Nomor 26/PUU-XVIII/2020
“Penjatuhan Putusan Oleh Hakim Berdasarkan Surat Dakwaan Tanpa
Mempertimbangkan Keterangan Saksi Dan Ahli Yang Dihadirkan Oleh
Terdakwa”
I. PEMOHON
Azwarmi.
Kuasa Hukum:
Ir Tonin Tachta Singarimbun, S.H., Ananta Rangkugo, S.H., dkk berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Maret 2020.
2
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) UU MK, yakni sebagai
berikut:
a. adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945;
b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut dianggap telah
dirugikan oleh berlakunya undang-undang yang dimohonkan
pengujian;
c. kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut bersifat
spesifik atau khusus dan aktual, setidak-tidaknya bersifat potensial
yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi;
3
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya.
3. Pasal 184 ayat (1) huruf a dan huruf b
Alat bukti yang ialah:
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli.
5
sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 jika tidak diberikan
pembatasan/syarat;
8. Bahwa hak konstitusional Pemohon yang dijamin dalam Pasal 27 ayat (1)
UUD 1945 tidak terwakili oleh ketentuan norma-norma a quo karena tidak
samanya kedudukan hukum ahli dan saksi yang dihadirkan oleh terdakwa dan
JPU dalam persidangan terbuka perkara Pemohon a quo yaitu
mengenyampingkan 2 alat bukti terdakwa namun menggunakan saksi dan
ahli JPU yang berhubungan dengan surat dakwaan;
9. Bahwa hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 dan hak untuk tidak
disiksa serta bebas dari diskriminasi sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat
(1) dan ayat (2) UUD 1945, baru diatur dalam perubahan kedua UUD
sehingga belum pernah dikandung pada waktu pembuatan ketentuan n orma-
norma a quo dan menjadi kepentingan Mahkamah untuk meletakkan syarat
norma tersebut untuk melindungi kepentingan rakyat dari pelanggaran
konstitusi;
10. Bahwa menurut Pemohon, hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang diajukan
oleh terdakwa dan/atau penasihat hukum. Apabila tidak terpenuhi maka
sekurang-kurangnya tiga alat bukti yang diajukan oleh penuntut umum
sehingga memperoleh keyakinan dari fakta persidangan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar berdasarkan penyidikan yang sah dan terdakwalah yan g
bersalah melakukannya, melalui musyawarah yang harus didasarkan atas
surat dakwaan yang diakui oleh terdakwa dan/atau penasihat hukum dalam
eksepsi;
11. Bahwa dalam hal dan/atau penasihat hukum mengajukan alat bukti yan g sah
berupa keterangan saksi dan keterangan ahli dijelaskan sebagai berikut:
a. saksi terdakwa menjadi pertimbangan hukum sepanjang saksi JPU/BAP
saling bertentangan, bertujuan melepaskan dari penetapan tersangka, dan
yang dipertimbangkan adalah hal yang berbedanya;
b. ahli dihadirkan terkait dengan hukum dan perbuatan serta yang
disebutkan dalam persidangan tersebut mengikat. Keterangan ahli
menjadi sah dalam pengadilan namun penetapan tersangka atau
6
melepaskan tersangka dengan menggunakan ahli tidak sah secara
hukum.
VII. PETITUM
1. Mengabulkan permohonan seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 182 ayat (4), Pasal 183, Pasal 184 ayat (1) huruf a
dan huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Huku m
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
3. Menyatakan Pasal 182 ayat (4), Pasal 183, Pasal 184 ayat (1) huruf a
dan huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Huku m
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Repu blik Indonesia Nomor 3258)
dimaksud tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
4. Memerintahkan untuk memuat putusan ini dalam Berita Acara Negara
Republik Indonesia sebagaimana mestinya; atau
Apabila Mahkamah berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya (ex
aequo et bono)
Mengetahui,
Panitera Muda III Pengolah Data Perkara dan Putusan,