TRISAKTI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “X”
Fasilitator : X
Disusun oleh :
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah memberi kami kemudahan dalam menyusun makalah
sebagai tugas mata kuliah X, dengan judul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia pada
Tragedi Trisakti”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak XXX selaku Fasilitator Mata Kuliah XXX
2. Serta rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi civitas akademi Fakultas xxx.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN...............................................................................10
BAB 4 PENUTUP........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................30
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Fenomena sejarah yang takkan terlupakan salah satunya yaitu pada masa
pemerintahan Soeharto tahun 1998. Gerakan mahasiswa pun dapat membuat
Soeharto mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai presiden. Terutama
peristiwa yang menjadi klimaks dari pengunduran diri Suharto yaitu pada tanggal
12 Mei 1998 yang dikenal tragedi Trisakti.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelanggaran Hak Asasi Manusia
2.1.1 Pengetian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua
orang, tanpa memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis,
ras, agama, bahasa atau status lainnya. Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan
politik, seperti hak untuk hidup, kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu,
ada juga hak sosial, budaya dan ekonomi, termasuk hak untuk berpartisipasi
dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak untuk bekerja dan hak atas pendidikan.
Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian
internasional dan nasional.
UU tentang Hak Asasi Manusia menjelaskan bahwa pengertian Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM). Jadi
dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki setiap
manusia yang wajib dihormati dan dilindungi oleh hukum.
2.1.2 Perkembangan HAM di Indonesia
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem
internasional untuk perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut diadopsi
oleh Sidang Umum PBB pada 10 Desember 1948, untuk melarang kengerian
Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal UDHR menetapkan hak sipil,
politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang. Ini adalah visi martabat manusia
yang melampaui batas dan otoritas politik dan membuat pemerintah berkomitmen
untuk menghormati hak-hak dasar setiap orang. UDHR adalah pedoman di
seluruh pekerjaan Amnesty International.
2.1.3 Pelanggaran HAM
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang
atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak
4
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
15) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.
16) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, tempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
17) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
18) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
19) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh di ambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
20) Hak untuk hidup, hak untuk tidak di siksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk di akui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak di tuntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun.
21) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atasdasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif.
22) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
23) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusiaadalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
24) Untuk penegakan dan perlindungan hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasimanusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**
25) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.*
8
26) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atashak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis.
Adapun HAM yang diatur dalam UU No. 39/1999 adalah sebagai berikut:
Pasal 1 (2) UU No. 39/1999
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya/tegaknya hak asasi
manusia.
Pasal 1 (3) UU No. 39/1999
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan
yanglangsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia
atasdasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan status social, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik yang
berakibatpengurangan, penyimpanan atau penghapusan, pengakuan,
pelaksanaanatau penggunaan hakasasi manusia dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,
sosial,hukum dan aspek kehidupan lainnya.
Pasal 1(4) UU No. 39/1999
Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja,sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitan yang hebat
(jasmani/rohani) pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau
keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnyaatas
suatu perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang dan
ataumengancam atau memaksa seseorang untuk satu alasan didasarkan
padabentuk diskriminasi apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan atau
sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.
Pasal 1(5) UUNo. 39/1999
9
Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah,
termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
10
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pelanggaran Kasus Hak Asasi Manusia Kejadian Meninggalnya
Mahasiswa Universitas Trisakti
hingga ke jalan S. Parman. Tujuan mereka adalah untuk melakukan long march
menuju gedung MPR/DPR di Senayan. Para mahasiswi berada di barisan depan
dan membagikan bunga mawar kepada para petugas polisi yang menghadang
peserta aksi.
Pada saat mahasiswa siap membubarkan diri ada anggapan bahwa letusan
senjata api justru terdengar dari arah aparat keamanan yang berjaga. Penembakan
itu menjadi awal dari penyebab tragedi Trisakti yang memakan korban
mahasiswa. Dalam berbagai dokumentasi, terlihat tembakan berasal dari atas
jembatan layang Grogol dan juga dari atas jembatan penyebrangan. Aparat
keamanan justru mulai bersikap agresif. Mereka mulai memukuli dan mengejar
para mahasiswa yang sudah mundur ke arah kampus, sehingga mahasiswa mulai
melawan dengan melempari aparat dengan batu dan benda apapun di sekitar
mereka. Hasil autopsi pada korban trisakti mengungkap keempatnya memiliki
luka tembak yang sangat mematikan. Ada yang mengalami luka tembak di dahi
yang tembus sampai ke belakang kepala, leher, punggung dan dada. Keempatnya
diketahui telah berada di dalam kampus dan mencari perlindungan ketika
penembakan terjadi.
Pada saat itu satuan pengamanan yang berjaga di lokasi adalah Brimob,
Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 202 dan 203, Artileri Pertahanan Udara
Kostrad, Pasukan Anti Huru Hara Kodam, juga terdapat Pasukan Bermotor yang
melengkapi diri dengan tameng, gas air mata, Steyr dan SS – 1. Walaupun pihak
aparat keamanan membantah penggunaan peluru tajam yang menjadi penyebab
tragedi Trisakti, tetapi hasil otopsi terhadap korban menunjukkan bahwa peluru
tajam adalah penyebab kematian mereka. Peluru kaliber 5,56 mm yang ditemukan
di tubuh Heri Hertanto biasanya digunakan oleh senjata laras panjang berjenis
Steyr atau SS – 1. Senjata jenis ini konon yang biasa digunakan oleh satuan
Brimob atau Kopassus. Begitu juga pernyataan hasil otopsi yang diungkap oleh
Tim Pencari Fakta ABRI, dan uji balistik yang dilakukan di Forensic Technology
Inc di Montreal, Kanada.
Kapolri Jenderal Pol Dibyo Widodo yang menjabat pada sejarah peristiwa
Trisakti saat itu membantah penggunaan peluru tajam. Kapolda Metro Jaya
Hamami Nata juga menyatakan bahwa polisi hanya menggunakan tongkat
pemukul, peluru karet dan peluru kosong, juga gas air mata. Walaupun kemudian
ditetapkan enam terdakwa yang disidangkan beberapa tahun setelahnya, siapa
penembak dan motifnya tetap tidak terungkap dengan jelas dan tuntas. Enam
terdakwa tersebut hanya menerima tuduhan dan dakwaan mengenai sengaja tidak
menaati perintah atasan.
Jaminan hak asasi manusia yang telah dilanggar dalam kasus trisakti
adalah jaminan hak untuk hidup. Jaminan hak asasi tersebut tercantum pada UUD
1945 Pasal 28A.
Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28A yang berbunyi: “Setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.” Dalam pasal
28A tersebut jelas diterangkan bahwa pasal tersebut menjamin hak seseorang
untuk hidup. Tetapi, dalam kasus Tragedi Trisakti 1998, para anggota polisi dan
militer/TNI yang terlibat dalam kasus itu telah merenggut hak hidup mahasiswa
Universitas Trisakti dengan cara menginjak, memukuli, dan menembak
mahasiswa secara brutal.
Selain itu berdasarkan pengertian HAM bisa dilihat bahwa hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
(UU RI N0,39 Tahun 1999 Bab I pasal 1:3).
Tragedy trisakti ini sangat melanggar bentuk HAM nomor 1 hak untuk
hidup , nomor 4 hak untuk memperoleh keadilan, nomor 7 hak untuk
kesejahteraan, dan nomor 8 hak turut serta dalam pemerintahan. Sedangkan
berdasarkan UUD’45 tragedi ini sangat melanggar hak kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat dan hak kedudukan yang sama di mata hukum.
Telah ada upaya nyata dalam penyelesaian kasus Tragedi Trisakti dalam
perspektif hukum maupun HAM. Namun nampaknya belum ada kesungguhan dan
komitmen yang kuat dalam menuntaskan kasus ini. Penuntasan kasus tidak hanya
di permukaan saja tetapi harus sampai ke akar-akarnya.
HAM, maka masyarakat Indonesia dapat mengajukan masalah ini sampai ke PBB
untuk menuntaskan beberapa kasus pelanggaran HAM termasuk kasus Tragedi
Trisakti.
17
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa :
4.1.1 Peristiwa tragedy trisakti merupakan kasus pelanggaran berat yang terjadi
di Indonesia
4.1.2 Jaminan hak asasi manusia yang telah dilanggar dalam kasus trisakti
adalah jaminan hak untuk hidup. Jaminan hak asasi tersebut tercantum
pada UUD 1945 Pasal 28A.
4.2 Saran
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 45, serta
mengamalkannya dengan menjunjung tinggi HAM, komitmen yang kuat dan
tindakan kolektif seluruh institusi yang terkait baik institusi sosial maupun politik
serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menegakkan HAM.
18
DAFTAR PUSTAKA