Anda di halaman 1dari 5

URAIAN USP PKWU

1. Sumber daya wirausaha dengan istilah 6 M


1. Man (manusia)
Merupakan SDM (Sumber Daya Manusia) guna mengembangkan dan memajukan sebuah
usaha. Biasa disebut dengan Man Power (tenaga manusia) atau Mind Power (daya pikir),
yaitu personel yang terlibat dalam wirausaha tersebut.
2. Money
Dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang melalui pengeluaran dan pemasukan
yang terjadi dalam suatu usaha.
3. Material (bahan)
Berkaitan dengan fisik, yaitu bahan-bahan yang diproses untuk wirausaha. Bahan
diperlukan untuk melakukan produksi. Terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan
bahan jadi.
4. Machine (peralatan)
Berkaitan dengan suatu alat atau teknologi yang digunakan perusahaan dalam mengolah
material.
5. Method (cara kerja)
Merupakan prosedur kerja yang akan membuat pekerjaan berjalan dengan lancar (tepat
waktu dan tepat guna).
6. Market (pasar)
Merupakan pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha. Sebagai tempat
untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk yang dihasilkan.

Tujuan wirausaha mengembangkan pruduk usaha

Tujuan utama melakukan pengembangan produk usaha adalah agar tetap bisa memberikan nilai
dan manfaat yang maksimal kepada konsumen serta untuk menambah omset penjualan.

Juga bertujuan untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, memenangkan
persaingan, serta untuk memberikan jenis kepuasan yang baru kepada konsumen.

2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah proses mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama
perusahaan ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang
sederhana.
Terdiri dari: Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman).

• Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah hal yang berasal dari internal
perusahaan. hal-hal yang dapat dikontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang
ada di tim, paten dan properti intelektual, dan lokasi perusahaan.
• Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi
bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan pada pasar yang lebih besar. Kita dapat
memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi tidak dapat mengubahnya.
Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.
3. Tenik tahapan proses produksi kerajian
a. Tahap pembahanan
Tahap perbahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.
b. Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap yang dilakukan setelah proses perbahanan selesai.
Pembentukan bahan baku tergantung pada jenis material, bentuk dasar material, dan bentuk
produksi yang akan dibuat. Bahan berupa surat atau lembaran dapat dibentuk dengan cara
digunting sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam, dirangkai, atau direkatkan dengan lem.
c. Tahap Perakitan
Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk
suatu konstruksi kerajinan hiasan yang diinginkan. Perakitan dilakukan apabila produk
hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Setiap jenis bahan mempunyai sifat khusus
dari bahan lainnya sehingga sebelum dilakukan perakitan harus mengetahui sifat-sifat
bahan tersebut. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung, seperti lem, paku,
benang tali atau teknik sambungan tertentu.
d. Tahap Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pembuatan kerajinan hias. Finishing akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.
Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan. Finishing
dapat berupa penghapusan atau pelapisan permukaan.
Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing antara satu dan lainnya.
Manfaat pengemasan
a. Untuk menampung dan melindungi produk
b. Menambah daya tarik
c. Mempromosikan produk
d. Membuat produk terlihat berbeda
e. Meningkatkan efisiensi

Jenis-jenis pengemasan
a. Kemasan primer
Kemasan primer adalah bahan pembungkus yang langsung mewadahi bahan-bahan pangan
atau bahan-bahan konsumsi. Seperti diantaranya kemasan untuk susu botol minuman dan
kemasan untuk makanan-makanan yang lainnya.
b. Kemasan sekunder
Yang dimaksud dengan kemasan sekunder adalah kemasan yang berfungsi untuk
memberikan perlindungan terhadap kategori-kategori kemasan yang lain. Seperti kemasan
yang berupa kotak karton untuk melindungi kaleng susu, kotak kayu sebagai wadah buah
dan pembungkus kemasan yang lainnya.
c. Kemasan tersier
Kemasan tersier adalah jenis kemasan yang dibutuhkan dalam rangka untuk menyimpan
dan mengirimkan serta melakukan identifikasi sebuah produk. Kemasan ini biasanya
digunakan sebagai pelindung selama produk tersebut masih dalam pengiriman
Teknik produksi kerajinan
a. Bahan keras
- Teknik Ukir
Teknik kerajinan bahan keras yang pertama adalah teknik ukir, teknik ini dilakukan dengan
cara menggoreskan, memahat, mencungkil bagian dari bahan dasar tersebut hingga
membentuk pola yang diinginkan. Teknik ini cocok diterapkan pada bahan keras, seperti
kayu dan batu
- Teknik Ukir Tekan
Teknik yang kedua ini cocok diterapkan utuk kerajinan dengan bahan keras seperti logam
dan tembaga. Seorang pengerajin diharuskan untuk dapat menggunakan sebuah alat khusus
yang diaplikasikan di atas permukaan sebuah plat dengna cara ditekan.
- Teknik Anyam
Teknik selanjutnya menjadi teknik yang paling familiar dalam membuat kerajinan tangan,
teknik ini dapat diaplikasikan pada kerajinan dengan bahan dasar bambu dan rotan.
- Teknik Pahat
Teknik kerajinan bahan keras yang terakhir adalah teknik pahat, teknik ini dilakukan
dengan cara mengurangi atau membuang beberapa bagian pada bahan dasar untuk dibentuk
menjadi sebuah pola. Umumnya teknik jenis ini menggunakan alat bantu seperti palu,
pahatan, kikir untuk kemudian diaplikasikan pada kerajinan dengan bahan dasar kayu.
b. Bahan Lunak
- Teknik Membentuk
Teknik Coil (lilit pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung sepertcoil, lempengan atau pijat jari
merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman
dan perajin keramik
Teknik Putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris
(bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai
oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar
tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar
dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.
- Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire
verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan
sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik
mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan
berongga, cetakan padat, cetakaji'gger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini
digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah
tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
- Teknik Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak
dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan
dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya,
seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok.
Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.
- Teknik Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya
hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan
(manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun
kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah
Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang
menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain
tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali,
Kalimantan dan Sumbawa.
- Teknik Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perJu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek
kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang
dapat djtonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di
samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan
bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama
dengan bordir adalah sulam.
- Teknik Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada
permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain
ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada
umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula
diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.
4. Pengertian Simplisia
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan dalam pengobatan tradisional tanpa adanya
perubahan proses selain proses pengeringan.

Penggolongan Simplisia
Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh.
b) Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan dan madu
c) Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh
serbuk seng dan serbuk tembaga
Noted : Bagian yang dimanfaatkan sebagai simplisia biasanya berupa rimpang, daun, batang, kulit
batang, thalus, buah, kulit buah, herba (akar, batang, daun) dan biji
Skema Pembuatan Simplisia
1. Pengumpulan bahan baku
bahan baku pembuatan harus mengutamakan kualitas untuk menghasilkan khasiat yang
terbaik dan menghindari terbentuknya racun.

2. Sortasi basah
bertujuan untuk memisahkan bahan bahan asing yang tidak berguna atau berbahaya.

3. Pencucian
untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroorganisme yang menempel pada
bahan.

4. Perajangan
untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat kering tanpa pemanasan berlebih.

5. Pengeringan
untuk mengawetkan atau pengolahan bahan dengan cara mengurangi kadar airnya, yang
dapat menghambat proses pembusukan.

6. Sortasi kering
untuk memisahkan benda asing dari simplisia , seperti bagian tanaman yang tidak
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai