Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.

2, Edisi September 2017

HUBUNGAN NEGARA HUKUM


DENGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Winda Harefi, S.IP.,M.Si


Dosen Fakultas Hukum Universitas Palembang
Hp : 0812-7383-133

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan Negara Hukum Dengan Peradilan Tata


Usaha Negara” yang merupakan sebuah penelitian yang bersifat deskriptif analis.
Jenis penelitian adalah penelitian normatif (legal research) yaitu penelitian hukum
doktriner, yang disebut juga penelitian kepustakaan atau studi dokumen, yang
dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan Sistematik dan penelitian
yang bersifat eksplaratoris.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebuah negara tidak dapat dikatakan negara
hukum apabila hukum administrasi negaranya tidak dijalankan dengan
prosedurnya dan jika kita sambungkan dengan Peradilan Tata Usaha Negara.
Maka Peradilan Tata Usaha Negara adalah pengaruh terbesar dalam menentukan
mundur, maju atau berkembang sebuah negara karena Peradilan Tata Usaha
Negara sebagai tujuan untuk menegakkan hukum formil atau hukum administrasi
negara.

Kata kunci: Negara Hukum, PTUN,Perlindungan Hukum

ABSTRACT

Research is called “the intercourse of nations law with judicial administrative”


which is a research analyst is descriptive. The kind of research is research
normative ( legal research ) namely research doktriner law , called also literature
research or study documents , conducted by using the method systematic
approach and research is eksplaratoris.
The results show that a country cannot be assessed as being a legal state
when law the administration of his country was not run with the procedure and if
we connected with judicial administrative, Judicial and administrative of the
country is the biggest impact in determining backward , forward or developing an
judicial the state of owing state administrative as a purpose to enforce the laws
formil or law of state administration.

Keyword : Legal state, judicial administrative, legal protection

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 549


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

A. Latar Belakang hukum yang dianut oleh negara


Negara hukum yang bersangkut, dalam literatur
menghendaki setiap tindakan atau lama pada dasarnya sistem hukum
perbuatan penguasa mempunyai didunia ini dapat dibedakan dalam
dasar hukum yang jelas atau ada dua kelompok besar yaitu sistem
legalitasnya baik berdasarkan hukum kontinental dan sistem
hukum tertulis maupun hukum anglo saxon, sehingga
berdasarkan hukum tidak tertulis kedua sistem hukum itu seolah-
Keabsahan negara memerintah ada olah membelah dunia kita ini
yang mengatakan bahwa karena menjadi dua kubu, sedangkan
negara merupakan lembaga yang tulisan-tulisan yang terbaru atau
netral, tidak berpihak, berdiri pendapat sebagian ahli hukum
diatas semua golongan masyarakat mengatakan selam kedua sistem
dan mengabdi kepada kepentingan hukum diatas terdapat juga sistem
umum. Namun dalam prakteknya hukum lain seperti sistem hukum
tidak jarang istilah istilah” demi islam, sistem hukum sosialis dan
kepentingan umum”, lain-lain.
“pembangunan untuk seluruh B. Perumusan Masalah
masyarakat”, “negara tidak Berdasarkan pada latar
mungkin mau mencelakakan belakang masalah yang telah
warganya” serta ungkapan ucapan disebutkan diatas, maka dapat
lain yang sepadan selalu dirumuskan permasalahan sebagai
dikumandangkan dalam berikut: “Bagaimanakah hubungan
pernyataan-pernyataan politik para Negara Hukum dengan Peradilan
petinggi negara, dapat saja dipakai Tata Usaha Negara?
sebagai pembenaran terhadap
C. Tujuan Penelitian.
penggunaan kekuasaan negara
Untuk mengetahui
untuk memaksa seseorang atau
Bagaimanakah hubungan Negara
sekelompok warga agar bersedia
Hukum dengan Peradilan Tata
mematuhi keinginan negara.
Usaha Negara.
Konsep negara hukum
sangat terkait dengan sistem

550 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

D. Metode Peneitian kepustakaan yang merupakan


Metode yang digunakan metode tunggal yang
dalam penelitian ini adalah dipergunakan dalam penelitian
penelitian normatif (legal normatif dan di dalam
research) yaitu penelitian hukum penelitian ini digunakan pula
doktriner, yang disebut juga data sekunder yang memiliki
penelitian kepustakaan atau studi kekuatan mengikat yang
dokumen, yang dilakukan dengan dibedakan antara lain:
menggunakan metode pendekatan 1) Bahan hukum primer, yaitu
sebagai berikut: bahan hukum yang
1) Metode Pendekatan Sistematik mempunyai kekuatan
Suatu metode mengikat, seperti : Undang-
pendekatan yang didasarkan Undang Dasar 1945, UUDS
dengan menghimpun bahan- 1950, UU No.14 tahun 1970
bahan yang sudah tersedia, tentang Ketentuan-
terhadap bahan ini dilakukan ketentuan Pokok Kekuasaan
kodifikasi ke dalam golongan- Hakim, Peraturan
golongan secara sistematis. perundang-undangan yang
2) Tipe penelitian dalam penulisan khusus yakni, Undang-
penelitian ini adalah Undang No.5 Tahun 1986
menggunakan penelitian yang dan Undang-Undang No.9
bersifat eksplaratoris, yaitu Tahun 2004 tentang
suatu penelitian yang Peradilan Tata Usaha
dilakukan untuk memperoleh Negara.
keterangan, penjelasan dan 2) Bahan Sekunder, yaitu
data mengenai hal-hal yang bahan-bahan yang erat
belum diketahui. hubungannya dengan
Data yang diperoleh hukum primer dan dapat
dalam penelitian yang dihimpun membantu menganalisis dan
dengan menggunakan metode memahami bahan hukum
pengumpulan data, yaitu primer, seperti rancangan,
metode pendekatan studi hasil-hasil penelitian

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 551


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

Data yang berhasil dipandang sebagai subjek


dihimpun kemudian dianalisis hukum, maka jika ia bersalah
secara kualitatif dengan dapat dituntut didepan
menguraikan data sistematis pengadilan karena perbuatan
sehingga dapat mejawab melanggar hukum.
permasalahan yang ada. Sedangkan unsur-unsur
Negara hukum menurut Prof.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN Dr. Ismail Suny, SH.,M.CL
1. Negara Hukum dalam brosur beliau
1) Pengertian Negara Hukum “Mekanisme Demokrasi
Menurut aristoteles, Pancasila” mengatakan:
Negara yang berdiri diatas  Menjunjung tinggi hukum,
hukum,yang menjamin keadilan  Adanya pembagian
kepada warga negaranya. kekuasaan
Sedangkan menurut HUGO  Adanya perlindungan
KRABBE Bahwa Negra terhadap hak-hak asasi
seharusnya Negara Hukum manusia serta remedi-
(rechtstaat) dan setiap tindakan remedi prosedural untuk
Negara harus didasarkan pada mempertahankannya
hukum atau harus dapat  Dimungkinkan adanya
dipertanggungjawabkan pada peradilan administrasi.
hukum. Adapun pengertian 2) Ciri-Ciri Negara Hukum
Negara hukum diindonesia Negara Hukum
menurut Prof. R. Djokosutomo, merupakan terjemahan dari
SH Negara Hukum menurut istilah Rechtsstaat atau Rule of
UUD 1945 adalah berdasarkan Law. Friedrich Julius Stahl dari
pada kedaulatan hukum. kalangan ahli hukum Eropa
Hukuiniah yang berdaulat, Kontinental memberikan ciri-
Negara adalah merupakan ciri Rechtsstaat sebagai berikut.
subjek hukum, dalam arti  Hak asasi manusia
rechtstaat (badan hukum  Pemisahan atau pembagian
republik). Karena negara itu kekuasaan untuk menjamin

552 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

hak asasi manusia yang karena ada dalil bahwa “


biasa terkenal dengan Trias Pemerintah yang sedikit adalah
Politika pemerintah yang baik” Dengan
 Pemerintahan berdasarkan munculnya konsep Negara
peraturan-peraturan hukum materiil pada abad ke 20
 Peradilan admmistrasi maka perumusan ciri-ciri
dalam perselisihan. negara hukum sebagaimana
Adapun AV Dicey dari dikemukakan oleh Stahl dan
kalangan ahli hukum Anglo Dicey diatas kemudian ditinjau
Saxon memberi cirri-ciri Rule lagi sehingga dapat
of Law sebagai berikut: menggambarkan perluasan
 Supremasi hukum, dalam tugas pemerintahan yang tidak
arti tidak boleh ada boleh lagi bersifat
kesewenang-wenangan, pasif.(Koentjoro,2004;35)
sehingga seseorang hanya Dari uraian diatas dapat
boleh dihukum jika disimpulkan bahwa suatu
melanggar hukum. Negara Hukum yang

 Kedudukan yang sama mempunyai ciri-.ciri seperti

didepan hukum, baik bagi yang disebutkan diatas, bagi

rakyat biasa maupun bagi Hukum Admmistrasi Negara

pejabat. berarti:

 Terjaminnya hak-hak  Adanya pembatasan

manusia dalam undang- kekuasaan Negara (asas

undang atau keputusan legalitas)

pengadilan.  Adanya pengakuan terhadap


Ciri-ciri Rechtsstaat atau hak asasi
Rule of Law diatas masih  Adanya pengawasan
dipengaruhi oleh konsep terhadap tindakan penguasa
Negara hukum dalam arti Dari penjelasan Negara
sempit. Dari pencirian diatas Hukum diatas dapat diambil
terlihat bahwa peranan kesimpulan bahwa Negara
pemerintah hanya sedikit Hukum bukan dilihat dan

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 553


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

bentuk, tapi isinya. Hal itu wewenang lembaga


berarti: administrasi itu sendiri.
 Bagaimana kekuasaan
dijelaskan Kemudian, setelah
 Siapa yang mengawasinya Indonesia merdeka, yaitu pada
masa UUDS 1950, dikenal tiga
Kedua hal inilah yang cara penyelesaian sengketa
membedakan dengan Negara admmistrasi, yaitu:
kekuasaan dan bila ingin  Diserahkan kepada
mengetahui apakah suatu pengadilan perdata;
Negara itu adalah Negara  Diserahkan kepada badan
Hukum, maka yang harus yang dibentuk secara
diperhatikan hukum istimewa;
administrasinya.  Dengan menentukan satu
atau beberapa sengketa
2. Peradilan Tata Usaha Negara TUN yang penyelesaiannya
1) Sejarah Pengadilan Tata Usaha diserahkan kepada
Negara Pengadilan Perdata atau
Pada masa Hindia Badan Khusus.
Belanda, tidak dikenal Perubahan mulai terjadi
Pengadilan Tata Usaha Negara dengan dikeluarkarmya UU No.
atau dikenal dengan system 14 Tahun 1970 tentang
administratief beroep. Hal ini Ketentuan-ketentuan Pokok
terurai dalam pasal 134 ayat (1) Kekuasaan Kehakiman. Dalam
I.S yang berisi: Pasal 10 Undang-Undang
 Perselisihan perdata diputus tersebut disebutkan bahwa
oleh hakim biasa menurut Kekuasaan Kehakiman
Undang-Undang; dilakukan oleh Pengadilan
 Pemeriksaan serta dalam lingkungan antara lain
penyelesaian perkara Peradilan Tata Usaha Negara.
administrasi menjadi Kewenangan Kehakiman dalam
menyelesaikan sengketa

554 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

administrasi negara semakin sedangkan sebaliknya


dipertegas melalui UU No. 5 perlindungan hukum yang
Tahun 1986 tentang Peradilan represif bertujuan untuk
Tata Usaha Negara dimana menyelesaikan sengketa.
disebutkan bahwa kewenangan Perlindungan hukum yang
memeriksa, memutuskan dan preventif sangat besar artinya
menyelesaikan suatu bagi tindakan pemerintah yang
perkara/sengketa administrasi didasarkan kepada kebebasan
berada pada Hakim/Peradilan bertindak, karena dengan
Tata Usaha Negara, setelah adanya perlindungan hukum
ditempuh upaya administrarif. yang preventif pemerintah
terdorong untuk bersikap hati-
2) Tujuan Pembentukan Peradilan hati dalam mengambil
Tata Usaha Negara keputusan yang didasarkan
Philipus M. Hadjon kepada diskresi. Dalam kajian
menyatakan bahwa Hukum Administrasi Negara,
perlindungan hukum bagi tujuan pembentukan peradilan
rakyat dapat dibagi menjadi dua administrasi negara (Peradilan
macam, yaitu perlindungan Tata Usaha Negara) adalah:
hukum Preventif dan  Memberikan perlindungan
perlindungan hukum Represif. terhadap hal-hak rakyat
Perlindungan hukum Preventif yang bersumber dan hak-
adalah perlindungan hukum hak individu
dimana rakyat diberikan  Memberikan perlindungan
kesempatan untuk mengajukan terhadap hak-hak
keberatan (inspraak) atau masyarakat yang didasarkan
pendapatnya sebelum suatu pada kepentingan bersama
keputusan pemerintah mendapat dan individu yang hidup
bentuk yang defenitif, artinya dalam masyarakat tersebut.
perlindungan hukum yang Berdasarkan Undang-
preventif bertujuan untuk Undang No. 5 Tahun 1986
mencegah terjadinya sengketa, tentang Peradilan Tata Usaha

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 555


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

Negara, perlindungan hukum negara maupun sikap tindak


akibat dikeluarkannya ketetapan warga apabila terjadi
(beschiking) dapat ditempuh pertentangan dalam
melalui dua jalur, yaitu melalui kehidupan bernegara dan
banding administrasi atau upaya bermasyarakat;
administrasi dan melalui  Korektif, sebagai
peradilan, Menurut Sjahran pengoreksi atas sikap tindak
Basah perlindungan hukum baik administrasi negara
yang diberikan merupakan maupun warga apabila
qonditio sine qua non dalam terjadi pertentangan hak dan
menegakan hukum. Penegakan kewajiban untuk
hukum merupakan qonditio sine mendapatkan keadilan.
qua non pula untuk 3) Pengertian Peradilan Tata
merealisasikan fungsi hukum Usaha Negara
itu sendiri. Fungsi hukum yang Peradilan Tata Usaha
dimaksud adalah: Negara adalah suatu lingkup
 Direktif, sebagai pengarah peradilan yang menyangkut
dalam membangun untuk pejabat-pejabat dan instansi-
membentuk masyarakat instansi Tata Usaha Negara,
yang hendak dicapai dengan baik yang bersifat perkara
tujuan kehidupan bernegara; pidana, perkara perdata, perkara
 Integratif, sebagai Pembina adat, maupun perkara
kesatuan bangsa; administrasi murni.
 Stabilitatif, sebagai Dalam pelaksanaannya,
pemelihara dan menjaga kekuasaan kehakiman
keselarasan, keserasian, dan dilingkungan Peradilan Tata
keseimbangan dalam Usaha Negara dilaksanakan
kehidupan bernegara dan oleh Pengadilan Tata Usaha
bermasyarakat; Negara dan Pengadilan Tinggi
 Perfektif, sebagai Tata Usaha Negara yang
penyempurna baik terhadap keduanya berada dibawah
sikap tindak administrasi pengawasan Mahkamah Agung

556 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

sebagai Pengadilan Negara mdividu/badan hukum perdata,


Tertinggi (Abdullah.2001 :1-2) yang terkena dampak langsung
4) Prosedur Beracara dalam dari KTUN tersebut. Gugatan
Peradilan Tata Usaha Negara tersebut dapat diajukan melalui
Objek sengketa dalam dua cara, yang pertama melalui
PTUN adalah keputusan tertulis cara administrative (pasal 48
pejabat administrasi negara UU No.9 Tahun 2004) atau
(beschikking). melalui PTUN (Pasal 50 UU
Seperti diketahui, No.9 Tahun 2004). Bagi
seorang pejabat administrasi sengketa yang diajukan melalui
negara mempunyai kewenangan PTUN, terhadap putusannya
melakukan freis ermessen dapat dilakukan upaya banding
tersebut akan berbentuk melalui PT TUN (Pasal 51 ayat
beschikking yang berlaku (1) UU No.9 Tahun 2004)
secara konkrit, individual dan sedangkan bagi sengketa yang
final bagi orang atau badan diajukan melalui upaya
hukum yang dimaksud. Dalam administratif, penyelesaian
hal ini karena pejabat melalui lembaga peradilan
administrasi mempunyai dapat langsung diajukan ke PT
kewenangan, maka tidak TUN (Pasal 51 ayat(3) UU
tertutup kemungkinan ia akan No.9 Tahun 2004) dan terhadap
melakukan sesuatu yang kedua upaya hukum ini dapat
merugikan sasaran keputusan dilakukan kasasi melalui
tertulisnya. Untuk mengontrol Mahkamah Agung (Pasal 5
hal itulah, maka PTUN ayat(2) UU No.9 Tahun 2004).
dibentuk, yaitu sebagai sarana 5) Peradilan Tata Usaha Negara
bagi masyarakat untuk dalam kenyataan
melindungi kepentingan- Seperti telah
kepentingan individunya dari dikemukakan diatas mengenai
kekuasaan pemerintah. tujuan PTUN, yaitu
Setiap keputusan TUN memberikan perlindungan
(KTUN) dapat digugat oleh terhadap hak-hak rakyat yang

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 557


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

bersumber dari hak-hak dengan mengajukan kasasi ke


individu dan memberikan Mahkamah Agung. MA dalam
perlindungan terhadap hak-hak putusannya kembali
masyarakat yang didasarkan memenangkan keempat
pada kepentingan bersama dari mahasiswa UI tersebut dan
individu yang hidup dalam memerintahkan Rektor UI
masyarakat tersebut, seringkali untuk membatalkan SK-nya.
terhambat dengan proses Namun, karena proses peradilan
penyelesaian sengketa yang yang sampai pada tingkat kasasi
membutuhkan waktu tidak itu memakan waktu selama
sebentar. masa skorsing keempat
Hal ini terlihat jelas mahasiswa tersebut, pada
pada tahun 2001 dalam kasus akhirnya, putusan MA pun
gugatan administrasi empat menjadi sia-sia dan SK sudah
orang mahasiswa Universitas tidak dapat dibatalkan. Dengan
Indonesia terhadap SK Rektor demikian, putusan MA tidak
Universitas Indonsia yang memberikan akibat hukum yang
menetapkan sanksi berupa nyata bagi keempat mahasiswa
skorsing selama dua semester itu.
bagi keempat mahasiswa Kasus diatas
tersebut. Dalam putusannya menunjukkan bahwa pengadilan
PTUN mengabulkan gugatan administrasi negara tidak
keempat mahasiswa UI dan mampu menyelesaikan sengketa
memerintahkan pembatalan SK administrasi negara dengan
Rektor UI tersebut. Tetapi cepat sehingga tujuan untuk
Rektor UI mengajukan banding, melindungi hak-hak individu
dimana pada tingkat banding masyarakat menjadi tidak
PT TUN mengeluarkan putusan tercapai. Ironisnya, hambatan
yang menguatkan putusan dalam mencapai tujuan
PTUN sebelumnya. Namun pembentukan PTUN ini berasal
Rektor UI tetap dari upaya pembuat undang-
mempertahankan SK tersebut undang untuk menyediakan

558 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

kesempatan bagi berbagai pihak untuk menjadikan lembaga PTUN


untuk mencari penyelesaian yang professional guna
yang paling adil dan suatu menjalankan fungsinya melalui
sengketa melalui upaya hukum. kontrol yudisialnya. Namun, perlu
3. Hubungan Negara Hukum disadari bahwa das sollen
dengan Peradilan Tata Usaha seringkali bertentangan dengan das
Negara sein, salah satu contohnya terkait
Dari sudut sejarah ide dengan eksekusi putusan,
dibentuknya Peradilan Tata Usaha Pengadilan Tata Usaha Negara
Negara adalah untuk bisa dikatakan belum profesional
menyelesaikan sengketa antara dan belum berhasil menjalankan
pemerintah dengan warga fungsinya. Sebelum
negaranya dan pembentukan diundangkannya UU No.9 Tahun
lembaga tersebut bertujuan 2004 putusan PTUN sering tidak
mengontrol secara yuridis (judicial dipatuhi pejabat karena tidak
control) tindakan pemerintahan adanya lembaga eksekutornya dan
yang dinilai melanggar ketentuan juga tidak ada sanksi hukumnya
administrasi (mal administrasi) serta dukungan yang lemah dari
ataupun perbuatan yang prinsip-prinsip hukum administrasi
bertentangan dengan hukum negara yang menyebabkan
(abuse of power). Eksistensi inkonsistensi sistem PTUN dengan
Peradilan Tata Usaha Negara sistem peradilan lainnya, terutama
diatur dalam peraturan dengan peradilan umum karena
peraundang-undangan yang khusus terbentur dengan asas dat de
yakni, Undang-Undang No.5 rechter niet op de stoel van het
Tahun 1986 Tentang PTUN yang bastuur mag gaan zitten (hakim
kemudian dirubah dengan Undang- tidak boleh duduk dikursi
Undang No.9 Tahun 2004 Tentang pemerintah atau mencampuri
Perubahan atas Undang-Undang urusan pemerintah) dan asas
Nomor 5 Tahun 1986 tentang rechtmatigheid van bastuur yakni
Peradilan Tata Usaha Negara atasan tidak berhak membuat
dirasa sudah memenuhi syarat keputusan yang menjadi

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 559


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

kewenangan bawahannya atau asas


kebebasan pejabat tak bisa F. PENUTUP
dirampas. Setelah diundangkannya Dari uraian diatas hubungan
UU No.9 Tahun 2004 tersebut Negara Hukum dengan Peradilan Tata
diharapkan dapat memperkuat Usaha Negara dapat diambil
eksistensi PTUN. Namun, dalam kesimpulan, bahwa:
UU No.9 Tahun 2004 itupun 1. Suatu negara tidak dapat dikatakan
ternyata masih saja memunculkan suatu negara hukum apabila
pesimisme dan apatisme publik didalam suatu negara tersebut tidak
karena tidak mengatur secara rinci terdapat sebuah hukum administrasi
tahapan upaya eksekusi secara Negara, yang mana antara individu
paksa yang bisa dilakukan atas atau badan hukum perdata, apabila
keputusan PTUN serta tidak ia tidak puas terhadap suatu
adanya kejelasan prosedur dalam Keputusan Tata Usaha Negara,
UU No.9 Tahun 2004 Pasal 116 dalam lingkungan admmistrasi atau
ayat (4) yakni jika pejabat tidak pemerintah sendiri. Maka pihak
bersedia melaksanakan putusan yang dirugikan dapat mengajukan
maka dapat dikenakan sanksi. haknya kepada Peradilan Tata
upaya paksa membayar sejumlah Usaha Negara.
uang paksa dan/atau sanksi 2. Peradilan Tata Usaha Negara
administratif. Eksekusi putusan Adalah sebagai tujuan untuk
PTUN juga seringkali tertunda menegakkan hukum formil atau
karena adanya upaya banding, hukum administrasi negara.
kasasi, atau peninjauan kembali
(PK) sehingga mamaksa majelis Kesimpulan
hakim menunda eksekusi, kalu Bila kita lihat secara
eksekusi tidak dapat dilaksanakan, keseluruhan sebuah negara tidak dapat
maka PTUN berwenang untuk dikatakan negara hukum apabila
melaporkan kepada atasan yang hukum administrasi negaranya tidak
bersangkutan yang puncaknya dijalankan dengan prosedurnya dan jika
dilaporkan kepada Presiden kita sambungkan dengan Peradilan
(Bagia.Blog). Tata Usaha Negara. Maka Peradilan

560 | Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa


Jurnal Fiat Justicia, Vol.3 No.2, Edisi September 2017

Tata Usaha Negara adalah pengaruh


terbesar dalam menentukan mundur,
maju atau berkembang sebuah negara,
bila tidak ada hukum yang secara
langsung mengaturnya serta
memberikan sanksi kepada
pelanggarnya, maka negara ini akan
hancur dan tidak tercapai cita-cita yang
diinginkan oleh suatu negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rozali. 2001. Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha
Negara. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Nugraha, Bagia. Fakultas Hukum
Universitas Indonesia: blog
(HUKUM TENTANG
HUBUNGAN NEGARA
DAN MASYARAKAT)
Koentjoro, Diana Halim. 2004. Hukum
Administrasi Negara,
Jakarta: Ghlia Indonesia.
Philipus, M.hadjon. 1980. Fungsi
Instrumen Dalam Hukum
Administrasi Negara,
Jakarta: Saksama

Fakultas Hukum Universitas Kader Bangsa | 561

Anda mungkin juga menyukai