Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1

MENGANALISIS PUTUSAN KORUPSI DANA


PEMILU

NAMA KELOMPOK :
1. HIZRATUS SANIA MAHA (190111100081)
2. M
3. M
4. M
5. M
1. Kasus Posisi 
2. DAKWAAN JAKSA
3. TUNTUTAN
4. PERTIMBANGAN HAKIM
Menimbang bahwa terhadap alasan kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi/Penuntut
Umum tersebut, Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut: 
- Bahwa alasan kasasi Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan karena putusan Judex
Facti yang menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Korupsi” sebagaimana yang didakwakan dalam Dakwaan
Primair dan dalam Dakwaan Subsidair dan membebaskan Terdakwa dari semua
dakwaan Penuntut Umum tersebut, tidak salah menerapkan hukum. Judex Facti telah
mengadili Terdakwa sesuai hukum acara pidana yang berlaku serta tidak melampaui
wewenangnya; 
- Bahwa putusan Judex Facti telah mempertimbangkan fakta hukum yang terungkap
di persidangan dengan tepat dan benar, yaitu uang yang diterima Terdakwa selaku
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Timur pada Divisi Hukum dan
Penanganan Pelanggaran sebesar Rp176.000.000,00 (seratus tujuh puluh enam juta
rupiah), termasuk uang pengembalian pinjaman untuk operasional Bawaslu sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta tupiah) merupakan uang perjalanan dinas Terdakwa
berdasarkan bukti Surat Perintah Tugas (SPT) dan Laporan Perjalanan Dinas
Terdakwa. Terdakwa telah pula menyerahkan bukti pendukung perjalanan Terdakwa
berdasarkan bukti Surat Perintah Tugas (SPT) dan Laporan Perjalanan Dinas
Terdakwa. Terdakwa telah pula menyerahkan bukti pendukung perjalanan dinas
kepada Staf Keuangan berupa SPT dan visum Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD)
untuk dijadikan dasar membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ). Dengan demikian,
perbuatan Terdakwa tersebut tidak memenuhi semua unsur tindak pidana pada
Dakwaan Primair maupun Dakwaan Subsidair;
- Bahwa selain n itu alasan kasasi Penuntut Umum merupakan penilaian hasil
pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan. Hal tersebut tidak
dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi, karena pemeriksaan kasasi
hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan
hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya atau apakah cara mengadili tidak
dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang atau apakah pengadilan melampaui
batas wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) KUHAP;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Pemohon
Kasasi/Penuntut Umum tersebut tidak dapat membuktikan bahwa putusan Judex Facti
tidak memenuhi ketentuan Pasal 253 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Dengan demikian, berdasarkan Pasal 254
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana maka
permohonan kasasi dari Penuntut Umum tersebut ditolak.
Menimbang bahwa karena Terdakwa dibebaskan, maka biaya perkara pada tingkat
peradilan dan pada tingkat kasasi dibebankan kepada Negara; Mengingat Pasal 191
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;

Anda mungkin juga menyukai