Ilmu hukum adalah ilmu yang membahas tentang hukum (yang cakupannya
luas).Oleh karena itu, karena yang ingin dipelajari dalam hukum itu luas, kita
membutuhkan bantuan dari disiplin ilmu yang lain agar hasilnya baik.
2. Di dalam mempelajari ilmu hukum kita mengelan ada tiga konsep dasar
(perspektif).Jelaskan secara lengka[ tiga konsep dasar tersebut.
1. Hukum dapat dilihat atau didefinisikan sebagai perwujudan atau kongretisasi
dari nilai – nilai yang ada di dalam masyarakat,
Nilai – nilai atau ide yang bersifat abstrak ini ingin diwujudkan ke
dalam kehidupan sehari – hari.
Pokok Permasalah adalah bagiamana nilai – niai (values) yang ada di
dalam masyarakat dapat diwujudkan atau ditransformasikan ke dalam
hukum positif atau perundang – undangan.
Metode yang digunakan adalah idealis atau filosofis
3. Jelaskan mengenai tiga jenis tatanan (norma) yang mendukung terciptanya ketertiban
dalam masyarakat.
1. Norma Kesusilaaan
Norma morla individuan, berbasis keyakinan atau kesadaran, norma
susial dikehendaki untuk diterapkan ke dalam masyarakat supaya ada
ketertiban.Berpenggang pada nilai – nilai dasar atau ajaran – ajaran
keagamaan.Sanksi berupa penyesalan diri.
2. Norma Kebiasaan
Perbuaatan yang dilakukan secara berulang – ulang dalam bentuk yang
sama.Sanksi sosial yang didapat bila dilanggar (contohnya) dapat
berupa teguran, dicemooh, dan dikucilkan.
3. Noma Hukum
Norma hukum atau disebut karena norma hukum masyarakat sebagai
norma ideal artinya norma yang masih ingin diwujudkan atau das
sollen.Berisi perintah dan larangan.Dibuat oleh pemerintah yang
berdaulat.Sanksi berupa asnksi hukuman, penjara, dll.
4. Uraikan secara lengkap mengenai teori hukum murni dari Hans Kelsen.Jelaskan di mana
posisi GRUND NORM dan fungsinya di dalam sistem hukum!
Ilmu hukum itu harus memenuhi syarat sebagai ilmu hukum, hal tersebut karena
mem[elajari fenomena hukum yang bersifat universal.Kajian hukum itu sangat
luas karean itu para ahli menentukan balasan – balasan, dari situ han Kelsen
membuat satu teori yang menyelesaikan masalah itu.Ilmu hukum harus
mempenyai onjek studi yang konkret, harus bersih, harus dimurnikan dari anfsir –
anafsir non yuridis, seperti filsafar, politik, ekonomi, dan lain – lain, sehingga
hukum yang berupa objek studi itu terjaga.Hanya pertaturan perundang –
undangan yang bisa dianalisa secara rasional.
Selanjutnya perundang – undangan yang menjadi objek studi ilmu hukum yang
sudah dibersihakn kemudian disusun seperti berbentuk piramida terbali,
perundang – undangan itu disusun mulai dari norma – norma hukum yang bersifat
pokok sampai dengan norma hukum yang bersisi aturan – aturan yang konkret,
maka munculah teori yang selanjutnya disebut dengan logic stuvenbau theory.
1. Penafsiran Harafiah
Berpedoman atau berpegang kepada bunyi rumusan dalam undang –
undang dan tidak keluar dari litera legi
2. Interpretasi Fungsional
Interpretasi yang tidak semata – mata berpegang pada bunyi undang –
undang, tetapi mencari makna dari rumusan UU itu dengan cara
mencari dari sumber – sumber lain untuk mendaptakan kebenaran.
3. Interpretasi Historical
Interpretasi berdasarkan sejarah yang mempelajari latar belakang
sejarang ketika norma hukum itu lahir.
4. Argumentum a contrario
Interpretasi atau penafsiran yang memberikan perlawanan pengertian
antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang dalam
undang - undang.Di dasarkan pada argumentasi yang berlawanan.—
COBA KOREKSI LAGI!
b. Peraturan Hukum
Lambang – lambang yang dipakai untuk menyampaikan norma –
norma hukum.Lambang – lambing tersebut dapat berupa Gerakan
seperti gerakan polisi ketika mengatur lalu lintas dan juga bisa berupa
tulisan seperti yang tertulis di dalam UU.
c. Persitiwa Hukum
Sesuatu yang bisa menggerakan peraturan hukum sehingga ia secara
efektif menunjukan potensinya untuk mengatur apabila di dalam
masyarakat timbul suatu peristiwa, sedang peristiwa tersebut seusai
dengan yang diluksikan dalam peraturan hukum, maka peraturan
hukum itupun dikenakan kepada peristiwa tersebut.
d. Dasar Hukum
Dasar hukum adalah dasar yang menunjukan kepada peristiwa nyata
yang sebenarnya terjadi, yang menjadi pengenaan peraturan undang –
undang dan pengenaan akibat – akibat hukum.
e. Dasar Peraturan
Dasar – dasar yang merujuk kepada peraturan tertentu sebagai acuan
f. Akibat Hukum
Kelanjutan – kelanjutan yang mengikuti timbulnya peristiwa hukum
sebagaimana yang diatur oleh peristiwa hukum.
g. Hak
Alokasi kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada seseoarang
untuk bertindak atau dalam rangka memenuhi kepentingan yang
memaksa terukur ke dalamannya.
h. Penguasaan
Hak yang diberikan kepada seseorang untuk memenuhi jalan hukum
mewujudkan guna mengubah hak, kewajiban pertanggunjawaban yang
berhubungan dengan hukum baru dari diri sendiri maupun orang lain
i. Pemilikan
Terdiri dari suatu kompleks hak – hak yang kesemuanya dapat
digolongkan ke dalam ius inrem karena ia berlaku terhadap semua
orang, berbeda dengan ius personom yang hanya berlaku terhadap
orang – orang tertentu.Pemiliki mempunyai hak untuk memiliki
barangnya, hak untuk menghabiskan, merusak, atau mengalihkan
barangnya, dll.
j. Kategori Hukum
Abstraksi tertinggi, terdari dari subjek hukum, hubungan hukum, objek
hukum, dll.
k. Standar Hukum
Istilah – istilah hukum yang mempunyai kadar kepastian yang relatif
longgar.
l. Asas Hukum
Jiwanya peraturan hukum yang merupakan dasar lahirnya pertaruan
hukum.
m. Stereotipe
Rumusan dan hipotesis hukum
n. Ratio dicendendi
Fakta – fakta di persidangan yang memenugi unsur – unsur tindak
pidana.
Fakta – fakta yang terungkap di persidangan yang memenuhi rumusan
undang – undang yang menentukan putusan hakim.
Dasar atau alasan bahwa mengapa hakim menjatuhkan putusan.
o. Subjek hukum
Sesuatu yang menurut hukum dapat memiliki hak dan kewajiban yang
dapat berupa orang dan hukum.