Anda di halaman 1dari 14

Tugas PKWU Tentang Kerajinan

Teknik
Nama Anggota :
1.Mutiara Audi Malicca A.S
2.Ratu Khairunnisa
3.Feby
4.Firmansyah Ramadhan
5.M. Renaldy
6.Rangga Andika

SMAN 4 Bandar Lampung


KERAJINAN TEKNIK
• Benda-benda kerajinan yang terdapat disekitar kita dibuat dengan
berbagai macam cara, antara lain dengan teknik jahit, bordir, ukir,
anyam, serta perpaduan antara berbagai macam teknik seperti
teknik potong, teknik sambung yang dipadukan dengan teknik
Kontruksi. Melalui berbagai macam teknik tersebut, tercipta
beragam benda kerajinan yang memiliki fungsi praktis, seperti meja,
kursi, tempat koran, tempat tisu, tempat pensil, taplak meja, dan
lain-lain, maupun sebagai benda hias contohnya guci, hiasan dinding,
dan lain-lain.
• Banyak kerajinan yang di buat dengan teknik potong sambung dan
konstruksi di sekitar kita. Misalnya benda-benda yang ada di dalam
kelas seperti penggaris kayu, pigura, dan meja belajar. Ketiga benda
tersebut proses pembuatannya secara jelas ada unsur memotong,
menyambung dan konstruksi. Pada penggaris hanya menggunakan
teknik potong. Pigura dan meja menggunakan ketiga teknik.
A. Pengertian Teknik Potong Sambung dan Konstruksi
• Benda kerajinan dengan teknik potong, sambung dan kontruksi adalah suatu produk kerajinan
yang dibuat cara memotong, menyambung, dan menyusun (Kontruksi), bahan-bahan tersebut
menjadi sebuah benda kerajinan tertentu berupa benda pakai atau benda hias. Secara rinci
pengertian ketiga teknik tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Teknik potong: teknik dengan cara memotong atau memisahkan bahan menjadi dua bagian atau
lebih dalam membentuk benda kerajinan.
2. Teknik sambung: teknik dengan cara menyatukan atau menggabungkan bahan dari dua bagian
atau lebih menjadi satu dalam membentuk benda kerajinan.
3. Teknik kontruksi: teknik dengan cara mencetak atau menyusun atau membentuk bahan sesuai
model atau produk kerajinan yang akan dibuat.
 B. Jenis-Jenis Bahan
• Bahan yang diperlukan dalam pembuatan benda kerajinan dengan teknik potong, sambung dan
kontruksi ada bermacam-macam. Beberapa jenis bahan yang disa dibuat kerajinan antara lain
sebagai berikut.
1. Bahan keras: bahan yang mempunyai sifat keras dan padat. Contoh: kayu, batu, kaca, baja,
aluminium, besi, bambu, logam, tembaga, dan perak.
2. Bahan lunak: bahan yang mempunyai sifat lunak dan mudah dibentuk. Contoh: tanah liat,
plastisin, gipsum, lilin, dan sabun.
3. Bahan organik: bahan yang berasal dari alam. Contoh : rotan, kayu, daun, karet, batu, enceng
gondok, tanah liat, bambu, akar alam, dan serat alam.
4. Bahan anorganik: bahan buatan manusia/berasal dari sumber daya alam tak terbaharui. Contoh:
kain sintetis, plastik, besi, tembaga, sabun, perak, aluminium, lilin, logam, dan plastisin.
5. Bahan daur ulang: bahan bekas/limbah yang dapat dibuat kerajinan. Contoh: kertas daur ulang.
6. Bahan Alam (organik): pelepah pisang, cangkang kerang, kertas/kardus, kulit telur, bulu ayam, bulu
domba, kulit sapi, kulit buaya, kulit ular, kulit ikan ari, jerami, tempurung kelapa, sabut kelapa, kulit
jagung, dan kulit kacang.
7. Bahan Buatan (anorganik): plastik kresek, botol kaca, botol plastik, kain perca, aluminium, plastik
detergen, dan kaleng.
 C. Peralatan yang Digunakan
• Peralatan yang dipakai dalam pembuatan benda kerajinan yang dibuat dengan teknik potong,
sambung dan kontruksi disesuaikan dengan fungsi alat tersebut. Beberapa peralatan dibutuhkan
saat membuat benda kerajinan baik menggunakan teknik sambung, potong dan konstruksi. Beberapa
alat yang digunakan antara lain sebagai berikut :
1. Teknik potong: cutter, gunting, pisau, gergaji, tang, dan tape dispenser.
2. Teknik sambung: jarum, mesin jahit, pistol lem, staples, palu, alat las, solder, dan obeng.
3. Teknik kontruksi: cetakan dan mal/pola.
 D. Cara Kerja
• Setelah desain dibuat dan segala bahan serta peralatan yang dibutuhkan telah disiapkan, langkah
selanjutnya adalah tahap pembuatan benda kerajinan, Beberapa cara kerja yang dapat dilakukan
pada saat membuat benda kerajinan dengan teknik potong sambung dan konstruksi antara lain
sebagai berikut.
1. Teknik potong: digunting, disayat, dicacah, dibelah, dipotong, diraut, digergaji, disobek, dan diiris.
2. Teknik sambung: dilem/direkatkan, distaples, disolder, dipalu, disekrup, dilas, diikat, dijahit, dan
dianyam.
3. Teknik konstruksi: dicetak, dipola, dan disablon.
 E. Prosedur Pembuatan Kerajinan
• Dalam proses pembuatan kerajinan teknik potong, sambung dan konstruksi terdapat prosedur pembuatan, diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Menentukan produk kerajinan yang akan dibuat.
2. Perencanaan bentuk kerajinan yang akan dibuat/didesain, meliputi gambar, ukuran, dan keterangan.
3. Perencanaan biaya produksi.
4. Proses pembuatan.
5. Finishing/ penyelesaian akhir.
6. Pengemasan
 F. Ciri-ciri Produk Berkualitas Baik
• Dalam berkarya, tentunya tidak terlepas dari adanya tahapan pada proses penciptaannya. Karena melalui tahapan yang
benar dalam proses penciptaan suatu karya, maka secara otomatis akan menghasilkan karya kerajinan yang baik
kualitasnya. Oleh sebab itu, proses penciptaan karya kerajinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Inovatif: menciptakan produk yang baru.
2. Kreatif: kemampuan untuk menciptakan hal yang baru.
3. Unik: lain daripada yang lain.
4. Khas: memiliki ciri khusus/istimewa.
5. Estetis: indah.
6. Variatif: beraneka ragam.
7. Teknis: pembuatan kerajinan secara urut dan runtut.
 G. Motif Ragam Hias
• Ragam hias atau motif adalah bentuk dasar hiasan yang umumnya diulang-ulang sehingga menjadi pola dalam suatu
karya kerajinan atau kesenian. Ragam hias dapat dihasilkan dari proses menggambar, memahat, mencetak dsb. untuk
meningkatkan mutu dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ada beberapa motif ragam hias yang dapat digunakan
dalam proses pembuatan kerajinan dengan teknik potong sambung dan konstruksi. Beberapa motif ragam hias yang
digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Ragam Hias
2. Flora: ragam hias dengan bentuk tumbuhan.
3. Fauna: ragam hias dengan bentuk hewan.
4. Geometris: ragam hias dengan bentuk bangun datar.
5. Tumpal: ragam hias dengan bentuk tepian segitiga.
6. Meander: ragam hias dengan bentuk tepian lekuk siku.
Contoh usaha rekayasa sistem teknik
 Alat Pengambilan Zat Warna Alam Indigo
• Proses pengambilan zat warna alam indigo pada dasarnya
adalah bagaimana melakukan aerasi pada cairan hasil
rendaman daun dari tanaman Indigofera tinctoria.L.
Sirkulasi air dengan menggunakan pompa memungkinkan
terjadinya proses aerasi.
B. Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo

• Pola integrasi tekno-ekologis seperti pada Gambar 2.6 dimaksudkan bahwa


produk yang dihasilkan berupa zat warna alami merupakan produk yang
ramah lingkungan. Peningkatan efektivitas dalam penggunaan karya teknologi
tepat guna dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, lebih produktif,
efisien, dan berkualitas. Penggunaan zat warna sintetis yang berlebihan dapat
membahayakan lingkungan dan kesehatan kulit penggunanya.
• Pengambilan zat warna alam, dalam hal ini warna biru yang diambil dari
tanaman nila seperti Gambar 2.7 memiliki kekhususan tersendiri. Nama umum
dagang nila dan jenis tanaman ini sering disebut dengan indigo/indian indigo
(Inggris), tom/tarum (Indonesia), tagung–tagung/taiom/taiung (Filipina),
kraam/na-kho (Thailand), cham (Vietnam), tarom (Malaysia).
• Proses pengambilan zat warna alam indigo pada industri rumah masih
menggunakan proses yang menggunakan tenaga manusia yaitu pada proses
kebur (aerasi). Untuk mempermudah proses aerasi dapat digunakan alat kebur
(spray aerator).
1. Desain Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo

2. Bahan Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
a. Pembuatan Spray Aerator
1) Bahan untuk pembuatan tangki, dapat disubtitusi dengan drum bekas.
2) Sprayer, dapat dimodifikasi dengan paralon yang diberi lubang banyak.
3) Pipa paralon, untuk sirkulasi larutan yang dipompa.
4) Keran pengatur dan pompa air, saklar dan kabel, dapat diperoleh di toko material.
5) Rangka penopang tangki
6) Pompa air
7) Sumber energi listrik 220 V/AC
b. Pembuatan Zat warna alam indigo
1) Tanaman Indigofera tinctoria
2) Air secukupnya, dalam pembuatan larutan rendaman tanaman yang dituangkan ke dalam alat
spray aerator
3) Kapur CaO, larutan CaO (kapur tohor) yang berfungsi mengikat zat warna yang terdapat pada
tanaman
3. Alat Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
a. Alat Pendukung Pembuatan Spray Aerator
•Spray aerator dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu penyediaan sprayer,
pompa, pemipaan dan tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini adalah
aerasi yaitu mengkontakkan cairan dengan udara. Sprayer bisa
disubtitusi/diganti dengan pipa paralon yang diberi beberapa lubang.
•Penyediaan reservoir/tangki penampung. Hal ini dapat disubtitusi dengan
menggunakan drum bekas. Rangka disiapkan untuk menopang tangki, sprayer,
pompa dan pipa yang digunakan. Pemipaan dilakukan bersamaan dengan
pemasangan tangki. Setelah tangki, pompa, pipa dan sprayer terpasang, tinggal
pemasangan saklar untuk mengoperasikan pompa. Sumber arus listrik yang
digunakan AC 220 Volt.
b. Alat Pendukung Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
•Bagian Perendaman
•Digunakan ember untuk merendam daun Indigofera tinctoria.L. Spray aerator
digunakan untuk mengaerasi cairan hasil rendaman. Keranjang, kain, dan ember
digunakan untuk memisahkan antara pasta dengan air.
4. Proses Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan
Zat Warna Alam Indigo
•Proses produksi dalam pembuatan zat warna alam yang dikembangkan dalam
hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. karya rekayasa pembuatan alat spray aerator
b. pembuatan zat warna alam indigo biru
•Spray aerator sebagai alat yang digunakan untuk pengambilan zat warna alam
indigo biru yang biasa digunakan untuk pewarnaan batik, tenun, denim. Bahan
baku zat warna alam ini berupa daun nila yang diolah melalui proses
perendaman (24 jam), proses aerasi dan proses pengendapan. Hasil akhir
berupa produk pasta / powder indigo biru yang mempunyai nilai jual cukup
tinggi.
• a. Proses Pembuatan Spray Aerator
• Proses pembuatan zat warna alam pada dasarnya dibedakan dalam tiga tahapan pokok
yaitu proses hidrolisis/perendaman, proses aerasi dan proses
sedimentasi/pengendapan.
• Daun Indigofera tinctoria segar dipetik pagi hari. Lakukan perendaman dengan
menggunakan air dengan perbandingan 2 liter air untuk 1 kg daun selama 24 jam. Air
hasil rendaman diarasi dengan menggunakan alat Spray aerator dengan menambahkan
larutan kapur dengan perbandingan satu kilogram daun sebanyak 30 gram kapur.
Warna air rendaman yang semula berwarna hijau emerald akan berubah menjadi warna
biru. Proses sedimentasi dilakukan setelah proses aerasi selesai dan cairan ditampung
ke dalam ember pengendapan.
• 1) Bagian Perendaman
2) Bagian Aerasi
• Ditambahkan larutan kapur (CaO) pada saat proses aerasi seperti pada Gambar 2.15

3) Bagian Pengendapan
• Cairan yang telah diaerasi diendapkan dengan menggunakan ember. Setelah terdapat
endapan, perlahan buang cairan bagian atas (berwarna kekuningan) dan tampung
endapan tersebut seperti pada Gambar 2.16. Air akan terpisah dengan pasta dan pasta
ini siap untuk dikemas. Jika penyimpanan dalam waktu lama, dapat dibuat powder
dengan cara dikeringkan terlebih dahulu dan dihaluskan menggunakan peralatan
tambahan
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
•Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam pembuatan alat yang mendukung
proses produksi antara lain: sarung tangan, kacamata, helm, pakaian praktek, safety
shoes, pelindung telinga, masker pelindung saluran pernapasan.
D. Pengemasan Produk Karya Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam
Pembuatan Zat Warna Alam Indigo
•Pengemasan memiliki dua fungsi:
(1) fungsi distribusi: sebagai pelindung ketika produk didistribusikan dan (2) fungsi
identitas: sebagai identitas produk. Untuk itu kemasan produk harus didesain agar
produk dapat terlindung dari benturan dan menarik
•Adapun fungsi kemasan produk antara lain, seperti berikut.
1) Mempertahankan mutu
2) Memperpanjang masa simpan
3) Mempermudah penyimpanan dan pemasaran/ transportasi
4) Menambah daya tarik bagi konsumen (memberi informasi dan sarana promosi)
5) Agar manfaat tersebut di atas dapat dicapai, maka hal-hal berikut harus
diperhatikan:
6) Dibuat semenarik mungkin, punya ciri khas
7) Memuat informasi yang jelas dan jujur
8) Menarik (desain, warna, bentuk), dengan komposisi yang imbang
9) Ukuran dan material bahan sesuai kebutuhan
10) Bahan terbuat dari material yang tahan terhadap perlakuan pada saat pemindahan.
11) Volume kemasan, menggunakan ukuran yang umum untuk produk-produk tertentu,
misalnya 250 gr, 500 gr atau 1.000 gr.
Sekian terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai