Anda di halaman 1dari 20

UJIAN TENGAH SEMESTER Agustus-Januari 2022

Nama : Erdhyna ‘Afifah Salsabila


Nim : S352208020
Mata Kuliah : Metode Penelitian Hukum
Program Studi : Magister Kenotariatan

Petunjuk :
1. Buatlah 2 (dua) pertanyaan penelitian (research question) yang berhubungan dan tentukan metode penelitian maupun teorinya
dalam bentuk matrik seperti di bawah ini!
2. Tugas dikumpulkan paling lambat Jumat 1 November 2022 melalui tautan (link) google drive yang diberitahukan kemudian.
Pertanyaan Kebaruan Paradigma Jenis Bahan Teknik Analisis data Teori yang
(Novelty) (asumsi dasar Penelitian hukum/data pengumpulan relevan
mengenai bahan
hukum) hukum/data
1. Bagaimana Pada penelitian Paradigma Jenis penelitian Penelitian Teknik Metode 1. Teori
tanggung ini permasalahan (asumsi dasar hukum dengan metode pengumpulan analisis data Keadilan
jawab Notaris nya mengandung mengenai doktrinal atau normatif data diperoleh yang Aristoteles
yang novelty/kebaruan. hukum) dalam normatif yaitu menggunakan dengan digunakan
melakukan Pada penelitian ini suatu bahan hukum inventarisasi dalam Keadilan berasal
penggelapan pendahuluan adalah Black pendekatan yang peraturan penelitian ini dari kata adil,
uang titipan (latar belakang) Letter Law dengan cara didapatkan perundang- adalah dengan berdasarkan
pembayaran permasalahan Approach, meneliti bahan melalui pustaka undangan. metode Kamus Bahasa
pajak bumi mengandung yang dimana pustaka atau atau undang- Yang dapat silogisme Indonesia, adil
bangunan atas kebaruan karena focus utama data sekunder undang itu dilakukan deduktif. adalah tidak
Undang- penelitian ini perhatiannya atau yang sendiri. Bahan dengan Bahan-bahan sewenang-
Undang menggunakan pada hukum itu dinamakan hukum pada menggunakan hukum yang wenang, tidak
Jabatan Notaris analisis sendiri sebagai penelitian penelitian Tinjauan telah diperoleh memihak, tidak
(UUJN) dalam berdasarkan seperangkat hukum normatif ini Kepustakaan. kemudian berat sebelah.
hubungannya UUJN. Pada norma, aturan, kepustakaan. terdapat 2 Metode ini dianalisis Keadilan pada
dengan penelitian atau prinsip- Focus utama sumber bahan dipergunakan dengan metode dasarnya adalah
penegakan sebelumnya prinsip perhatiannya hukum, yaitu untuk silogisme suatu konsep
kode etik menggunakan internal, atau pada hukum itu primer yang mengumpulkan deduktif yang yang relatif,
notaris? analisis doktrin yang sendiri sebagai diperoleh dari data sekunder. terdapat setiap orang
berdasarkan secara terus “seperangkat sumber aslinya Bahan dasar premis mayor tidak sama, adil
KUHP. menerus dapat norma, aturan, yang berupa penelitian berisi menurut yang
Penelitian harus diakses melalui atau prinsip- undang-undang kepustakaan ini pernyataan satu belum tentu
mengandung peraturan prinsip internal dimana dapat hukum atau adil bagi yang
sesuatu yang perundang- yang secara mempunyai merupakan proposisi lainnya, kapan
belum pernah undangan atau terus menerus keabsahan bahan hukum hukum secara seseorang
diteliti putusan dapat diakses tinggi dan primer dan garis besar, menegaskan
sebelumnya pengadilan dan melalui bersifat bahan hukum lalu premis bahwa ia
karena kebaruan sedikit atau peraturan mengikat guna sekunder, minor berisi melakukan suatu
memberi tanpa referensi perundang- pemeliharaan dimana kedua fakta dan keadilan, hal itu
kontribusi pada dunia luar undangan atau kehidupan bahan tersebut pernyataan tentunya harus
penambahan dan hukum, yang putusan masyarakat, mempunyai dari pemikiran relevan dengan
research harus berarti hanya pengadilan dan terdiri dari karakteristik ahli di bidang ketertiban umum
menambah menggunakan sedikit atau Undang- dan jenis yang kenotariatan di mana suatu
sesuatu. Pada doktrin dari tanpa referensi Undang Dasar berlawanan. atau ahli skala keadilan
penelitian ini ahli hukum di “dunia luar Negara hukum yang diakui.
akan memberikan bidang hukum” (the Republik berkaitan Keadilan
perkembangan kenotariatan, world outside Indonesia dengan menurut
dibidang ilmu peraturan the law) Tahun 1945, masalah ini, Aristoteles
kenotariatan perundang- Undang- yang terakhir bahwa hukum
karena. undangan Undang Nomor konklusi berisi harus ditaati
Pada penelitian terkait jabatan 2 Tahun 2014 beberapa demi keadilan,
ini memiliki notaris serta tentang putusan hakim dan ini dibagi
kebaruan karena putusan Perubahan Atas yang sudah menjadi hukum
pada penelitian pengadilan Undang- mengikat atau alam dan hukum
sebelumnya yang memutus Undang Nomor masih positif
belum ada yang perkara 30 Tahun 2004 persidangan (ditetapkan
membahas Notaris yang Tentang serta ditambahi penguasa
mengenai melakukan Jabatan kasus terkait negara). Hukum
“Bagaimana penggelapan Notaris, Kode masalah yang alam menurut
tanggung jawab uang titipan Etik Notaris akan Aristoteles
Notaris yang pembayaran Tahun 2015. dipaparkan ini merupakan
melakukan pajak bumi Selanjutnya bila aturan semesta
penggelapan bangunan atas sekunder yaitu diperlukan. alam dan
uang titipan Undang- bahan hukum sekaligus aturan
pembayaran Undang yang hidup Bersama
pajak bumi Jabatan Notaris menyediakan melalui undang-
bangunan atas (UUJN) dalam uraian terhadap undang.
Undang-Undang hubungannya bahan hukum Keadilan
Jabatan Notaris dengan primer dan menurut
(UUJN) dalam penegakan didapatkan Aristoteles
hubungannya kode etik secara tidak dalam karyanya
dengan notaris yang langsung dari "Nichomachean
penegakan kode sudah sumbernya atau ethics”, artinya
etik notaris?”. berkekuatan dengan kata berbuat
Didalam hukum tetap lain dihimpun kebajikan, atau
penelitian (inkracht) oleh pihak lain. dengan kata lain,
sebelumnya maupun yang Berupa keadilan adalah
hanya membahas masih tahap dokumen- kebajikan yang
mengenai Hukum persidangan. dokumen utama.
Pidana dari resmi, jurnal Aristoteles
kasus ini dan hukum, buku- menyatakan
tidak dikaitkan buku hukum, "justice consists
dengan UUJN penelitian yang of treating
dan Kode Etik berwujud equals equally
Notaris. laporan, karya and unequals
ilmiah lainnya unequally, in
yang proportion to
berhubungan their inequality”
dengan topik (prinsip bahwa
penelitian yang sama
tersebut, serta diperlakukan
opini atau secara sama, dan
berita media yang tidak sama
pers yang juga
berhubungan diperlakukan
sekaligus dapat tidak sama,
menyalurkan secara
peneliti pada proporsional).
maksud data Bahwa dalam
yang pembahasan
diperlukan oleh yang akan
penelitian ini. penulis tulis
berdasarkan
Undang-Undang
Nomor 2 Tahun
2014 tentang
Perubahan Atas
Undang-Undang
Nomor 30 Tahun
2004 tentang
Jabatan Notaris
dan Kode Etik
Notaris Tahun
2015. Sehingga,
penulis akan
menggunakan
Teori Keadilan
dari Aristoteles
ini.
2. Teori
Perlindungan
Hukum

Menurut
Satijipto
Raharjo,
perlindungan
hukum adalah
memberikan
pengayoman
terhadap hak
asasi manusia
(HAM) yang
dirugikan orang
lain dan
perlindungan itu
di berikan
kepada
masyarakat agar
dapat menikmati
semua hak-hak
yang diberikan
oleh hukum.
Menurut
pendapat
Phillipus M.
Hadjon bahwa
perlindungan
hukum bagi
rakyat sebagai
tindakan
pemerintah yang
bersifat preventif
dan represif.

2. Bagimana Terdapat research Paradigma Jenis penelitian Penelitian Teknik Metode Teori yang
akibat hukum gap, masalah (asumsi dasar hukum dengan metode pengumpulan analisis data relevan dengan
jika Notaris yang belum mengenai doktrinal atau normatif data diperoleh yang permasalahan
yang terjawab pada hukum) dalam normatif yaitu menggunakan dengan digunakan yang diteliti ini
melakukan bidang penelitian ini suatu bahan hukum inventarisasi dalam yaitu teori
penggelapan kenotariatan yang adalah Black pendekatan yang peraturan penelitian ini tanggung jawab
uang titipan dimana masalah Letter Law dengan cara didapatkan perundang- adalah dengan hukum, prinsip
pembayaran tersebut yaitu Approach, meneliti bahan melalui pustaka undangan. metode tanggung jawab
pajak bumi bagimana akibat yang dimana pustaka atau atau undang- Yang dapat silogisme hukum dapat
bangunan atas hukum jika focus utama data sekunder undang itu dilakukan deduktif. dibedakan
Undang- Notaris yang perhatiannya atau yang sendiri. Bahan dengan Bahan-bahan menjadi dua
Undang melakukan pada hukum itu dinamakan hukum pada menggunakan hukum yang macam menurut
Jabatan Notaris penggelapan sendiri sebagai penelitian penelitian Tinjauan telah diperoleh Koesnadji
(UUJN) dalam uang titipan seperangkat hukum normatif ini Kepustakaan. kemudian Hardjasoemantri,
hubungannya pembayaran norma, aturan, kepustakaan. terdapat 2 Metode ini dianalisis yaitu Liability
dengan pajak bumi atau prinsip- Focus utama sumber bahan dipergunakan dengan metode based on fault,
penegakan bangunan atas prinsip perhatiannya hukum, yaitu untuk silogisme beban
kode etik Undang-Undang internal, atau pada hukum itu primer yang mengumpulkan deduktif yang pembuktian yang
notaris? Jabatan Notaris doktrin yang sendiri sebagai diperoleh dari data sekunder. terdapat memberatkan
(UUJN) dalam secara terus “seperangkat sumber aslinya Bahan dasar premis mayor penderita. Lalu
hubungannya menerus dapat norma, aturan, yang berupa penelitian berisi ada Strict
dengan diakses melalui atau prinsip- undang-undang kepustakaan ini pernyataan Liability
penegakan kode peraturan prinsip internal dimana dapat hukum atau (tanggung jawab
etik notaris? perundang- yang secara mempunyai merupakan proposisi mutlak) yakni
Pada penelitian undangan atau terus menerus keabsahan bahan hukum hukum secara unsur kesalahan
ini permasalahan putusan dapat diakses tinggi dan primer dan garis besar, tidak perlu untuk
nya mengandung pengadilan dan melalui bersifat bahan hukum lalu premis dibuktikan oleh
novelty/kebaruan. sedikit atau peraturan mengikat guna sekunder, minor berisi pihak penggugat
Pada tanpa referensi perundang- pemeliharaan dimana kedua fakta dan sebagai dasar
pendahuluan dunia luar undangan atau kehidupan bahan tersebut pernyataan pembayaran
(latar belakang) hukum, yang putusan masyarakat, mempunyai dari pemikiran ganti kerugian.
permasalahan berarti hanya pengadilan dan terdiri dari karakteristik ahli di bidang
mengandung menggunakan sedikit atau Undang- dan jenis yang kenotariatan
kebaruan karena doktrin dari tanpa referensi Undang Dasar berlawanan. atau ahli
penelitian ini ahli hukum di “dunia luar Negara hukum yang
menggunakan bidang hukum” (the Republik berkaitan
analisis kenotariatan, world outside Indonesia dengan
berdasarkan peraturan the law) Tahun 1945, masalah ini,
UUJN. Pada perundang- Undang- yang terakhir
penelitian undangan Undang Nomor konklusi berisi
sebelumnya terkait jabatan 2 Tahun 2014 beberapa
menggunakan notaris serta tentang putusan hakim
analisis putusan Perubahan Atas yang sudah
berdasarkan pengadilan Undang- mengikat atau
KUHP. yang memutus Undang Nomor masih
Penelitian harus perkara 30 Tahun 2004 persidangan
mengandung Notaris yang Tentang serta ditambahi
sesuatu yang melakukan Jabatan kasus terkait
belum pernah penggelapan Notaris, Kode masalah yang
diteliti uang titipan Etik Notaris akan
sebelumnya pembayaran Tahun 2015. dipaparkan ini
karena kebaruan pajak bumi Selanjutnya bila
memberi bangunan atas sekunder yaitu diperlukan.
kontribusi pada Undang- bahan hukum
penambahan dan Undang yang
research harus Jabatan Notaris menyediakan
menambah (UUJN) dalam uraian terhadap
sesuatu. Pada hubungannya bahan hukum
penelitian ini dengan primer dan
akan memberikan penegakan didapatkan
perkembangan kode etik secara tidak
dibidang ilmu notaris yang langsung dari
kenotariatan sudah sumbernya atau
karena. berkekuatan dengan kata
hukum tetap lain dihimpun
(inkracht) oleh pihak lain.
maupun yang Berupa
masih tahap dokumen-
persidangan. dokumen
resmi, jurnal
hukum, buku-
buku hukum,
penelitian yang
berwujud
laporan, karya
ilmiah lainnya
yang
berhubungan
dengan topik
penelitian
tersebut, serta
opini atau
berita media
pers yang
berhubungan
sekaligus dapat
menyalurkan
peneliti pada
maksud data
yang
diperlukan oleh
penelitian ini.

3. Jawablah pertanyaan di bawah ini!


 Jawaban atas pertanyaan dapat merujuk pada literatur untuk memperkuat argumentasi dengan memberi catatan kutipan.
1) Permasalahan penelitian seyogyanya memiliki kebaruan (novelty), sehingga mengandung kemajuan dan kontribusi pada ilmu
hukum.
a. Apakah yang membedakan permasalahan bagi penelitian hukum di satu sisi dan penelitian sosio-legal di sisi lain?
Jawab :
Mike McConville & Wing Hong Chui (2007) :
Pada tahun-tahun belakangan, beberapa komentator mengkritik analisis doctrinal murni (pure doctrinal analysis) berkaitan dengan
pendekatan-pendekatan pengertian hukum dan bekerjanya system hukum yang “secara intelektual rigid”, “tidak fleksibel” (inflexible),
“melihat kedalam” (inward-looking). Kemudian melahirkan pendekataan nondoctrinal (non-doctrinal approaches) yang
merepresentasikan pendekatan baru studi hukum dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas dengan menggunakan metode lain yang
diambil dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ajaran sosio legal menegaskan bahwa pembatasan penelitian doctrinal terlalu
sempit dalam lingkup dan penerapan pengertian hukum dengan menunjuk pada peraturan perundang-undangan dan hukum kasus (case
law).
Penelitian Doktrinal/Penelitian Hukum
- Focus utama perhatiannya pada hukum itu sendiri sebagai “seperangkat norma, aturan, atau prinsip-prinsip internal yang secara terus
menerus dapat diakses melalui peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan dan sedikit atau tanpa referensi “dunia luar
hukum” (the world outside the law)
- Menderivasi norma, aturan, atau prinsip-prinsip & nilai-nilai dari kasus-kasus yang telah diputus serta pengumpulan Kembali kasus-
kasus tersebut kedalam kerangka koheren dalam pencarian perintah (order), kohesi teoretis & rasional yang telah mengandung bahan
bagi ajaran hukum tradisional
Penelitian Nondoktrinal/Socio-legal
- Titik awalnya bukan hukum (not law), namun problem dalam masyarakat yang digeneralisasi atau dapat digeneralisasi. Hukum itu
sendiri dilihat sebagai ihwal yang problematis, baik dalam pengertian sebagai contributor atau penyebab dari problem sosial itu
maupun Ketika hukum dapat memberi solusi atau bagian dari solusi; solusi non-hukum lainnya, tidak dihindari, bahkan diutamakan.
Berdasarkan perbedaan cara pandang di atas, maka kemudian dibedakan antara:
- Penelitian hukum (legal research) atau doctrinal (doctrinal research);
- Penelitian sosio-legal (sociolegal research) atau pendekatan nondoctrinal (non-doctrinal approach)
Mike McConville & Wing Hong Chui menyebut “International and Comparative Legal Research” sebagai tipe tersendiri. Tipe penelitian
ini melampau kategori-kategori tradisional mengenai hukum (traditional categories of law), mengintegrasikan hukum internasional privat
dan public dengan hukum domestic (domestic law), Hukum Eropa dan metode perbandingan. Penelitian ini ditujukan untuk memfasilitasi
pemahaman kita terhadap bekerjanya hukum internasional dan system hukum serta dampaknya bagi formulasi kebijakan public dalam
era saling ketergantungan global.

Dalam buku Banakar dan Travers (2005:5), disebutkan pendekatakan sosio-legal merupakan pendekatan interdisipliner. Tujuannya
adalah menggabungkan segala aspek perspektif disiplin ilmu, ilmu sosial dan ilmu hukum, menjadi sebuah pendekatan tunggal. Karena
pendekatan yang demikian, tujuan sosio-legal adalah secara lengkap mengombinasikan pengetahuan, keterampiran-keterampilan, dan
bentuk-bentuk pengalaman penelitian dari dua (atau beberapa) disiplin dalam suatu upaya-upaya untuk mengatasi beberapa keterbatasan
teoritis dan metodologis dari disiplin ilmu yang bersangkutan dan menciptakan landasan untuk mengembangkan suatu bentuk baru dari
analisis. 1
b. Bagaimana mengetahui permasalahan yang diteliti memiliki kebaruan?
Jawab :
Cara menemukan Novelty menuut Dr. Nano Prawoto yaitu novelty akan ditemukan kalau bisa melihat research gap. Research gap adalah
pertentangan hasil penelitian dari penelitian-penelitian terdahulu, contohnya untuk masalah yang sama ada hasil yang berbeda. Menurut
Dr. Asfak, novelty bisa ditemukan melalui diskusi dengan supervisor (berdasarkan publikasi supervisor), literature review dan research
focus. Menurut Dr. Kiki Adi Kurnia, novelty bukan dilihat dari hasil uji Turnitin. Novelty suatu riset bisa diketahui dari KEYWORD
tulisan itu adalah search tersebut dimesin pencari, jika sudah banyak maka bukan hal yang baru dan novelty tidak hanya soal produk
baru, bisa juga methodology bisa memperbarui produk. 2
Untuk menjadi penelitian yang memiliki value maka sebuah permasalahan yang diteliti harus mengandung kebaruan. Penelitian itu harus
mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan sebelumnya oleh orang lain.
Tidaklah cukup hanya ide Anda yang orisinal bagi Anda, dalam arti bahwa Anda membuatnya sendiri ‒‒ artikel harus menambahkan
sesuatu pada status pengetahuan ahli tentang bidang tersebut. Ini membantu jika klaim Anda sendiri baru, tetapi setidaknya klaim Anda
yang digabungkan dengan alasan dasar Anda haruslah baru.
Permasalahan itu mengandung novelty/kebaruan maka pendahuluan (latar belakang) permasalahan harus mengandung kebaruan.
Penelitian harus mengandung sesuatu yang belum pernah diteliti sebelumnya karena kebaruan memberi kontribusi pada penambahan dan
research harus menambah sesuatu.

Metodologi & Permasalahan :

1
Banakar, Reza, dan Max Travers, 2005, Theory and Method in Socio-Legal Research, Oregon and Portland: Hart Publishing, hal. 5.
2
Munawar Noor, “Novelty/Kebaruan dalam Karya Tulis Ilmiah Skripsi/Tesis/Disertasi”, Mimbar Administrasi, Volume 18 Nomor 1 Tahun MMXXI (2021), hal. 17.
Terdapat saling hubungan antara pilihan metode (what you actually do) dan permasalahan penelitian (research question), termasuk
dengan bahan hukum (legal material) atau data (informasi) untuk menjawab permasalahan. Ketiganya merupakan hubungan
“triangulasi” yang saling mendukung.

2) Teori merupakan bagian penting dalam penelitian. Apakah penelitian hukum (legal research; doctrinal research) dapat
mempergunakan teori sosio-legal atau teori sosial pada umumnya?
Jawab :
Para Juris yang berpegang pada konsep hukum sebagai norma tidak hanya menolak penelitian sosio-legal atau nondoctrinal untuk
dikategorikan sebagai penelitian hukum, tetapi juga dalam penggunaan istilah, hanya mengenal istilah “penelitian hukum”. Penggunaan
istilah “penelitian doctrinal” dianggap tidak tepat karena menunjukkan cara pandang dari luar hukum.

Mike McConville & Wing Hong Chui (2007) :


Pada tahun-tahun belakangan, beberapa komentator mengkritik analisis doctrinal murni (pure doctrinal analysis) berkaitan dengan
pendekatan-pendekatan pengertian hukum dan bekerjanya system hukum yang “secara intelektual rigid”, “tidak fleksibel” (inflexible),
“melihat kedalam” (inward-looking). Kemudian melahirkan pendekataan nondoctrinal (non-doctrinal approaches) yang
merepresentasikan pendekatan baru studi hukum dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas dengan menggunakan metode lain yang
diambil dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ajaran sosio legal menegaskan bahwa pembatasan penelitian doctrinal terlalu
sempit dalam lingkup dan penerapan pengertian hukum dengan menunjuk pada peraturan perundang-undangan dan hukum kasus (case
law).
Penelitian Doktrinal/Penelitian Hukum
- Focus utama perhatiannya pada hukum itu sendiri sebagai “seperangkat norma, aturan, atau prinsip-prinsip internal yang secara terus
menerus dapat diakses melalui peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan dan sedikit atau tanpa referensi “dunia luar
hukum” (the world outside the law)
- Menderivasi norma, aturan, atau prinsip-prinsip & nilai-nilai dari kasus-kasus yang telah diputus serta pengumpulan Kembali kasus-
kasus tersebut kedalam kerangka koheren dalam pencarian perintah (order), kohesi teoretis & rasional yang telah mengandung bahan
bagi ajaran hukum tradisional
Penelitian Nondoktrinal/Socio-legal
- Titik awalnya bukan hukum (not law), namun problem dalam masyarakat yang digeneralisasi atau dapat digeneralisasi. Hukum itu
sendiri dilihat sebagai ihwal yang problematis, baik dalam pengertian sebagai contributor atau penyebab dari problem sosial itu
maupun Ketika hukum dapat memberi solusi atau bagian dari solusi; solusi non-hukum lainnya, tidak dihindari, bahkan diutamakan.
Berdasarkan perbedaan cara pandang di atas, maka kemudian dibedakan antara:
- Penelitian hukum (legal research) atau doctrinal (doctrinal research);
- Penelitian sosio-legal (sociolegal research) atau pendekatan nondoctrinal (non-doctrinal approach)
Mike McConville & Wing Hong Chui menyebut “International and Comparative Legal Research” sebagai tipe tersendiri. Tipe penelitian
ini melampau kategori-kategori tradisional mengenai hukum (traditional categories of law), mengintegrasikan hukum internasional privat
dan public dengan hukum domestic (domestic law), Hukum Eropa dan metode perbandingan. Penelitian ini ditujukan untuk memfasilitasi
pemahaman kita terhadap bekerjanya hukum internasional dan system hukum serta dampaknya bagi formulasi kebijakan public dalam
era saling ketergantungan global.

Kerapkali sosio-legal didikotomikan dengan pertanyaan, apakah termasuk suatu penelitian hukum ataukah penelitian sosial. Atau, kadang
disebut pula, penelitian yuridis normatif ataukah yuridis empiris? Pertanyaan demikian muncul akibat begitu kuat dan bertahannya
pertikaian metodologis dalam penelitian hukum, terutama tersaksikan dalam studi-studi yang telah dan sedang dikembangkan fakultas-
fakultas hukum selama ini.
Pertama yang perlu dan mendasar dalam memahami hukum adalah membebaskannya untuk tidak mengikuti ‘rutinitas’ pengkotak-
kotakan semacam itu, karena bukan tak mungkin, ‘tamasya’ keilmuan itu mendapati tempat, atau bukan sekadar tempat, yang justru
memberikan gairah sekaligus kegelisahan bagi para ilmuwan di perguruan tinggi. Bukankah keberhasilan seorang ilmuwan adalah
kemauan dan kemampuannya ‘merawat kegelisahan’ atas situasi yang terjadi di depan mata kepalanya sendiri? Tanpa kegelisahan, bisa
dipastikan ia akan kehilangan semangat untuk ‘search’ dan ‘research’ yang menjadi kunci seseorang menggali ilmu dan kebenaran.
Kedua, berkait dengan pemaknaan ‘hukum’ dalam penelitian hukum itu sendiri tidaklah seragam atau tak tunggal. Hukum, faktanya,
didekati dengan cara yang berbeda-beda antara ahli satu dengan ahli lainnya, berbasis konteks, masalah, dan relasi sosial-politik tertentu.
Pendekatan itu berangkat secara berbeda-beda dari pemikiran falsafati, nalar hukum, metode hingga kebutuhan-kebutuhan praktis
lainnya. Misalnya, klaim penelitian hukum merupakan penelitian dengan karakter doktrinal, sangat mungkin lebih dipengaruhi oleh
(salah satunya) nalar hukum positivisme. Begitu juga mengungkap bahwa penelitian hukum merupakan penelitian dengan karakter sosial,
juga mungkin dipengaruhi oleh (salah satunya) nalar hukum realisme. Itu sebab, perspektif akan hukum mencerminkan karakter
nalarnya, sekaligus berimplikasi terhadap metodologisnya. 3

3) Bahan hukum primer dan sekunder dalam penelitian hukum (legal research) atau penelitian doktrinal (doctrinal research) sangat
penting karena menjadi objek penelitian sekaligus sumber untuk menemukan jawaban atas permasalahan.
a. Sebutkan bentuk/jenis bahan hukum primer dan sekunder!
Jawab :
1. Bahan Hukum Primer

3
Sidharta, 2013, Hukum Penalaran dan Penalaran Hukum, Buku 1: Akar Filosofis, Yogyakarta: Genta Publishing.
Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang bersifat otoritas, yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan
resmi, atau risalah dalam peraturan perundang-undangan. 4 Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum primer adalah bahan
hukum yang bersifat autoritatif yang artinya mempunyai otoritas. 5 Dalam hal ini bahan hukum primer terdiri peraturan perundang-
undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. 6
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum
sekunder juga dapat diartikan sebagai publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Adapun macam
dari bahan hukum sekunder adalah berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentar-komentar atas
putusan pengadilan. 7
b. Bagaimana teknik menganalisis bahan-bahan hukum tersebut?
Jawab :
Teknik menganalisis bahan-bahan hukum tersebut adalah dengan Teknik analisis deskriptif kualitatif. Penggunaan metode deskriptif
sehingga dalam melaksanakan pengolahaan terhadap data primer maupun data skunder kemudian menjelaskan data-data hasil penelitian
yang melaksanaan hal yang merujuk kepada aturan-aturan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan
permasalahan yang dimuat kedalam bentuk deskriptif. Metode analisis Kualitatif yang artinya suatu tata cara yang menggunakan logika
deduktif untuk menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum menjadi khusus atau individual. 8Kualitatif adalah
pengolahaan data yang telah didapatkan dengan memprioritaskan data yang mempunyai nilai kualitas lebih baik dan mampu
dipertanggung jawabkan. Hal ini memperhatikan berapa data hasil yang diteltiti oleh peneliti gunakan, tetapi hal tersebut melihat pada

4
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Cet. 6, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 3.
5
Bambang Sunggono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Cet 5, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 67.
6
Ibid.
7
Ibid.
8
Jhonny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia Publishing, hal. 393.
kualitas dan keabsahaan data yang peneliti dapatkan. Adapun dalam pelaksanaannya, dalam membuatkan data kualitasi dalam bentuk
deskripitif selanjutnya akan diberikan data penyajian secara deduktif yang berarti menggambarkan fenomena yang umum hingga
akhirnya akan mengecil menjadi suatu hal yang khusus.
c. Bagaimana apabila bahan hukum primer tidak menyediakan jawaban untuk permasalahan itu?
Jawab :
Apabila bahan hukum primer tidak menyediakan jawaban untuk permasalahan itu, maka dapat menggunakan bahan hukum sekunder.
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum
sekunder juga dapat diartikan sebagai publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Adapun macam dari
bahan hukum sekunder adalah berupa buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentar-komentar atas putusan
pengadilan. 9
Dalam hal ini dibutuhkan bahan hukum sekunder agar mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang bahan hukum primer tidak dapat
menjawabnya, sehingga dapat ditemukan jawaban dari bahan hukum sekunder. Bahan hukum yang digunakan memerlukan kredibilitas
dan reliabilitas yang dapat diperhitungkan dan memiliki tingkat konsistensi yang tinggi. Oleh karena itu, pemilihan (klasifikasi) bahan
hukum diperlukan untuk mengetahui adanya keterkaitan dengan topik penelitian, yang dilakukan melalui proses seleksi atau
pemilahan/pengklasifikasian bahan hukum sesuai dengan kebutuhan sebagai respon terhadap belajar masalah yang dipelajari. 10

9
Bambang Sunggono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Cet 5, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal. 67.
10
Muhaimin, 2020, Metode Penelitian Hukum, Mataram: Mataram University Press, hal. 67.

Anda mungkin juga menyukai