PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak asasi manusia merupakan kodrat yang diberikan oleh Tuhan kepada masingmasing umat manusia. Sebagai hak dasar yang langsung diberikan oleh Tuhan kepada
makhluk-Nya, pada dasarnya tidak ada seseorang pun yang boleh merampas hak tersebut
dari orang lain. Dengan demikian, tindakan-tindakan yang berupaya melanggar,
merampas, dan melecehkan hak asasi manusia merupakan suatu tindakan yang melawan
hukum.
Sejarah bangsa Indonesia telah mencatat berbagai macam kasus pelanggaran HAM,
salah satunya adalah Konflik Sampit. Konflik sampit adalah pecahnya kerusuhan antara
dua etnis di Indonesia yang terjadi pada Februari 2001. Perang sampit ini terjadi antara
etnis Dayak sebagai penduduk lokal dan Madura sebagai pendatang. Kerusuhan sampit
ini pecah pada 18 Februari 2001 dan sekitar 500 orang Madura tewas. 10.000 jiwa
kehilangan tempat tinggal. Sebenarnya dalam kasus ini terjadi kecemburuan sosial antara
penduduk lokal dan pendatang. Dimana pendatang disana menguasai perekonomian,
perindustrian, perkayuan dan perindustrian. Suku Dayak kerap kali mengalah kepada
suku pendatang. Mereka juga sangat terdesak di tanahnya sendiri. Hingga kampung
mereka pun berkali-kali berpindah karena mengalah dari para penebang kayu (suku
Madura) yang terus mendesak mereka masuk ke dalam hutan. Suku Dayak juga sering
mendapatkan ketidakadilan dalam hukum bilamana suku Dayak yang menjadi korban.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah mengenai
unsur pelanggaran HAM dibalik Konflik Sampit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya Konflik Sampit?
2. Bagaimana kronologi kejadian Konflik Sampit?
3. Bagaimana penyelesaian Konflik Sampit?
4. Bagaimana sikap pemerintah dalam menanggapi Konflik Sampit?
5. Bagaimana solusi alternatif dari Konflik Sampit?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penyebab dan kronologi kejadian Konlik Sampit.
2. Mengidentifikasi solusi alternatif dari Konflik Sampit.
3. Menganalisis unsur pelanggaran HAM dari Konflik Sampit.
BAB II
LANDASAN TEORI
TINJAUAN MATERI MENGENAI HAK ASASI MANUSIA
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
Menurut UU RI Nomor 39 Tahun 1999 pasal (1),
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2.2 Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Menurut Pasal (1) Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran
hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya.
2.3 Jenis-Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
a. Kejahatan genosida yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara :
1) Membunuh anggota kelompok
2) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggotaanggota kelompok
3)
terhadap
dilakukan sebagai
yang diketahuinya
kemanusiaan
bagian
bahwa
dari
yaitu
serangan
serangan
salah
yang
satu
meluas
itu ditujukan
perbuatan
yang
atau
sistematik
secara
langsung
antara
lain
berupa perbuatan
menghambat
pemasokan barang
makanan
dan
obat-obatan yang
dapat
pemandulan
atau sterilisasi
secara
secara
paksa
paksa,
atau
10) Kejahatan apartheid, yaitu perbuatan tidak manusiawi dengan sifat yang sama
dengan sifat-sifat yang disebutkan dalam Pasal 8 yang dilakukan dalam
konteks suatu rezim kelembagaan berupa penindasan dan dominasi oleh suatu
kelompok rasial atas suatukelompok atau kelompok-kelompok ras lain dan
dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan rezim itu.
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Ringan
Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi:
a. Pencemaran nama baik
b. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
2.4 Instrumen Nasional Tentang HAM
a. Landasan Idil yakni pancasila sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Landasan konstitusional
1. Pembukaan UUD 1945 alenia I-IV
2. Batang tubuh UUD 1945 meliputi Pasal 27 ayat (1) dan (2), pasal 28 A-J, pasal 29
ayat (2), pasal 30 ayat (1), pasal 31, pasal 32, pasal 33, dan pasal 34.
c. Landasan operasional
1. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.