3/Mei/2018
1 3
Artikel Tesis Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan
2
Mahasiswa pada Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan
NIM. 16202108056 Kejahatan, Kencana, Jakarta, 2008, hal. 5.
5
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
6
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
7
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
8
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
persoalan KDRT adalah kejahatan yang harus adalah sebuah terobosan hukum yang sangat
direspon dengan hukum. penting bagi upaya penegakan HAM, khusunya
perlindungan terhadap mereka yang selama ini
B. Penanganan Korban Kekerasan Dalam dirugikan dalam sebuah tatanan keluarga atau
Rumah Tangga (KDRT) Di Wilayah Hukum rumah tangga.
Polresta Manado Terobosan hukum lain yang juga penting dan
Pembaharuan hukum yang berpihak pada dimuat di dalam UU PKDRT adalah identifikasi
kelompok rentan atau tersubordinasi, aktor-aktor yang memiliki potensi terlibat
khususnya perempuan, menjadi sangat dalam kekerasan. Pada Pasal 2 UU PKDRT
diperlukan sehubungan dengan banyaknya disebutkan bahwa lingkup rumah tangga
kasus kekerasan, terutama KDRT. Definisi meliputi (a) suami, isteri, dan anak, (b) orang-
Kekerasan dalam Rumah Tangga atau KDRT, orang yang memiliki hubungan keluarga
sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 1 UU sebagaimana dimaksud pada huruf (a) karena
PKDRT adalah setiap perbuatan terhadap hubungan darah, perkawinan, persusuan,
seseorang terutama perempuan, yang pengasuhan, dan perwalian, yang menetap
berakibat timbulnya kesengsaraan atau dalam rumah tangga dan atau (c) orang-orang
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, yang bekerja membantu rumah tangga dan
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk menetap dalam rumah tangga tersebut
ancaman untuk melakukan perbuatan, sehingga dipandang sebagai anggota keluarga.
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan Identifikasi kekerasan terhadap pekerja
secara melawan hukum dalam lingkup rumah rumah tangga sebagai kekerasan domestik
tangga. UU PKDRT ini lahir melalui perjuangan sempat mengundang kontraversi karena ada
panjang selama lebih kurang tujuh tahun yang yang berpendapat bahwa kasus tersebut
dilakukan para aktivis gerakan perempuan dari hendaknya dilihat dalam kerangka relasi
berbagi elemen. pekerjaan (antara pekerja dengan majikan).
Di Indonesia, secara legal formal, ketentuan Meskipun demikian, UU PKDRT mengisi jurang
ini mulai diberlakukan sejak tahun 2004. Misi perlindungan hukum karena sampai saat ini
dari undang-undang ini adalah sebagai upaya, undang-undang perburuhan di Indonesia tidak
ikhtiar bagi penghapusan KDRT. Dengan adanya mencakup pekerja rumah tangga. Sehingga
ketentuan ini, berarti negara bisa berupaya korban kekerasan dalam rumah tangga adalah
mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah orang yang mengalami kekerasan dan/atau
tangga, menindak pelaku kekerasan dalam ancaman kekerasan dalam lingkup rumah
rumah tangga, dan melindungi korban akibat tangga.
KDRT. Sesuatu hal yang sebelumnya tidak bisa UU PKDRT merupakan terbosan hukum yang
terjadi, karena dianggap sebagai persoalan positif dalam ketatanegaraan Indonesia.
internal keluarga seseorang. Dimana persoalan pribadi telah masuk menjadi
Pasalnya, secara tegas dikatakan bahwa, wilayah publik. Pada masa sebelum UU PKDRT
tindakan keekerasan fisik, psikologis, seksual, ada, kasus-kasus KDRT sulit untuk diselesaikan
dan penelantaran rumah tangga (penelantaran secara hukum. Hukum Pidana Indonesia tidak
ekonomi) yang dilakukan dalam lingkup rumah mengenal KDRT, bahkan kata-kata kekerasan
tangga merupakan tindak pidana. Tindakan- pun tidak ditemukan dalam Kitab Undang-
tindakan tersebut mungkin biasa dan bisa Undang Hukum Pidana (KUHP). Kasus-kasus
terjadi antara pihak suami kepada isteri dan pemukulan suami terhadap isteri atau orang
sebaliknya, atapun orang tua terhadap tua terhadap anak diselesaikan dengan
anaknya. menggunakan pasal-pasal tentang
Sebagai undang-undang yang membutuhkan penganiayaan, yang kemudian sulit sekali
pengaturan khusus, selain berisikan pengaturan dipenuhi unsur-unsur pembuktiannya, sehingga
sanksi pidana, undang-undang ini juga kasus yang diadukan, tidak lagi ditindaklanjuti.6
mengatur tentang hukum acara, kewajiban
negara dalam memberikan perlindungan segera
kepada korban yang melapor. Dengan 6
Mudjiati, Implementasi Undang-Undang Nomor 23
demikian, bisa dikatakan bahwa ketentuan ini Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga Suatu Tantangan Menuju Sistem Hukum
9
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
10
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
11
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
dalam pelaksanaan perlindungan hukum yang baik dalam membina hubungan agar tidak
terhadap perempuan sebagai korban KDRT terjadi kesalapahaman antara satu dengan
adalah menciptakan sistem peradilan pidana lainnya serta ada kerjasama dari semua pihak,
terpadu yang berkeadilan gender dalam yakni keluarga, masyarakat dan aparat hukum
penanganan kasus kekerasan terhadap untuk meminimalisir terjadinya kekerasan
perempuan. Dalam sistem terpadu tersebut terutama terhadap perempuan dan anak.
diharapkan ada keterkaitan antar instansi/ Diharapkan kepada pemerintah dan aparat
pihak yang berwenang menangani kasus penegak hukum dan masyarakat dapat
kekerasan terhadap perempuan dan akses memberikan perlindungan dan menjamin hak-
pelayanan yang mudah dan terjangkau bagi hak korban apabila terjadi tindakan Kekerasan
korban dalam setiap proses peradilan kasus Dalam Rumah Tangga (KDRT), masyarakat tidak
kekerasan terhadap perempuan. Sistem ini berdiam diri apabila mengetahui adanya. Dalam
menuntut adanya penegak hukum yang penelitian ini adapun kelemahannya yaitu lebih
memiliki visi berkeadilan gender dan tidak bias banyak melihat dari perspektif permpuann.
gender. Untuk itu diharapkan penelitian selanjutnya
disarankan untuk dapat melihat dari persperktif
B. Saran laki-laki dan perempuan. Disarankan untuk
Untuk para penegak hukum dan masyarakat, penelitian selanjutnya dapat lebih banyak
perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan- mendapatkan informasi dari pihak korban yang
pelatihan tentang permasalahan kekerasan melaporkan dan tidak melaporkan tindakan
dalam rumah tangga, khususnya kekerasan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
terhadap isteri. Dengan adanya UU PKDRT tangga.
diharapkan semua pihak dapat memahami
keberadaan undang-undang ini, khususnya DAFTAR PUSTAKA
kepada petugas penegak hukum dapat Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan
mengimplementasikan undang-undang ini Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
dalam menyelesaikan kasus-kasus kekerasan Dalam Penanggulangan Kejahatan,
rumah tangga dengan baik sehingga dapat Kencana, Jakarta, 2008.
memberikan perlindungan kepada isteri sebagai Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2003,
korban kekerasan suami. Penelitian Hukum Normatif; Suatu
Pemerintah perlu melengkapi berbagai Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo
peraturan-perundangan di tingkat nasional, Persada, Jakarta.
daerah yang telah dibuat untuk mendukung Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana
penanganan komprehensif terkait kekerasan Bagian 2, PT. Raja Grafindo Persada,
terhadap perempuan dengan menyediakan Jakarta, 2001.
perangkat pelaksanaan yang memadai, Muladi, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan
termasuk mekanisme sosialisasi dan penguatan Reformasi Hukum di Indonesia, The
kapasitas di lingkungan birokrasi negara dan Habibie Centre, Jakarta, 2002.
lembaga-lembaga penegak hukum. Petunjuk Viswandro, Mengenal Profesi Penegak Hukum,
teknis untuk memastikan pelaksanaan yang Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2015.
tepat guna dan peka gender oleh aparat Mudjiati, Implementasi Undang-Undang Nomor
pemerintahan di tingkat nasional hingga 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
daerah. Alokasi anggaran negara secara Kekerasan Dalam Rumah Tangga
berkelanjutan untuk pelaksanaan dan Suatu Tantangan Menuju Sistem
monitoring-evaluasi. Sistem pendataan nasional Hukum Yang Responsif Gender, Jurnal
yang akurat dan relevan bagi perbaikan system Legislasi Indonesia, Vol. 5 No. 3
penanganan kekerasan terhadap perempuan ke September 2008.
depan. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Kumpulan
Untuk mencegah terjadinya kekerasan Kuliah Bagian II, Balai Lektur
dalam rumah tangga, hendaknya setiap Mahasiswa, Bandung, 2000.
pasangan ataupun masing-masing pihak dalam Luluhima, Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak
lingkup keluarga selalu menjalin kerjasama Kekerasan Terhadap Perempuan dan
12
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 3/Mei/2018
13