“SISTEMATIKA BUKU II
KUHP INDONESIA DENGAN BUKU II KUHP AUSTRIA”
Dosen Pengampu: Firman Arif Pribadi, S.H., M.H.
KELOMPOK 4:
1. HIZRATUS SANIA MAHA (190111100081)
2. LIDYA APRIANI TIURASI (190111100083)
3. ARDHA MEGA WIJAYA KUSUMA (190111100091)
4. AGUSTINUS PASKADAR FAU (190111100097)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perbandingan Sistematika KUHP dan Buku II KUHP
(Austria)” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah
ini. Di Luar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 4
1.2 Jenis Perbandingan.............................................................................................. 4
1.3 Perbandingan Tindak Pidana.................................................................................4
1.4 Manfaat Perbandingan Pidana............................................................................... 5
1.5 Tujuan Perbandingan Pidana.................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN............................................................................................................
6
2.1 Perbandingan Sistematika dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia
dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Austria..................................................6
a. Perbedaan Sistematika KUHP Indonesia dan KUHP Austria .............................. 6
b. Persamaan KUHP Indonesia dan KUHP Austria ..............................................10
2.2 Delik Tindak Pidana Abortus dalam KUHP Indonesia dan KUHP Austria .............. 11
BAB III.......................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ibid., hlm. 3-4.
4
1.3 Perbandingan Tindak Pidana
Dalam makalah ini kami membandingkan Buku II KUHP Indonesia dan Buku II KUHP
Austria serta membandingkan Tindak PIdana antara KUHP di Indonesia dan KUHP Austria.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Buku II: Bagian Khusus “Pasal 75– Pasal 321k” (Besonderer Teil), terdiri atas:
i Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Anggota Tubuh “Pasal 75 – Pasal 95”
(Strafbare Handlungen gegen Leib und Leben)
ii Abortus “Pasal 96 – Pasal 98” (Schwangerschaftsabbruch)
iii Tindak Pidana Terhadap Kebebasan “Pasal 99 – Pasal 110” (Strafbare
Handlungen gegen die Freiheit)
iv Pelanggaran Terhadap Kehormatan “Pasal 111 – Pasal 117” (Strafbare
Handlungen gegen die Ehre)
v Pelanggaran Privasi dan Rahasia Profesional Tertentu “Pasal 118 – Pasal 124”
(Verletzungen der Privatsphäre und bestimmter Berufsgeheimnisse)
vi Pelanggaran Pidana Terhadap Properti Pihak Ketiga “Pasal 125 – Pasal 168d”
(Strafbare Handlungen gegen fremdes Vermögen)
vii Tindak Pidana yang Membahayakan Masyarakat Dan Tindak Pidana Terhadap
Lingkungan Hidup “Pasal 169 – Pasal 187” (Gemeingefährliche strafbare
Handlungen und strafbare Handlungen gegen die Umwelt)
8
viii Pelanggaran Pidana terhadap Perdamaian Agama dan Orang Mati Lainnya
“Pasal 188 – Pasal 191” (Strafbare Handlungen gegen den religiösen Frieden
und die Ruhe der Toten)
ix Pelanggaran Terhadap Pernikahan dan Keluarga “Pasal 192 – Pasal 200”
(Strafbare Handlungen gegen Ehe und Familie)
x Pelanggaran Pidana terhadap Integritas Seksual dan Penentuan Nasib Sendiri
“Pasal 201 – Pasal 220b” (Strafbare Handlungen gegen die sexuelle Integrität
und Selbstbestimmung)
xi Kekejaman Terhadap Hewan “Pasal 222” (Tierquälerei)
xii Tindak Pidana terhadap Keandalan Dokumen dan Tanda-Tanda Bukti “Pasal
223 – Pasal 231” (Strafbare Handlungen gegen die Zuverlässigkeit von
Urkunden und Beweiszeichen)
xiii Tindak Pidana terhadap Keamanan Transaksi Dengan Uang, Surat Berharga,
Perangko dan Alat Pembayaran Nontunai “Pasal 232 – Pasal 241h” (Strafbare
Handlungen gegen die Sicherheit des Verkehrs mit Geld, Wertpapieren,
Wertzeichen und unbaren Zahlungsmitteln)
xiv Pengkhianatan dan Serangan Lainnya terhadap Negara “Pasal 242 – Pasal 248”
(Hochverrat und andere Angriffe gegen den Staat)
xv Serangan pada Organ Tertinggi Negara “Pasal 249 – Pasal 251” (Angriffe auf
oberste Staatsorgane)
xvi Pengkhianatan “Pasal 252 – Pasal 258” (Landesverrat)
xvii Tindak Pidana terhadap Angkatan Bersenjata “Pasal 259 – Pasal 260” (Strafbare
Handlungen gegen das Bundesheer)
xviii Tindak Pidana dalam Pemilu dan Referendum “Pasal 261 – Pasal 268”
(Strafbare Handlungen bei Wahlen und Volksabstimmungen)
xix Tindak Pidana terhadap Otoritas Negara “Pasal 269 – Pasal 273 (Strafbare
Handlungen gegen die Staatsgewalt)
xx Tindak Pidana terhadap Ketentraman Umum “Pasal 274 – Pasal 287” (Strafbare
Handlungen gegen den öffentlichen Frieden)
xxi Pelanggaran terhadap Penyelenggaraan Peradilan “Pasal 288 – Pasal 301”
(Strafbare Handlungen gegen die Rechtspflege)
xxii Pelanggaran Pidana Tugas Resmi, Korupsi dan Tindak Pidana Terkait “Pasal
302 – Pasal 313” (Strafbare Verletzungen der Amtspflicht, Korruption und
verwandte strafbare Handlungen)
9
xxiii Praduga Jabatan dan Penuntutan Pidana Kantor “Pasal 314 – Pasal 315”
(Amtsanmaßung und Erschleichung eines Amtes)
xxiv Gangguan Hubungan Dengan Negara Asing “Pasal 316 – Pasal 320” (Störung
der Beziehungen zum Ausland)
xxv Genosida, Kejahatan terhadap Kemanusiaan, Kejahatan Perang “Pasal 321 –
Pasal 321k” (Völkermord, Verbrechen gegen die Menschlichkeit,
Kriegsverbrechen)
2.2 Delik Tindak Pidana Abortus dalam KUHP Indonesia dan KUHP Austria
Dalam makalah perbandingan ini kelompok kami memilih delik tindak pidana tentang
Kejahatan Terhadap Nyawa yaitu mengenai tindak pidana Abortus. Setiap tahun, tak kurang
dari 56 juta kasus aborsi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tingkat aborsi mencapai 228 per 100 ribu angka
kelahiran hidup. Dalam KUHP Indonesia diatur dalam Pasal 346 KUHP yang menyatakan
“Seorang wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun” kemudian
yang akan kami bandingkan dengan Pasal 96 Ayat (3) KUHP Austria yang menyatakan
“Seorang wanita yang mengakhiri kehamilannya sendiri atau melalui orang lain dipidana
dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak 720 tarif per hari”.
Lalu bagaimana persamaan dan perbedaan delik tentang aborsi dalam KUHP Indonesia
dan KUHP Austria? Maka kami analisis sebagai berikut.
a. Persamaan Rumusan Delik
Dari kedua Pasal antara KUHP Indonesia dan KUHP Austria, keduanya sama-sama
menjelaskan perbuatan melawan hukum yang mana jika dilakukan maka akan dijatuhi
hukuman bagi orang yang melakukannya.
11
Rumusan Delik KUHP Indonesia KUHP Austria
12
d. Latar Belakang Perbedaan Antara KUHP Indonesia dan KUHP Austria Tentang
Abortus
Perlindungan hukum terhadap para dokter yang melakukan abortus perlu dibuat dalam
rangka mengatasi atau menanggulangi tindakan abortus dan menjamin para dokter
secara resmi bekerja dengan lebih tenteram, tanpa rasa takut kemungkinan dituntut.
Meskipun hal ini sudah diatur dalam undang-undang kesehatan dan praktik
kedokteran. Hukum pidana Austria selalu serupa dengan hukum pidana Jerman,
namun yang membedakan adalah pelaksanaanya. Adolf Hitler melarang "promosi"
aborsi dan dianggap sebagai tindak kejahatan yang dapat dihukum. Banyaknya aturan
dari praktisi untuk menghalangi dokter yang berusaha menawarkan prosedur tentang
abortus.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum yang bersifat dinamis harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan dan jiwa
bangsanya. Perbedaan dan persamaan yang terletak pada KUHP Indonesia dengan KUHP
Austria memperlihatkan kelemahan dan kelebihan masing-masing diantaranya, sehingga
suatu negara harus dinamis menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan konsepsi hukum
yang eksis guna mencapai tujuan hukum sebagaimana di disampaikan oleh Lawrence M
Friedman yakni adanya kepastian hukum, keadilan hukum, dan kebermanfaatan hukum.
14
DAFTAR PUSTAKA
15