Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA DALAM SISTEM HUKUM DAN SISTEM HUKUM


INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisafat Hukum


Yang Diampu Oleh: Syafaruddin Panjaitan, S.HI, M.H

Disusun Oleh:
Kelompok 10
MUA-IIID / Semester 4

Arie Maulana Saputra (0204212099)


Diah Siska Anggraini (0204212169)
Ikval Husni (0204212084)
Syarmila Nasution (0204212157)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Filsafat Hukum
yang berjudul “Pancasila Dalam Sistem Hukum Dan Sistem Hukum Indonesia”.

Makalah Filsafat Hukum ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah Pengantar Tata Hukum ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 01 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................3

A. Pancasila dan sistem hukum ........................................................................................................3

B. Pancasila dalam sistem hukum Indonesia ....................................................................................5

1. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum .........................................................5

2. Pancasila Sebagai Cita Hukum ...............................................................................................6

3. Pancasila Sebagai Landasan Politik Hukum ............................................................................7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................11

A. Kesimpulan ................................................................................................................................11

B. Saran ..........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem hukum yang dianut oleh Indonesia secara ekplisit dapat dilacak pada penjelasan
UUD 1945 yang asli, disitu disebut rechstaat, Indonesia merupakan negara jajahan Belanda
yang menganut hukum civil law, sehingga otomatis ini menyebabkan Indonesia merupakan
negara dengan sistem hukum civil law.Dalam teorinya, sistem hukum dunia (civil law dan
common law) mengalami evolusi yang sangat panjang, akan tetapi tidak semua negara
mengalami evolusi hukum yang relatif lama, seperti pembentukan sistem hukum (civil law dan
cammon law) negara-negara jajahan Inggris, Prancis dan Belanda misalnya tidak terjadi lagi
evolusi sistem hukum negara jajahan bahkan secara otomatis akan mengikuti sistem hukum
kolonial sebab dalam teorinya sistem hukum akan dipengaruhi negara kolonial.Misalnegara
seperti Malaysia, Afrika, India, dan Indonesia menganut sistem hukum antara common law dan
civil law1 . Sebagaimana dikatakan Peter Mahmud Marzuki (2008) bahwa Negara bekas jajahan
negara eropa kontinental menganut sistem civil law.2

Pancasila dalam sistem hukum, harapan akan realistis dan konkritnya dalam tatanan
hukum sekaligus dalam praktik kehidupan berhukum mengharuskan keberadaan Pancasila
dalam hukum itu sendiri yang merupakan sumber tertib hukum atau biasa dengan istilah
sumber dari segala sumber hukum. Terkait kedudukan Pancasila dalam hukum tersebut, telah
dikukuhkan oleh memorandum DPR-GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui
Ketetapan MPR No. XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No. V/MPR/1973, Ketetapan MPR No.
IX/MPR/1978.

Pancasila dalam sistem hukum tentu bukan pemikiran yang lahir dari resistensi terhadap
pluralisme hukum ataupun aliran pemikiran hukum yang dianut dalam sistem hukum
Indonesia. Akan tetapi, sebagai konstruksi pemikiran hukum yang mencoba memberikan
keluasan makna pentingnya Pancasila dalam hukum. Bagi penulis, Pancasila dalam sistem
hukum adalah suatu keniscayaan asalkan pembuat hukum, para pemangku keadilan dan

1
Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum Common Law, Civil Law and Socialist Law, keempat
(Bandung: Diadit Media, 2013). 53
2
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008). 262

1
masyarakat sebagai subjek hukum memiliki pengetahuan, kesadaran dan ketaatan terhadap
hukum yang didasari Pancasila tersebut. Dengan demikian, Pancasila dalam praktik berhukum
tidak lagi berada mengapung pada teks teks normatif saja namun benar-benar nyata dalam
keseharian hidup dalam berhukum baik di keluarga, masyarakat dan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedudukan pancasila dalam sistem hukum di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui bagaimana pancasia dalam sistem hukum di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila dan sistem hukum

Pancasila, sebagaimana dalam keberadaannya sebagai pandangan hidup dan identitas


bangsa dan negara Indonesia secara alamiah mewajibkan segala hal yang menyangkut
kepentingan bangsa dan negara Indonesia berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, dalam sistem
hukum juga demikian. Di dalam sistem hukum, Pancasila menjadi dasar pijak sehingga hukum
apapun yang diterapkan maka wajib tunduk dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu,
meskipun hukum Indonesia dalam sistemnya bersifat pluralisme tetap saja Pancasila menjadi
dasar pijak keberlakuan sistem-sistem hukum tersebut.

Atas dasar hal tersebut di atas, apabila terdapat sistem hukum yang dianggap
bertentangan dengan Pancasila maka tidak diperkenankan untuk diterapkan. Hal ini
sebenarnya telah dikukuhkan dalamkedudukan Pancasila sebagai cita hukum dan sumber dari
segala sumber hukum yang merupakan tingkat tertinggi dalam teori jenjang norma hukum.
Sehingga cita hukum Pancasila dalam pembangunan sistem hukum nasional mempunyai tiga
nilai yaitu:

1. Nilai dasar yaitu asas atau prinsip yang diterima sebagai pernyataan yang kurang lebih
mutlak. Nilai dasar Pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental yaitu implementasi umum dari nilai dasar. Terutama yang berupa norma
hukum, yang diatur lebih lanjut dandikristalisasi dalam perundang-undangan.
3. Nilai praktis yaitu nilai yang benar-benar diimplementasikan dalam kenyataan yang
dihasilkan dari nilai dasar serta nilai instrumental. Dengan ini, nilai praktis menjadi batu
uji apakah nilai dasar dan instrumental yang fundamental dalam masyarakat itu benar-benar
hidup terhadap hukum atau penegak hukum.Perwujudan ketiga nilai tersebut penting
karena hukum peraturan perundangan-undangan yang hendak dibangun harus mampu
mengintegrasikan, memadukan, dan menyelaraskan kepentingannnasional Indonesia di
tingkat nasional, regional maupun global.

Dengan demikian, berpijak pada nilai-nilai Pancasila sebagai bintang pemandu untuk
menguji hak positif dan memberikan arah pada hukum positif Indonesia. Adapun penjabaran
nilai Pancasila dalam pembangunan hukum tersebut yaitu:

3
1. Nilai Ketuhanan. Artinya bahwa dalam pembentukan hukum di Indonesia harus didasarkan
oleh nilai-nilai ketuhanan dan atau keagamaan. Selanjutnya, kebebasan beragama harus
dijamin dalam segala bentuk hukum, dan tidak boleh ada undang-undang yang mendukung
satu agama dan menentang yang lain sehingga hukum diIndonesia dapat mewujudkan
Indonesia sebagai bangsa dan negara yang beragama.
2. Nilai kemanusiaan. Artinya bahwa dalam setiap pembentukan hukum harus menciptakan
bangsa untuk mendukung negara-negara beradab dan menghormati hak asasi manusia.
3. Nilai persatuan. Artinya bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara harus
diperhatikan dalam membuat undang-undang. Dalam pembentukan undang-undang tidak
boleh ada perpecahan (runtuh) dan perpecahan antar bangsa.
4. Nilai kerakyatan. Artinya bahwa dalam pembentukan hukum harus didasarkan pada nilai-
nilai demokrasi yang mencakup seluruh elemen negara, baik legislatif, eksekutif, yudikatif
maupun masyarakat. Sehingga hukum Indonesia dapat membantu mewujudkan demokrasi
Indonesia.
5. Nilai keadilan sosial. Artinya, hukum nasional harus bertujuan untuk mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam pembentukannya.

Pancasila dalam sistem hukum selalu mendapatkan tempat atau kedudukan istimewa
sehingga cita hukum dan cita negara dapat tercapai melalui hukum. Selanjutnya, jika dikaitkan
dengan konsepsi negara hukum maka Indonesia juga menganut prinsip negara hukum tetapi
bukan negara hukum sebagaimana dalam konsepsi rechtstaat ataupun dalam konsepsi rule of
law. Negara Hukum Indonesia adalah negara hukum Pancasila, yang berarti bahwa semua
peraturan Negara Hukum Dasar didasarkan pada Pancasila.

Oleh karena itu, negara hukum Pancasila adalah negara hukum berdasarkan nilai yang
terkandung dalam Pancasila sebagai entitas yang mewakili realitas kehidupan masyarakat
Indonesia. Realitas kehidupan itu yaitu sebagaimana yang termaktub dalam Pancasila seperti
Ketuhanan sebagai fundamen moral dan agama, kemanusiaan sebagai fundamen masyarakat
rasional dan beradab, persatuan sebagai fundamen senasib, dan sepenanggungan, kerakyatan
atau demokrasi sebagai fundamen kekeluargaan dan politik ideal, kesejahteraan sebagai
fundamen perekonomian yang stabil berasaskan kekeluargaan dan dan keadilan sebagai
fundamen kehidupan berhukum. Maka dariitu, menjadi suatu tuntutan dan kebutuhan bahwa
negara hukum Indonesia adalah negara hukum Pancasila.

4
B. Pancasila dalam sistem hukum Indonesia

1. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Pancasila adalah ideologi dan dasar negara NKRI, maka konsekuensi dari itu Pancasila
menjadi dasar dari segela urusan yang berhubungan dengan ketatanegaraan, termasuk dalam
hal ini adalah sebagai sistem hukum. Disini dapat ditemukan Relasi hukum dan ideologi, sebab
keberadaaan hukum merupakan efek dari relasi ekonomi dalam masyarakat, sebagai bagian
dari ideologi, hukum tidak saja menutupi relitas sejati melainkan juga melayani dan
menjastifikasi kepentingan kelas dominan. 3

Landasan hukumPancasila merupakan dasar negara terdapat pada tap MPR no


III/MPR/2000 pasal 1 yat 3 “ Pancasila sumber hukum nasional” pasal 1 “sumber yang
dijadikan bahan untuk penyusunan perundang-undangan.Dalam Undang-undang No. 12/2011
pasal 2 menybutkan “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”. Menurut
Hendar Putranto bahwa Penggunaaan kata sumber kurang tepat, sebab term sumber merujuk
pada konsep yang sudah positif, sedangkan kata “dasar” lebih tepat, sebab memilki arti bahwa
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka terhadap hermeneutika dalam rangka mencacari
tafsir terbaik.4 Kemudian bagaimana mengukur validitas Pancasila sebagai dasar negara,
menurut Hans Kelsen suatu norma adalah norma hukum yang valid, jika norma tersebut telah
dibuat dengan cara yang ditentukan oleh tata hukumnya, jika norma tersebut belum dibatalkan.5
Secara ekplisit dalam pembukaan UUD 1945 jelas Pancasila sebagai dasar negara (konstitusi).

Sumber hukum pada hakikatnya adalah tempat kita dapat menemukan dan menggali
hukumnya.6 Sumber hukum menurut Zevenbergen dapat dibagi menjadi sumber hukum
materiil dan sumber hukum formil. Apabila dikaitkan dengan dua jenis sumber hukum tersebut,
maka Pancasila termasuk sumber hukum yang bersifat materiil sedangkan yang bersifat formil
seperti peraturan perundang-undangan, perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan.
Pancasila sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Setidaknya terdapat tiga kualitas materi Pancasila yaitu: pertama,

3
Petrus C.K.L.Bello, Ideologi Hukum Refleksi Filsafat Atas Ideologi Di Balik Hukum, Pertama (Bogor:
Insan Merdeka, 2013). 31
4
C.K.L.Bello. 117
5
Jimly Asshiddiqie and M. Ali Syafa‟at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Konstitusi, pertama
(Jakarta: Press, 2012). 95
6
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Edisi Revisi, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2010,
h.107

5
muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia. Kedua, muatan Pancasila
sebagai identitas hukum nasional. Ketiga, Pancasila tidak menentukan perintah, larangan dan
sanksi melainkan hanya menentukan asas-asas fundamental bagi pembentukan hukum (meta-
juris).7 Ketiga kualitas materi inilah yang menentukan Pancasila sebagai sumber hukum
materiil sebagaimana telah dijelaskan Sudikno Mertokusumo di atas.

Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum kemudian kembali
dipertegas dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga ayat:
1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945.

2. Pancasila Sebagai Cita Hukum

Pancasila sebagai cita hukum memilik dua fungsi,pertama, fungsi regulatif yaitu cita
hukum yang mengakui apakah hukum yang dibuat bernafas keadilan. Kedua, fungsi
konstitutif, tanpa cita hukum maka hukum yang dibuat akan kehilangan maknanya sebagai
hukum.8 Senada dengan hal diatas, bahwa agar Pancasila menjadi cita hukum dan menjadi
prinsip-prinsip hidup bangsa maka menurut Bernard L. Tanya, et.al. (2015) Pancasila
sebagai hukum harus memberi fondasi moral-etik dengan cara; pertama, memberi misi bagi
hukum, yaitu mewujudkan Indonesia menjadi rumah bagi semua penghuninya untuk hidup
tentram didalamnya.9 Kedua,memberi landaan etos bagi cara berhukum, etos tersebut dapat
berupa sikap gentelman, yaitu mengedepankan kejujuran, berani tanggungjawab, taat asas,
menjunjung keadilan, memihak pada kebenaran. Ketiga, menjadikan sistem hukum
Indonesia eksis. Keempat, memberi landasan moral-etik bagi sistem hukum Indonesia,

7
Dani Pinasang, “Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar (Grundnorm) dalam Rangka Pengembanan
Sistem Hukum Nasional”, Jurnal Hukum UNSRAT, Vol. XX, No. 3, April-Juni, 2012, h. 8
8 Sisman and Rauf. 27
9
Tanya, Parera, and Lena. 15

6
kelima, hukum normatif berdasarkan pada norma kemanusiaan dan keadilan. Keenam,
hukum harus mengedepankan semangat persatuan.Ketujuh, hukum yang berpihak pada
rakyat, terakhir, orientasi hukum untuk memberikan akses pada terwujudnya keadilan
sosial.

Sistem hukum Pancasila menjadi harapan baru dalam mewujudkan keadilan yang
sesungguhnya, karena hukum Pancasila ini merupakan nilai-nilai yang berasal dari bangsa
Indonesia, hal ini sebagaimana dikatakan Soekarno, bahwa Pancasila digali dari perut bumi
bangsa Indonesia. Menurut Kahin yang dikutip oleh Abdulgani dan Syafii Maarif,
mengatakan bahwa Pancasila merupakan sistesis dari gagasan yang telah ada didunia, disitu
ada islam modern, ada demokrasi, marxisme, dan bahkan budaya asli komunal. 10 Menurut
Werner Menski (2006) sebagaimana dikutip oleh Siti Malikhatul Badriyah bahwa hukum
itu plural, tidak bisa kemudian di unifikasi bahkan didoktrin kebenaeannya. diperlukan
suatu konfigurasi hukum, konsep ini kemudian disebut dengan legal pluralisme. 11 Konsep
konfigurasi hukum ini sangat sesuai diterapkan di masyarakat majemuk, termasuk
Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai sistem hukum. Seperti banyak dirasakan bahwa
sering kali pengoperasian sistem rechstaat dalam masayarakat yang majemuk dan juga
masyarakat yang mengakui akar sejarah aslinya seperti di Indonesia hanya mengedepankan
formalisme, anasir yang substansial sering kali dikesampingkan, yaitu keadilan. Konsep
the rule of law malah sebaliknya dalam melihat pengoperasiannya karakteristik common
law judge made law, yaitu keadilan merupakan unsur yang penting diatas formalisme.12
Dengan kata lain the rule of law mempunya prinsip hukum untuk keadilan, bukan hukum
untuk hukum sebagaimana prinsip positivisme hukum.13

3. Pancasila Sebagai Landasan Politik Hukum

Istilah politik hukum mengandung 2 kata yaitu politik dan hukum, dilihat dari perspektif
etimologis, hubungan politik dengan hukum dalam istilah politik hukum dapat dijelaskan
sebagai berikut : Istilah politik hukum dalam bahasa Belanda disebut “rechtspolitiek”.
Rechtspolitiek merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “recht” dan “politiek”. Kata
“recht” berarti hukum. Hukum adalah seperangkat aturan tingkah laku yang berlaku dalam

10
Ma‟arif. 202
11
Siti Malikhatun Badriyah, Sistem Penemuan Hukum Dalam Masyarakat Prismatik, ed. by Maya Sari,
pertama (Jakarta: Sinar Grafika, 2016). 59
12
Badriyah. 8
13
uhraini.

7
masyarakat. Sedangkan kata “politiek” atau “belied” berarti politik (kebijakan). Politik atau
kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencanan
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.14

Indonesia lahir dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang sudah lahir
terlebih dahulu pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah sebuah sistem filsafat yang
merupakan rumusan ideal dalam bangun keindonesiaan yang dicita-citakan bangsa. Berbagai
komponen bangsa seharusnya menggunakan dan mengembangkan implementasi sistem filsafat
Pancasila dalam berbagai bidang. Namun realitasnya, menurut Benny Susetyo, Pancasila yang
sering diagung-agungkan sebagai falsafah bangsa, pedoman bertindak, identitas nasional,
sumber hukum, dan cita-cita nasional, namun kenyataannya lebih sering dipandang sebagai
simbol saja.15

Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila bahkan ditempatkan sebagai paradigma politik
hukum. Pancasila memiliki nilai-nilai dasar yang bersifat universal dan tetap. Nilai-nilai itu
tersusun secara hierarkis dan piramidal, mengandung kualiltas tertentu yang harus dicapai oleh
bangsa Indonesia yang akan diwujudkan menjadi kenyataan konkret dalam kehidupan
bermasyarakat.

Selain itu agar dapat mengaktualisasikan Pancasila dalam politik hukum Nasional, maka
sila-sila Pancasila harus dipandang sebagai suatu sistem nilai, sehingga pada hakikatnya
Pancasila merupakan satu kesatuan. Adapun nilainilai yang terkandung dalam setiap sila adalah
sebagai berikut16 :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai bahwa segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral
penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan
perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan
sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama, serta adil dalam hubungan
diri sendiri, sesama dan lingkungannya.

14
Eddy Asnawi, Jurnal Dinamika Hukum ,Vol. 11 Edisi Khusus, Februari 2011: 16
15
Benny Susetyo, 2010: hal 214
16
Kaelan, 2010: hal 79-84

8
3. Sila Persatuan dan Kesatuan mengandung nilai bahwa negara Indonesia merupakan
persekutuan diantara keberagaman yang dilukiskan dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai-nilai nasionalisme harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung nilai bahwa negara adalah dari, oleh dan
untuk rakyat. Nilai demokrasi mutlak diterapkan dalam kehidupan bernegara, baik
menyangkut aspek moralitas kenegaraan, aspek politik, maupun aspek hukum dan
perundang-undangan.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai yang merupakan
tujuan negara sebagai tujuan bersama. Nilai keadilan harus terwujud dalam kehidupan
bersama (keadilan sosial) yang bertujuan untuk kesejahteraan seluruh warga negara.

Mochtar Kusumaatmadja yang menyatakan bahwa dalam negara hukum (Rule of law)
untuk Republik Indonesia harus menganut asas dan konsep Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, yakni17:

1) Asas Ketuhanan (mengamanatkan bahwa tidak boleh ada produk hukum nasional yang
anti agama). Asas Kemanusiaan (mengamanatkan bahwa hukum nasional harus
menjamin, melindungi hak asasi manusia).
2) Asas Kesatuan dan Persatuan (mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus
merupakan hukum nasional yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia, berfungsi
sebagai pemersatu bangsa).
3) Asas Demokrasi (mengamanatkan bahwa kekuasaan harus tunduk pada hukum yang
adil demokratis).
4) Asas Keadilan Sosial (mengamanatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak
yang sama bahwa semua orang sama dihadapan hukum).

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas Pancasila menjadi landasan atas politik hukum
Indonesia. Hukum harus berdasarkan pada Pancasila, produk hukum boleh dirubah sesuai
dengan perkembangan zaman dan pergaulan masyarakat, tentunya Pancasila harus menjadi
kerangka berfikir. Pancasila dapat memandu politik hukum nasional dalam berbagai bidang,
yaitu18 :

17
Mochtar Kusumaatmadja, 1972: hal 11
18
Moh. Mahfud MD, 2006: hal 17-18

9
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi landasan politik hukum yang berbasis moral
agama
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Esa menjadi landasan politik hukum yang
menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia yang nondiskriminatif
3. Sila Persatuan Indonesia menjadi landasan politik hukum yang mempersatukan seluruh
unsur bangsa dengan berbagai ikatan primordialnya masing-masing
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan menjadi landasan politik hukum yang meletakkan
kekuasaan di bawah kekuasaan rakyat (demokratis)
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi landasan politik hukum
dalam hidup bermasyarakat yang berkeadilan sosial sehinga mereka yang lemah secara
sosial dan ekonomis tidak ditindas oleh mereka yang kuat secara sewenang-wenang

Menurut Mahfud MD, ada dua alasan pokok yang menyebabkan Pancasila tidak dapat
diganggu gugat, yaitu yang pertama, Pancasila sangat cocok dijadikan platform kehidupan
bersama bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk agar tetap terikat erat sebagai bangsa
yang bersatu, dan yang kedua, Pancasila termuat dalam pembukaan UUDNRI 1945 yang di
dalamnya ada pernyataan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sehingga jika pancasila diubah
maka berarti Pembukaan UUDNRI pun diubah. Pancasila telah mampu memposisikan dirinya
sebagai tempat untuk kembali jika bangsa Indonesia terancam perpecahan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasia dalam sistem hukum di Indonesia memiliki peran yang penting dalm membentuk
cita hukum dalam menciptakan Negara yang sesuai dengan falsafah yang terkandung dalam
kelima sila pancasila. Pancasila dalam sitem hukum di Indonesia yaitu: 1). Sebagai sumber
segala sumber hukum,2). Sebagai cita hukum, 3). Sebagai landasan politik hukum. Keberadaan
pancasila sebagai landasan utama dalam pemuatan peraturan perundang undangan harus sesuai
dengan nilai ketuhanan, kemanusiaan dan kemasyarakantan (nasionalistik; demokratik; dan
berkeadilan sosial), serta harus teraktualisasi dalam subtansi hukum, struktur hukum maupun
kultur hukum yang akan dibangun. Diharapkan dapat menguatkan integritas bangsa,
demogkratisasi hukum, tercapainya kesejahtaraan dan keadiadilan sosial.

B. Saran

Menjadikan pancasila sebagai sistem Indonesia yang memiliki cita hukum keadilan
berdasarkan pada nilai nilali hidup asli bangsa. Serta menjadikan pancasila tidak lagi sekedar
normatik smantik hanya sebagai sumber segala sumber hukum tetapi benar benar diterapkan
dalam sistem hukum indnesia maupun sistem hukum nasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Erwin, FILSAFAT HUKUM: REFLEKSI KRITIS TERHADAP HUKUM DAN


HUKUM INDONESIA (DALAM DIMENSI IDE DAN APLIKASI), PT RajaGrafindo Persada,
Depok:2021

Achmad Hariri, Dekontruksi Ideology Pancasila Sebagai Bentuk Sistem Hukum Di Indonesia,
Jurnal Ilmu Hukum , Volume 3 Nomor 1: 2019

Rosa Suheni, Pingkan Wardhani, Dkk, Pancasila Sebagai Sistem Hukum, Jurnal Gema
Keadilan, Vol 9 Edisi III: 2022

Fais Yonas Bo’a, Pancasila Seagai Sumber Hukum Dalam Sistem Hukum Nasional, Jurnal
Konstitusi, Vol 15 Nomor 1: 2018

Derita paptri rahayu, AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI LANDASAN POLITIK HUKUM


INDONESIA, Jurnal Yustisia, Vol 4 Nomor 1: 2015

12

Anda mungkin juga menyukai