Anda di halaman 1dari 3

Kebebasan berpendapat dan kebebasan UU ITE

Di susun oleh
Mohamad rangga radika hakim (2140504008)
Achsanu mukti diva irawan (2140504018)
Very dwi saputra (2140504017)
Cahyo sejati (2130504002)
Syahrul huda imantoro2130504006)
BAB 1
Pendahuluan
dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan
tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan
keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun juga dan
tidak memandang batas. juga diatur didalam UUD 1945, namun dalam
berkembang nya jaman sekarang orang bebas berpendapat di media sosial,
dengan kebebasan itu pun banyak orang-orang, yang menyalah gunakan media
sosial untuk berpendapat yang menyinggung perasaan orang lain oleh sebab itu
sekarang Pemerintah Republik INdonesia membuat UU ITE.
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE) atau
Undang-undang nomor 11 tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang
informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU
ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang
berada di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang
memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan atau di luar wilayah
hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

BAB 2
Isi
Kebebasan berpendapat di Indonesia hampir tidak terealisasikan sesuai dengan
yang tertera di Pancasila. Semua kebebasan berpendapata tidak berjalan sesuai
dengan semestinya. Bagi sebuah negara yang saat ini berkembang kebebasan
berpendapat sangat diperlukan agar negara ini terus berkembang menuju negara
yang demokrasi. Kebebasan berpendapat merupakan hak setiap individu sejak
dilahirkan yang telah dijamin oleh konstitusi. Maka, Negara Indonesia sebagai
negara hukum dan demokratis berwenang untuk mengatur dan melindungi
pelaksanaannya. Kemerdekaan berpikir dan mengeluarkan pendapat tersebut
diatur dalam perubahan keempat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Kebebasan berekspresi termasuk
kebebasan berpendapat merupakan salah satu hak paling mendasar dalam
kehidupan bernegara. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di muka umum pasal 1 ayat (1) kemerdekaan
menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan
pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung
jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di tambah lagi Pemerintah Indonesia mengesahkan UU ITE yang tambah


mengekang kebebasan berpendapat orang lain melalui media sosial yang
mungkin bisa menjadi wadah berpendapat bagi orang-orang, dengan adanya UU
ITE, UU ITE ini hadir dengan maksud baik yakni untuk melindungi masyarakat
di medium digital, khususnya dalam hal bertransaksi elektronik. Hal ini bisa
dilihat dalam Pasal 4 UU ITE yang menyebutkan tentang
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik yang bertujuan
untuk “membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab” dan
“memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi,” Namun, realitas di lapangan berkata
sebaliknya UU ITE justru ramai digunakan untuk mengkriminalisasi seseorang.
UU ITE justru menampakkan pola yang sama dengan apa yang terjadi pada dua
rezim sebelumnya (Orde Lama dan Orde baru) yakni memunculkan kembali
pengekangan kebebasan berpendapat.

Anda mungkin juga menyukai