11000121130344
E/2021
RP Bab 5 Beberapa Konsep Hukum
(Minggu Ke-6,7, & 9) (Pertemuan Ke-11&12, 13&14, 15) (27&28/09 & 04,05&18/10/21)
PPT Dosen Bab 5 Beberapa Konsep Hukum
- Konsep Hukum
1. Untuk mempelajari tentang Ilmu Hukum, terlebih dahulu harus mengetahui tentang berbagai definisi tentang
Ilmu Hukum itu sendiri.
2. Definisi ini berkaitan dengan bagaimana seseorang mengonsepkan hukum.
3. Ada banyak definisi tentang hukum, berarti banyaknya hakikat hukum (karena banyaknya aliran filsafat hukum),
dan juga ada banyak konsep tentang hukum.
- Beberapa Pengertian
1. Mochtar Kusumaatmadja: Pengertian hukum yang memadai, tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu
perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tetapi harus pula mecakup
lembaga (institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
2. John Austin, Hans Kelsen, dan Hart: Mendefinisikan hukum sebagai perintah pihak yang berdaulat.
3. Sudikno Mertokusumo: Mendefinisikan hukum sebagai keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-
kaidah dalam suatu kehidupan bersama, keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan
bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannnya dengan sanksi.
2. Teori Hukum
A. Konsep: Algemene Begrippen
B. Eksplanasi: Analitis
C. Sifat: Normatif Empiris
3. Dogmatik Hukum
A. Konsep: Technischjuridisch Begrippen
B. Eksplanasi: Teknis Yuridis
C. Sifat: Normatif
Rangkuman Buku Satjipto
- Hak dan Kewajiban
Kehadiran hukum dalam masyarakat adalah untuk mengintegrasikan dan mengontrol kepentingan
masyarakat yang dapat bertentangan satu sama lain. Oleh karena itu, hukum diintegrasikan agar gesekan-gesekan
tersebut dapat diminimalisasi.
- Hak
Hak adalah pemberian kekuasaan kepada individu yang dilakukan secara terukur dan sistematis namun
dibatasi keluasannya.
2. Salmond
A. Hak dalam arti sempit.
B. Hak kemerdekaan.
C. Hak kekuasaan.
D. Hak imunitas.
- Penguasaan
Hubungan antara seseorang dengan barang yang ada dan mengandung kekuasaan. Suatu barang tidak
memerlukan legitimasi lain kecuali karena hanya dengan barang yang ada di genggaman maka dapat dikatakan
dengan sebuah penguasaan.
- Unsur-Unsur
1. Corpus Possession: Merupakan kepemilikan yang mutlak antara sebuah barang dengan pemiliknya.
2. Animus Possidendi: Merupakan sebuah niat untuk memiliki. Sebagai contoh ketika anda melihat koper maka
anda berniat untuk memiliki isinya, meskipun tidak tau apa yang ada di dalamnya.
2. Penguasaan
Penguasaan lebih bersifat faktual, maka pemilikan terdiri dari suatu kompleks hak-hak, yang kesemuanya
dapat digolongkan ke dalam ius in rem, karena ia berlaku terhadap semua orang, berbeda dengan ius personam
yang hanya berlaku terhadap orang-orang tertentu.
- Tentang Orang
Dalam hukum, konsep orang ialah sentral. Orang menjadi pusat dari beberapa konsep yang ada di
sekelilingnya, semisal hak, kewajiban, pemilikan, penguasaan, subjek hukum, dan lainnya.
Tanpa adanya orang, semua konsep-konsep tersebut tidak akan ada. Sebaliknya, karena adanya keberadaan
dan eksistensi dari orang terciptalah berbagai konsep tersebut.
Keseluruhan bangunan hukum disusun atas hak-hak dan kewajiban. Dalam hukum terdapat 2 stereotip
tingkah laku yakni menuntut behubungan dengan hak dan berhutang berhubungan dengan kewajiban.
Hak merupakan potensi yang pada suatu saat bisa dimintakan perwujudannya oleh pemegang hak. Oleh
karena itu penyandang hak tentunya hanyalah mereka yang mampu menentukan pilihan antara mewujudkan atau
tidak mewujudkan hak dan kemampuan ini hanya ada pada manusia (Fitzgerald, 1996:298).
Dalam sisi lain ada kalanya hukum yang menentukan siapa saja manusia yang dapat kedudukan sebagai
pemegang hak dan kewajiban. Hukum memberikan pengecualian kepada manusia atau segolongan manusia
tertentu sebagai makhluk hukum. Ketika itu terjadi, tertutup sudah kesempatan bagi orang-orang itu untuk menjadi
pembawa hak dan kewajiban.
- Kepentingan Umum
Kepentingan Umum dikenal dengan “publieke orde” (ketertiban umum), ”goede zeden” (kebiasaan baik),
dan ”algemeen belang” (kepentingan umum S 1906 No.348)
Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Kepentingan Umum:
1. Pasal 49 UU No. 9 Tahun 2004 tentang peradilan Tata Usaha Negara: Kepentingan umum adalah kepentingan
bangsa dan negara dan atau kepentingan masyarakat bersama dan atau kepentingan pembangunan.
2. UU No. 16 Tahun 2004: Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara dan atau kepentingan
masyarakat luas.
3. UU No. 2 Tahun 2012 Pasal 1 ayat 6: Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara dan masyarakat.
Harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Dari berbagai peraturan perundang-undangan tersebut kepentingan umum memiliki beberapa kriteria yaitu
bersifat sosial, bertujuan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum dan tidak bertujuan mencari
keuntungan atau laba. Kepentingan umum menyangkut kepentingan bangsa, negara, pelayanan umum dalam
masyarakat luas rakyat banyak dan atau pembangunan.
Kriteria kepentingan umum bukan saja tidak bertujuan mencari laba tetapi yang bertujuan mencari laba juga
bisa menjadi kriteria kepentingan umum. Contohnya pengusaha pemilik angkutan umum di daerah terpencil yang
belum ada angkutan umum.
Perbuatan hukum bersifat aktif maupun pasif. Jika perbuatan pasif mengandung pernyataan kehendak untuk
menimbulkan akibat hukum maka disebut perbuatan hukum.
Perbuatan hukum sepihak yaitu hanya memerlukan kehendak dan pernyataan kehendak untuk menimbulkan
akibat hukum dari satu subjek hukum saja. Contohnya hibah dan wasiat.
Perbuatan hukum ganda yaitu memerlukan kehendak dan pernyataan kehendak dari sekurang-kurangnya
dua subjek hukum yang ditujukan kepada akibat hukum yang sama. Contohnya pendirian perseroan terbatas.
2. Hak Relatif
Merupakan hubungan subjek hukum dengan subjek hukum tertentu dengan perantara benda. Yang
menimbulkan kewajiban pada subjek hukum lain tersebut.
Isi hak relatif ialah wewenang untuk menuntut hak yang dimiliki seseorang terhadap orang orang tertentu.
Jadi, hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, kreditur tertentu, dan debitur tertentu. Dalam hak relatif tidak ada
pihak ketiga yang terlibat. Hak ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak terlibat dalam perikatan tertentu, jadi
hanya berlaku bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
- Hak Cipta
1. Pada tanggal 9 September 1886 ditandatangani suatu konvensi tentang Hak Cipta di Bern. Kemudian konvensi
bern tersebut disempurnakan berturut-turut di Paris pada tahun 1896, di Berlin pada tahun 1908, di Bern pada
tahum 1914, di Roma pada tahun 1928, di Brusel pada tahun 1948, di Stockholm pada tahun 1967 dan di Paris
pada tahun 1971.
2. Keanekaragaman etnik atau suku bangsa dan budaya indonesia serta kekayaan di bidang seni dan sastranya
memerlukan perlindungan hak cipta terhadap kekayaan intelektual yang lahir dari keanekaragaman tersebut.
Disamping itu, Indonesia telah menjadi anggota berbagai konvensi atau perjanjian internasional di bidang hak atas
kekayaan intelektual pada umumnya dan hak cipta pada khususnya yang memerlukan pengejawantahan lebih lanjut
dalam sistem hukum nasionalnya.
3. Hak Cipta terdiri dari hak ekonomi dan hak moral. Adapun yang dimaksud hak ekonomi yaitu hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk terkait. Sedangkan hak moral adalah hak yang melekat
pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun telah
dialihkan.
4. Perlindungan Hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan, karena karya cipta harus memiliki bentuk dan
khas, bersifat pribadi, dan menunjukan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas,
atau keahlian sehongga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, dan didengar.
5. Hak Cipta merupakan benda bergerak yang dapat dialihkan beralih secara tertulis, baik seluruhnya atau sebagian.
Hak cipta atas ciptaan yang penciptanya tidak diketahui dipegang oleh negara.
6. Ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, yang meliputi semua
hasil karya tulis seperti buku, program komputer, pamflet, perwajahan, ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan sejenis,
alat peraga untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama
atau drama musikal, tari kereografi, pewayangan dan pantomim, seni rupa dalam segala bentuknya, srsitektur, seni
batik, peta, fotografi, sinematografi, dan lain-lain.
7. Atas kebijakan lembaga-lembaga negara, peraturan perundangundangan, pidato kenegaraan atau pidato
pemerintah, putusan hakim dan arbitase tidak ada hak ciptanya. Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta
adalah pengumuman dan atau perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan, pengumuman perbanyakan
segala sesuatu yang diumumkan atau diperbanyak segala sesuatu yang diumumkan yang diumumkan atau
diperbanyak oleh atas nama pemerintah serta pengambilan berita aktual dari kantor berita, Lembaga Penyiaran dan
surat kabar atau sejenis, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.
8. Pada dasarnya Masa berlaku hak cipta adalah selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 70 tahun
setelah pencipta meninggal dunia atau untuk ciptaan tertentu selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
9. Gugatan atas pelanggaran hak cipta diajukan kepada pengadilan niaga dan putusannya hanya dapat dimintakan
kasasi. Akan tetapi, para pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitase atau alternatif penyelesaian
sengketa.
10. Pengadilan dapat mengeluarkan surat penetapan sementara atas permintaan pihak yang merasa dirugikan untuk
mencegah berlanjutnya pelanggaran hak cipta atau untuk menyimpan bukti yang berhubungan dengan pelanggaran
hak cipta. Disamping itu bahwa barang siapa yang melanggar beberapa pasal dari UU No. 28 Tahun 2014 ini
dijatuhi pidana atau denda (Pasal 112 UU No. 28 Tahun 2014).
- Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan atau bisnis yang
mempunyai nilai ekonomi, karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaan oleh pemilik hak.
Pemilik rahasia dagang memiliki hak untuk:
1. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimiliki
2. Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau mengungkapkan
rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Hak rahasia dagang dapat beralih atau dialihkan dengan cara pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, tertulis,
atau sebab-sebab lain yang diberikan oleh undang-undang.
Pemegang hak rahasia dagang dapat mengajukan gugatan ganti rugi dan atau penghentian semua perbuatan
ke Pengadilan Negeri terhadap siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan sendiri atau
memberikan lisensi kepada orang lain.
- Desain Industri
1. Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan daya saing sektor industri dan meningkatkan daya saing
dilakukan dengan memanfaatkan peranan desain industri.
2. Alasan diperlukannya pengaturan tentang desain industri untuk menjamin hak pendesain adalah Indonesia yang
telah meratifikasi Perjanjian WTO dengan UU no. 7 tahun 1994, konvensi paris dengan keputusan presiden No. 15
Tahun 1997 dan keikut sertaan Indonesia dalam London Act.
3. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri diatur dibuat pada 20 Desember 2002. Desain Industri ialah suatu
kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis dan warna atau gabungan, daripadanya yang berbentuk
tiga atau dua dimensi yang memiliki kesan estetis serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk (pasal 1
butir 1).
4. Hak desain Industri sendiri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pendesain atas hasil
kreasinya dalam waktu tertentu (pasal 1 butir 5).
6. Pada tanggal 10 Desember 1948, diumumkannya Universal Declaration of Human Rights (UDHR) oleh PBB
dan ditetapkan sebagai suatu norma dalam tingkat internasional dalam menjamin hak-hak kebebasan 2 Treaty
UDHR, yaitu ICCPR yang memusatkan pada kebebasan berbicara, beragama, dan voting. Sedangkan ICESCR
yang memusatkannya pada kebebasan pangan, pendidikan, kesehatan dan papan.
2. Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan.
3. Pasal 28A (amandemen kedua UUD): Setiap orang yang berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
4. Pasal 28B (amandemen kedua UUD):
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan keturunan.
(2) Hak anak untuk mendapat kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang.
- Subjek Hukum
1. Hukum adalah kaidah-kaidah yang berisi perintah, larangan dan perkenaan yang ditujukan kepada anggota-
anggota masyarakat untuk mengatur hubungan tiap anggotanya sebagai subjek hukum. Subjek hukum adalah
segala sesuatu yang mendapat hak dan kewajiban oleh hukum yang mana dalam hal ini dapat diperoleh oleh
manusia sebagai subjek hukum atau sebagai orang.
2. Selama manusia hidup, dalam hukum Indonesia menetapkan bahwa manusia adalah subjek hukum yang mana
memiliki hak dan kewajiban, dan hanya akan beralih jika orang itu meninggal kepada ahli warisnya. Setiap
manusia di Indonesia, merujuk dari Pasal 3 BW (Pasal 15 UUDS) bahwa “tidak suatu hukuman pun
mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan hak kewargaaan”.
3. Selama perkembangan sejarah dunia, dikenal adanya Manusia yang tidak mempunyai hak dan kewajiban dan
bukan merupakan subjek hukum yaitu budak belian. Dalam kasus ini bahkan dikenal juga kematian perdata (mort
civile) sebagai hukuman.