Anda di halaman 1dari 3

 Indonesia berperan aktif dalam mengimplementasikan Konvensi UNESCO 2005.

Negara
Indonesia jadi salah satu negara Pihak sejak meratifikasi(mengesahkan) konvensi ini pada tahun
2012 lalu.

Selain itu, Indonesia juga jadi anggota Komite Antar Pemerintan Konvensi ini buat periode 2015-2019.

 Konvensi UNESCO 2005 yaitu instrumen standar pengaturan internasional yang menyediakan
kerangka kerja bagi tata kelola budaya.

Kerangka kerja tersebut didasarkan pada prinsip kesadaran berekspresi, kesetaraan gender,
keterbukaan, dan keseimbangan terhadap budaya yang saling melengkapi buat pembangunan
berkelanjutan.

Sebagai negara yang ikut serta dalam konvensi tersebut, maka Indonesia berkewajiban hukum buat
menyampaikan laporan berkala kepada UNESCO setiap 4 tahun.

Indonesia meratifiasi hasil dari konvensi tersebut pada tahun 2012. Konvensi di bidang kebudayaan ini
gak cuma diratifikasi oleh Indonesia saja, tapi juga oleh 142 negara.

 Konvensi UNESCO 2005 ini mendorong pemerintah buat memperkenalkan kebijakan budaya
dalam konteks global.
 Selain itu, sebagai komitmen buat melindungi dan mempromosikan keanekaragaman ekspresi
budaya.

 Indonesia berperan aktif dalam mengimplementasikan Konvensi UNESCO 2005. Negara


Indonesia jadi salah satu negara Pihak sejak meratifikasi(mengesahkan) konvensi ini pada tahun
2012 lalu.
 Konvensi UNESCO 2005 yaitu instrumen standar pengaturan internasional yang menyediakan
kerangka kerja bagi tata kelola budaya.
 Konvensi UNESCO 2005 ini mendorong pemerintah buat memperkenalkan kebijakan budaya
dalam konteks global.
 Selain itu, sebagai komitmen buat melindungi dan mempromosikan keanekaragaman ekspresi
budaya.
Pencalonan diri Indonesia sebagai anggota Badan Eksekutif UNSECO Periode
2017-2021 yaitu bentuk kontribusi nyata Indonesia buat berkontribusi lebih pada
UNESCO.

Hal ini khususnya melalui partisipasi aktif sebagai anggota salah satu badan
pemerintahan di UNESCO.

Indonesia juga terpilih sebagai anggota Badan Eksekutif UNESCO pada periode
2017-2021.

Pemilihan dilaksanakan di sela-sela sidang umum ke-39 negara anggota


UNESCO di Paris, Prancis, pada Rabu tanggal 8 November 2017.

Indonesia mampu mendapatkan 160 suara dan menempati peringkat 3 pada


Grup Asia Pasifik.

Selain Indonesia, negara lainnya yang juga terpilih yaitu India, Jepang, China,
Filipina, dan Bangaladesh di kelompok Asia Pasifik.

Keberhasilan Indonesia jadi anggota Badan Eksekutif UNESCO gak terlepas dari
capaian dan diplomasi Indonesia di UNESCO.

Indonsia udah duduk sebagai anggota World Heritage Committee (WHC) periode 2015-2019 yang
artinya punya mandat buat pelestarian warisan budaya.

Indonesia juga udah menyumbangkan beberapa Works of Art buat UNESCO.

Selain itu, UNESCO juga mengakui Indonesia sebagai negara besar dalam promosi dan pelestarian
budaya. UNESCO udah mengakui berbagai macam warisan budaya Indonesia.

Warisan budaya tersebut mulai dari wayang, keris, batik, angklung, noken, kawasan Candi Borobudur,
kawasan Candi Prambanan, Tari Saan, dan Tari Bali.
Status Indonesia sebagai Anggota Badan Eksekutif UNESCO bisa memberi ruang strategi buat Indonesia
berkontribusi nyata dalam UNESCO.

Karena, Badan Eksekutif UNESCO kerjasama dengan General Conference UNESCO yaitu badan pembuat
keputusan-keputusan penting di UNESCO.

Dalam standar pengaturan bidang pendidikan, kebudayaan, sains, dan informasi komunikasi.

Badan Eksekutif juga mengatur berbagai hal terkait manajemen UNESCO, khusunya dalam bidang
anggaran dan administrasi.

Anda mungkin juga menyukai