PENEMUAN HUKUM
November 6, 2020
PENEMUAN HUKUM DALAM SISTEM
CIVIL LAW
. Pada sistem hukum Indonesia yang bersifat Civil Law (Eropa Continental), para ahli
hukum mengenal pemberlakuan hukum yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (positivism/positivelijkheid) sehingga penemuan hukum diperlukan, sehingga apabila
dikaitkan dengan keadaan nyatanya (fattelijkheid) yaitu keadaan mengenai tidak ada atau
belum ada dasar hukum yang berlaku mengaturnya.
Pengunaan aturan hukum tertulis di dalam civil law, terkadang memiliki kendala-kendala
tertentu. Salah satu kendala utama ialah, relevansi suatu aturan yang dibuat dengan
perkembangan masyarakat. Hal ini dikarenakan akitivitas masyarakat selalu dinamis, oleh
karenanya segala aturan hukum yang dibentuk pada suatu masa tertentu belum tentu relevan
dengan masa sekarang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, aturan hukum selalu berada satu
langkah dibelakang realitas masyarakat. Relevansi aturan hukum dengan persoalan masyarakat
merupakan hal yang esensial demi terciptanya keadilan dan ketertiban di masyarakat.
Jenis penemuan hukum
• Aliran Legisme, bahwa semua hukum terdapat dalam undang-undang. Maksudnya di
luar undang-undang tidak ada hukum. Dengan demikian, hakim dalam melaksanakan
tugasnya hanya melakukan pelaksanaan undang-undang belaka (wetstiopasing)
PERLUNYA RECHTSVINDING
DAFTAR BACAAN/PUSTAKA
Adi Cokro Bawono dan Diana Kusumasari “Kapan dan Bagaimana Hakim Melakukan Penemuan Hukum”, Hukumonline, 16 February 2012
Jenis metode interpretasi
1. Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara penafsiran Undang-undang menurut
arti kata- kata (istilah) yang terdapat pada Undang-undang. Hukum wajib menilai arti kata yang lazim
dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum.
2. Metode Interprestasi secara historis yaitu menafsirkan Undang-undang dengan cara melihat sejarah
terjadinya suatu Undang-undang. Penafsran historis ini ada 2 yaitu : [a] Penafsiran menurut sejarah
hukum (Rechts historische interpretatie) adalah suatu cara penafsiran dengan jalan menyelidiki dan
mempelajari sejarah perkembangan segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum seluruhnya. Contoh
: KUHPerdata BW) yang dikodifikasikan pada tahun 1848 di Hindia Belanda. Menurut sejarahnya
mengikuti code civil Perancis dan di Belanda (Nederland) di kodifikasikan pada tahuan 1838. [b]
Penafsiran menurut sejarah penetapan suatu undang-undang Wethistoirsche interpretatie) yaitu
penafsiran Undang-undang dengan menyelidiki perkembangan suatu undang-undang sejak dibuat,
perdebatan-perdebatan yang terjadi dilegislatif, maksud ditetapkannya atau penjelasan dari pembentuk
Undang-undang pada waktu pembentukannya.
3. Metode interpretasi secara sistematis yaitu penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu dengan
pasal yang lain dalam suatu per Undang-undangan yang bersangkutan, atau dengan Undang-undang lain,
serta membaca penjelasan Undang-undang tersebut sehingga kita memahami maksudnya
Jenis metode penafsiran
4. Metode Interpretasi secara Teleologis Sosiologis yaitu makna Undang-undang itu
ditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan artinya peraturan perUndang-
undangan disesuaikan dengan hubungan dan situasi sosial yang baru. Ketentuan
Undang-undang yang sudah tidak sesuai lagi disesuaikan dengan keadaan sekarang
untuk memecahkan/menyelesaikan sengketa dalam kehidupan masyarakat. Peraturan
yang lama dibuat aktual.
5. Metode Intepretasi secara Authentik (Resmi) yaitu penafsiran yang resmi yang
diberikan oleh pembuat Undang-undang tentang arti kata-kata yang digunakan dalam
Undang-undang tersebut.
6. Metode interpretasi secara ekstentif yaitu penafsiran dengan cara memperluas arti
kata-kata yang terdapat dalam Undang-undang sehingga suatu peristiwa dapat
dimasukkan kedalamnya
7. Metode Interpretasi Restriktif yaitu penafsiran yang membatasi/mempersempit
maksud suatu pasal dalam Undang-undang
Jenis Metode Penafsiran
Berdasarkan usaha melakukan penemuan hukum, hakim menggunakan metode penafsiran terhadap
Undang-undang seperti penafsiran menurut bahasa, penafsiran secara historis, penafsiran secara
sistematis, penafsiran secara teleologis/sosiologis, penafsiran secara authentik, penafsiran secara
ektensif, penafsiran secara restriktif, penafsiran secara analogi, penafsiran secara argumentum a
contrario.
Penemuan Hukum oleh Hakim, artikel dimuat dalam www.ditjenpp.kumham.go.id pada Media
Publikasi Peraturan Perundang-undangan dan Informasi Hukum, hal 1 s/d 6.
Questions?
1. Berdasarkan materi metode penafsiran hukum dalam kajian Penemuan Hukum yang merupakan salah satu materi Pengantar Ilmu Hukum, carilah minimal 2
Putusan Pengadilan di Indonesia yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht) yang berkaitan dengan metode penafsiran hukum.Jelaskan termasuk jenis
metode penafsiran hukum yang mana dan sebutkan alasan Saudara mengatakan demikian
2. Carilah 1 kasus pidana yang terbaru dan kasus tersebut belum ada dasar hukumnya menurut Saudara. Jelaskan pendapat Saudara, apabila ternyata dalam suatu
kasus pidana terbaru tersebut belum ada aturan hukum yang mengaturnya, metode penafsiran apa yang seharusnya dipilih oleh hakim dan jelaskan mengapa
anda menganalisis demikian
3. Berdasarkan KUHPerdata, carilah minimal 2 Pasal yang berkaitan dengan metode penafsiran Bahasa ( Pasal tersebut di luar Pasal-pasal yang telah dibahas
dalam modul ini), dan jelaskan mengapa anda mengatakan demikian
4. Jelaskan menurut Saudara, dalam kasus Tindak Pidana Korupsi yang terjadi di Indonesia apakah dapat dilakukan metode ekstensif dan restriktif ? Jelaskan
pendapat Saudara dan hubungkan dengan kasus Tindak Pidana Korupsi yang ada di Indonesia
5. Jelaskan bagaimana metode penafsiran hukum analogi konstruksi hukumnya dapat digunakan dalam kasus-kasus pidana maupun kasus-kasus perdata yang ada
di Indonesia. Jelaskan masing-masing dengan mengaitkan 1 kasus pidana dan 1 kasus perdata yang anda temukan.
6. Menurut Saudara, dalam kasus penafsiran hukum secara teleologis/sosiologis apakah selalu harus dikaitkan dengan apa yang terjadi dalam masyarakat
(kenyataan sosial yang ada di masyarakat) ? Jelaskan dan berikan contoh alasan Saudara
7. Apa yang dimaksud dengan metode penafsiran Argumentum a contrario? Jelaskan pendapat Saudara dan kaitkan dengan Putusan Hakim dalam Pengadilan yang
anda temukan berkaitan dengan hal ini
8. Dapatkah suatu kasus pidana digunakan metode penafsiran analogi ? Jelaskan dan berikan contoh alasan Saudara.
9. Jelaskan hubungan antara metode penafsiran hukum dalam kajian penemuan hukum dikaitkan dengan Pasal 24 UUD 1945 mengenai kewenangan dan
kekuasaan kehakiman menurut Saudara
10. Jelaskan menurut Saudara, dapatkah hakim mengambil putusan terhadap suatu perkara yang diajukan kepadanya (mengingat hakim tidak boleh menolak perkara
yang diajukan kepadanya), walaupun perkara tersebut belum ada dasar hukum yang mengaturnya. Apakah gunanya metode penafsiran hukum (interpretative
methods) dalam kajian penemuan hukum berkaitan dengan hakim mengambil putusan walaupun belum ada aturan hukum yang berlaku mengenai kasus perkara
yang diajukan kepadanya ?
Handouts
• Translate handouts for parents for whom English is a second
language.