Anda di halaman 1dari 5

Mengapa setiap orang perlu

menghormati dan menghargai hak asasi


orang lain?

Manusia pada dasarnya setara. Kita memiliki hak asasi yang sama sejak dilahirkan ke
dunia. Maka dari itulah setiap orang perlu menghormati dan menghargai hak asasi
orang lain.

Karena manusia, terlepas dari perbedaan ras, jender, latar belakang hingga agama,
adalah setara.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya, diantaranya :


 manusia diberkahi hak asasi
yang sama
 manusia pada hakikatnya
memiliki derajat yang sejajar
dihadapan Tuhan Sang
Pencipta
 manusia diberkati nilai-nilai
kemanusiaan yang ada di
setiap diri kita.

Kesetaraan adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial karena lebih
mengutamakan sikap menghormati perbedaan yang ada.

Tanpa hal itu, maka akan muncul diskriminasi yang dapat berkembang menjadi
ketidaknyamanan. Bahkan juga membahayakan perdamaian dunia.

Kesetaraan dan hak asasi


Kesetaraan erat hubungannya dengan penghormatan hak asasi. Karena itulah perlu
diketahui makna dari hak dasar tersebut.

Ada berbagai macam pengertian dari hak asasi. Berikut definisi dari beberapa ahli.

 Menurut John Locke, hak


asasi merupakan hak yang
tidak terpisahkan dari
berkah Tuhan secara
langsung.
 Menurut David Beetham,
hak asasi adalah hak tiap
manusia sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan
dasarnya.

Jadi pada dasarnya, hak asasi adalah hak yang menjadi bagian dari kodrat manusia.
Menurut rumusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam deklarasi universal
mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) di tahun 1948, ada 30 macam HAM. Berikut
rinciannya:

 hak untuk merdeka dan


setara
 hak untuk tidak dibedakan
atau didiskriminasikan
 hak untuk hidup
 hak untuk tidak diperbudak
 hak untuk bebas dari segala
bentuk siksa
 hak untuk menggunakan
hukum
 hak untuk dilindungi hukum
 hak untuk diperlakukan adil
dalam pengadilan
 hak untuk bebas dari
penahanan semena-mena
 hak untuk dibela dengan adil
di pengadilan
 hak untuk bebas dari
tuduhan kriminal sebelum
terbukti
 hak untuk memiliki privasi
 hak untuk berpindah
 hak untuk meminta suaka
 hak untuk memiliki
kewarganegaraan
 hak untuk menikah dan
berkeluarga
 hak untuk memiliki
 hak untuk beragama dan
berkeyakinan
 hak untuk berpendapat
 hak untuk bersosialiasi
 hak untuk berperan dalam
demokrasi
 hak atas keamanan sosial
 hak untuk bekerja
 hak untuk beristirahat
 hak atas kehidupan yang
layak
 hak untuk memperoleh
pendidikan
 hak untuk berbudaya dan
mengembangkan diri
 hak untuk hidup damai dan
merdeka
 hak untuk berperan dalam
perlindungan HAM
 hak untuk mempertahankan
HAM
Dari daftar diatas, bisa disimpulkan bahwa hak-hak tersebut merupakan hak yang
mendasar dalam kehidupan manusia. Sehingga sudah selayaknya kita saling
menghormati dan menghargainya.

Kesetaraan di era modern 


Saat ini, kesetaraan masih terus diperjuangkan di berbagai bidang. Bahkan di sejumlah
negara, kesenjangan antar ras dan jender sudah tak tampak lagi. Berikut beberapa
contohnya:

 Terpilihnya pria keturunan


Pakistan, Sadiq Khan,
sebagai walikota London di
tahun 2016.
 Wajah timnas sepakbola
negara-negara Eropa saat ini
seperti Jerman, Prancis,
Italia hingga Inggris dan
Belgia yang kian berwarna
dengan diwakili pemain-
pemain keturunan imigran
Afrika, Amerika hingga
Asia.  
 Makin hilangnya
kesenjangan jender di
sejumlah negara seperti
Finlandia, Islandia, Swedia,
Selandia Baru dan
Nikaragua.

Sayangnya, di beberapa daerah lain, termasuk di negara maju, kesenjangan masih juga
terjadi. Beberapa contohnya yaitu:

 Penolakan sejumlah negara


Eropa terhadap imigran dan
pencari suaka dari sejumlah
negara konflik seperti Syria,
Iraq, Afghanistan, Ethiopia
 Masih adanya perbedaan
upah antara karyawan
perempuan dan laki-laki di
Inggris.
Sejumlah contoh diatas menunjukkan bahwa kesetaraan masih belum sepenuhnya
terbentuk.

Sikap penghormatan terhadap hak asasi masih perlu dikembangkan demi mengurangi
kesenjangan sosial. Hanya dengan kondisi itulah, dunia yang damai dan tentram akan
terwujud. 

Referensi 

1. Beetham, D., 1995. “What


Future for Economic and
Social Rights?”, Political
Studies, 43: 41–60.
2. Locke, J., 1689. The Second
Treatise on Civil
Government, New York:
Prometheus Books, 1986.

Anda mungkin juga menyukai