Anda di halaman 1dari 3

Nama : Deden Kurniawan

NIM : 8111420296
Rombel :6
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Hari/Tanggal : Senin,30 November 2020
Dosen Pengampu : Ubaidillah Kamal, S.Pd., M.H.
Essay Ketaatan Terhadap Hukum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa yang didalamnya
berisikan suatu perintah, larangan, atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dengan tujuan
untuk mengatur tata tertib di dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dibuatnya hukum menurut Prof.
Mr. Dr. L.J. Apeldorn dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nederlands reht”
menyatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur tata tertib di dalam masyarakat secara damai
dan adil. Untuk mencapai kedamaian hukum harus diciptakan masyarakat yang adil dengan
mengadakan perimbangan antara kepentingan yang bertentangan satu sama lain dan setiap orang
harus memperoleh apa yang menjadi haknya.

Kehidupan dalam masyarakat yang sedikit banyak berjalan dengan tertib dan teratur ini didukung
oleh adanya suatu tatanan. Karena adanya tatanan inilah kehidupan menjadi tertib. Yang dapat
disebut sebagai suatu tatanan dalam masyarakat yaitu yang menciptakan hubungan-hubungan yang
tetap dan teratur antara anggota-anggota masyarakat, sesungguhnya bukan merupakan suatu
konsep yang tunggal. Jika dilihat sebagai tatanan dari luar, pada hakikatnya di dalamnya terdiri
dari suatu kompleks tatanan atau biasa disebut dengan adanya suatu tatanan yang terdiri dari sub-
sub tatanan. Sub-sub tatanan tersebut adalah kebiasaan, kesusilaan dan hukum.

Hukum berbeda dengan ilmu yang lain dalam kehidupan manusia, struktur hukum pada dasarnya
berbasis kepada kewajiban dan tidak diatas komitmen. Kewajiban moral untuk mentaati dan
peranan peraturan membentuk karakteristik masyarakat. Didalam kenyataannya, ketaatan terhadap
hukum tidak sama dengan ketaatan sosial lainnya, ketaatan hukum merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan akan menimbulkan sanksi atau hukuman,
berbeda dengan ketaatan sosial yang jika tidak dilakukan maka sanksi-sanksi sosial yang berlaku
pada masyarakat inilah yang menjadi hakim.
Sebagai hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara kesadaran hukum dan ketaataan hukum,
maka beberapa literaur yang di ungkapkan oleh beberapa pakar mengenai ketaatan hukum
bersumber pada kesadaran hokum. Hal tersebut tercermin dua macam kesadaran, yaitu :
1. Legal consciouness as within the law, kesadaran hukum sebagai ketaatan hukum, berada
dalam hukum, sesuai dengan aturan hukum yang disadari atau dipahami;
2. Legal consciouness as against the law, kesadaran hukum dalam wujud menentang hukum
atau melanggar hukum
Mengutip pendapat H.C Kelman (1966) dan L. Pospisil (1971) dalam buku Prof. Dr. Achmad Ali,
S.H. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk
Interpretasi Undang-undang (legisprudence) Ketaatan sendiri dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:

1. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan hanya karena
takut terkena sanksi. Kelemahan ketaatan jenis ini adalah karena membutuhkan
pengawasan yang terus-menerus.
2. Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang menaati suatu aturan hanya
karena takur hubungan baiknya dengan pihak lain menjadi rusak.
3. Ketaatan yang bersifat Internalization, yaitu jika seseorang benar-benar menaati suatu
aturan karena merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya.

Menurut Prof. Dr. B. Arief Sidharta, S.H. terdapat lima alasan mengapa orang menaati hukum,
antara lain:

1. Orang menaati hukum karena takut akan sanksi atau hukuman. Sanksi atau hukuman
tersebut adalah petaka bagi yang terkena sanksi atau hukuman tersebut. Hukuman itu
dijatuhkan kepada seseorang yang terbukti melanggar hukum dan diputus bersalah oleh
pengadilan. Hukuman pada dasarnya adalah perwujudan konkretisasi kekuasaan negara
dalam pelaksanaan kewajibannya untuk dapat memaksakan ditaatinya hukum.
2. Orang menaati hukum karena orang tersebut memang orang yang taat terhadap hukum
serta dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
3. Orang menaati hukum karena pengaruh masyarakat sekelilingnya. Manusia tidak mungkin
dapat hidup sendirian, namun selalu hidup bersama dengan masyarakat. Masyarakat secara
langsung atau tidak langsung, dapat memberikan warna dan pengaruh, baik ataupun buruk,
terhadap warganya.
4. Orang menaati hukum atau mengikuti peraturan hukum dikarenakan tidak ada pilihan lain.
Didalam hidup, manusia dihadapkan kepada dua pilihan dalam hal ketaatan. Pilihan jatuh
kepada cenderung untuk taat kepada aturan, tetapi juga ada orang yang memang
berkehendak untuk tidak taat kepada aturan.
5. Orang menaati hukum karena kombinasi keempat factor diatas. Hal ini adalah konsekuensi
logis gabungan dari keempat penyebab mengapa orang menaati hukum. Artinya, dapat saja
orang menaati hukum itu disebabkan oleh salah satu alasan atau lebih, bahkan mungkin
semuanya, sebagai hal yang menjadi latar belakang ketaatannya. Maksudnya adalah
bergantung pada masing-masing kejadian.

Jadi kesimpulannya, untuk mengetahui alasan mengapa seseorang taat terhadap hukum harus
diketahui dari tujuan hukum itu sendiri. Menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn dalam bukunya
“Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht” menyatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk
mengatur tata tertib didalam masyarakat secara adil dan damai. Selain dari tujuan hukum, ada juga
beberapa aspek atau alasan mengapa seseorang taaat terhadap hukum yaitu, pertama karena takut
terkena hukuman, kedua karena takut hubungan baiknya dengan orang lain menjadi rusak dan
ketiga karena seseorang tersebut benar-benar merasa bahwa aturan tersebut sesuai dengan nilai
intrinsik yang dianutnya.

Referensi

Rahardjo, Satjipto. 2012. Ilmu Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial
Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (legisprudence). Jakarta. Kencana.

Kusumaatmadja, Mochtar dan Arief Shidarta. 2000. Pengantar Ilmu Hukum. (Suatu Pengenalan
Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum). Bandung. Alumni

Anda mungkin juga menyukai