Anda di halaman 1dari 8

B.

Perancangan dan produksi kerajinan untuk pasar global

Data tentang pasar sasaran dan potensi kerajinan yang terdapat di daerah sudah diketahui.
Beberapa kebutuhan dari pasar sasaran sudah pernah diamati dan didiskusikan dalam
kelompok. Hal-hal tersebut akan menjadi dasar bagi langkah selanjutnya, yaitu perancangan
produk kerajinan untuk pasar global. Proses perancangan produk diawali dengan pencarian
ide, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian
dikembangkan menjadi model dari kerajinan yang akan dibuat, dilanjutkan dengan
persiapan produksi. Produksi adalah membuat produk dalam jumlah tertentu sehingga siap
menjadi komoditi yang akan dijual.

1. Mencari ide produk dengan curah pendapat


Produk yang akan dibuat adalah produk untuk pasar global, baik wisatawan yang datang
maupun pasar global yang dapat dijangkau oleh pemasaran online. Persyaratan produk,
potensi daerah, dan selera pasar sasaran telah diketahu melalui pembelajaran sebelumnya.
Langkah selanjutnya adalah mencari ide produk apa yang tepat untuk dikembangkan. Cara
yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam
kelompok. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri
untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga
untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke
dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada
perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai
pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide
sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Diskusi dapat dimulai
berdasarkan temuan yang didapat dari Tugas 2 dan Tugas 3.

• Produk apa yang dapat dibuat dari potensi daerah yang ada?
• Produk apa yang saat ini diminati secara global?
• Produk apa yang cocok dijadikan oleh-oleh wisatawan?
• Produk apa yang unik yang akan menarik pembeli online (melalui
internet)?
2. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa
pertimbangan teknis, di antaranya, bagaimana cara menggunakan produk tersebut, apakah
material yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk
diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang
sesuai untuk produk tersebut agar mudah dibawa atau mudah dikirim melalui paket? Dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya. Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat, pilih ide-ide
yang dianggap baik dan potensial untuk membuat produk kerajinan untuk pasar global.
Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsa-sketsa selanjutnya.

3. Prototyping atau membuat studi model


Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi, artinya
hanya digambarkan pada bidang datar. Produk kerajinan yang akan dibuat adalah berbentuk
tiga dimensi, maka studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu
dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun
bukan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan
pada produksi kerajinan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model
adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan bahan perekat).

4. Penentuan Desain akhir


Hasil dari studi model dapat dipilih 3 sampai 5 alternatif desain akhir.Penetapandesain akhir
dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik
yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.

Produk Kerajinan Untuk Pasar Lokal


Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau
pembahanan,pembentukan, perakitan, dan i nishing. Tahap pembahanan adalah
mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi. Pada limbah berbahan alami,proses
pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet, tidak mudah rusak karena
faktor cuaca dan mikroorganisme. Contohnya pada penggunaan material bambu. Material
bambu harus dipastikan betul-betul kering dan terbebas dari kumbang bubuk, agar produk
kerajinan yang dibuat dapat tahan lama. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan
proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat
dikelompokkan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat). Material solid
seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat dibentuk dengan cara dipotong, dipahat sesuai
dengan bentuk.yang diinginkan. Material solid juga dapat disusun dan direkatkan dengan
bantuan lem. Material berupa lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting
sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan
lem. Tahap berikutnya adalah perakitan dan i nishing. Perakitan dilakukan apabila produk
yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung,
seperti lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu. Tahap terakhir adalah i
nishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke
dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas
atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa
pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih
menarik.

Metode Produksi dan Keselamatan Kerja


Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern. Pada metode tradisional,
satu orang melakukan setiap tahapan produksi, sedangkan pada metode modern satu orang
hanya melakukan satu tahap produksi. Metode modern ini sering juga disebut dengan
metode ‘ban berjalan’. Metode modern disebut metode ban berjalan karena metode ini
serupa dengan kegiatan produksi di pabrik yang menggunakan mesin ban berjalan atau
conveyer. Pemanfaatan metode modern lebih ei sien dalam penggunaan waktu, sehingga
sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan
untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai
standar bentuk yang sama. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam membuat
produk, sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pula. Pemanfaatkan
metode produksi dan pengaturan alur produksi mempengaruhi kualitas produk dan
kelancaran produksi.

Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dibuat
berdasarkan bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan. Proses pembahanan dan
pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat
melukai bagian tubuh pekerjanya, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kaca
mata melindung dan masker. Proses pembahanan dan i nishing, apabila menggunakan
bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus
menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah
penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut
akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
Kemasan sebagai bagian penting kerajinan untuk pasar lokal
Kemasan untuk produk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari benturan dan
cuaca serta memberikan kemudahan membawa. Kemasan juga berfungsi untuk menambah
daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung
oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks, dan grai s yang tepat. Material yang digunakan
untuk membuat kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk
kerajinan yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material
berstruktur. Kemasan yang ingin memperlihatkan keindahan produk didalamnya dapat
memanfaatkan material yang transparan. Pemilihan material juga disesuaikan dengan
identitas atau brand dari produk tersebut. Produk hiasan yang ingin dikenali sebagai produk
alami akan menggunakan material kemasan yang alami pula. Daya tarik dan identitas,
selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna,
teks, dan grai s. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi
teknis maupun memperkuat identitas atau brand.Kemasan produk kerajinan berfungsi
melindungi produk dari debu dan kotoran serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan
yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi
beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan
tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran serta berfungsi
menampilkan daya tarik dari produk kerajinan serta memberikan kemudahan untuk distribusi
dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier
yang membuat kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Kemasan
produk kerajinan sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari
produsennya. Kemasan untuk produk global hendaknya melindungi produk pada saat
distribusi. Kemasan produk yang memiliki pasar sasaran wisatawan, haruslah menarik
karena produk kerajinan tersebut berfungsi sebagai cenderamata. Bentuk kemasan harus
serasi dengan produk kerajinannya. Kemasan cenderamata dapat dibuat sederhana dan
menarik, tidak harus terlalu mewah atau mahal.

Anda mungkin juga menyukai