DI LBH MAKASSAR
Proposal Skribsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum (S.H.) pada Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Palopo
Di Ajukan Oleh:
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
E. Sistematika Penulisan........................................................................... 6
A. Lokasi Penelitian.................................................................................. 18
B. Tipe Penelitian...................................................................................... 18
C. Sumber Data......................................................................................... 19
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 20
E. Teknik Pengolahan dan Analisi Data .................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika dan perkembangan hukum di indonesia dari masa ke masa
seharusnya sejajar dengan penguatan layanan dalam pemberian akses keadilan dan
Asas equality before the law, dalam hal ini berkaitan dengan bunyi dari Pasal 27
ayat (1) UUD 1945 yang menyebutkan: Segala warga negara bersamaan
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualian. Selanjutnya, Pasal
28D ayat (1) UUD 1945 juga mengatur: Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
Menurut Ramly, teori equality before the law dalam UUD 1945 adalah
suatu mata rantai antara hak dan kewajiban yang harus berfungsi menurut
before the law mengandung makna setiap warga negara harus diperlakukan adil
oleh aparat penegak hukum dan pemerintah. Lebih lanjut, Dia menjelaskan,
ditinjau dari hukum tata negara, maka setiap instansi pemerintah, terutama aparat
penegak hukum, terikat secara konstitusional dengan nilai keadilan yang harus
1
Bernadetha Aurelia Oktavira, “Makna Asas Equality Before the Law”, 17 maret 2022,
https://www.hukumonline.com.
1
Permasalahan hukum yang terjadi utamanya pada kriminalisasi berbagai
Indonesia tersebut terjadi karena beberapa hal, antara lain diakibatkan oleh
Perlakuan yang sama dihadapan hukum ini sangat berkaitan erat dengan hak
wujud jaminan keadilan bagi setiap orang. Akan tetapi, Kesadaran dan
pemahaman hukum masyarakat yang rendah ini atas bantuan hukum yang
merupakan hak dari orang miskin yang dapat diperoeh tanpa bayar menjadi
tantangan utama untuk aktualisasi dari negara hukum itu sendiri bahwa setiap
orang dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan layanan hukum, yang kaya
ataupun berkecukupan dapat menyewa jasa pengacara maupun orang miskin yang
tidak dapat menyewa jasa pengacara tetap dapat menerima bantuan hukum
negara hukum. Sebagai konsekuensi dari negara hukum, hak untuk mendapatkan
bantuan hukum harus diberikan oleh negara sebagai bentuk jaminan perlindungan
Dasar 1945 yang menjadi dasar dari Negara Republik Indonesia, pengakuan
terhadap hak asasi manusia yang berkaitan dengan asas persamaan di depan
2
hukum (equality before the law) dijamin melalui pasal 27 ayat 1 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 yang menegaskan bahwa
kedudukan setiap warga negara dalam hukum dan pemerintahan sama dan setara
tanpa perkecualian, serta Pasal 28D ayat (1) amandemen ke 2 UUD NRI Tahun
hukum yang adil dan perlakuan yang sama bagi setiap orang.2
hak dan kewajiban penerima bantuan hukum, syarat dan tata cara permohonan
Hukum ada karena Hak atas Bantuan Hukum telah diterima secara universal yang
International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR). Pasal 16 dan Pasal
bantuan hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi dan
serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan
(access to justice) dan kesamaan di hadapan hukum (equality before the law).3
2
Hakki Fajriando,“Revisi UU Bantuan Hukum demi Meningkatkan Pemenuhan Hak Korban
untuk Mendapatkan Bantuan Hukum,” Jurnal Ham, volume 11, nomor 3.(Desember 2020): 468,
http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.467-486.
3
Zainuri dan Dian Novita, “Pendampingan Bantuan Hukum Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum,”Jurnal Abdiraja, volume 4, nomor 2,
(September 2021): 47,
https://www.researchgate.net/publication/354791309.
3
Paralegal adalah profesi hukum yang menjalankan prosedur secara mandiri
atau semi otonom sebagai bagian dari sistem bantuan hukum. Melakukan tugas-
menjadi paralegal. Namun, tentu saja sepanjang dia bukanlah advokat dan mau
lainnya, seperti tokoh masyarakat, para pemuda, pemuka adat, dosen, guru,
profesi paralegal secara umum tidak diizinkan untuk menawarkan layanan hukum
tambahan lainnya bersama dengan kelompok masyakarat yang ada, antara lain,
kelompok tani, kelompok masyakarat adat, kelompok miskin kota dan kelompok
perempuan.4
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Di samping itu, sila
4
Yordan Gunawan dan M. Hafiz, “Pendidikan Paralegal Bagi Masyarakat Sebagai Wujud
Pemenuhan Hak Asasi Manusia Berkelanjutan,” Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks
Vol.9 No.1, (1 februari 2021): 88,
https://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/10853/6211.
4
terakhir pancasila mengamanatkan untuk perwujudkan keadilan sosial bagi
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Apa saja kendala dalam pelaksanan peranan paralegal di LBH Makassar dalam
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat memberikan yang berkaitan kontribusi bagi peran dan fungsi
kasus.
E. Sistematika Penulisan
5
Penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, antara lain:
1. Bab I Pendahuluan
manfaat.
5. Bab V Penutup
6
BAB II
KAJIAN TEORI
dan karya ilmiah yang berkaitan dalam berbagai teori, konsep pembahasan tentang
terhadap penelitian yang telah ada yang berkaitan dengan tema pembahasan ini,
maka penulis akan memaparkan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2018 tentang
7
lembaga atau organisasi bantuan hukum yang ada dan sudah terakreditasi di
litigasi sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda. Pertama, putusan
peran yang sebenarnya, yaitu sebagai seseorang yang mempunyai skill hukum
apabila dilihat dari kondisi di Indonesia saat ini, di mana ketersediaan advokat
2. Eka N.A.M Sihombing. Dosen, Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara
dan Admistrasi Negara 2021-2025 dan Wakil Ketua Pusat Periset Indonesia
kebutuhan hak atas bantuan hukum bagi setiap orang miskin yang berhadapan
5
Sianturi, Kristina Agustiani hsb dan Ali Marwan, “Keberadaan Paralegal dalam Pemberian
Bantuan Hukum (Kajian Putusan Mahkamah Agung Nomor 22 P/HUM/2018),” Mahadi Indonesia
Journal law, vol.1, no.1. (Januari 2022): 91,
https://talenta.usu.ac.id/Mahadi/article/view/8316.
6
Ibid.
8
dengan hukum tentunya dibutuhkan peran paralegal untuk menangani perkara
non litigasi maupun litigasi, untuk itu diperlukan penataan regulasi khususnya
3. E. Y. Gunawan & M. Hafiz, dosen dan aktivis HAM dengan judul penelitian
memiliki peranan yang sangat vital atau penting dalam hal memberikan
atau kelompok masyarakat kurang mampu atau miskin marjinal dan buta
oleh mereka. Rangkaian kegiatan sejak tahap awal persiapan, monitoring dan
manusia yang baik oleh masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, akan
7
Eka N.A.M Sihombing, “Eksistensi Paralegal dalam Pemberian Bantuan Hukum Bagi
Masyarakat Miskin,” Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, vol.6, no.1, (Juni 2019): 77,
http://dx.doi.org/10.31289/jiph.v6i1.2287.
8
YordanGunawan & M. Hafiz, “Pendidikan Paralegal Bagi Masyarakat Sebagai Wujud
Pemenuhan Hak Asasi Manusia Berkelanjutan,” Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks,
Vol.9 No.1, (1 februari 2021): 98,
https://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/10853/6211.
9
Berdasarkan uraian diatas dapat di pahami bahwa ketiga penelitian ini
Pendidikan dan analisi hukum islam. Sedangkan penelitian kali ini penyusun
di LBH Makassar.
B. Landasan Teori
1. Defenisi Paralegal
dunia kedokteran yaitu paramedis, yakni seseorang yang bukan dokter, tetapi
pada tahun 1968 yang mengartikan Paralegal sebagai Legal Asistant yang
tugasnya membantu seorang legal yaitu pengacara atau notaris dalam pemberian
pengalaman dunia ketiga, Pemberdayaan hukum dan bantuan hukum saling terkait
10
terpenuhi, tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan profesi hukum. Namun, akses,
dan miskin tidak mendapatkan bantuan dari seorang profesi hukum. Salah satu
“seseorang yang bukan Advokat, tetapi mengetahui masalah hukum dan advokasi
10
Aprilia S Tengker, Arif Yogiawa, D. 2018. Modul Pelatihan Paralegal Tingkat Dasar.
Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center. 4.
11
substanstif yang memerlukan pengetahuan mengenai konsep hukum dan yang
dapat bekerja pada pengacara, kantor hukum, badan pemerintah atau lembaga
konsep hukum”.11
pengetahuan dasar tentang hukum, baik hukum acara (formil), hukum materil,
perselisihan.
ditangani pengacara.
11
Apriski Wijaya, skripsi: kedudukan paralegal dalam penegakan hukum Indonesia,
(Bengkulu: Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno, 2019), halaman 67-68.
12
Kurniawan Tri Wibowo, Etika Profesi dan Bantuan Hukum di Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Aksara, 2021), cetakan ke 1, 107.
13
Ibid, 108
12
d. Menurut Abdul Hakim. G. Nusantara, Paralegal adalah para sarjana muda
Indonesian Legal Resorce Center (ILRC) yang berjudul paralegal adalah pemberi
bantuan hukum dan juga buku Paralegal Craftsmanship yang diterbitkan oleh
Free Legal Assistance Group (FLAG), mereka merumuskan ruang lingkup dan
hukum kepada penerima bantuan hukum yang dijadikan landasan bagi Paralegal
dalam pelaksanaan tugasnya. Fungsi dasar paralegal secara umum adalah untuk
14
Abdul Hakim G. Nusantara, dalam Valerie Miller dan Jane Covay, Pedoman Advokasi:
Perencanaan, Tindakan dan Refleksi, Cetakan ke-1, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), 10.
15
Siti Aminah dan Muhamad Daerobi, Paralegal adalah Pemberi Bantuan Hukum, (Jakarta:
The Indonesian Legal Resource Center, 2019), 17.
http://www.mitrahukum.org/wp content/uploads/2019/09/Paralegal.
13
e. Memberikan bantuan hukum (litigasi/non litigasi), yaitu memberikan jalan
pemecahan masalah yang paling awal dan secepatnya dalam hal terjadi
keadaan darurat.
i. Membuat surat-surat.
pembelaan.
pembelaan.
pembelaan.
3. Rekruitmen Paralegal
14
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum telah
pemberi bantuan hukum. Persyaratan untuk menjadi paralegal telah diatur secara
khusus oleh lembaga atau instansi yang melakukan pendaftaran paralegal. Secara
d. Untuk jaringan dia memiliki fokus pada kerja-kerja advokasi Hak Asasi
Manusia.
a. Nilai dasar yang harus dipegang teguh oleh seorang paralegal ketika
16
Yus Afrida, Skripsi, Analisis Huukum Islam terhadap Putusan Mahkamah Agung No 22
P/HUM/2018 tentang Paralegal dalam pemberian bantuan hukum. (Lampung: UIN Raden Intan,
Februari 2022), 26. http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/9942.
17
Ibid, 27
15
b. Tidak membeda-bedakan seseorang atas dasar perbedaan suku, agama,
kelompok.
1945 yang secara tegas menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara
berintikan kebenaran dan keadilan serta memberikan rasa aman dan tentram.
Sistem penegakan hukum di Indonesia adalah seperangkat sistem (litigasi dan non
litigasi) hukum yang tersusun secara baik dan sistematis yang dijadikan landasan
bantuan hukum demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang didasarkan pada
C. Kerangka Berpikir
KENDALA FUNGSI
LBH MAKASSAR
HASIL
PENELITIAN
17
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kantor Lembaga Bantuan Hukum Makassar
Jl. Nikel 1 Blok A22 No.18 Kota Makassar dengan prioritas wilayah kerja LBH
satu NGO yang menjadikan paralegal sebagai salah satu aktor kunci dalam
hukum masyarakat.
B. Jenis Penelitian
dan kenyataan atau fakta sosial yang terjadi dimasyarakat Sesuai dengan
normatif secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam
masyarakat, atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap
keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat dengan maksud
untuk mengetahui dan menemukan fakta fakta dan data yang dibutuhkan, setelah
18
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002). 15
18
Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah dan
identik dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga
atau pejabat yang berwenang. Konsepsi ini memandang hukum sebagai suatu
sistem normatif yang bersifat mandiri, tertutup dan terlepas dari kehidupan
masyarakat yang nyata.19 Maka dari itu, Pendekatan dalam penelitian ini yaitu
1. Data primer
Data primer merupakan data yang berasal dari data lapangan yang
diperoleh dari responden dan informan. Sumber data primer merupakan data
yang diperoleh dari sumber utama, yakni dari masyarakat, subyek yang diteliti
2. Data sekunder
19
Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988), 13-14.
20
Muhaimin. Metode Penelitian Hukum, Cetakan pertama, (Mataram: University Press, Juni
2020), Cetakan pertama, 122.
21
Ibid, 24.
19
Data sekunder merupakan data diperoleh melalui studi kepustakaan dan
bahan hukum tertulis lainnya. Di samping studi pustaka, juga studi dokumen
lainnya.
1. Observasi
mengenai gejala- gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan dan
kesahihannya (validitasnya).
2. Wawancara
komunikasi melalui percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
3. Dokumentasi
20
Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pembahasan utama dalam penelitian ini baik berupah catatan, rilis Pers,
foto, vidio, artikel, jurnal, dokumen dan sebagainya. Data yang terkumpul
memberikan arti apa-apa bagi tujuan suatu penelitian. Penelitian belum dapat
ditarik kesimpulan bagi tujuan penelitiannya, sebab data itu masih merupakan data
mentah dan masih diperlukan usaha atau upaya untuk mengolahnya. Proses yang
dilakukan adalah dengan memeriksa, meneliti data yang telah diperoleh untuk
teoretik. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
dapat dikelolah, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat
21
Metode pengolahan data yang dilakukan dalam skripsi ini yaitu:22
1. Reduksi data
Metode reduksi adalah proses mengubah data kedalam pola, focus, kategori,
a) Pemeriksaan data.
b) Penandaan data.
d) Penyusunan/sistematisasi data.
2. Penyajian data
Penyajian data adalah menampilkan data dengan cara memasukkan data
tindakan. Penyajian dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dan
deskriptif. Penyajian data merupakan tahap apa yang sedang terjadi dan
22
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Mataram University Press, (Juni 2020). Cetakan
pertama, halaman 126.
23
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi Hukum, (Jakarta: Bhatara Karya Aksara,
2002). halaman 14.
22
informasi yang tersusun secara terperinci dan sistematis yang memberikan
3. Pengambilan kesimpulan
Mencari simpulan atas data yang direduksi dan disajikan bukanlah suatu
untuk senantiasa berada pada jalur pemikiran yang logis dan metode yang
23
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aminah, Sitti dan Muhamad Daerobi. (2019). Paralegal adalah Pemberi Bantuan
Ghalia Indonesia.
Aksara.
Grafika.
Wibowo, Kurniawan Tri. (2021). Etika Profesi dan Bantuan Hukum di Indonesia.
Kementrian Hukum dan HAM RI. (2021). Paraturan Menteri Hukum dan Hak
Bantuan Hukum.
24
UU R I No 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan Internasional Covenant on Civil
and Political Rights (Kovenan Internasinal Tentang Hak-hak Sipil dan
Politik). (2005). 1–9.
JURNAL
Astuti, Lestari Sri. (2020). Tanggung Jawab Negara Dalam Pemberian Bantuan
Hukum Ditinjau Dari Aspek Hukum Tata Negara. Jurnal Education and
Salda, M. (2020). Hak Bantuan Hukum Prodeo dalam Hukum Islam dan Hukum
25
Sianturi, Kristina Agustiani dan Ali Marwan. (2022). Keberadaan Paralegal dalam
SKRIPSI
Afrida, Yus. (2022). Analisis Huukum Islam terhadap Putusan Mahkamah Agung
No 22 P/HUM/2018 tentang Paralegal dalam pemberian bantuan hukum.
Lampung: UIN Raden Intan. 26.
Oktavira, Bernadetha Aurelia, “Makna Asas Equality Before the Law”, 17 maret
2022, https://www.hukumonline.com.
26