1. Posisi Kasus
Terdapat beberapa kronologi berbeda dari kasus pembunuhan ini, dikarenakan keterangan
saksi yang sering berubah-ubah. Kronologi pertama adalah keterangan dari teman
berkumpul Mirna pada saat kejadian, Jessica, dan kronologi kedua diungkapkan oleh
teman Mirna lainnya yang juga berada di TKP, yaitu Hani, kepada pihak kepolisian1
Kronologi Kasus versi Jessica
• Tiba di Grand Indonesia (pukul 14.00 WIB). Jessica janjian bertemu dengan tiga
temannya, Mirna, Hani, dan Vera, di Kafe Olivier pada pukul 17.00.
• Pesan tempat. Begitu tiba, Jessica langsung memesan meja nomor 54. Kafe Olivier
merupakan pilihan Mirna.
• Jalan-jalan. Jessica berkeliling mal dan membeli tiga bingkisan berisi sabun untuk oleh-
oleh bagi ketiga temannya.
• Kembali ke kafe (Sekitar pukul 16.00 WIB). Jessica memesan minuman setelah bertanya
dulu di grup perbicangan media sosial mereka.
• Minuman datang. Minuman yang datang pertama adalah kopi es Vietnam pesanan Mirna.
Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica) datang belakangan.
• Sang teman tiba (pukul 16.40). Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat. Posisi duduk:
Mirna (tengah), Jessica (kiri), dan Hani (kanan)
• Mirna meminum kopi Mirna merasa bau kopinya aneh dan meminta kedua temannya ikut
mencium. “Baunya aneh,” kata Jessica. Belakangan diketahui bahwa kopi yang diminum
oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.
• Mirna meminta air putih. Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik pilihan
minumannya.
• Mirna sekarat. Ketika ia kembali, tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya mengeluarkan busa,
kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.
1
"Tersangka Kasus Mirna, Kronologi Versi Jessica dan Polisi". Tempo.co. 2016-01-30. Diakses tanggal 2016-02-03.
• Panik. Jessica dan Hani panik sembari mengoyangkan tubuh Mirna. Mereka berteriak
memanggil pelayan kafe.
• Dibawa ke klinik dan rumah sakit Mirna dibawa menggunakan kursi roda ke klinik,
kemudian dibawa dengan mobil suaminya, Arief Soemarko, ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Dokter klinik mal Grand Indonesia, Joshua, mengatakan denyut nadi Wayan Mirna Salihin
sebelum wafat adalah 80 kali per menit. Sementara pernapasannya 16 kali per menit. Pada
saat dibawa ke klinik, Mirna diketahui pingsan. Selama lima menit Joshua mengaku hanya
melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan masalah pada pernapasan dan denyut nadi.
Dirinya hanya memberi alat bantu pernapasan. Kemudian atas kemauan suami, Mirna
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Kronologi versi Hani kepada Polisi
• Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.
• Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB). Minuman sudah tersedia. Menurut Hani,
setelah meminum es kopi, Mirna mengatakan “It's awful, it's bad”. “Minumannya ada apa-
apanya kali,” kata Hani.
• Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya berbusa sehingga dibawa ke klinik.
Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna)
Wawancara yang dilakukan oleh Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyers
Club di tvOne, Edi Darmawan Salihin2 mengungkapkan beberapa fakta terkait kematian
anaknya. Fakta tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman CCTV yang
berada di Olivier Café. Ia menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan oleh Jessica Kumala
Wongso di media-media itu bohong. Kebohongan tersebut antara lain mengenai air mineral
yang diakui Jessica dipesan olehnya, nyatanya tidak tercantum dalam tagihan pesanan.
Lalu penempatan goody bag yang diakui Jessica ditaruh di atas meja setelah minuman
datang, menurut Edi, nyatanya goodybag ditaruh sebelum minuman pesanan diantarkan
oleh pelayan. Edi pun mengatakan, hanya Jessica yang tidak menangis saat keluarga dan
teman-teman Mirna berada di Rumah Sakit Abdi Waluyo.
2
"Ayah Mirna: Kalau Amir Bersaksi, Saya Kasih Mobil Ferrari! | News | Arah.Com". arah.com. Diakses
tanggal 2016-10-24.
2. Tahapan-Tahapan Berdasarkan Alur Hukum Acara Pidana Dari
Kasus Jessica Kumala Wongso
1) Penyelidikan Kasus
Pada awal perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian sempat menemui jalan buntu
karena pihak keluarga Mirna tidak mengizinkan untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah
Mirna. Namun, setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak kepolisian,
akhirnya pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. Dari hasil otopsi
tersebut diketahui bahwa terdapat pendarahan di lambung Mirna.
Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa kematian Mirna tidak wajar.
Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi di Olivier Café pada tanggal 11 Januari 2016
dengan menghadirkan dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga meminta
keterangan dari pegawai Olivier Café.3
Polisi pun mengembangkan penyelidikan dengan memanggil beberapa saksi termasuk
pihak keluarga Mirna yang diwakili oleh ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani
dan Jessica. Jessica sendiri diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak
hanya dimintai keterangan, namun polisi juga menggeledah rumahnya pada tanggal 10
Januari 2016. Polisi diketahui mencari celana yang dipakai oleh Jessica pada saat kejadian.
Namun hingga kini, celana tersebut belum ditemukan.
Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun meminta keterangan dari para ahli
diantaranya ahli IT, hipnoterapi, psikolog, dan psikiater untuk menguatkan bukti dugaan
terhadap pelaku.
Kepolisian RI juga meminta bantuan kepada Kepolisian Federal Australia untuk
mendalami latar belakang Jessica selama berada di Australia.
3
"Tersangka Kasus Mirna, Kronologi Versi Jessica dan Polisi". Tempo.co. 2016-01-30. Diakses tanggal 2016-02-03.
2) Penyidikan Kasus
Wayan Mirna Salihin (27) tewas setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan
temannya, Jessica Kumala Wongso (28), di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Ayah
Mirna, Edi Dermawan Salihin, melaporkan kematian anaknya ke Polsek Metro Tanah
Abang. Jenazah Mirna dibawa ke TPU Gunung Gadung di Bogor untuk dikebumikan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel tubuh, Mirna diduga tewas keracunan. Polisi
menemukan kandungan zat asam bersifat korosif dalam tubuh Mirna. Kepala Puslabfor
Brigadir Jenderal Alex Mandalikan mengungkapkan, ada racun sianida dalam es kopi
vietnam yang diminum Mirna, Polisi menemukan 3,75 miligram zat yang sama di lambung
Mirna.4 Melalui serangkaian penyidikan dan konsultasi dengan Kejaksaan Tinggi Jakarta,
Polda Metro Jaya menetapkan Jessica sebagai tersangka pembunuhan Wayan Mirna
Salihin. Jessica diduga menaruh racun sianida dalam kopi Mirna. Pada tanggal 30 Januari
2016 pukul 07.00 WIB, Jessica ditangkap penyidik di salah satu hotel di Jakarta Utara. Saat
ditangkap, Jessica bersama keluarganya. Penangkapan Jessica dilakukan setelah penyidik
tidak menemukan Jessica di rumahnya.
Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan
sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB5. Jessica yang diketahui
sebagai teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap keesokan harinya
di Hotel Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 07:45
WIB. Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan
oleh pihak kepolisian.
4
”Perjalanan Panjang Sidang Jessica”. Kompas.com diakses pada tanggal 2016-11-01
5
“Jessica Wongso Resmi Jadi Tersangka Kematian Mirna” Tempo.co, tanggal 30 Januari 2016. Diakses tanggal 3
Februari 2016.
3) Penuntutan
Pada tanggal 18 Februari 2016 Berkas perkara Jessica dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta
Pusat. Jessica dipindahkan dari Rumah Tahanan Polda Metro Jaya ke Rumah Tahanan Khusus
Wanita Pondok Bambu, Jakarta Timur. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengembalikan berkas
perkara dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Kejati menilai keterangan para saksi masih
dirasa kurang dalam berkas perkara tersebut. Pada senin 26 Maret 2016 Polda Metro Jaya untuk
kedua kalinya mengirimkan berkas perkara itu ke Kejati DKI. Salah satu bukti yang ditambahkan
dalam berkas tersebut adalah hasil penyelidikan tim Polda Metro Jaya ke Australia. Kejati DKI
Jakarta mengembalikan lagi berkas perkara itu untuk kedua kalinya kepada penyidik. Dalam berkas
tersebut, Kejati DKI menemukan adanya sejumlah kekurangan, baik keterangan saksi maupun ahli.
Untuk ketiga kalinya, penyidik Polda Metro Jaya kembali melimpahkan berkas perkara itu ke
Kejati DKI. Namun, Kejati DKI lagi-lagi mengembalikan berkas perkara tersebut ke penyidik.
Penyidik melimpahkan untuk keempat kalinya berkas perkara tersebut. Dalam pelimpahan berkas
itu, penyidik memasukkan keterangan ahli toksikologi atau ahli racun. Tetapi pada tanggal 17 Mei
2016 Kejati kembali mengembalikan lagi berkas perkara tersebut untuk keempat kalinya kepada
penyidik. Kala itu, Kejati meminta penyidik Polda Metro Jaya untuk menyertakan bantuan hukum
timbal balik terkait perkara kriminal atau Mutual Legal Assitance in Criminal Matters dari
pemerintah Australia. Kejati juga meminta kepada penyidik untuk melakukan pencarian dan
penyitaan komputer, rekam medis, dan catatan bank. Sampai pada tanggal 18 Mei 2016 Penyidik
Polda Metro Jaya untuk kelima kalinya melimpahkan berkas perkara tersebut ke Kejati DKI
Jakarta. Dalam pelimpahan kelima kalinya ini, penyidik menyertakan segala petunjuk yang
diberikan Kejati saat pengembalian yang keempat. Akhirnya pada tanggal 26 Mei 2016 Setelah
kurun waktu 118 hari ditahan, Kejati DKI Jakarta akhirnya menetapkan berkas Jessica lengkap (P
21) dan akan melanjutkan perkara tersebut ke persidangan. Berkas perkara Jessica dilimpahkan ke
Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 Mei 20166. Jessica dipindahkan dari Rumah
Tahanan Polda Metro Jaya ke Rumah Tahanan Khusus Wanita Pondok Bambu, Jakarta Timur.
6
^”Perjalanan Panjang Sidang Jessica”. Kompas.com diakses pada tanggal 2016-11-01
Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah meracuni
Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram7. Jessica disebut menutupi
aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54.
7
^ a b c “Jessica wongso dituntut 20 tahun, Protes Keluarga Mirna dan Sorotan Australia. Detiknews. Diakses
tanggal 2016-10-08
tangannya beberapa kali dan tampak celingak-celinguk. Nursamran menyebutkan Jessica
kemungkinan menggaruk tangannya karena terpapar sianida. Psikolog klinis, Antonia
Ratih Andjayani, menyebut Jessica sebagai orang yang cerdas, tenang, dan percaya diri.
Dia juga mengatakan Jessica memiliki kepribadian amorous narcissist yang seringkali
menggunakan kebohongan untuk berdalih. Psikiater forensik dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo yang memeriksa Jessica, Natalia Widiasih Raharjanti, mengatakan Jessica
memiliki risiko melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri maupun orang lain apabila
dalam kondisi tertekan. Dia menjelaskan Jessica beberapa kali melakukan percobaan
bunuh diri di Australia. Ahli toksikologi forensik, I Made Agus Gelgel Wirasuta,
menjelaskan sianida merupakan penyebab kematian Mirna. Gelgel juga merekonstruksi
pembuatan es kopi vietnam sianida dengan panelis karyawan Olivier. Hasilnya, Gelgel
menyebut es kopi vietnam yang diminum Mirna berwarna coklat susu seperti hasil
rekonstruksi.
Pada sidang hari itu, jaksa juga menghadirkan ahli hukum pidana, Edward Omar Sharif
Hiariej, yang menjelaskan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana tidak
memerlukan motif dan pembuktian hukumnya tidak memerlukan bukti langsung. Saksi
dokter Rumah Sakit Abdi Waluyo yang menangani Mirna pertama kali, yakni dokter Prima
Yudho dan Ardianto, menyatakan Mirna sudah meninggal sebelum tiba di RS Abdi
Waluyo sekitar pukul 18.00 WIB. Namun, secara medis, waktu kematian Mirna ditetapkan
pada pukul 18.30 WIB, setelah dokter melakukan upaya pertolongan. Ahli kedokteran
forensik Budi Sampurna mengatakan, berdasarkan rekaman CCTV, tanda-tanda yang
ditunjukkan Mirna sesuai dengan gejala orang yang keracunan sianida. Ahli hukum pidana
Mudzakkir, yang dihadirkan kuasa hukum Jessica, menjelaskan motif perlu dicari dan
dibuktikan dalam pembunuhan berencana untuk mengetahui hal yang melatarbelakangi
maupun tujuan lebih lanjut setelah pelaku melakukan pembunuhan. Sehingga, penegakkan
hukum dilakukan dengan adil.
Pada hari yang sama, jaksa menghadirkan polisi dari New South Wales, Australia, John J. Torres,
yang menjelaskan catatan-catatan kepolisian atas nama Jessica. Dia menjelaskan Jessica beberapa
kali melakukan percobaan bunuh diri di Australia. Jessica diperiksa dalam persidangan. Dia
menyatakan tidak menyentuh dan memasukkan apa pun ke dalam gelas es kopi vietnam Mirna.
Jessica tercatat beberapa mengatakan lupa saat jaksa dan majelis hakim bertanya.
5) Upaya Hukum
Hakim memvonis Jessica hukuman 20 tahun penjara. Jessica terbukti bersalah melakukan
pembunuhan berencana terhadap Mirna dengan cara memberi racun sianida ke kopi yang
diminum Mirna. Jessica terbukti melakukan tindak pidana dalam Pasal 340 KUHP. Majelis
hakim menyatakan Jessica terbukti menaruh sianida tersebut.
Atas vonis itu, Jessica mengajukan permohonan banding. Tapi Pengadilan Tinggi (PT)
DKI Jakarta menguatkan putusan PN Jakpus Nomor 777/Pid.B/2016/PN.Jkt.Pst pada 27
Oktober 2016.
Selanjutnya, Jessica mengajukan upaya kasasi, tapi tetap ditolak MA pada 21 Juni 2017.
Dilansir dari website MA, Rabu (21/6/2017), perkara tersebut diketok oleh ketua majelis
kasasi hakim agung Artidjo Alkotsar dibantu dengan 2 anggotanya hakim agung Salman
Luthan dan hakim agung Sumardijatmo.
Perkara dengan nomor register 498K/PID/2017 memutus untuk menolak permohonan
kasasi yang diajukan Jessica Kumala Wongso. Perkara tersebut masuk ke meja kasasi pada
tanggal 9 Mei 2017.8
Pertanyaan kunci kuasa hukum Jessica yaitu tidak ada rekaman CCTV bila Jessica
memasukkan sianida ke kopi yang diminum Mirna. Apa kata MA?
"Dalam menentukan sebab kematian korban, judex facti tidak menentukan sendiri penyebab
kematian korban yang jelas-jelas bukan kompetensinya karena hakim bukan dokter, tetapi hakim
dapat dapat menyimpulkan sebab kematian berdasarkan fakta-fakta persidangan, yang merupakan
konklusi kumulatif dari keterangan saksi-saksi fakta yang dihadirkan di persidangan, surat, alat
bukti elektronik (CCTV), dan keterangan para ahli Toksikologi dan kedokteran forensik," jawab
majelis dengan suara bulat.
Atas vonis kasasi itu, Jessica mengajukan PK. Apa kata MA?
"Tolak," demikian dilansir website MA, Senin (31/12/2018). Perkara Nomor 69 PK/PID/2018 itu
diadili oleh hakim agung Suhadi, Sri Murwahyuni dan Sofyan Sitompul.
8
^ “Pupusnya Upaya Luar Biasa Jessica Wongso”, Detiknews. Diakses pada tanggal 2019-01-01
6) Eksekusi Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Sidang perdana kasus kematian Mirna dengan terdakwa Jessica digelar di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Jessica didakwa dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau Pidana Penjara Seumur
hidup atau kurang lebih 20 tahun. Maka dengan ini Jaksa dalam tuntutannya menuntut
Jessica dengan 20 tahun hukuman pidana penjara.
Prosedur pelaksanaan putusan pengadilan terhadap pidana penjara atau kurungan antara
lain :
1. Menerima salinan pitusan pengadilan dan panitera pengadilan negeri yang
bersangkutan dalam waktu 1 minggu untuk perkara biasa dan 14 hari untuk perkara
dengan acara singkat;
2. Kepala Kejaksaan menggunakan surat perintah pelaksanaan putusan pengadilan;
3. Menyerahkan terpidana kepada Lembaga Pemasyarakatan;
4. Membuat Laporan Pelaksanaan.
Berdasarkan prosedur pelaksanaan putusan pengadilan terhadap pidana penjara atau
kurungan pada poin 2 disebutkan bahwa kepala kejaksaan negeri mengeluarkan surat
perintah pelaksanaan putusan pengadilan, dengan dikeluarkannya surat perintah tersebut
maka jaksa segera menjalankan tugasnya untuk melaksanakan penetapan hakim dan
putusan pengadilan.
Kemudian apabila seorang terpidana dipidana penjara atau kurungan lebih dari satu
putusan, maka pidana itu dijalankan berturut-turut dimulai dengan pidana yang dijatuhkan
terlebih dahulu (Pasal 273 KUHAP).9
9
^ “UU No. 8 tahun 1981 Tentang KUHAP”
7) Surat Dakwaan
Sidang perdana kasus kematian Mirna dengan terdakwa Jessica digelar di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Jessica didakwa dengan dakwaan tunggal Pasal 340 KUHP tentang
pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati dengan
memenuhi unsur-unsur subyektif dan obyektif sebagai berikut10 :
❖ Unsur Subyektif : dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu
❖ Unsur Obyektif : menghilangkan nyawa orang lain.
Dengan ditambah fakta-fakta persidangan dari kejadian tersebut dan didukung oleh alat-
alat bukti yang mencukupi dan mendukung
8) Pembuktian
jaksa juga menghadirkan ahli hukum pidana, Edward Omar Sharif Hiariej, yang
menjelaskan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana tidak memerlukan motif dan
pembuktian hukumnya tidak memerlukan bukti langsung.
Hasil otopsi dari Laboratorium Forensik yang dilakukan terhadap jenazah Mirna,
ditemukan adanya pendarahan pada lambung dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif
masuk dan merusak mukosa lambung. Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal
dari Sianida.
Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri juga sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan
sampel kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel kopi itu
ditemukan 15 gram racun sianida. Sebagai perbandingan, 90 miligram sianida bisa
menyebabkan kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. Sekitar 90 miligram,
jika dalam bentuk cairan, dibutuhkan 3-4 tetes saja. Sedangkan 15 gram, sekitar satu
sendok teh.11
10
Buku Hukum Pidana 2 ( Tindak Pidana dalam KUHP ) karangan Alm. Ali Zaidan, SH,MH Hal 116
11
Meninggal Setelah Ngopi, Ini Hasil Otopsi Mirna Tempo.co, tanggal 10 Januari 2016. Diakses tanggal 3
Februari 2016.
9) Tuntutan Requisitoir
Jaksa menuntut Jessica dengan 20 tahun hukuman penjara. Hal-hal yang memberatkan
yakni perbuatan Jessica dinilai meninggalkan kepedihan mendalam bagi keluarga Mirna,
perencanaan untuk menghilangkan nyawa korban dinilai dilakukan secara matang dan
dengan keteguhan niat.12
Jaksa juga menyebut perbuatan Jessica sangat keji karena Mirna adalah temannya sendiri.
Jessica dinilai sadis karena meracuni Mirna menggunakan sianida, sehingga Mirna tersiksa
terlebih dahulu sebelum dia meninggal.
Jaksa menyebut Jessica tidak mengakui perbuatannya dan tidak menyesal sedikit pun.
Jaksa juga menilai keterangan Jessica dalam persidangan berbelit-belit dan membangun
alibi untuk mengaburkan fakta dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan.
12
”Perjalanan Panjang Sidang Jessica”. Kompas.com diakses pada tanggal 2016-11-01
11) Replik dan Duplik
Jaksa menanggapi pleidoi Jessica dan tim kuasa hukumnya dalam replik mereka. Dalam
repliknya, jaksa menyindir Jessica yang menangis saat membacakan pleidoinya. Jaksa juga
menyindir tim kuasa hukum Jessica soal pembayaran dalam menangani kasus kliennya
serta pembacaan pleidoi yang memakan dua kali persidangan.
Kemudian, jaksa menunjukkan foto-foto ruangan yang mereka sebut sebagai ruang tahanan
Jessica. Jaksa menyebut ruang tahanan Jessica cukup mewah.
Jessica dan tim kuasa hukumnya menanggapi replik dengan membacakan duplik mereka.
Jessica menuturkan, foto-foto yang ditunjukkan jaksa bukanlah ruang tahanannya,
melainkan ruang serba guna yang biasa dipakai oleh semua tahanan untuk kegiatan
kerohanian dan konseling.
Sementara ruang tahanannya adalah ruang isolasi yang biasa digunakan untuk tahanan
yang melakukan pelanggaran atau ruangan tempat tersangka kasus pembunuhan sebelum
dipindahkan ke ruang tahanan biasa.
Kemudian, Jessica menyampaikan ketakutannya tentang adanya intervensi dalam
persidangan, melihat kedekatan keluarga Mirna dengan jaksa. Dia meminta majelis hakim
memutuskan perkaranya dengan adil.
13
”Perjalanan Panjang Sidang Jessica”. Kompas.com diakses pada tanggal 2016-11-01
3. Isi Dakwaan JPU terhadap Jessica K Wongso (Surat Dakwaan No
Reg. Perk: PDM-203/JKT.PST/05/2016, tanggal 30 Mei 2016)
DAKWAAN…………………………………….
Bahwa Terdakwa JESSICA KUMALA alias JESSICA KUMALA WONGSO alias
JESS pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
tertentu dalam bulan Januari 2016 bertempat di Restaurant Olivier, West Mall, Ground
Floor, Grand Indonesia, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta
Pusat atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dengan sengaja dan dengan rencana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut: ---------------------------------
- Bahwa Terdakwa berteman dengan korban Wayan Mirna Salihin (Korban Mirna),
Saksi Boon Juwita alias Hani (Saksi Hani) dan Saksi Vera Rusli (Saksi Vera) di
Kampus Billy Blue College Of Desain di Sidney, Australia. Sekira pertengahan tahun
2015, Korban Mirna mengetahui permasalahan dalam hubungan percintaan antara
Terdakwa dengan pacarnya sehingga Korban Mirna menasehati Terdakwa agar putus
saja dengan pacarnya yang suka kasar dan pemakai narkoba, dengan menyatakan buat
apa pacaran dengan orang yang tidak baik dan tidak modal. Ucapan Korban Mirna
tersebut ternyata membuat Terdakwa marah serta sakit hati sehingga Terdakwa
memutuskan komunikasi dengan Korban Mirna. ----------------------------------------
- Bahwa setelah kemarahan Terdakwa kepada Korban Mirna tersebut, Terdakwa pada
akhirnya putus dengan pacarnya dan mengalami beberapa peristiwa hukum yang
melibatkan pihak Kepolisian Australia, sehingga membuat Terdakwa semakin
tersinggung dan sakit hati kepada Korban Mirna, sehingga untuk membalas sakit
hatinya tersebut, Terdakwa merencanakan untuk menghilangkan nyawa Korban Mirna.
---------------------------------------------
- Untuk mewujudkan rencananya ituTerdakwa berusaha menjalin kembali komunikasi
dengan Korban Mirna melalui aplikasi WhatsApp (WA) pada tanggal 5 Desember 2015
saat Terdakwa dalam perjalanan dari Australia ke Indonesia, namun saat itu tidak
mendapatkan jawaban dari Korban Mirna. -----
- Kemudian Terdakwa tiba di Indonesia pada tanggal 6 Desember 2015 dan pada
tanggal 7 Desember 2015 Terdakwa berusaha kembali menghubungi Korban Mirna
melalui WA untuk memberitahukan keberadaan Terdakwa di Jakarta dan Terdakwa
mengajak Korban Mirna untuk bertemu. Selanjutnya terjadilah pertemuan pertama
antara Terdakwa dengan Korban Mirna beserta suami korban yaitu Saksi Arief
Setiawan Soemarko (Saksi Arief) di salah satu Cafe di daerah Jakarta Utara. -----------
-----------------------------------------------------
- Bahwa setelah pertemuan itu, Terdakwa sangat aktif menghubungi Korban Mirna
melalui WA, kemudian pada tanggal 15 Desember 2015, Terdakwa meminta agar
Korban Mirna membuat Group WhatsApp (WA) yang beranggotakan Terdakwa,
Korban Mirna & Saksi Hani, dengan mengatakan : “Eh bikin grup chat sama hanie en
me donk”, dan atas permintaan Terdakwa itu Korban Mirna membuat Group WA
dengan nama BILLY BLUE DAYS yang beranggotakan : Terdakwa, Korban Mirna,
Saksi Hani, dan Saksi Vera, dimana dalam percakapan Group WA tersebut, Terdakwa
kembali berinisiatif untuk mengajak bertemu yang akhirnya disepakati pada tanggal
06 Januari 2016 pukul 18.30 WIB di Restaurant Olivier, West Mall, Ground Floor,
Grand Indonesia, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat,
atas pilihan Terdakwa. ----------------------------------------------------------------
- Bahwa pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016, Terdakwa mulai mempersiapkan diri untuk
mewujudkan rencananya dengan cara pada pukul 12.58 WIB, melalui Group WA, Terdakwa
mengatakan akan mentraktir Korban Mirna, Saksi Hani dan Saksi Vera, serta memberitahukan
kepada mereka jika Terdakwa akan datang terlebih dahulu ke Restaurant Olivier untuk
memesan tempat. Selanjutnya terjadi percakapan (chating) di Group WA dimana Korban Mirna
mengatakan tentang kesukaannya terhadap Vietnamese Ice Coffee (VIC) di Restaurant Olivier,
dari percakapan tersebut Terdakwa langsung berinisiatif untuk memesankan VIC untuk Korban
Mirna. -----------------------------
- Sesampainya Terdakwa di Restaurant Olivier pada sekitar pukul 15.30 WIB
Terdakwa langsung memesan tempat untuk 4 orang di area tidak merokok (no smoking
area) kepada Saksi Aprilia Cindy Cornelia Parimahua (Saksi Cindy) yang bertugas
sebagai resepsionis Restaurant Olivier. Setelah itu Terdakwa masuk ke dalam
Restaurant Olivier untuk melihat keadaan di dalam Restaurant Olivier tersebut. --------
-----------------------------------------------------------
- Setelah mengamati keadaan Restaurant Olivier, sebagai persiapan selanjutnya untuk
menghilangkan nyawa Korban Mirna, kemudian Terdakwa meninggalkan Restaurant
Olivier menuju ke toko Bath And Body Works, Lantai 1, West Mall, Grand Indonesia,
Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dan sesampainya
di toko tersebut Terdakwa membeli 3 (tiga) buah sabun dan meminta kepada Saksi Tri
Nurhayati selaku karyawati toko Bath And Body Works, agar masing - masing sabun
tersebut dibungkus dan dimasukkan ke dalam 3 (tiga) paper bag. -------------------------
---
- Selanjutnya pada sekira pukul 16.14 WIB, Terdakwa kembali ke Restaurant Olivier
dengan membawa 3 (tiga) paper bag tersebut dan sesampainya di sana, Terdakwa
diantarkan oleh Saksi Cindy ke area tidak merokok (no smoking area) dan Terdakwa
sengaja memilih meja 54 berupa tempat duduk sofa setengah lingkaran yang
membelakangi tembok dengan area yang lebih tertutup walaupun masih terdapat meja
33, 34 dan 35 berupa tempat duduk kursi dengan area terbuka yang masih kosong pada
area tidak merokok (no smoking area) itu. ----------------------------------------------------
---------------------------
- Sesampainya di meja 54, Terdakwa langsung meletakkan 3 (tiga) paper bag yang telah
dipersiapkan sebelumnya di atas meja 54 tersebut lalu Terdakwa pergi ke bar untuk
memesan minuman VIC untuk Korban Mirna dan 2 (dua) Cocktail yaitu Old Fashion
dan Sazerac. Setelah selesai memesan 3 (tiga) minuman tersebut, Terdakwa langsung
membayar minuman itu (Closed Bill) dan untuk itu Terdakwa berjalan menuju kasir
sambil menengok dan memperhatikan situasi dan keadaan dalam Restaurant Olivier.
Sesampainya di depan kasir, Terdakwa yang dilayani oleh Saksi Jukiah, langsung
membayar 3 (tiga) pesanan minuman tersebut dan setelah membayar secara tunai,
Terdakwa kembali ke meja 54. ------------------------------------------------------
- Setelah Terdakwa membayar untuk pesanan 3 (tiga) minuman tersebut, Saksi Rangga
selaku Barista, langsung membuat VIC pesanan Terdakwa dengan mengikuti Standard
Operating Procedure (SOP) yang ditentukan oleh Restaurant Olivier dan menaruhnya
di tempat pengambilan minuman yang berada di depan meja kasir untuk selanjutnya
sekira pukul 16.24 WIB, Saksi Agus Triono selaku Runner mengantarkan pesanan VIC
dan menyajikannya tepat di depan Terdakwa. Dalam proses penyajian VIC dimulai
dengan meletakkan gelas jenis tumbler yang berisi susu putih dan es batu kemudian
meletakkan saringan kopi berupa cangkir Hario F-60 yang berisi kopi di atas gelas
tumbler lalu diseduh dengan air panas sehingga cairan kopi menetes ke dalam gelas,
kemudian Saksi Agus Triono meletakkan tissue di samping gelas tumbler dan
meletakkan sedotan yang ujungnya masih terbungkus kertas di atas tissue. Setelah
Saksi Agus Triono selesai menyajikan VIC kemudian Terdakwamemasukkan sedotan
ke dalam gelas berisi VIC. Tidak lama kemudian Saksi Marlon Alex Napitupulu (Saksi
Marlon) selaku Server mengantarkan 2 (dua) minuman coktail Old Fashion dan Sazerac
dan saat itu terlihat oleh Saksi Marlon bahwa sedotan sudah berada di dalam gelas
berisi VIC. ---------------------------------------------------------------------------------
- Setelah Saksi Marlon meninggalkan meja 54 sekira pukul 16.28 WIB, barulah
Terdakwa berpindah posisi duduk ke tengah sofa, lalu Terdakwa meletakkan gelas
berisi VIC di sebelah kanannya kemudian menyusun 3 (tiga) paper bag di atas meja
sedemikian rupa dengan maksud menghalangi pandangan orang sekitar agar perbuatan
yang akan dilakukannya terhadap gelas berisi minuman VIC tidak terlihat. Kemudian
setelah 3 (tiga) paper bag tersusun, dalam rentang waktu pukul 16.30 WIB s/d pukul
16.45 WIB, Terdakwa langsung memasukkan racun natrium sianida (NaCN) ke dalam
gelas berisi minuman VIC yang disajikan untuk Korban Mirna. ---------------------------
----------
- Setelah Terdakwa selesai memasukkan racun natrium sianida (NaCN) ke dalam gelas
VIC dan meletakkannya di tengah meja 54, Terdakwa memindahkan 3 (tiga) buah
paper bag ke belakang sofa kemudian Terdakwa kembali duduk ke posisi semula. -----
-------------------------------------------------------
- Beberapa saat kemudian yaitu sekira pukul 17.18 WIB, Korban Mirna dan Saksi Hani
datang ke Restaurant Olivier kemudian menghampiri Terdakwa yang sudah menunggu
di meja 54 lalu Korban Mirna duduk di tengah sofa tepat di depan gelas berisi VIC
yang sudah dimasukkan racun natrium sianida (NaCN), lalu Korban Mirna bertanya
kepada Terdakwa “ini minuman siapa?” dan Terdakwa menjawab “ini buat lu Mir, kan
lu bilang mau” kemudian Korban Mirna mengatakan “oh, ya ampun untuk apa pesen
dulu, maksud gue nanti aja pesennya, pas gue datang...thank you udah dipesenin“.
Kemudian Korban Mirna mengambil gelas berisi VIC yang telah dimasukkan racun
natrium sianida (NaCN) oleh Terdakwa dengan posisi sedotan telah berada di dalam
gelas lalu mengaduk sebentar kemudian langsung meminum VIC yang sudah
dimasukkan racun natrium sianida (NaCN) menggunakan sedotan. --------------
- Bahwa ketika VIC yang telah dimasukkan racun natrium sianida (NaCN) diminum
oleh Korban Mirna, Saksi Hani yang berada di samping kanan Korban Mirna melihat
warna VIC tersebut agak kekuningan. Setelah Korban Mirna meminum VIC dimaksud,
seketika itu Korban Mirna bereaksi dengan mengatakan “gak enak banget, this is
awful” sambil mengibas-ibaskan tangan di depan mulutnya akibat timbulnya rasa panas
yang menyengat. Kemudian Korban Mirna menyodorkan minuman VIC tersebut
kepada Terdakwa untuk dicicipi namun ditolak oleh Terdakwa. Melihat kondisi
tersebut Saksi Hani justru berinisiatif mencium dan mencicipi VIC yang telah
dimasukkan racun natrium sianida (NaCN) dan dirasakan pahit, sedikit panas di lidah
serta pedas sehingga VIC tersebut langsung diletakkan kembali di atas meja 54. Sekira
2 (dua) menit kemudian, akibat meminum VIC yang telah dimasukkan racun natrium
sianida (NaCN), Korban Mirna langsung pingsan dalam keadaan duduk dengan posisi
kepala tersandar ke arah belakang sofa dengan keadaan mulut mengeluarkan buih
dengan pandangan mata kosong serta kejang - kejang. Melihat kondisi Korban Mirna,
Saksi Hani berusaha untuk membangunkan dan memanggil-manggil nama Korban
Mirna, sementara Terdakwa hanya duduk terdiam tanpa bereaksi dan tidak melakukan
tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Saksi Hani. Tidak lama kemudian
beberapa karyawan Restaurant Olivier yakni Saksi M. Gentile Andilolo alias Ileng
(Saksi Ileng) selaku GM. Restaurant Olivier, Saksi Devi Chrisnawati Siagian (Saksi
Devi) selaku Head Bar, Saksi Agus Triono, Saksi Rosi Ratnadila alias Rosi (Saksi Rosi)
selaku Server, dan beberapa karyawan Restaurant Olivier lainnya menghampiri meja
54 untuk mencoba memberikan pertolongan kepada Korban Mirna dan mereka melihat
warna VIC yang telah dimasukkan racun natrium sianida (NaCN) yang diminum
Korban Mirna berwarna kuning seperti kunyit tidak seperti warna VIC pada umumnya
yang berwarna coklat kopi susu. Selanjutnya sisa VIC tersebut disimpan untuk nantinya
dilakukan pemeriksaan sebagaimana SOP Restaurant Olivier. ---------
- Kemudian Saksi Ileng membawa Korban Mirna menggunakan kursi roda ke Klinik
Damayanti cabang Grand Indonesia, Jakarta Pusat, sesampainya di Klinik tersebut
sekira pukul 17.30 WIB, Saksi dr. Andry Yosua selaku dokter umum pada Klinik
Damayanti melihat kondisi Korban Mirna seperti orang pingsan, badan agak kaku
namun masih hidup lalu ± 5 (lima) menit kemudian, datang Saksi Arief untuk
membawa Korban Mirna ke RS. Abdi Waluyo, Jalan H.O.S. Cokroaminoto 31 – 33
Menteng, Jakarta Pusat. ------------------------------
- Setibanya di RS. Abdi Waluyo sekira pukul 18.00 WIB, Saksi dr. Adiyanto selaku
dokter jaga pada RS. Abdi Waluyo, memeriksa kondisi Korban Mirna yang sudah
dalam kondisi nadi tidak teraba, napas tidak ada dan denyut jantung tidak ada,
selanjutnya Saksi dr. Adiyanto tetap melakukan tindakan medis kepada Korban Mirna
berupa bantuan napas dan resusitasi (pompa jantung-paru) selama ± 15 (lima belas)
menit, namun usaha bantuan tersebut tidak ada hasilnya dan Korban Mirna dinyatakan
meninggal pada pukul 18.30 WIB sebagaimana Surat Rumah Sakit Abdi Waluyo
nomor : 004/DIR/RSAW/I/2016 tanggal 11 Januari 2016, yang berisi Resume Medis
atas nama Wayan Mirna Salihin. ------------------------------------------------------------
- Akibat dari perbuatan Terdakwa JESSICA KUMALA alias JESSICA KUMALA
WONGSO alias JESS, Korban Mirna meninggal dunia sesuai dengan VISUM ET
REPERTUM (VeR) No. Pol : R/007/1/2016/Rumkit. Bhay.Tk.1 tanggal 10 Januari
2016 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Arief Wahyono, Sp.F dan dr. Slamet
Poernomo, Sp.F, DFM, menyimpulkan : “pada pemeriksaan seorang perempuan
berumur dua puluh lima sampai tiga puluh tahun sudah dilakukan pengawetan
(embalming) dan dirias, Pada pemeriksaan luar tidak ditemukan adanya perlukaan,
ditemukan bibir bagian dalam berwarna kebiruan. Pada pemeriksaan Histopatologi
forensic sediaan lambung tampak kelainan yang diakibatkan oleh bahan korosif. Sebab
kematian orang ini menunggu hasil pemeriksaan dari Laboratorium Forensik”. Dan
Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Barang Bukti : Sisa Minuman
dan Organ Cairan Tubuh No. LAB : 086.A/KTA/2016 hari Kamis tanggal 21 Januari
2016 yang ditandatangani oleh Dra. Noordayati, Azhar Darlan Msi, Helmiyadi S.Si,
Eti Susanti Amd. Farm., dan diketahui oleh Dr. Nursamran Subandi, M.Si selaku
KABID KIMBIOFOR pada Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal
Polri, dengan kesimpulan : --------------------------------------------
1. Pada BB I (Minuman Ice Vietnamese Coffee dalam gelas) positif mengandung Zat
/ bahan beracun dan atau berbahaya yaitu ion sianida (CN) = 7.400 mg/l. setara
dengan NaCN 14 g/l, dengan ph = 13,0. ----------
2. Pada BB II (Minuman Ice Vetnamese coffee dalam botol) positif mengandung Zat
/ bahan beracun dan atau berbahaya yaitu ion sianida (CN) = 7.900 mg/l. setara
dengan NaCN 15 g/l, dengan ph = 13,0. ----------
3. Pada BB V (lambung) mengandung zat / bahan beracun dan atau berbahaya yaitu
ion sianida (CN) = 0.20 mg/l, dengan ph = 5,5. --------------
4. Menurut literatur (No.2) nilai Lethal Dosis (LD) Natrium Sianida untuk manusia
adalah LDLo : 2857 mg/kg. -------------------------------------------------
5. Pada BB I (minuman Ice Vietnamese Coffee dalam gelas), BB II (minuman Ice
Vietnamese Coffee dalam botol), BB III (minuman pembanding), BB V (lambung),
BB VI (empedu dan hati) dan BB VII (urine) positif mengandung zat/bahan aktif
yaitu kafein yang secara alami merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam
kopi. ----------------------------------------
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diatas, Ahli Toksikologi Dr. Nursamran
Subandi, M.Si menyimpulkan bahwa sianida (NaCN) bersifat korosif terhadap bahan-
bahan yang terpapar dimana jumlah sianida (NaCN) yang terkandung dalam VIC yang
diminum oleh Korban Mirna adalah ± 298 mg dan jumlah ini jauh lebih besar dari lethal
dosis (LDlo) sianida (NaCN) untuk manusia dengan bobot 60 kg yang hanya 171,42
mg. Atas dasar itu, dr. Arief Wahyono, Sp.F dan dr. Slamet Poernomo, Sp.F, DFM
selaku Ahli Kedokteran Forensik yang melakukan pemeriksa VeR terhadap Korban
Mirna menyimpulkan bahwa penyebab kematian Korban Mirna adalah karena sianida
(NaCN) yang jauh lebih besar dari lethal dosis (LDlo) sehingga menyebabkan erosi
pada lambungnya. ---------------------------------------------------
Perbuatan terdakwa JESSICA KUMALAalias JESSICA KUMALA WONGSO alias
JESS sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 340 Kitab Undang
Undang Hukum Pidana. ---------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas pembacaan dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa dan
Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan secara tertulis pada tanggal
15 Juni 2016; -------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa selanjutnya Penuntut Umum telah mengajukan pendapat terhadap
keberatan yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 21 Juni
2016 ; -----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap keberatan terdakwa dan Penasehat hukum terdakwa serta
pendapat Penuntut Umum tersebut, Majelis telah menjatuhkan Putusan Sela Nomor
777/Pid.B/2016/PN.Jkt.Pst., tanggal 28 Juni 2016 yang amarnya : ------------------------
-----------------------------------------------------------------------
- Menolak eksepsi Penasihat HukumTerdakwa untuk seluruhnya ; ----------------- -
Menyatakan pemeriksaan perkara Nomor 777/Pid.B/2016/PN.Jkt.Pst. atas nama
TerdakwaJESSICA KUMALA alias JESSICA KUMALA WONGSO alias JESS,
dilanjutkan ; --------------------------------------------------------------------- -
Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ; ---------------------------------
14
^ “Pupusnya Upaya Luar Biasa Jessica Wongso”, Detiknews. Diakses pada tanggal 2019-01-01
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Wayan_Mirna_Salihin#cite_n
ote-2
https://vik.kompas.com/jessica/
https://www.academia.edu/32002225/Kasus_jesica_detail
https://news.detik.com/berita/d-4366524/pupusnya-upaya-luar-biasa-
jessica-wongso
https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/1d1b2805908fce745665a
bf6e76bbe7a/