PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
yang dapat kita ambil adalah bagaimana alur cerita dari kasus
pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap tersangka Jessica Kumala
Wongso.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cerita
dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap tersangka
Jessica Kumala Wongso.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Korban
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, adalah anak dari seorang
pengusaha. Ayahnya, Edi Darmawan Salihin memiliki beberapa
perusahaan, antara lain di bidang pengiriman dokumen penting di
Petojo, Jakarta Pusat, dan perusahaan yang bergerak di bidang garmen
di Cengkareng, Jakarta Barat. Mirna diketahui memegang salah satu
perusahaan milik ayahnya tersebut.
Mirna pernah bersekolah di Jubilee School di
kawasan Sunter, Jakarta Utara. Ia kemudian melanjutkan pendidikan
di Billy Blue College of Design, dan Swinburne University of Technology,
keduanya berada di Australia. Setelah lulus, Mirna bekerja di
perusahaan yang bergerak di bidang desain, Misca Design dan Monette
Gifts & Favors.
Pada bulan November 2015, Mirna menikah dengan Arief
Soemarko di Bali, Indonesia, setelah sebelumnya berpacaran selama 10
tahun. Mirna dan Arief diketahui mulai berpacaran sejak berada di
Australia. Saat itu, Mirna tinggal di Sydney, sedangkan Arief
di Melbourne. Mirna juga diketahui memiliki saudara kembar yang
bernama Sendy Salihin.
B. Kronologi
Terdapat beberapa kronologi berbeda dari kasus pembunuhan ini,
dikarenakan keterangan saksi yang sering berubah-ubah. Kronologi
pertama adalah keterangan dari teman berkumpul Mirna pada saat
kejadian, Jessica, dan kronologi kedua diungkapkan oleh teman Mirna
lainnya yang juga berada di TKP, yaitu Hani, kepada pihak kepolisian.
D. Penyelidikan Kepolisian
Pada awal perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian
sempat menemui jalan buntu karena pihak keluarga Mirna tidak
mengizinkan untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah Mirna. Namun,
setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak kepolisian,
akhirnya pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. Dari
hasil otopsi tersebut diketahui bahwa terdapat pendarahan di lambung
Mirna.
Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa
kematian Mirna tidak wajar. Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi
di Olivier Café pada tanggal 11 Januari 2016 dengan menghadirkan dua
orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga meminta
keterangan dari pegawai Olivier Café.
Polisi pun mengembangkan penyelidikan dengan memanggil
beberapa saksi termasuk pihak keluarga Mirna yang diwakili oleh
ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Jessica
sendiri diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak
hanya dimintai keterangan, namun polisi juga menggeledah rumahnya
pada tanggal 10 Januari 2016. Polisi diketahui mencari celana yang
dipakai oleh Jessica pada saat kejadian. Namun hingga kini, celana
tersebut belum ditemukan.
Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun meminta keterangan
dari para ahli diantaranya ahli IT, hipnoterapi, psikolog, dan psikiater
untuk menguatkan bukti dugaan terhadap pelaku.
Kepolisian RI juga meminta bantuan kepada Kepolisian Federal
Australia untuk mendalami latar belakang Jessica selama berada
di Australia.
E. Tersangka
Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin,
polisi akhirnya mengumumkan pelaku pembunuhan berencana
ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal
29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB. Jessica yang diketahui sebagai
teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap keesokan
harinya di Hotel Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal
30 Januari 2016 pukul 07:45 WIB. Setelah menjalani pemeriksaan
selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan oleh pihak
kepolisian.
G. Persidangan
Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala
Wongso pada akhirnya dituntut 20 tahun penjara atas tindak pidana
pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP. Dalam tuntutannya,
jaksa menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah meracuni
Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram. Jessica
disebut menutupi aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di
meja nomor 54.
Pada 27 Oktober 2016, Jessica Kumala Wongso dijatuhi vonis
pidana penjara selama 20 tahun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembunuhan berencana merupakan salah satu perbuatan yang
diancam dengan pidana mati, selain itu juga ancaman hukumannya
adalah pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun. Ancaman pidana bagi pelaku pembunuhan
berencana yaitu hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun.
B. SARAN
Hukum di Indonesia harus lebih di tegakkan lagi agar
permasalahan kasus-kasus hukum pidana di indonesia bisa diatur lebih
baik lagi dan yang melanggar hukum harus diberi hukuman yang
setimpal sesuai dengan Undang-undang yang telah di tetapkan.
Hukum acara pidana merupakan hukum yang bertujuan untuk
mempertahankan hukum materil pidana. Dengan kata lain acara pidana
merupakan proses untuk menegakkan hukum materil, proses atau tata
cara untuk mengetahui apakah seseorang telah melakukan tindak
pidana. Acara pidana lebih dikenal dengan proses peradilan pidana.
Jumat, 28 Oktober 2016 07:31 WIB
Tuntutan Jaksa
Pada 5 Oktober 2016 jaksa penuntut umum (JPU) berketetapan
memberikan tuntutan hukuman 20 tahun penjara kepada Jessica
dengan alasan tewasnya Mirna memberikan kesedihan yang mendalam.
Jaksa bahkan menyatakan bahwa Jessica melakukan aksi pembunuhan
yang keji dan sadis dengan racun untuk menewaskan Mirna
Putusan hakim
Pada 27 Oktober 2016, majelis hakim menyatakan Jessica
Kumala Wongso terbukti bersalah melakukan pembunuhan berencana
dalam perkara tewasnya Wayan Mirna Salihin dan menjatuhkan vonis
hukuman 20 tahun penjara, sama dengan tuntutan yang diajukan oleh
jaksa penuntut umum.
Hal yang memberatkan terdakwa,menurut hakim, perbuatan
terdakwa mengakibatkan Mirna meninggal dunia dan perbuatan
terdakwa terbilang keji dan sadis.
Jessica dan kuasa hukum menyatakan akan mengajukan banding
terhadap putusan majelis hakim pengadilan Negri Jakarta Pusat yang
menjatuhkan vonis hukuman 20 tahun penjara.
Pengacara Tak Kaget Banding Jessica Wongso Ditolak, Kenapa?
Jessica Wongso
Liputan6.com, Jakarta - Ketua tim penasihat hukum Jessica
Kumala Wongso, Otto Hasibuan kecewa atas putusan banding
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Putusan PT DKI Jakarta menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 777/2016/PN Jakarta
Pusat terkait kasus pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin.
"Sedih, tapi tidak kaget karena memang itu sudah diprediksi," ujar
Otto kepada wartawan, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Namun, bagi dia, semua upaya hukum perlu dicoba untuk mencari
kebenaran. Setelah upaya bandingnya dimentahkan pengadilan tinggi,
kini pihaknya menaruh harapan di Mahkamah Agung (MA) dengan
mengajukan kasasi.
Perkara itu ditangani oleh hakim ketua Artidjo Alkostar serta hakim
anggota Salman Luthan dan Sumardiyatmo. Tim penasihat hukum
Jessica mengajukan kasasi untuk menguji putusan Pengadilan Tinggi
DKI Jakarta yang menolak banding Jessica dan menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Adapun majelis hakim PN Jakarta
Pusat menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepada Jessica pada
Oktober 2016.
Disusun Oleh:
Natalia Ratnasari
XII - IPA 3