TES KOGNITIF
Azwar (2016) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif terbagi menjadi dua, yakni
sebagai berikut;
1. Kemampuan Potensial
Atribut potensial merupakan potensi individu yang terbentuk tanpa bergantung pada
faktor lingkungan namun hanya akan berkembang dalam bentuk performansi apabila diberi
stimulasi dari lingkungan dan pelatihan. Salah satu bentuk potensi kognitif yakni kapasitas
intelektual dalam pemecahan permasalahan secara umum yang dikenal dengan nama
Inteligensi. Bentuk lainnya dalam bidang khusus seperti bakat verbal, bakat mekanikal, bakat
seni, dll. Kemampuan potensial ini bersifat cenderung stabil.
2. Kemampuan Aktual
Atribut aktual merupakan hasil realisasi keberhasilan usaha dalam wujud performans i
nyata yang mampu diperlihatkan oleh individu atau biasa juga disebut sebagai prestasi
individu. Kemampuan aktual ini dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu karena
dipengaruhi oleh banyak faktor.
Secara tradisional, aitem atau soal dalam tes kognitif terbagi menjadi dua, yaitu aitem
format objektif dan aitem format esai. Berikut penjelasannya;
1. Aitem objektif
Ciri utama dari aitem objektif adalah hanya ada satu jawaban yang benar atau terbaik bagi
aitem tersebut. Oleh karenanya, penyajian aitem objektif pada umumnya dalam bentuk memilih
jawaban atau memberikan jawaban. Bila dibuat dalam bentuk memberikan jawaban, maka
aitem format objektif hanya menuntut jawaban yang pendek.
Berikut tipe-tipe aitem objektif;
a. Pilihan-Ganda
Aitem pilihan ganda tersusun dari suatu statemen mengenai materi yang diujikan dalam
bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan yang tidak selesai, diikuti oleh
beberapa pilihan kata atau kalimat yang merupakan jawaban dari statemen tersebut.
Statemen dalam aitem disebut stem dan pilihan jawaban disebut opsi atau alternatif.
Jawaban yang benar dalam alternatif disebut kunci dan jawaban lain yang salah disebut
distraktor. Setiap aitem setidaknya harus memiliki dua distraktor atau tiga opsi
jawaban.
Berikut contoh aitem tipe pilihan ganda;
Stem kalimat tidak selesai
Menurut Willis & Baltes, tipe intelektual yang merupakan fungsi keterampilan mental
individu yang dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar melalui dunia
pendidikan disebut dengan . . .
a) Cognitive flexibility
b) Visiomotor flexibility
c) Criztalized intelligence
d) Visualazation
Stem kalimat pertanyaan
Apakah yang akan dihasilkan oleh korelasi ganda?
a) Hubungan linear antara dua variabel
b) Kesetaraan variasi antara dua variabel
c) Perbedaan antara dua variabel
b. Jawaban Pendek
Aitem jawaban pendek terdiri dari suatu stimulus berupa pertanyaan mengenai fakta atau
yang dianggap fakta dan hanya menghendaki satu atau dua kata. Variasi dari aitem ini
ialah tipe aitem melengkapi yang stimulusnya tidak berupa kalimat pertanyaan melainka n
berupa kalimat pernyataan tidak lengkap dan menghendaki subjek agar melengkap inya
dengan satu atau dua kata yang benar. Berikut contohnya:
Pertanyaan
Di masa dewasa madya (40-60 tahun) . . . yakni kemampuan melakukan penalaran abstrak
akan menurun.
Pernyataan
Data numerik yang memiliki makna tingkatan dan jarak antar tingkata nnya sama tapi tidak
memiliki nol mutlak . . .
c. Benar-salah
Aitem objektif tipe benar-salah tersusun dari stimulus berupa pertanyaan mengenai fakta
atau yang dianggap fakta kemudian diikuti oleh hanya dua pilihan jawaban yang
disediakan yaitu opsi Benar atau opsi Salah. Berikut contohnya:
Menurut Santoso (2010) rasio merupakan data yang dianggap memiliki karakteristik
paling baik karena memiliki makna tingkatan, jarak antar intervalnya sama, dan memilik i
nol mutlak (B - S)
B. TES NON-KOGNITIF
1. Kuesioner, merupakan alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis,
bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi
atau melalui pos berupa daftar pertanyaan. (KBBI Online)
2. Wawancara (interview), cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai
alat evaluasi, yaitu:
a) Wawancara terpimpin (guided Interview) atau dikenal wawancara sistematis.
b) Wawancara tidak terpimpin (unguided Interview) yang sering dikenal dengan wawancara
sederhana atau wawancara tidak sistematis ataupun wawancara bebas.Wawancara dilakukan
untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang wawasan, pandangan, atau aspek
kepribadian peserta didik yang jawabannya diberikan secara lesan dan spontan
3. Pengamatan/observasi,
4. Skala, terdapat beberapa jenis skala diantaranya;
a) Skala Diferensiasi Semantik
Semantik Diferensial memiliki 3 dimensi dalam pengukurannya, yaitu dimensi evaluasi
(baik atau buruk), dimensi potensi (kuat atau lemah), dan dimensi aktivitas (aktif atau
pasif). Untuk dimensi evaluasi, subjek akan dinilai dengan baik atau buruknya topic
stimulus yang disajikan, termasuk perasaan, kualitas dan moral yang dimiliki oleh
subjek. Dimensi potensi akan menilai kekuatan yang dikandung oleh stimulus.
Sementara itu, dimensi aktivitas akan menilai muatan aktivitas yang dikandung
stimulus, seperti cepat atau lambat, acak atau teratur dan lain sebagainya.
b) Skala Likert
Menurut Sukardi (2003), Skala Likert banyak digunakan untuk mengukur sikap
seseorang. Pada skala Likert, responden diminta untuk memberikan pilihan jawaban
atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala ukur ditempatkan berdampingan dengan
pertanyaan atau pernyataan. Responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban
yang sesuai, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan Sangat tidak
setuju (STS), dengan memberikan tanda silang.
c) Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang susunan butirnya membentuk skala interval. Setiap
butir yang disusun akan membentuk urutan dan setiap butir tersebut memiliki selisih yang
sama. Skala Thurstone memiliki tujuan untuk meletakkan stimulus di sebuah kontinum.
Untuk melakukannya, pernyataan-pernyataan yang dikumpulkan disusun sesuai dengan
konstrak yang diukur. Sebagai contoh skala Thurstone ini adalah pembuatan skala untuk
beberapa kata emosi berdasarkan intensitas emosinya.
d) Skala Impulsivitas Barat
Skala impulsivitas Barrat ini sangat umum untuk dipergunakan dalam pengukuran yang
menghasilkan 6 urutan pertama factor-faktor impulsive, antara lain attention, motor, self
control, cognitive complexity, perseverance, dan cognitive instability impulsiveness.
Disamping keenam faktor utama tersebut, juga ada 3 faktor berikutnya, yaitu attentional,
motor, dan non-planning impulsiveness. Skala impulsivitas Barrat ini sering
dipergunakan untuk mengukur kepribadian impulsive seseorang.
5. Portofolio, portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang atau dalam bidang pendidikan
berarti kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang membentuk sejumlah kompetensi
dasar atau standar kompetensi.
6. Penilaian diri (self-assessment), penilaian diri adalah sutu model yang berhubungan antara
hakekat penilaian diri dengan hasil belajar siswa. Kerangka penilaian diri mendefinis ika n
suatu kesuksesan bagi guru dan siswa karena telah melakukan masteri suatu skill atau
kemampuan dan tugastugas belajar dan mengajar.
7. Penilaian oleh teman sejawat (peer assessment), penilaian antar teman atau teman sebaya
(peer assessment) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.
REFERENSI
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online (diakses pada tanggal 13 November 2018)
https://kbbi.web.id
Disusun Oleh:
Ratna Patria Chandra (1471042038)
Rachma Yuningsih Hipi (1571042003)
Siti Magfira Natasha (1571040034)
Pengantar Psikometrika
Kelas : A
Fakultasi Psikologi
Universitas Negeri Makassar
2018