengan
dempul agar menambah ketebalannya dan semakin menambah kekuatan
bahan.

5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Program ini dilaksanakan dan akan di uji coba di Universitas
Muhammdiyah Malang.
3.2 Alat dan Bahan
 Alat  Bahan - Kain
- Wajan - Limbah (dalam
- Cetakan Plastik pada helm)
helm - Kawat kasa - Kaca
- Gunting - sterofoam - Karet
- Lem - Tali strap

3.3 Tahap Pelaksanaan dan Uji coba

1. Studi literatur
Pada tahap ini digunakan untuk mencari referensi pembuatan desain
helm dan pembuatan dari helm itu sendiri dengan menggunakan teknik titil
leleh dari sampah plastik itu sendiri.
2. Survey
Survey bertujuan untuk mengetahui bahan bahan yang diperlukan
dalam pembuatan helm dari limbah sampah plastik ini dan harga-harga dari
setipa bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan helm ini.
3. Perancangan Helm
Sebelum melakukan pembuatan helm, kita terlebih dahulu melakukan
yang namanya desain atau perancangan helm sebelum melakukan tahap
pembuatan. Di tahap ini kita akan membuat pola atau cetakan helm (desain
helm).
4. Pembuatan helm

6
1. Hal pertama dalam pembuatan helm dari limbah sampah plastik yaitu
pengumpulan sampah plastik.
2. masukan ke wajan yang sudah dipanaskan dengan suhu sekitar 300
derajat celcius.
3. Jika sudah leleh, kemudian masukkan ke dalam cetakan yang sudah di
desain sebelumnya.
4. Jika bahan dicetakan sudah mengeras, maka ambil lalu tambahkan
bahan kasa untuk membuat helm tersebut tambah kuat sehingga ketika
digunakan aman dan nyaman.
5. Setelah selesaih pasangkan sterofoam ke dalam helm tersebut dan
pasangkan juga kain agar nyaman ketika digunakan.
5. Pengujian lapangan
setelah semua tahapan dilaksanakan maka kemudian akan di tes
pengujian lapangan agar helm tersebut bisa aman ketika digunakan.
Pengujian bertujuan untuk melihat hasil crack dari helm agar bisa kami
lakukan evaluasi dan kami perbaiki.
6. Perancangan Ulang
Pada tahap ini jika dalam hal pengujian telah tercapai maka kami akan
melakukan rancangan ulang. Fungsi dari tahapan ini untuk mendapatkan
desain yang baik dari sebelumnya. Tahap ini juga bisa dilewat dengan
catatan bahwa dipengujian pertama tidak terjadi masalah atau gagal dalam
uji coba.
7. Penerapan
Di tahap ini jika semua sudah terlewati di tahap sebelumnya maka akan
kami terapkan di lapangan. Tapi akan akan terus amati jika ada suatu
masalah pada helm tersebut.
8. Evaluasi
Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui ketercapaian
tujuan dari program yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat dilakukan

7
perbaikan dan pengembangan menjadi lebih baik lagi. Evaluasi dilakukan
dengan cara diskusi satu kelompok dan juga dosen pembimbing.

Tabel Temperatur leleh proses thermoplastik

Processing Temperature Rate


Nylon 260 – 290 500 – 554
Poly carbonat 280 – 310 536 - 590
LDPE 160 – 240 320 – 464
HDPE 200 – 280 392 – 536
PP 200 – 300 392 – 572

8
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Untuk pembuatan 1 unit helm diperlukan biaya :
Tabel 4.1. Anggaran biaya meja dinding lipat

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Biaya Penunjang PKM 1.201.000


2 Biaya Bahan Habis Pakai 270.000
3 Biaya Perjalanan 300.000
4 Lain-lain 1.000.000
jumlah 2.771.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan PKM-KC
No. Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
Kegiatan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1 Survey x
2 Analisis x
3 Desain x
4 Perakitan x
5 Pengujian x
6 Kesimpulan x

9
Daftar Pustaka

1. Nayazri, Hulam Muhammad. “Ini Standar Helm Sepeda Motor Sesuai SNI”.
(Diakses pada tanggal 20/05/2018). https://otomotif.kompas.com/read/
2018/02/04/090200615/ ini-standa-helm-sepeda-motor-sesuai-sni.
2. Budi, Panca. “Plastik HDPE”. (Diambil pada Tanggal 20/05/2018). http:/
/www.pancabudi.com/HDPE-Panca-Budi-ID.Aspx.
3. Rommel, Erwin.(2013). Pembuatan Beton Ringan Dari Aggregat Buatan
Berbahan Plastik [Berkas PDF]. Tersedia di http://www.googlescholar.com
4. Sukanto, Heru.(2009). Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Densitas Dan
Kekuatan Komposit Plastik – Karet [Berkas PDF]. Tersedia di http://
www.googlescholar.com

10
Lampiran 1. Peralatan Penunjang dan Harga Bahan
Harga satuan
No. Alat Kuantitas Harga (Rp)
(Rp)
1. Wajan 1 360.000 360.000
2. Gunting 2 15.000 30.000
3. Lem 2 15.000 30.000
4. cetakan 1 300.000 300.000
5. Fiberglass 2 Meter 50.000 100.000
6. Tanah liat - - -
7. Talk 1 15.000 15.000
8. Resin 1 100.000 100.000
9. Cat Acrylic 3 20.000 60.000
10. Polish 1 100.000 100.000
11. Amplas 6 6.000 36.000
12. Dempul 2 35.000 70.000
Jumlah Biaya 1.201.000

Harga Satuan
No. Bahan Kuantitas Biaya (Rp)
(Rp)
1. Sampah Plastik - -
2. Kawat kasa 1 meter 60.000 60.000
3. Sterofoam 5 15.000 75.000
4. Tali Strap 1 40.000 40.000
5. Kain/spons 1 pasang 45.000 45.000
6. Karet 2 15.000 30.000
Kaca (pelindung
7. 1 30.000 30.000
debu)
Jumlah Biaya 270.000

11
Lampiran 2. Desain Helm

12
Lampiran Data

13

Anda mungkin juga menyukai