Anda di halaman 1dari 9

NAMA : FAZA WAHYU AGNIA NIM : 190111100088

ELVITA FITRIANTI ROHMA NIM : 190111100098

HIZRATUS SANIA MAHA NIM : 190111100081

A. Pendahuluan

Globalisasi kini menjadi bukti bahwa semakin canggih suatu teknologi informasi
maka semakin tinggi pula penyalahgunaanya. Teknologi informasi kini menjajah
segala aspek kehidupan manusia tidak hanya dalam mengakses informasi saja,
bahkan kini jual beli, kerja, konseling, bahkan sekolah bisa dilakukan dengan
pemanfaatan kecanggihan teknologi. Kecanggihan teknologi informasi yang
begitu pesat mengharuskan Negara Indonesia untuk membuat regulasi yang berisi
peraturan yang mengatur tentang Teknologi dan Transaksi Elektronik, agar
penggunaan dan pemanfaatannya dapat mempererat kesatuan dan persatuan
masyarakat Indonesia juga meminimalisir penyalagunaan teknologi tersebut. Oleh
sebabnya, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik hadir sebagai
seperangkat peraturan yang mengatur segala tindakan hukum di dalamnya.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik disahkan untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis perlu dilakukan
perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik agar terwujud keadilan, ketertiban umum, dan kepastian
hukum. Perubahan tersebut menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Terdapat beberapa perbedaan antara Undang-Undang No.
11 Tahun 2008 atas perubahannya dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016.
Oleh karena itu, tugas terstruktur ini dikerjakan.

B. Tabel

NOMOR UU NO 11 TAHUN 2008 UU NO 19 TAHUN 2016


1 Pasal 6 Pasal 6

Penyelenggaraan Sistem Elektronik Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah


adalah pemanfaatan Sistem pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
Elektronik oleh penyelenggara penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
dan/atau masyarakat.
6a. Penyelenggara Sistem Elektronik adalah
setiap Orang, penyelenggara Negara, Badan
Usaha, dan masyarakat yang menyediakan,
mengelola, dan/atau mengoperasikan Sistem
Elektronik, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama kepada pengguna
Sistem Elektronik untuk keperluan dirinya
dan/atau keperluan pihak lain.
2 Pasal 26 Pasal 26

(1) Kecuali ditentukan lain oleh (1) Tetap


Peraturan Perundangundangan,
penggunaan, setiap informasi (2) Tetap
melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang (3) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik
harus dilakukan atas persetujuan wajib menghapus Informasi Elektronik
Orang yang bersangkutan. dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak
relevan yang berada di bawah kendalinya
(2) Setiap orang yang dilanggar atas permintaan Orang yang bersangkutan
haknya sebagaimana dimaksud atas berdasarkan penetapan pengadilan.
kerugian yang ditimbulkan
berdasarkan UndangUndang ini. (4) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik
wajib menyediakan mekanisme penghapusan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang sudah tidak relevan sesuai
denngan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(5) Ketentuan mengenai tata cara


penghapusan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam
peraturan pemerintah.
3 Pasal 40 Pasal 40

(1) Pemerintah memfasilitasi (1) Tetap


pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Transaksi Elektronik sesuai (2) Tetap
dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. (2a)Pemerintah wajib melakukan
pencegahan penyebarluasan dan penggunaan
(2) Pemerintah melindungi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
kepentingan umum dari segala jenis Elektronik yang memiliki muatan yang
gangguan sebagai akibat dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan
penyalahgunaan Informasi perundang-undangan.
Elektronik dan Transaksi
Elektronik yang mengganggu (2b)Dalam melakukan pencegahan
ketertiban umum, sesuai dengan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a),
ketentuan Peraturan Perundang- Pemerintah berwenang melakukan
undangan pemutusan akses dan/atau memerintahkan
kepada Penyelenggara Sistem Elektronik
(3) Pemerintah menetapkan instansi untuk melakukan pemutusan akses terhadap
atau institusi yang memiliki data Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
elektronik strategis yang wajib Elektronik yang memiliki muatan yang
dilindungi. melanggar hukum.

(4) Instansi atau institusi (3) Tetap


sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus membuat Dokumen (4) Tetap
Elektronik dan rekam cadang
elektroniknya serta (5) Tetap
menghubungkannya ke pusat data
tertentu untuk kepentingan (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran
pengamanan data. Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (2a), ayat (2b), dan
(5) Instansi atau institusi lain selain ayat (3) diatur dalam peraturan pemerintah.
diatur pada ayat (3) membuat
Dokumen Elektronik dan rekam
cadang elektroniknya sesuai dengan
keperluan perlindungan data yang
dimilikinya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai


peran Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
4 Pasal 43 Pasal 43

(1) Selain Penyidik Pejabat Polisi (1) Tetap


Negara Republik Indonesia, Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di (2) Penyidikan di bidang Teknologi
lingkungan Pemerintah yang Informasi dan Transaksi Elektronik
lingkup tugas dan tanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
jawabnya di bidang Teknologi dilakukan dengan memperhatikan
Informasi dan Transaksi Elektronik perlindungan terhadap privasi, kerahasiaan,
diberi wewenang khusus sebagai kelancaran layanan publik, dan integritas
penyidik sebagaimana dimaksud atau keutuhan data sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang tentang peraturan perundang-undangan.
Hukum Acara Pidana untuk
melakukan penyidikan tindak (3) Penggeledahan dan/atau penyitaan
pidana di bidang Teknologi terhadap Sistem Elektronik yang terkait
Informasi dan Transaksi Elektronik. dengan dugaan tindak pidana di bidang
Teknologi Informasi dan Transaksi
(2) Penyidikan di bidang Teknologi Elektronik dilakukan sesuai dengan
Informasi dan Transaksi Elektronik ketentuan hukum acara pidana.
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan (4) Dalam melakukan penggeledahan
memperhatikan perlindungan dan/atau penyitaan sebagaimana dimaksud
terhadap privasi, kerahasiaan, pada ayat (3). penyidik wajib menjaga
kelancaran layanan publik, terpeliharanya kepentingan pelayanan
integritas data, atau keutuhan data umum.
sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. (5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Penggeledahan dan/atau berwenang:
penyitaan terhadap sistem a. menerima laporan atau pengaduan dari
elektronik yang terkait dengan seseorang tentang adanya tindak pidana di
dugaan tindak pidana harus bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
dilakukan atas izin ketua Elektronik;
pengadilan negeri setempat. b. memanggil setiap Orang atau pihak
lainnya untuk didengar dan diperiksa sebagai
(4) Dalam melakukan tersangka atau saksi sehubungan dengan
penggeledahan dan/atau penyitaan adanya dugaan tindak pidana di bidang
sebagaimana dimaksud pada ayat Teknologi Informasi dan Transaksi
(3), penyidik wajib menjaga Elektronik;
terpeliharanya kepentingan c. melakukan pemeriksaan atas kebenaran
pelayanan umum. laporan atau keterangan berkenaan dengan
tindak pidana di bidang Teknologi Informasi
(5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Transaksi Elektronik;
sebagaimana dimaksud pada ayat d. melakukan pemeriksaan terhadap Orang
(1) berwenang: dan/atau Badan Usaha yang patut diduga
a. menerima laporan atau melakukan tindak pidana di bidang
pengaduan dari seseorang tentang Teknologi Informasi dan Transaksi
adanya tindak pidana berdasarkan Elektronik;
ketentuan Undang-Undang ini; e. melakukan pemeriksaan terhadap alat
b. memanggil setiap Orang atau dan/atau sarana yang berkaitan dengan
pihak lainnya untuk didengar kegiatan Teknologi Informasi yang diduga
dan/atau diperiksa sebagai digunakan untuk melakukan tindak pidana di
tersangka atau saksi sehubungan bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
dengan adanya dugaan tindak Elektronik;
pidana di bidang terkait dengan f. melakukan penggeledahan terhadap
ketentuan Undang-Undang ini; tempat tertentu yang diduga digunakan
c. melakukan pemeriksaan atas sebagai tempat untuk melakukan tindak
kebenaran laporan atau keterangan pidana di bidang Teknologi Informasi dan
berkenaan dengan tindak pidana Transaksi Elektronik;
berdasarkan ketentuan Undang- g. melakukan penyegelan dan penyitaan
Undang ini; terhadap alat dan/atau sarana kegiatan
d. melakukan pemeriksaan terhadap Teknologi Informasi yang diduga digunakan
Orang dan/atau Badan Usaha yang secara menyimpang dari ketentuan peraturan
patut diduga melakukan tindak perundang-undangan;
pidana berdasarkan Undang- h. membuat suatu data dan/atau Sistem
Undang ini; Elektronik yang terkait tindak pidana di
e. melakukan pemeriksaan terhadap bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
alat dan/atau sarana yang berkaitan Elektronik agar tidak dapat diakses;
dengan kegiatan Teknologi i. meminta informasi yang terdapat di dalam
Informasi yang diduga digunakan Sistem Elektronik atau informasi yang
untuk melakukan tindak pidana dihasilkan oleh Sistem Elektronik kepada
berdasarkan UndangUndang ini; Penyelenggara Sistem Elektronik yang
f. melakukan penggeledahan terkait dengan tindak pidana di bidang
terhadap tempat tertentu yang Teknologi Informasi dan Transaksi
diduga digunakan sebagai tempat Elektronik;
untuk melakukan tindak pidana j. meminta bantuan ahli yang diperlukan
berdasarkan ketentuan Undang- dalam penyidikan terhadap tindak pidana di
Undang ini; bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
g. melakukan penyegelan dan Elektronik; dan/atau
penyitaan terhadap alat dan atau k. mengadakan penghentian penyidikan
sarana kegiatan Teknologi tindak pidana di bidang Teknologi Informasi
Informasi yang diduga digunakan dan Transaksi Elektronik sesuai dengan
secara menyimpang dari ketentuan ketentuan hukum acara pidana.
Peraturan Perundang-undangan;
h. meminta bantuan ahli yang (6) Penangkapan dan penahanan terhadap
diperlukan dalam penyidikan pelaku tindak pidana di bidang Teknologi
terhadap tindak pidana berdasarkan Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-Undang ini; dan/atau dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
i. mengadakan penghentian acara pidana.
penyidikan tindak pidana
berdasarkan Undang-Undang ini (7) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan ketentuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
acara pidana yang berlaku. melaksanakan tugasnya memberitahukan
dimulainya penyidikan kepada Penuntut
(6) Dalam hal melakukan Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi
penangkapan dan penahanan, Negara Republik Indonesia.
penyidik melalui penuntut umum
wajib meminta penetapan ketua (7a)Dalam hal penyidikan sudah selesai,
pengadilan negeri setempat dalam Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil
waktu satu kali dua puluh empat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
jam. menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat
(7) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Polisi Negara Republik Indonesia.
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berkoordinasi dengan Penyidik (8) Dalam rangka mengungkap tindak
Pejabat Polisi Negara Republik pidana Informasi Elektronik dan Transaksi
Indonesia memberitahukan Elektronik, penyidik dapat berkerja sama
dimulainya penyidikan dan dengan penyidik negara lain untuk berbagi
menyampaikan hasilnya kepada informasi dan alat bukti sesuai dengan
penuntut umum. ketentuan peraturan perundangundangan.

(8) Dalam rangka mengungkap


tindak pidana Informasi Elektronik
dan Transaksi Elektronik, penyidik
dapat berkerja sama dengan
penyidik negara lain untuk berbagi
informasi dan alat bukti.
5 Pasal 45 Pasal 45

(1) Setiap Orang yang memenuhi (1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan
unsur sebagaimana dimaksud tanpa hak mendistribusikan dan/atau
dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), mentransmisikan dan/atau membuat dapat
ayat (3), atau ayat (4) dipidana diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
dengan pidana penjara paling lama Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
6 (enam) tahun dan/atau denda yang melanggar kesusilaan sebagaimana
paling banyak Rp1.000.000.000,00 dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana
(satu miliar rupiah). dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak
(2) Setiap Orang yang memenuhi Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan
(2) dipidana dengan pidana penjara tanpa hak mendistribusikan dan/atau
paling lama 6 (enam) tahun mentransmisikan dan/atau membuat dapat
dan/atau denda paling banyak diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
rupiah). perjudian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana
(3) Setiap Orang yang memenuhi penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
unsur sebagaimana dimaksud denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
dalam Pasal 29 dipidana dengan (satu miliar rupiah).
pidana penjara paling lama 12 (dua
belas) tahun dan/atau denda paling (3) Setiap Orang yang dengan sengaja dan
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua tanpa hak mendistribusikan dan/atau
miliar rupiah). mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah).

(4) Setiap Orang yang dengan sengaja dan


tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
pemerasan dan/atau pengancaman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(4) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) merupakan delik aduan.

Pasal 45A

(1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan


tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan


tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 45B

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa


hak mengirimkan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh
juta rupiah).

C. Penjelasan Tabel

Berdasarkan tabel tersebut perbedaannya terletak pada penambahan poin pada UU


Nomor 19 Tahun 2016

 Pasal 6
i. 6a. Penyelenggara Sistem Elektronik adalah setiap Orang, penyelenggara
Negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola,
dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama kepada pengguna Sistem Elektronik untuk
keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain.
 Pasal 26
(3) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menghapus Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak relevan yang berada
di bawah kendalinya atas permintaan Orang yang bersangkutan
berdasarkan penetapan pengadilan.

(4) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menyediakan


mekanisme penghapusan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang sudah tidak relevan sesuai denngan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(5) Ketentuan mengenai tata cara penghapusan Informasi Elektronik


dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) diatur dalam peraturan pemerintah.

 Pasal 40
 Pasal 43
 Pasal 45

D. Daftar Refrensi

UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE


UU NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO 11 TH 2008

Anda mungkin juga menyukai